ISLAM DAN MODERNISASI (I)
Oleh: A. Fasial Marzuki
B
|
elief or not,
sesungguhnya Islam itu moderen! Lihat surat ke-23 Al-Mu’minun ayat 12-14 yang
menerangkan pertumbuhan cabang bayi di dalam kandungan ibunya sejak dari maniyyun (sel
sperma dan ovum, nuthfah)
sampai mudhghah
(lengkap dengan jaringan daging, otot, organ-organ dan rangka tubuh serta
tengkorak) disebut juga sebagai fetus atau lump. Isi dari urut-urutan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sesuai
maknanya dengan sains (ilmu pengetahuan) di zaman moderen ini.
EMBRYOLOGY
E
|
mbryology adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari pertumbuhan cabang bayi (embryo)
dalam kandungan. Jauh sebelumnya ilmu embryo (embryology) menyangka rangka tubuh dan otot-otot tumbuh bersamaan
(kemudiannya ternyata tidak). Sejalan dengan perkembangan teknologi mikroskop
(yang sekarang ini canggih, yaitu manusia mampu melihat melalui mikroskop
elektron sesuatu yang sangat kecil misalnya sel sperma 1/3.000.000.000mm), yang
kemudiannya digunakan untuk meneliti perkembangan cabang bayi itu. Hasilnya
ternyata sesuai dengan yang disebutkan dengan rincian dalam ayat-ayat Al-Qur’an
yang terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14. Jadi Al-Qur’an telah mencatatnya fakta itu 1400 tahun
yang lalu. Yaitu dimana ilmu pengetahuan baru mampu mengkonfirmasikannya pada
akhir abad ke-20. Para ilmuan menyatakan bahwa isi ayat-ayat Al-Qur’an yang
bertalian dengan embryology (yang bersifat ilmu pengetahuan ini) pada abad ke-7
itu tidak dikenal sebagai hal yang mengandung sains (science, ilmu pengetahuan).
Mereka memahami bahwa Muhammad yang buta huruf itu tidak mungkin mengetahuinya
kecuali diberi tahu oleh Allah Tuhan Yang Maha Tahu. Dilanjutkan lagi oleh para
ilmuan itu yang menyebutkan: word by word (kata per kata) dari ayat-ayat
12-14 dalam surat Al-Mu’minun itu correct (benar)”. [1]
Dalam hal ini melalui
wahyu-Nya (kemudian dikompilasikan dalam bentuk Kitab Suci Al-Qur’an),
Rasul-Nya Muhammad saw telah
diajarkan kepadanya ilmu pengetahuan moderen.
KOSMOLOGI
D
|
alam ilmu pengetahuan
moderen tentang kosmologi (ilmu ruang angkasa) dalam teori ilmiah maupun
observasi ruang angkasa, secara jelas sekali menyatakan bahwa pada suatu titik
waktu tertentu seluruh jagat raya ini dulunya tidak ada seperti sekarang ini,
kalaupun ada baru merupakan asap (dukhān) yang berbentuk kabut tebal (yang berkomposisikan gas
panas). Allah, Tuhan Maha Pencipta Alam Semesta berfirman yang artinya:
Kemudian Dia
menuju ke langit dan (langit ketika) itu masih merupakan asap, [QS Fushshilat 41:11]
Oleh karena bumi dan
langit (yang berisi entity
matahari, bulan, planet-planet a.l mars, venus, yupiter, pluto, bintang-bintang
dan gugus-gugus bintang) semua itu berasal dari asap yang sama (dimana
merupakan satu hubungan koneksi entity jagat raya). Bintang-bintang di jagat
raya yang kita lihat berkelap kelip di malam hari itu dulunya merupakan satu
kesatuan jagat raya dalam bentuk asap. Allah, Sang Pencipta Alam Semesta itu berfirman yang artinya:
... bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. [QS Al-Anbiya’ 21:30]
Dr. Alfred Kroner
adalah salah seorang yang terkenal di dunia sebagai ahli geologi. Dia adalah
profesor geologi dan ketua dari departemen geologi pada Institut Geosciences,
Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Dia berkata: ”Coba pikir siapa
Muhammad yang hidup pada abad ke-7... Saya pikir tidak mungkin sama sekali dia
tahu tentang hal asal kejadian alam jagat raya ini, karena para ahli baru
menemukan dan mengetahuinya beberapa tahun belakang ini. Pengetahuan seperti
itu adalah rumit dan untuk mengetahuinya diperlukan metoda teknologi yang
sangat maju, dalam soal itu.” Lanjutnya ia berkata: ”Seseorang yang tidak
mengetahui fisika nuklir 1400 tahun lalu yang tidak mungkin dilakukannya, saya
pikir dengan posisi dan waktu ketika itu tidak mungkin keluar dari
pengetahuannya, seperti bahwa bumi dan langit berasal dari yang tadinya satu
dalam bentuk asap (dukhān).”
[2]
Dalam hal ini melalui
wahyu-Nya (kemudian dikompilasikan dalam bentuk Kitab Suci Al-Qur’an),
Rasul-Nya Muhammad saw telah
diajarkan kepadanya ilmu pengetahuan moderen.
MEMBANGUN MASYARAKAT BARU
L
|
angkah pertama yang
dilakukan RasululLah saw mendirikan
mesjid Madinah, lihat Gambar-1. Untuk itu beliau membeli tanah tersebut dari dua anak yatim
yang menjadi pemiliknya. Beliau terjun langsung dalam pembangunan mesjid itu,
memindahkan bata dan bebatuan, seraya bersabda, ”Ya Allah ampunilah orang-orang
Anshar dan Muhajirin”. Beliau juga bersabda, ”Para pekerja ini bukanlah para
pekerja Khaibar. Ini adalah pemilik yang paling baik dan paling suci.” Sabda
beliau semakin memompa semangat para sahabat, sampai salah seorang di antara
mereka berkta, ”Jika Rasulullah bekerja, mengapa kita tidak”.
Dua pinggiran pintunya
dibuat terlebih dahulu dari batu, dindingnya dari batu bata yang disusun dan
disemen dengan lumpur tanah. Atapnya dari daun korma. Tiangnya dari batang
pohon. Lantainya dibuat dengan
menghamparkan pasir dan kerikil-kerikil kecil. Pintunya ada tiga. Panjangnya
kearah kiblat hingga ke ujung ada seratus hasta dan lebarnya juga hampir sama.
Adapun pondasinya kurang lebih tiga hasta.
Beliau juga membangun
beberapa rumah tinggal di sisi mesjid. Dindingnya dari susunan batu bata.
Atapnya dari daun korma yang disangga beberapa batang pohon. Setelah semua
beres, maka beliau pindah dari tempat sementaranya yaitu rumah Abu Ayyub
kerumah yang telah selesai dibangun.
Mesjid itu bukan
sekedar tempat melaksanakan shalat semata, tapi juga merupakan sekolahan bagi
orang-orang Muslim untuk menerima pengajaran Islam dan bimbingan-bimbingannya;
Sebagai balai pertemuan dan tempat mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan
sisa-sisa pengaruh perselisihan semasa jahiliyah; Sebagai tempat untuk mengatur
segala urusan dan sekaligus sebagai gedung parlemen untuk bermusyawarah dan
menjalankan roda pemerintahan.
Di samping semua itu,
masjid tersebut juga berfungsi sebagai tempat tinggal orang-orang Muhajirin yang
miskin, yang datang ke Madinah tanpa memiliki harta, tidak mempunyai kerabat
untuk membantunya serta bujangan yang belum berkeluarga. Pada masa-masa awal
hijrah itu juga disyariatkan adzan. Sebuah seruan yang menggema di angkasa lima
kali sehari dimana suaranya terdengar keseluruh pelosok, sebagai tanda waktu
shalat telah datang.
COMMUNITY DEVELOPMENT
D
|
i samping membangun
mesjid dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas,
RasululLah saw juga mengambil
tindakan monemental dalam sejarah yaitu mempersatukan dan mempersaudarakan
antara orang Muhajirin (pendatang) dan Anshar (penduduk asli) sedemikian rupa
sehingga persatuan sesama muslim terbina dengan baik dan kuat. Cara yang genius
dilakukan oleh Rasulullah saw dalam
zaman mederen ini disebut sebagai ’comunity development’ sebagai syarat-syarat
era baru muslim menjadi maju.
Syarat-syarat itu
terpenuhi karena telah ada ’comunity center’ yaitu masjid. Ajaran dan buku
pegangannya ada yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah Rasul, di mana arah tujuan (goal),
visi dan misi telah jelas disana. Anggotanya telah dipersatukan dalam Ukhuwah
Islamiyah.
’KONSTITUSI’ MADINAH
T
|
indakan monemental
lain dalam sejarah adalah membuat apa yang disebut di zaman moderen ini
(dibuatnya oleh Rasulullah saw
naskahnya) ’Konstitusi Negara’ Madinah. Ini jelas sangat diperlukan untuk
eksisnya Islam sepanjang zaman karena ada Undang Dasar. Penduduknya disamping
Anshar, Muhajirin adalah Yahudi dan Badui maka dengan pikiran yang bersih
cemerlang kedepan dan layaknya sebagai negarawan yang baik seperti di zaman
moderen ini. Rasul saw mengatur hak
dan kewajiban citizen (warga)
Madinah. Membela negara bersama-sama dari kemungkinan serangan musuh. Dan
sesama citizen saling tolong menolong dan tidak melakukan kriminil atau
melindungi kriminal. Hak orang-orang Yahudi adalah mendapat pertolongan dan
persamaan hak, dan tidak boleh didzalimi dan diterlantarkan. Perkara apa pun
yang diperselisihkan diantara warga Madinah, harus dikembalikan kepada Allah
dan Muhammad saw yang akan
diperlakukan dengan seadil-adilnya. [3]
Kemudian suksesi
kepemimpinan berikutnya ditentukan bukan mewariskan kepada keturunannya,
sebagaimana lazim pada masa itu yang telah dilakukan dalam peradaban-peradaban
sebelumnya. Melainkan tersahkan kepada para sahabat dan umat yang
ditinggalkannya yang telah cukup matang dalam menghadapinya, yaitu dengan jalan
pemilihan dari para warga Madinah yang menentukannya. Suatu hal yang berlaku di
zaman moderen ini, telah dilaksanan 1400 tahun yang lalu. [Bersambung] □ AFM
Catatan Kaki:
[1] ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN Bagian-3, A.
Faisal Marzuki, posting internet IMAAMNet, 3/242014
[2] The First Three Minutes, a Modern View of
the Origin of the Universe, Weinberg, pp. 94-105.
[3] Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurr-Rahman
Al-Mubarakfury, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1997, hal 247-251. □□