Tuesday, May 20, 2014

Islam Itu 'Simple'

Tanpa cahaya dari mercu suar ini, kapal yang berlayar di laut celaka*



Islam itu Simple
Oleh: A. Faisal Marzuki



I
slam itu sederhana. Maksudnya tidak ribbet, tidak ruwet. Tidak kusut, ’simple’. Salah satu fakta yang juga diakui pula dan yang sangat mengagumi pikiran Thomas Jefferson, presiden ke-3 Amerika, terhadap Al-Qur’an adalah berkenaan dengan keotentikan serta tidak terdapatnya sedikitpun kontradiksi antar ayat satu dengan yang lain dari Kitab tersebut. Ia menyatakan bahwa tidak ada satu bukupun yang pernah ditulis (written text) dapat diklaim memiliki kesempurnaan yang absolute kecuali oleh orang Islam terhadap Al-Qur’annya.

Dengan itu tidak perlu mencari-cari ke ’third party’ yang tidak jelas asal-usulnya dan methodology yang dapat di pertanggung jawabkan dunia dan akhirat. Yaitu mengerti riwayat dari Rasul saw; Kemudian para sahabat; Kemudian tabiin dan tabiin-tabiin. Yang lainnya mengacu kesini, terutama sebagai 'basic principle' dalam menyusun segi hukum-hukum, visi dan misi bagi generasi mendatang.


Atau boleh langsung saja ke sumbernya, Al-Qur’an dan Sunnah. [1] Sebaik ada guru pembimbing; Tempat bertanya; Diberi bimbingan; Dan sparring partner. Dengan itu ilmu atau pengetahuan yang didapat menambah mantap dan dapat dipertanggung jawabkan dunia akhirat. Apalagi diiringi dengan do’a yang ikhlas dan sungguh (mau belajar) Rabbi zidniy ’ilmān nafian”. [2]  Islam tidak jauh. Dia tidak lari ke mana-mana. Dia sudah ada di diri kita sendiri. Dia bagian dari fitrah kita. Berfirmanlah Allah Pencipta manusia yang artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi (min dzuhūrihim, tulang belakang, ’bone marrow’) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi (min dzuhūrihim, tulang belakang, ’bone marrow’) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
 

"Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan, ke-uluhiyah-an dan ke-rubbubiyah-an Allah)". [3]


Dari ayat diatas tahulah kita sekarang bahwa manusia ketika masih di alam ’premordial’, (sebelum di transformasikan ke kandungan ibunya) telah melakukan persaksian kepada Allah ’Azza wa Jalla (yang menciptanya). Yaitu bertuhan kepada-Nya. Artinya ber’islam’ (berserah diri, karena ada kesadaran ruh diri ketika persaksian itu berlangsung) kepada-Nya. Artinya akan tunduk kepada ajaran, aturan dan petunjuk-Nya yang menciptanya.


Apa Makna dari Diturunkan Ayat Tersebut

Dengan pengertian itu semua manusia yang dilahirkan adalah ISLAM (telah Islam). Adapun kemudiannya tidak (terus dalam) Islam, adalah karena faktor orang tua [4] yang seyogyanya memeliharanya (dan juga faktor lingkungan hidupnya dimana anak berada). Bijih iman yang sudah ’built in’ pada ’cabang bayi’ itu hendaknya disirami terus, diberi pupuk, dipelihara. Untuk itu perlu di ajari dan di kontrol oleh orang tuanya. Perlu ke madrasah (bukan sekolah umum saja). Perlu ke mesjid, dst. Dengan itu pula maka faktor kehadiran (organisasi, management, dan anggota) IMAAM (didirikan) sangat-sangat diperlukan.

Dengan itu pula bentuk misi dan visi IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) dirumuskan. Kwalitas dari pendiri dan pengurusnya juga mesti memenuhi kwalifikasi yang dimaksud. Setidaknya perlu membenahi (memperdalam ilmu) diri agar ’matching’ dengan visi dan misi Islam yang diajarkan Rasulullah saw. [5]  Juga memahami pula 'percaturan' dunia dalam abad modern ini. Sebab apa? Sebab diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya [6] (habblum minallah, ladang ibadah mahdah) dan hidup di dunia sebagai khalifahul fil ardhi (habblum minnas, ladang ibadah ghaira mahdah atau muamalah). [7]

Yang menarik pula dalam surat Al-A’rāf ayat 172 adalah bahwa anak-anak keturunan Adam datang dari sulbinya (min dzuhūrihim). Apakah sulbi atau min dzuhūrihim itu dalam bahasa Indonesia, tulang belakang (punggung). Bahasa Inggris khususnya Inggris dalam terminology ’biology’ atau ’embryology’ atau ilmu ’cell’ disebut ’bone marrow’ sum-sum (yang berada di) belakang. Dari bone marrow ini dihasilkan sel darah merah, sel darah putih dan ’stem cell’. Stem cell inilah cikal bakalnya manusia (jasad tubuh manusia) sebagaimana disebutkan dalam surat Al-A’rāf itu, [9] yang telah di firmankan Allah swt 14 abad silam yang baru dimengerti orang sekarang (ilmu pengetahuan) pada abad akhir abad ke-2o ini.


Kesimpulannya

Bahwa jasad manusia telah diisi ruh buatannya. Lahir sebagai manusia insaniah, dimana sebelumnya manusia insaniah itu telah bersaksi adanya Tuhan Penciptanya yang akan menjalankan perintah dan tugasnya sebagai manusia khalifah-khalifah Allah swt untuk beribadah kepada-Nya dan selaku pemakmur di muka bumi bersama manusia-manusia lainnya. [6] [7] [8] Maha benar firman-Mu ya Allah! Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] QS Al-’Alaq 90:4 Yang mengajar (manusia) dengan pena.
QS Al-’Alaq 90:5 Yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui.
QS Ar-Rahman 55:2 Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan (source of knowledge) dari Allah untuk manusia.
[2] QS Thaha 20:114 artinya: “Ya Tuhan, tambahkanlah kepadaku ilmu
[3] QS Al-A’rāf 7:172
[4] Majusi atau Nasrani sang anak, tergantung kepada orang tuanya, Al-Hadits.
[5] Rasulullah sebagai pembawa risalah Islam (QS Al-Mā’idah 5:67; Al-Ahzāb 33:39) dan Rasulullah saw sebagai teladan dalam menjalankan risalah tersebut (QS Al-Ahzāb 33:21; Al-Mumtahanah 60:4)
[6] QS Adzāriyāt 51:56 Aku tidak menciptakan jin  dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
[7] QS Al-Baqarah 2:30 Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. KHALIFAH bermakna: Pengganti; Pemimpin; Penguasa; Mandataris Allah di Bumi.
QS Al-An’ām 6:165 Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi. Khalifah-khalifah bermakna: Para Mandataris yang diserahi tugas oleh Tuhan Sekalian Alam dalam mengelola kehidupan di bumi bersama manusia-manusia yang lainnya agar manusia dan alam lestari dan sejahtera (Khalifah sebagai pemakmur bumi.) [8] Tentunya para Mandataris ini selaku ‘mandatory’ wajib menjalanankanya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari PEMBERI MANDAT (yakni Allah SWT)
[8] QS Hud 11:61 “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pe-makmurnya,” Manusia di jadikan penghuni bumi untuk menguasai dan memakmur dunia.
[9] “…cells called ‘stem cells’ from the bone marrow give rise to all the different types of red and white blood cells, and some stem cells from the older embryo have the potential to become all other tissue types - or even a new individual.” Sumber dari Photographic Atlas of the Body, Foreword by Baroness Susan Greenfield CBE, Firely Books.
*Image (gambar diatas) dari Window-7 picture □□

Blog Archive