Tanpa cahaya dari mercu suar ini, kapal yang berlayar di laut celaka* |
Islam itu Simple
Oleh: A.
Faisal Marzuki
I
|
slam itu
sederhana. Maksudnya tidak ribbet, tidak ruwet. Tidak kusut, ’simple’. Salah satu fakta yang juga diakui pula dan yang sangat mengagumi
pikiran Thomas Jefferson, presiden ke-3 Amerika, terhadap Al-Qur’an adalah
berkenaan dengan keotentikan serta tidak terdapatnya sedikitpun kontradiksi antar ayat satu dengan yang lain dari Kitab tersebut. Ia menyatakan bahwa tidak ada satu bukupun yang pernah
ditulis (written text) dapat diklaim
memiliki kesempurnaan yang absolute
kecuali oleh orang Islam terhadap Al-Qur’annya.
Dengan itu tidak
perlu mencari-cari ke ’third party’ yang tidak jelas asal-usulnya dan methodology
yang dapat di pertanggung jawabkan dunia dan akhirat. Yaitu mengerti riwayat
dari Rasul saw; Kemudian para
sahabat; Kemudian tabiin dan tabiin-tabiin. Yang lainnya mengacu kesini,
terutama sebagai 'basic principle' dalam menyusun segi hukum-hukum,
visi dan misi bagi generasi mendatang.
Atau boleh
langsung saja ke sumbernya, Al-Qur’an dan Sunnah. [1] Sebaik ada guru
pembimbing; Tempat bertanya; Diberi bimbingan; Dan sparring partner.
Dengan itu ilmu atau pengetahuan yang didapat menambah mantap dan dapat
dipertanggung jawabkan dunia akhirat. Apalagi diiringi dengan do’a yang ikhlas
dan sungguh (mau belajar) ”Rabbi zidniy ’ilmān nafian”. [2] Islam tidak jauh.
Dia tidak lari ke mana-mana. Dia sudah ada di diri kita sendiri. Dia bagian
dari fitrah kita. Berfirmanlah Allah Pencipta manusia yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi (min dzuhūrihim, tulang
belakang, ’bone marrow’) mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi (min dzuhūrihim, tulang belakang, ’bone marrow’) mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini
Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan, ke-uluhiyah-an dan ke-rubbubiyah-an Allah)". [3]
Dari ayat diatas
tahulah kita sekarang bahwa manusia ketika masih di alam ’premordial’, (sebelum di transformasikan
ke kandungan ibunya) telah melakukan persaksian kepada Allah ’Azza wa Jalla (yang menciptanya). Yaitu
bertuhan kepada-Nya. Artinya ber’islam’
(berserah diri, karena ada kesadaran ruh diri ketika persaksian itu berlangsung) kepada-Nya. Artinya akan tunduk
kepada ajaran, aturan dan petunjuk-Nya yang menciptanya.
Apa Makna dari Diturunkan Ayat Tersebut
Dengan pengertian
itu semua manusia yang dilahirkan adalah ISLAM (telah Islam). Adapun
kemudiannya tidak (terus dalam) Islam, adalah karena faktor orang tua [4] yang
seyogyanya memeliharanya (dan juga faktor lingkungan hidupnya dimana anak
berada). Bijih iman yang sudah ’built
in’ pada ’cabang bayi’
itu hendaknya disirami terus, diberi pupuk, dipelihara. Untuk itu perlu di ajari dan di kontrol oleh orang
tuanya. Perlu ke madrasah (bukan sekolah umum saja). Perlu ke mesjid, dst.
Dengan itu pula maka faktor kehadiran (organisasi, management, dan anggota)
IMAAM (didirikan) sangat-sangat diperlukan.
Dengan itu pula
bentuk misi dan visi IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) dirumuskan.
Kwalitas dari pendiri dan pengurusnya juga mesti memenuhi kwalifikasi yang
dimaksud. Setidaknya perlu membenahi (memperdalam ilmu) diri agar ’matching’ dengan visi dan misi
Islam yang diajarkan Rasulullah saw. [5]
Juga memahami pula 'percaturan' dunia dalam abad modern ini. Sebab apa?
Sebab diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya [6] (habblum minallah, ladang ibadah mahdah)
dan hidup di dunia sebagai khalifahul fil
ardhi (habblum minnas, ladang
ibadah ghaira mahdah atau muamalah). [7]
Yang menarik pula
dalam surat Al-A’rāf ayat 172 adalah bahwa anak-anak keturunan Adam datang dari
sulbinya (min dzuhūrihim). Apakah sulbi atau min dzuhūrihim itu dalam bahasa Indonesia, tulang belakang (punggung). Bahasa
Inggris khususnya Inggris dalam terminology ’biology’ atau ’embryology’
atau ilmu ’cell’ disebut ’bone
marrow’ sum-sum (yang berada di) belakang. Dari bone marrow
ini dihasilkan sel darah merah, sel darah putih dan ’stem cell’. Stem cell inilah cikal bakalnya manusia (jasad
tubuh manusia) sebagaimana disebutkan dalam surat Al-A’rāf itu, [9] yang telah
di firmankan Allah swt 14 abad silam
yang baru dimengerti orang sekarang (ilmu pengetahuan) pada abad akhir abad ke-2o
ini.
Kesimpulannya
Bahwa jasad manusia telah diisi ruh buatannya. Lahir sebagai manusia
insaniah, dimana sebelumnya manusia insaniah itu telah bersaksi adanya Tuhan
Penciptanya yang akan menjalankan perintah dan tugasnya sebagai manusia khalifah-khalifah
Allah swt untuk beribadah kepada-Nya
dan selaku pemakmur di muka bumi bersama manusia-manusia lainnya. [6] [7] [8] Maha benar firman-Mu ya Allah! Billāhit Taufiq wal-Hidāyah.
□ AFM
Catatan Kaki:
[1] QS Al-’Alaq
90:4 Yang mengajar (manusia) dengan
pena.
QS Al-’Alaq 90:5
Yang mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahui.
QS Ar-Rahman
55:2 Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Al-Qur’an
sebagai sumber pengetahuan (source of
knowledge) dari Allah untuk manusia.
[2] QS Thaha
20:114 artinya: “Ya Tuhan, tambahkanlah
kepadaku ilmu”
[3] QS Al-A’rāf 7:172
[4] Majusi atau Nasrani sang anak,
tergantung kepada orang tuanya, Al-Hadits.
[5] Rasulullah sebagai pembawa risalah
Islam (QS Al-Mā’idah 5:67; Al-Ahzāb 33:39) dan Rasulullah saw sebagai teladan dalam menjalankan risalah tersebut (QS Al-Ahzāb
33:21; Al-Mumtahanah 60:4)
[6] QS Adzāriyāt 51:56 Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
[7] QS Al-Baqarah 2:30 Dan (ingatlah)
ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah
di bumi”. KHALIFAH bermakna: Pengganti; Pemimpin; Penguasa; Mandataris Allah di
Bumi.
QS Al-An’ām 6:165 Dan Dia-lah yang menjadikan kamu
khalifah-khalifah di bumi. Khalifah-khalifah
bermakna: Para Mandataris yang diserahi tugas oleh Tuhan Sekalian Alam dalam
mengelola kehidupan di bumi bersama manusia-manusia yang lainnya agar manusia
dan alam lestari dan sejahtera (Khalifah sebagai pemakmur bumi.) [8] Tentunya para Mandataris ini selaku
‘mandatory’ wajib menjalanankanya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
PEMBERI MANDAT (yakni Allah SWT)
[8] QS Hud 11:61 “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan
menjadikan kamu pe-makmurnya,” Manusia di jadikan penghuni bumi untuk menguasai
dan memakmur dunia.
[9] “…cells called ‘stem cells’ from the bone marrow give rise to all the
different types of red and white blood cells, and some stem cells from the
older embryo have the potential to become all other tissue types - or even a
new individual.” Sumber dari Photographic Atlas of the Body,
Foreword by Baroness Susan Greenfield CBE, Firely Books.
*Image (gambar diatas) dari Window-7
picture □□