Musim dingin disertai salju* |
KEHIDUPAN vs HIPOTESIS
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
H
|
ipotesis diambil dari bahasa Inggris, hypothesis.
Hypothesis or hypothesize meaning: (1) to give a possible but not yet proven
explanation for something: (2) to give a possible but not yet proven
explanation for something [1] - Makna hipotesis:
(1) untuk
memberikan penjelasan yang mungkin, tetapi belum terbukti untuk sesuatu masalah; (2) untuk memberikan penjelasan yang mungkin, tetapi belum terbukti untuk
sesuatu masalah.
MASALAH HIPOTESIS
T
|
idak kita sadari bahwa hampir seluruh
sendi kehidupan kita ini telah dikendalikan oleh hipotesis yang telah melilit
pikiran kita. Artinya pengetahuan setingkat
persangkaan - baru pada tingkat sangka atau dzon
dalam bahasa Arab. Percaya atau tidak. Suka atau tidak. Hipotesis ini suatu
kebenaran yang final - tidak bisa
diganggu gugat lagi. Tapi kalau kita renungi dengan sungguh-sungguh, pasti itu
ada betulnya. Bahkan, it’s absolutely true! Why?
Kalau sudah begitu, kita sudah percaya
betul bahwa hipotesis adalah kebenaran mutlak, terlihat dari tingkah laku kita atau
pembicaraan kita kepada seseorang cenderung membela apa yang menjadi
keyakinannya yang telah dibentuk oleh hipotesis yang telah melilit jalan
pikirannya itu. Hipotesis ini
berada dimana-mana. Kadang dia ada dalam kesadaran kita; Kadang dia ada dibawah
sadar kita; Kadang-kadang secara serta merta ada, setelah kita melihat tayangan
dari surat kabar, tv, youtube, facebook, etc.
Jejaringan sosial
ini sangat ampuh dalam membentuk ’public
opini’. Bahkan seseorang yang menguasai suatu paham - kemudian pahamnya
ingin diterima oleh ’public’-
disampaikan (ditayangkankan) secara sangat baik, maka pemirsa menjadi percaya.
Terutama bagi mereka yang belum ada ’isi’-nya (atau telah cenderung kesana)
mudah sekali terpengaruh.
Demikian juga
buku. Buku yang dibaca juga dapat merubah jalan pikiran seseorang yang tadinya
tidak tahu seperti itu persisnya, jadi tahu. Bahkan bisa fanatik dengan
pendapat yang telah ia ketahui dari buku itu. Karena ketika itu ia masih ’blank’, nah sipenulis itulah yang telah
menoreh pikiran-keyakinan sipembacanya. Penulis buku ini telah berhasil
membentuk keyakinan diri si pembaca. Hipotesis penulis itu kini telah menjadi pegangan
’hidup’nya. Lagi, lagi yang terpengaruh ini mereka yang ’tidak ada isinya’ alias ’blank’ total. Kalau pun ada isinya misalmya, namun baru
bayang-bayangnya saja - ’belum mantap betul’.
Dia tidak
terbatas kepada orang awam saja. Bahkan kaum 'terpelajar' begitu juga. Sebagai
contoh intelektualis orientalis, yaitu penulis - bahkan sebagai tenaga pengajar
‘islamic studies’ di
universitas-universitas Barat - buku tentang Islam, tapi dia bukan penganut
agama Islam - bahkan hampir semua orientalis ini tidak memeluk agama islam. Dia tahu islam, bahkan mengajar
Islam, tapi dia tidak masuk Islam. Apa artinya itu semua? Karena ‘hipotesis’
sebagai yang telah menguasai alam pikiran dan alam perasaannya telah
membentengi dirinya dengan hipotesis itu sehingga emisi pengetahuan 'iman' Islamnya
telah terkalahkan (tidak tembus) kejantung ‘hipotesis yang dianutnya’,
ketimbang Ajaran Islam yang sebenarnya.
Buah pikiran
hipotesis lain misalnya berbicara tentang manusia. Frued, seorang psycho
analist menganggap manusia sebagai naluri seksual; Karl Mark, seorang filosofi materialisme dan ekonomi, menghargai manusia sebagai naluri
ekonomis; Nietzche, seorang filosofi bangsa Jerman berpandangan bahwa
manusia sebagai ‘der Wille zur Macht’
yaitu kehendak menuju kekuasaan belaka. Sedang Camus, seorang filosofit bangsa Prancis menyatakan bahwa hidup ini
adalah ‘absurditas’ - hanya keniscayaan
saja. [2] [3]
Nah sekarang
bagaimana pandangan manusia dalam Islam sebagai orang Islam, apakah seperti
yang dikatakan oleh yang tersebut diatas? Ketahuilah, mereka telah meredusir
(mengurangi keutuhan isi yang sebenarnya) makna manusia yang sesungguhnya. Atau
pernahkah kita membuka Kitab Suci Al-Qur’an untuk mempelajari tentang siapa dan
apa manusia ini? Oh my dear
brother’s and sister’s you couldn’t believe it. Whatever you have been read all
those books, better, you read directly from Holy Quran! There are more
interesting; more exciting. [4]
Oh Saudara
dan Saudariku Anda tidak mempercayainya. Apa
pun yang Anda baca dari semua buku itu, lebih baik Anda baca saja
langsung dari sumber aslinya Al-Quran! Lebih
menarik; sangat mengasyikkan (dari hipotesis-hipotesis mereka).
PENUTUP
L
|
ast but not least, sungguh benar! Mengapa? Karena berasal dari (Allah)
Yang Mahatahu, Dia yang telah menciptakan Anda! Dia tahu segala-galanya, termasuk Anda, bahkan semasa (klik ->) ‘dalam kandungan rahim ibumu’ - ’stages of human development’.
[8] Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □
AFM
Catatan Kaki:
[1] Cambridge Dictionary:
https://dictionary.cambridge.org/us/dictionary/english/hypothesize
[2] Sekitar Manusia, Bunga rampai tentang filsafat manusia, diredaksi oleh:
Soerjanto Poespowardojo dan K. Bertens, Gramedia Jakarta.
[3] Arti dan makna
manusia yang seutuhnya telah dikuranginya. Isi ’core’ dari manusia yang sebenarnya adalah menjalankan peran ’Khalifatul fil ardhi’ [5] - pemakmur
bumi, [6] sebagai dalam rangka beribadah [7] kepada-Nya. Mahasuci Allah dari
segala persangkaan-persangkaan (hipotesis,
dzan) yang dibuat oleh manusia.
[4] Ada minat
untuk mengetahui dan mempelajarinya? Penulis telah mempersiapkannya dalam
bentuk tayangan presentasi (power point).
[5] Sebagai
khalifah: ”Dan Dia-lah yang menjadikan
kamu khalifah-khalifah di bumi,” QS Al-An’ām 6:165; QS Fāthir
35:39.
[6] Pemakmur bumi:
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi
dan menjadikan kamu pemakmurnya,” QS Hūd 11:61.
[7] Untuk
beribadah: ”Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku,” QS
Adz-Dzāriyāt 51:56.
[8]https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-ilmu-pengetahuan-iii.html
* Source of image
picture by A. Faisal Marzuki. □□