Saturday, May 24, 2014

Rasul, Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia




Oleh: A. Faisal Marzuki




“Pilihan saya Muhammad memimpin daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan pembaca dan dapat dipertanyakan oleh orang lain, tapi dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat religious (agama) maupun seculer (dunia)." [Michael  H. Hart, Penulis buku 100 Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia].



Pendahuluan


T
ahun 1979 penulis mengunjungi toko buku Gunung Agung di daerah Senen, Jakarta. Tujuannya adalah tadinya hanya ‘window shopping’, namun setelah melihat-lihat buku apa yang menarik bagi penulis, maka didapatilah sebuah buku yang berjudul ‘100 Tokoh Yang Mempengaruhi Dunia’. Selanjutnya telah diterjemahkan kedalam 15 bahasa. Salah satunya adalah bahasa Indonesia. Penulisnya adalah Michael H. Hart. Nah, buku dalam bahasa Indonesia inilah yang penulis pegang ditangan saat itu. Kemudian buku tersebut penulis baca sekilas. Dari situ penulis dapat menangkap bahwa dari 100 Tokoh yang sangat berpengaruh bagi manusia tersebut terdapat nama Rasul Muhammad shallalahu ‘alayhi wassalam.

Yang menarik dan membuat penulis surprise adalah buku tersebut dikarang oleh seorang non Muslim. Kemudian yang bersangkutan menuliskan daftar 100 tokoh yang mempengaruhi dunia. Selanjutnya dia, menempatkan Muhammad saw pada peringkat pertama. Sementara itu tokoh-tokoh yang sudah punya nama terkenal seperti Gandhi, Yesus (Isa Al-Masih) dan lain-lainnya berada dibawahnya. Singkat cerita buku tersebut penulis beli dan membaca di rumah dengan sangat antusiasnya. Setelah membaca dan membaca sekali lagi - untuk jangan salah tangkap yang membabi buta, puaslah dan mengertilah penulis kenapa Muhammad saw sebagai seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah diletakkan pada peringkat paling atas diantara 99 nama-nama lainnya, sebagaimana yang disimpulkan Micheal H. Hart itu.

Buku ‘The 100’ ini adalah bukunya yang pertama diterbitkan. Terbit tahun 1978. Buku tersebut telah terjual lebih dari 500.000 eksemplar. Telah diterjemahkan pula kedalam 15 bahasa. Yang mengejutkan pembaca dalam buku ini adalah ia memutuskan untuk memilih Muhammad dalam daftar teratas. Selanjutnya dicetak ulang kembali tahun 1992 dengan sedikit perubahan, namun Muhammad kedudukannya tetap ditempatnya semula sebagai peringkat pertama, sedang tokoh-tokoh yang lain mengalami perubahan. Ia memutuskan untuk memilih Muhammad dalam daftar teratas ketimbang Yesus atau Musa. Katanya, Muhammad adalah tokoh yang ‘amat sukses’ baik ditinjau dari segi religious (agama) maupun seculer (dunia). Dia juga menulis bahwa peran Muhammad dalam perkembangan Islam jauh lebih berpengaruh daripada kolaborasi Yesus dalam perkembangan agama Kristen. Walaupun kemudiannya perkembangan agama Kristen oleh St. Paul, yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Kristen.


Pemberi Solusi Kepada Kelompok Yang Selalu Bertikai

M
uhammad sebagai seorang lelaki saleh mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan masyarakat dari gaya hidup jahiliyah musyrikin Makkah. Berlainan dengan gaya hidup masyarakat ketika itu, ia adalah lelaki pendamai yang beliau lakukan dengan sungguh-sungguh sepanjang hidupnya. Kelak dampaknya akan terlihat kemudian. Kebiasaan masyarakat sekelilingnya selalu melihat diri dari kelompoknya lebih baik dari kelompok jahiliyah lainnya – walaupun satu warga masyarakat Arab Makkah. Rasa persatuan diantara kelompok kabilah suku boleh dikatakan relatif tidak ada, melainkan menjaga jarak dalam kelompok masing-masing sesuai dengan kepenting masing-masing.

Pada suatu waktu terjadilah pertikaian antara kelompok sehubungan siapa yang berhak yang meletakkan batu mulia ‘Hajral Aswat’ ketempatnya kembali ke pojok dinding Ka’bah. Masing-masing kelompok mengklain dirinya yang paling berhak. Persoalannya menjadi berlarut-larut sementara batu Hajral Aswat masih terbengkalai di tanah. Emosi masing-masing kelompok sudah memuncak. Mulai dari perang mulut dan akan berlanjut kepada adu kuat pisik. Dalam situasi panas yang akan mulai menjurus kepada pertumpahan darah, munculah seorang pemuda ‘al-amin’ (yang dipercaya oleh kaumnya dan kelompok-kelompok lainnya sebagai orang yang amanah dan selalu berkata benar - sepanjang umurnya) bernama Muhammad.

Ditengah kerumunan masing-masing kelompok dilemparkan ketanah jubahnya dan berkata: “Setiap wakil dari kelompok memegang masing-masing tepi kain jubah dan setiap kelompok meletakkan batu Hajral Aswat dari tanah keatas jubah dan membawa ke tempat menempelkan ke dinding salah satu sudut Ka’bah. Masing-masing kelompok setuju. Kemudian, semua kelompok merasa bangga karena telah berhasil meletakan batu mulia itu ke tempatnya semula. Inilah karakter dari pemuda umur 25 tahun Muhammad yang telah berhasil membawa masing-masing kelompok menjadi damai dan bersatu. Dengan itu masyarakat telah terhindar dari pertumpahan darah antara kelompok kabilah suku yang biasa terjadi ketika itu.


Buah dari Pohon Peradaban Islam

K
alau diperhatikan dengan seksama orang-orang musyrikin Makkah memiliki kebiasaan yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi memiliki kebiasaan buruk yang sangat tercela sama sekali. Kebiasaan-kebiasaan ini telah tertanam menjadi budaya mereka yaitu: Mengubur hidup-hidup bayi perempuan mereka, karena takut dikemudian harinya akan membawa aib keluarga ketika mereka dewasa; Riba dengan bunga yang mencekik leher tiada ampun; Kebebasan sexual dengan melakukan perzinahan sesukanya; Rasis dalam kelompok kabilah suku; Menzalimi kaum yang lemah; Menyembah berhala; Mengabaikan kaum perempuan dan orang-orang tua; Merajalelanya mabuk-mabukan dengan minuman keras; Kebiasaan bermusuhan antar kabilah suku hal  yang normal ketika itu.

Nah ketika Islam datang berubah total sama sekali, karena Nabi Muhammad saw mengajarkan dan menegakkan kebaikan pertalian keluarga, kerabat, dan antar tetangga perkabilahan suku di tumbuh suburkan seperti: Ikatan keluarga yang kuat; Persaudaraan universal sesama manusia; Menegakkan kebenaran daripada berbohong dan  berkata seenaknya saja tanpa kebenaran melainkan hanya sangka buruk saja; Hormat dan  berbuat baik kepada kedua orang tua; Berbuat baik kepada kaum perempuan dan orang  lanjut usia; Kebebasan dalam memilih agama; Meperlakukan binatang peliharaan dan binatang lainnya, dengan baik.

Keberhasilan ‘nahi mungkar’ yaitu ajaran Islam sebagai  ‘agent of social change’ dan ‘amar ma’ruf’ sebagai ‘agent of social development’. Keberhasilan perubahan dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan kemudiannya diganti dengan kebiasaan-kebiasaan  baik yang membangun ini dicatat benar-benar oleh sejarawan besar dan terkenal bernama Arnold Toynbee sesuatu yang luar biasa sebagai suatu peradaban dalam (ajaran) Islam.

Prestasi ini luar biasa jika  dibandingkan dengan abad sekarang ini. Para ahli ilmu jiwa perilaku manusia dan  pekerja sosial (sebagai contoh sederhana saja) dalam hal menghilangkan perokok untuk tidak merokok lagi diperlukan upaya otoritas pemerintahan dengan undang-undang  yang kuat namun itupun tidak tuntas. Apalagi minuman keras yang sempat dilarang total  tahun 30-an di Amerika toh kandas juga.

Sebaliknya Muhammad mampu menghilangkan berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah mendarah daging dari kabilah suku yang berkarakter keras kepala dan fanatik dalam keyakinan mereka, hanya dengan melalui tarbiyah dan contoh ‘akhlak mulia’ (ajaran) Islam dan hukum Islam yang bijak lagi tegas. Dalam perioda waktu yang singkat telah berhasil memetik buah peradabannya. 

Thomas Carlyle kagum akan hal perubahan dari masyarakat jahiliyah kepada masyarakat  yang mempunyai peradaban seperti tersebut diatas. Carlyle bertanya-tanya: “Bagaimanatah satu orang sendirian – tunggal (seperti Muhammad saw), bisa memimpin dan memenangkan peperangan dengan kaum Musyrikin Makkah yang mapan. Dan bagaimanatah orang Arab  kota dan orang Arab dusun (suku Badui) menjadi bangsa yang kuat dan beradab dalam  waktu kurang dari dua decade.” Lebih lanjut ia berkomentar: “Dengan tidak menganggap dan mengabaikan saja (walaupun tidak bermaksud buruk yang telah menumpuk di diri kita - orang Barat) dalam menilai orang ini (Muhammad), membuat malu diri kita - orang Barat - sendiri saja (terhadap keberhasilan Muhammad)”, demikian ia berkomentar.


Penutup

S
ebenarnya Nabi  Muhammad saw melakukan banyak mukjizat (keajaiban yang amat besar) yang diberikan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya antara lain kitab suci Al-Qur’an, yang terus mengilhami dan membimbing lebih dari satu milyar umat Islam dalam kehidupan mereka. Banyak penerjemah non-Muslim dan pengamat Al-Qur’an telah memuji sebagai karya dalam bahasa sastra Arab yang terbaik, disamping isinya yang luar biasa.   

Demikianlah Rasul Muhammad shallalahu ‘alayhi wassalam, dialah satu-satunya manusia sebagai tokoh peringkat pertama dunia - sebagaimana disebutkan Michael H. Hart - dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat religious (agama) maupun seculer (dunia)." Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM



Siapakah Michael  H. Hart?

Ia lahir tanggal 28 April 1932 di New York City. Dia adalah astrofisikawan Amerika Yahudi yang juga telah menulis tiga buku tentang sejarah. Lulusan dari Bronx “High School of Science’. Ia terdaftar di Angakatan Darat Amerika Serikat selama perang Korea. Menerima gelar sarjana di Cornell University dalam matematika dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D dalam astrofisika di Princeton University.

Ia juga memegang gelar sarjana fisika, astronomi, dan ilmu computer, serta sarjana hukum. Dia adalah seorang ilmuan peneliti di NASA sebelum meninggalkan profesor fisika di Trinity University di San Antonio, Texas. Dia juga telah mengajar dalam mata pelajaran astronomi dan sejarah ilmu pengetahuan pada Anne Arundel Community Collage di Arnold, Maryland


Sumber bacaan:
1.Michael H. Hart, The 100: A Ranking of the Most Influential Person in History. First published in 1978, reprinted with minor revisions 1992.
2.Alphonse Dougan, “Understanding Prophet Muhammad Beyond the Stereotypes, Thr Fountain, Issue 46 (April-June 2004)
3. Michael H. Hart, A view from the year 3000: A ranking of the 100 most influential person of all time, First Published in 1999. □□□

Blog Archive