Monday, May 19, 2014

Islam, Maknanya Dalam Praksis

Sungai dari pegunungan mengalir ke laut*



ISLAM
Maknanya Dalam Praksis
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN

T
ulisan yang lalu telah menguraikan arti kata Islam dalam segi bahasa, yaitu berserah diri (surrender) kepada Tuhan dalam melaksanakan ajaran-ajaran-Nya; (Berusaha selalu dalam) Damai dan tenteram dalam hidup (peace); Islam sebagai sistim hidup (way of life) yang dijalankan dalam kehidupannya. Dengan demikian, maka segenap pemikiran; perasaan; tingkah laku dan perbuatannya mesti berpedoman kesana. Muslim (orang Islam) yang baik adalah muslim yang dalam kehidupan sehari-harinya seperti yang ada atau tersimpul dari kata Islam seperti tersebut diatas. Kalau memang seperti itu, maka kita sebut muslim yang sejati, betul, dan syah. Muslim dengan katagori semacam inilah yang benar-benar di ridhai Allah ’Azza wa Jalla.

يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كآفة
yā ayyuhal ladzīna āmanud khulū fissilmi kāffah

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam (ajaran dan praktek) secara keseluruhannya (way of life). [QS Al-Baqarah 2:208]

Sistim ajaran untuk kehidupan - hablum minannās damai (peace) dan harmonis (harmony) di dunia. Dan - hablum minallāh untuk keselamatan kehidupan di akhirat. Untuk hidup di dunia Allah memberikan pedoman dalam bermuamalah baik sesama seiman maupun dengan sesama manusia lainnya. Dengan itu kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat hidupnya akan tenang, PD - percaya diri dan tidak saling hujat menghujat oleh (dan antara) kalangannya sendiri dan kalangan orang lain yang tidak seiman.

Dengan itu dijanjikan oleh Allah ’Azza wa Jalla bahwa muslim yang sejati akan mendapati bahagia, damai, dan selamat masuk Surga Adnan yang gambaran lukisan keadaannya diceritakan sebagai berikut:

مثل الجنة التي وعد المتقون تجري من تحتها الأنهار أكلها دآئم وظلها تلك عقبى الذين اتقوا وعقبى الكافرين النار
matsalul jannatil latī wu’idal muttaqūna tajrī mintahtihal anhār ukuluhā dāimuwwdhilluhā tilka ‘uqballadzīnat taqaw wa’uqbal kāfirīnannāru.

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman) mengalir dibawahnya sungai-sungai di dalamnya, senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertakwa (muslim sejati); sedangkan tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka. [QS Ar-Ra’d 13:35]

Perumpamaan surga yang dijanjikan Allah Subhāna wa Ta’ālā untuk orang-orang yang sungguh-sungguh beriman dan sungguh-sungguh mengerjakan perbuatan baik laksana sebagai agent of development (amar ma’ruf) dan agent of change (nahi munkar)  sungguh tidak dapat digambarkan dengan apapun. Tidak ada contoh bagi keindahan, kenikmatan, dan keberkatan yang ada di dalamnya. Yaitu (surga adalah), suatu keadaan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah tergambarkan oleh imaginasi dan daya pikir manusia. Kalau ada pun untuk mencobanya, terlalu sedikit atau masih jauh dari keadaan yang sebenarnya.

Sebab itu Allah Subhāna wa Ta’ālā membuat perumpamaan dengan taman yang indah permai; Ditengahnya mengalir sungai-sungai; Teduh dan nyaman di dalamnya; Berbagai buah-buahan yang lezat cukup tersedia dan selalu ada. Di sana jiwa dan hati yang bersih merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Gambaran perumpamaan sementara ini sudah cukup bagi pengikut Muhammad SalalLahu ’alayhi was Salam yang tinggal dikelilingi bukit batu dan tanah pasir. Gersang; Tandus; Langka air; Panasnya amat kepalang. Jauh dari kenyamanan dan kesejukan.


DALAM MAKNA PRAKSIS


K
emudian, ada pendekatan untuk memahami ajaran Islam secara praksis. Kata praksis diambil dari bahasa Latin (praxis) yang artinya setara dalam bahasa Inggris dengan kata practice. Dimana dalam bentuk kata kerjanya (verb) berarti follow (ikuti); apply (gunakan); do (kerjakan). Kesimpulannya sebagai kata kerja ialah, put into practise. Yaitu lakukanlah ajaran-ajaran Islam itu seperti apa yang telah diajarkan di dalam Islam.

Dalam bentuk kata bendanya (noun) artinya custom (adat, kebiasaan hidup); system (sistim atau cara-cara dilakukan tanpa diperintah lagi). Kesimpulannya sebagai kata benda ialah, habit, procedure. Yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakuan berdasarkan ajaran yang telah dipahaminya, kemudian menjadi otomatis di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa mesti diperintah lagi. Tanpa menunda-nunda lagi. Tanpa ada alasan-alasan yang inilah yang itulah. Just do it, in time.Insya Allah, Allah akan menurunkan barakah bagi si pelaku Islam ini. Jadi ajaran Islam secara praksis  dari kalimat Islam itu tercermin dari:

KETUNDUKAN yang berasal dari kalimat al khudū’u seperti yang terdapat dalam surat  An-Nūr ayat 51.

WAHYU ALLAH yang berasal dari kalimat wahyun ilahiyyun seperti yang terdapat dalam surat An-Najm ayat 4 dan surat Al-Anbiyā’ ayat 7.

AJARAN PARA NABI DAN RASUL yang berasal dari kalimat dīnul anbiyā-i wal mursalīna seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 138 dan surat  Āli-’Imrān ayat 84.

HUKUM-HUKUM ALLAH yang berasal dari kalimat ahkāmullāh seperti yang terdapat dalam surat Al-Mā’idah ayat 48 dan 50.

JALAN YANG LURUS yang berasal dari kalimat ash shirāthalL mustaqim mustaqīm seperti yang terdapat dalam surat Al-Fātiha ayat 6 dan Al-An’ām ayat 153 dan

KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT yang berasal dari kalimat salāmatud dun-yā wal akhirati seperti yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 97 dan surat  Al-Qashash ayat 77.


Islam Yang Komplit dan Sempurna

Dari jabaran-jabaran seperti tersebut diatas itu, dapat dimengerti sekarang bahwa ajaran kepercayaan kepada Islam itu mempunyai arti yang komplit dan sempurna sebagai berikut:

DASAR KEPERCAYAAN umat islam berdasarkan kepada al-khudhu’, yaitu Ketundukan Total Kepada Allah.

SUMBER ajarannya dari wahyun ilahiyyun yaitu, Wahyu Allah.

AGAMA YG DIBAWA NABI DAN RASUL ALLAH untuk umatnya seperti ajaran Islam yang diajarkan oleh dinul anbiya’ wal mursalin, yaitu Agama Para Nabi  dan Rasul.

AGAMA YANG BERDASARKAN HUKUM yaitu, ahkamullah artinya patuh dan  menjalankan Hukum-Hukum Allah.

JALAN dengan mengambil cara ash-shirathal mustaqīm yang artinya mengambil Jalan Yang Lurus.

TUJUAN untuk dapat salamatud dunya wal akhirat yang artinya adalah bahwa dengan jalan yang lurus itu memperoleh Keselamatan Dunia Akhirat.



PENUTUP

D
emikianlah uraian penulis seperti judul diatas dengan harapan kita bersama, yaitu dapat mudah dicerna dengan sebaik-baiknya dan dapat pula diamalkan dengan sebaik-baiknya. Semua ajaran Islam ini bukan saja perlu mendapatkan ilmunya, namun lebih dari itu mesti kita amalkan sebagai yang diingatkan oleh Allah wa Jalla dalam firman-Nya seperti berikut:


سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
sami’nā wa atho’nā wa ulā-ika humul muflihūn

“We have heard and obeyed"; such are the people who attain true success”

"Kami mendengar dan kami taat (kerjakan)”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.


Semoga bermanfaat jualah hendaknya bagi penulis maupun sidang pembaca dalam blog ini. Āmīn, Ya Ar-Hamar Rahimīn. □ AFM


Bahan Bacaan:
  • Tafsir Al-Azhar, Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Penerbit Pustaka Panjimas Jakarta.
  • Alfatih Tafsir Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Alfatih.
  • Tafsir Al-Furqan, A. Hasan Guru Persatuan Islam.
  • Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, Jasiman Lc, Aulia Press, Surakarta.
  • Source of image picture from water color painting by A. Faisal Marzuki □□

Blog Archive