ISLAM
Maknanya Dalam Praksis
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
T
|
ulisan yang lalu
telah menguraikan arti kata Islam dalam segi bahasa, yaitu berserah diri (surrender) kepada Tuhan dalam
melaksanakan ajaran-ajaran-Nya; (Berusaha selalu dalam) Damai dan tenteram
dalam hidup (peace); Islam
sebagai sistim hidup (way of life)
yang dijalankan dalam kehidupannya. Dengan demikian, maka segenap pemikiran;
perasaan; tingkah laku dan perbuatannya mesti berpedoman kesana. Muslim (orang
Islam) yang baik adalah muslim yang dalam kehidupan sehari-harinya seperti yang
ada atau tersimpul dari kata Islam seperti tersebut diatas. Kalau memang
seperti itu, maka kita sebut muslim yang sejati, betul, dan syah. Muslim dengan
katagori semacam inilah yang benar-benar di ridhai Allah ’Azza wa Jalla.
يا
أيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كآفة
yā
ayyuhal ladzīna āmanud khulū fissilmi kāffah
Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam (ajaran dan
praktek) secara keseluruhannya
(way of life). [QS
Al-Baqarah 2:208]
Sistim ajaran
untuk kehidupan - hablum minannās
damai (peace) dan harmonis (harmony) di dunia. Dan - hablum minallāh untuk keselamatan
kehidupan di akhirat. Untuk hidup di dunia Allah memberikan pedoman dalam
bermuamalah baik sesama seiman maupun dengan sesama manusia lainnya. Dengan itu
kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat hidupnya akan tenang, PD -
percaya diri dan tidak saling hujat menghujat oleh (dan antara) kalangannya
sendiri dan kalangan orang lain yang tidak seiman.
Dengan itu
dijanjikan oleh Allah ’Azza wa Jalla
bahwa muslim yang sejati akan mendapati bahagia, damai, dan selamat masuk Surga Adnan yang gambaran lukisan
keadaannya diceritakan sebagai berikut:
مثل الجنة التي وعد المتقون تجري من تحتها الأنهار أكلها دآئم وظلها تلك عقبى الذين اتقوا وعقبى الكافرين النار
matsalul
jannatil latī wu’idal muttaqūna tajrī
mintahtihal anhār ukuluhā dāimuwwdhilluhā tilka ‘uqballadzīnat taqaw wa’uqbal kāfirīnannāru.
Perumpamaan surga yang
dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman) mengalir dibawahnya
sungai-sungai di dalamnya, senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat
kesudahan bagi orang yang bertakwa (muslim sejati); sedangkan tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka.
[QS Ar-Ra’d 13:35]
Perumpamaan surga
yang dijanjikan Allah Subhāna wa
Ta’ālā untuk orang-orang yang
sungguh-sungguh beriman dan sungguh-sungguh mengerjakan perbuatan baik
laksana sebagai agent of development
(amar
ma’ruf) dan agent of
change (nahi munkar) sungguh tidak dapat digambarkan
dengan apapun. Tidak ada contoh bagi keindahan, kenikmatan, dan keberkatan yang
ada di dalamnya. Yaitu (surga adalah),
suatu keadaan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh
telinga, dan belum pernah tergambarkan oleh imaginasi dan daya pikir manusia.
Kalau ada pun untuk mencobanya, terlalu sedikit atau masih jauh dari
keadaan yang sebenarnya.
Sebab itu Allah Subhāna wa Ta’ālā membuat
perumpamaan dengan taman yang indah permai; Ditengahnya mengalir sungai-sungai;
Teduh dan nyaman di dalamnya; Berbagai buah-buahan yang lezat cukup tersedia
dan selalu ada. Di sana jiwa dan hati yang bersih merasakan kenikmatan yang
tiada taranya. Gambaran perumpamaan sementara ini sudah cukup bagi pengikut Muhammad
SalalLahu ’alayhi was Salam yang tinggal dikelilingi bukit batu dan tanah
pasir. Gersang; Tandus; Langka air; Panasnya amat kepalang. Jauh dari
kenyamanan dan kesejukan.
DALAM MAKNA PRAKSIS
K
|
emudian, ada
pendekatan untuk memahami ajaran Islam
secara praksis. Kata praksis diambil dari bahasa Latin (praxis) yang artinya setara dalam bahasa
Inggris dengan kata practice.
Dimana dalam bentuk kata kerjanya (verb)
berarti follow (ikuti); apply (gunakan); do (kerjakan). Kesimpulannya sebagai
kata kerja ialah, put into practise.
Yaitu lakukanlah
ajaran-ajaran Islam itu seperti apa yang telah diajarkan di dalam Islam.
Dalam bentuk kata
bendanya (noun) artinya custom (adat, kebiasaan hidup); system (sistim atau cara-cara
dilakukan tanpa diperintah lagi). Kesimpulannya sebagai kata benda ialah, habit, procedure. Yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakuan berdasarkan
ajaran yang telah dipahaminya, kemudian menjadi otomatis di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa mesti
diperintah lagi. Tanpa menunda-nunda lagi. Tanpa ada alasan-alasan yang inilah
yang itulah. Just do it, in time.Insya Allah, Allah akan menurunkan barakah bagi si pelaku Islam ini. Jadi ajaran Islam
secara praksis
dari kalimat Islam itu tercermin
dari:
● KETUNDUKAN yang berasal dari
kalimat al khudū’u seperti yang terdapat dalam
surat An-Nūr ayat 51.
● WAHYU ALLAH yang berasal dari
kalimat wahyun ilahiyyun seperti yang terdapat dalam surat
An-Najm ayat 4 dan surat Al-Anbiyā’ ayat 7.
● AJARAN PARA NABI DAN RASUL yang berasal dari
kalimat dīnul anbiyā-i
wal mursalīna seperti
yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 138 dan surat Āli-’Imrān ayat
84.
● HUKUM-HUKUM ALLAH yang berasal dari
kalimat ahkāmullāh
seperti yang terdapat dalam surat Al-Mā’idah ayat 48 dan 50.
● JALAN YANG LURUS yang berasal dari
kalimat ash shirāthalL
mustaqim mustaqīm seperti yang terdapat dalam surat Al-Fātiha
ayat 6 dan Al-An’ām ayat 153 dan
● KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT yang berasal dari
kalimat salāmatud dun-yā
wal akhirati seperti yang terdapat dalam surat An-Nahl
ayat 97 dan surat Al-Qashash ayat 77.
Islam Yang Komplit dan Sempurna
Dari
jabaran-jabaran seperti tersebut diatas itu, dapat dimengerti sekarang bahwa
ajaran kepercayaan kepada Islam itu mempunyai arti yang komplit dan sempurna sebagai
berikut:
● DASAR KEPERCAYAAN umat islam
berdasarkan kepada al-khudhu’,
yaitu Ketundukan Total Kepada Allah.
● SUMBER
ajarannya dari wahyun ilahiyyun
yaitu, Wahyu Allah.
● AGAMA
YG DIBAWA NABI DAN RASUL ALLAH untuk umatnya seperti ajaran Islam
yang diajarkan oleh dinul
anbiya’ wal mursalin, yaitu Agama Para Nabi dan Rasul.
● AGAMA
YANG BERDASARKAN HUKUM yaitu, ahkamullah artinya patuh dan menjalankan Hukum-Hukum
Allah.
● JALAN
dengan mengambil cara ash-shirathal
mustaqīm yang artinya mengambil Jalan Yang
Lurus.
● TUJUAN
untuk dapat salamatud
dunya wal akhirat yang artinya adalah bahwa dengan jalan
yang lurus itu memperoleh Keselamatan Dunia Akhirat.
PENUTUP
D
|
emikianlah uraian
penulis seperti judul diatas dengan harapan kita bersama, yaitu dapat mudah
dicerna dengan sebaik-baiknya dan dapat pula diamalkan dengan sebaik-baiknya.
Semua ajaran Islam ini bukan saja perlu mendapatkan ilmunya, namun lebih dari
itu mesti kita amalkan sebagai yang diingatkan oleh Allah wa Jalla dalam
firman-Nya seperti berikut:
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
sami’nā
wa atho’nā wa ulā-ika humul muflihūn
“We
have heard and obeyed"; such are the people who attain true success”
"Kami mendengar dan kami
taat (kerjakan)”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Semoga bermanfaat jualah hendaknya bagi
penulis maupun sidang pembaca dalam blog ini. Āmīn, Ya Ar-Hamar Rahimīn.
□ AFM
Bahan Bacaan:
- Tafsir Al-Azhar, Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Penerbit Pustaka Panjimas Jakarta.
- Alfatih Tafsir Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Alfatih.
- Tafsir Al-Furqan, A. Hasan Guru Persatuan Islam.
- Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, Jasiman Lc, Aulia Press, Surakarta.
- Source of image picture from water color painting by A. Faisal Marzuki □□