Jabal Nur dimana Gua Hira' berada. Warna putih-putih itu adalah para Haji yang akan meziarahi Gua Hira' |
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN (IV)
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
D
|
engan nama
Allah Yang Mahapengasih, Mahapengayang. (1) Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
(2) Dia telah
menciptakan manusia dari ‘alaq - segumpal darah. (3) Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. (4) Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan qalam - pena. (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang (sebelumnya) tidak
diketahui. [QS Al-‘Alaq 96:1-5]
Demikianlah turun 5
ayat pertama dari 19 surat Al-’Alaq ini. Diwahyukan pertama kali kepada Rasulullah
saw ketika beliau bertahannuts. Artinya berta’abbud menyembah Allah. Terjadi pada
malam hari yang kudus, tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum penanggalan
Hijriah. Peristiwanya terjadi di gua Hira’ yang terletak diatas bukit Nur
(Jabal Nur).
Penulis telah
berkunjung (berziarah) ke sana tahun 1987, dalam kesempatan melakukan ibadah Haji. Dari
kaki bukit itu berjalan kaki mendaki pada jalan setapak yang melingkar cukup terjal,
selama lk 40 menit. Sesampainya disana, Gua Hira' tersebut berada dibawah lk 2
meter dari puncaknya. Gua ini berada ditepi jurang yang terjal. Pintu masuk Gua
Hira' sempit, tapi didalamnya cukup luas bagi seorang diri. Di atas (bukit) Jabal Nur
yang menghadap ke Makkah terlihat nun jauh di sana Masjidil Haram. Lokasi Bukit ini terletak
di luar kota Makkah.
KEUTAMAAN ILMU PENGETAHUAN
G
|
ua Hira ini tempat
wahyu pertama kali turun yang dibawa Malaikat Jibril as. Malaikat Jibril berkata kepada
Nabi saw "Iqra'" yang artinya: Bacalah!
Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta” (ayat 1).
Dalam kata pertama
yaitu ”bacalah”, telah terbuka keutamaan pertama ilmu pengetahuan yaitu membaca
Al-Qur’an sebagai sumber dasar segala ilmu-ilmu berkembang. Yaitu melalui
ayat-ayat Qauliyah, yaitu ayat-ayat di
dalam kitab suci Al-Qur’an dan ayat-ayat Kauniyah, yaitu ayat-ayat yang terdapat - untuk diperhatikan - di alam semesta raya
ini. [1]
Selanjutnya Nabi
Muhammad saw disuruh membaca
(menyimak) wahyu akan diturunkan kepada beliau itu di atas nama Allah, Tuhan
yang telah mencipta. Yaitu ”Mencipta manusia dari ’alaq (a clot of congealed
blood, segumpal darah)” (ayat 2). Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah, yaitu setetes air yang telah
berpadu dari mani laki-laki yang besarnya satu per tiga milyar mili-meter
(1/3.000.000.000 mm) dengan mani (ovum)
perempuan yang besarnya sediameter rambut. Setelah 40 hari lamanya, campuran
itu menjelma jadi segumpal darah (‘alaqah, a leech-like structure).
Kelak di 40 hari berikutnya menjadi segumpal daging (mudhghah, a chewed-like structure).
“Bacalah! Dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (ayat 3). Yaitu Tuhan engkau itu adalah Maha
Mulia, Maha Pengasih, Maha Penyayang, kepada makhluk-Nya.
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam - pena” (ayat 4). Itulah keistimewaan Tuhan Allah yang satu
lagi. Kemuliaan-Nya yang tertinggi. Yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai
ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk membuka
perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam.
Dengan pena! Dengan lidah untuk membaca; Mata untuk menyaksikan;Telinga untuk
mendengar; Hati untuk merasakan dan menyadarinya.
Dengan hal
tersebut diatas, Tuhan Allah pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena, ilmu
pengetahuan dapat dicatat. Pena alat, tidak hidup, namun sebagai alat untuk
menuliskan berbagai hal yang dapat dipahamkan oleh manusia dengannya - ”Dia
mengajarkan kepada manusia (ilmu pengetahuan) apa yang tidak diketahuinya
(sebelumnya, menjadi tahu)”. (ayat 5)
PENUTUP
D
|
engan bekal ilmu itulah manusia dijadikan khalifatul fil-ardhi. [2] Yaitu
manusia yang mampu menjalankan hidup bersama manusia-manusia dengan ’alam’ [3] sebagai ’bahan-baku’ yang diserahkan kepada manusia
untuk mengelolanya. Mengelola dengan perantaraan ’organisasi
dan management’ [4] yang rapi dalam rangka ’memakmurkan’ [5] kehidupannya. Kehidupan
di bumi sebagai ’jembatan’ [6]
menuju ke dunia berikutnya yang dinamai ’Surga Adnan’ [7] sebagai balasan bagi manusia yang excelent, have a great great job
dalam melakukan tugas kerjanya selama berada di dunia. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. [Tamat] □ AFM
Catatan Kaki:
[1] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat-ayat)bagi orang-orang yang berakal, [QS Āli ’Imrān 3:190]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [QS Āli ’Imrān 3:191]
[2] Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". [QS Al-Baqarah 2:30]
Dan
keturunan-keturunannya demikian pula:
Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi. [QS Al-An’ām 6:165]
[3] Dia-lah Allah, yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu [QS Al-Baqarah
2:29]
[4] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya
(tujuan, goal) dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh (organisasi dan management yang solid,
tertib, teratur, terkoordinasi dalam ukhuwah islamiyah). [QS Ash-Shaff 61:4]
[5] “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya.”
[QS Hud 11:61]
[6] Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS Al-Qashash 28:77]
[7] Orang-orang
yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali
yang baik (Surga Adnan) [QS Ar-Ra’d 13:29] □□
Bahan bacaan:
Tafsir Al-Azhar,
Juz XXX Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Penerbit Pustaka Panjimas
Jakarta. [Juz XXX, hal 206-211]
Alfatih Tafsir
Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Alfatih.
Anatomi Diri,
telaahan Qur’anik, A.Faisal Marzuki (penulisan hasil kajian bersama Ustadz
Wahfiudin bin Sakam dan penelitian perpustakaan sehubungan dengan topik
kajian), Maryland (USA), 1999. □□□