Sunday, May 18, 2014

Islam & Ilmu Pengetahuan (IV)

Jabal Nur dimana Gua Hira' berada. Warna putih-putih itu adalah para Haji yang akan meziarahi Gua Hira'





ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN (IV)
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN

D
engan nama Allah Yang Mahapengasih, Mahapengayang. (1) Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq - segumpal darah. (3) Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam - pena. (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang (sebelumnya) tidak diketahui. [QS Al-‘Alaq 96:1-5]


Demikianlah turun 5 ayat pertama dari 19 surat Al-’Alaq ini. Diwahyukan pertama kali kepada Rasulullah saw ketika beliau bertahannuts. Artinya berta’abbud menyembah Allah. Terjadi pada malam hari yang kudus, tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum penanggalan Hijriah. Peristiwanya terjadi di gua Hira’ yang terletak diatas bukit Nur (Jabal Nur).

Penulis telah berkunjung (berziarah) ke sana tahun 1987, dalam kesempatan melakukan ibadah Haji. Dari kaki bukit itu berjalan kaki mendaki pada jalan setapak yang melingkar cukup terjal, selama lk 40 menit. Sesampainya disana, Gua Hira' tersebut berada dibawah lk 2 meter dari puncaknya. Gua ini berada ditepi jurang yang terjal. Pintu masuk Gua Hira' sempit, tapi didalamnya cukup luas bagi seorang diri. Di atas (bukit) Jabal Nur yang menghadap ke Makkah terlihat nun jauh di sana Masjidil Haram. Lokasi Bukit ini terletak di luar kota Makkah.


KEUTAMAAN ILMU PENGETAHUAN

G
ua Hira ini tempat wahyu pertama kali turun yang dibawa Malaikat Jibril as.  Malaikat Jibril berkata kepada Nabi saw "Iqra'" yang artinya: Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta” (ayat 1).

Dalam kata pertama yaitu ”bacalah”, telah terbuka keutamaan pertama ilmu pengetahuan yaitu membaca Al-Qur’an sebagai sumber dasar segala ilmu-ilmu berkembang. Yaitu melalui ayat-ayat Qauliyah, yaitu ayat-ayat di dalam kitab suci Al-Qur’an dan ayat-ayat Kauniyah, yaitu ayat-ayat yang terdapat -  untuk diperhatikan - di alam semesta raya ini. [1]

Selanjutnya Nabi Muhammad saw disuruh membaca (menyimak) wahyu akan diturunkan kepada beliau itu di atas nama Allah, Tuhan yang telah mencipta. Yaitu ”Mencipta manusia dari ’alaq (a clot of congealed blood, segumpal darah)” (ayat 2). Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah, yaitu setetes air yang telah berpadu dari mani laki-laki yang besarnya satu per tiga milyar mili-meter (1/3.000.000.000 mm) dengan mani (ovum) perempuan yang besarnya sediameter rambut. Setelah 40 hari lamanya, campuran itu menjelma jadi segumpal darah (‘alaqah, a leech-like structure). Kelak di 40 hari berikutnya menjadi segumpal daging (mudhghah, a chewed-like structure).

“Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (ayat 3). Yaitu Tuhan engkau itu adalah Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Penyayang, kepada makhluk-Nya.

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam - pena” (ayat 4). Itulah keistimewaan Tuhan Allah yang satu lagi. Kemuliaan-Nya yang tertinggi. Yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk membuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam. Dengan pena! Dengan lidah untuk membaca; Mata untuk menyaksikan;Telinga untuk mendengar; Hati untuk merasakan dan menyadarinya.

Dengan hal tersebut diatas, Tuhan Allah pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena, ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena alat, tidak hidup, namun sebagai alat untuk menuliskan berbagai hal yang dapat dipahamkan oleh manusia dengannya - ”Dia mengajarkan kepada manusia (ilmu pengetahuan) apa yang tidak diketahuinya (sebelumnya, menjadi tahu)”. (ayat 5)


PENUTUP

D
engan bekal ilmu itulah manusia dijadikan khalifatul fil-ardhi. [2] Yaitu manusia yang mampu menjalankan hidup bersama manusia-manusia  dengan ’alam’ [3] sebagai ’bahan-baku’ yang diserahkan kepada manusia untuk mengelolanya. Mengelola dengan perantaraan ’organisasi dan management’ [4] yang rapi  dalam rangka ’memakmurkan’ [5] kehidupannya. Kehidupan di bumi sebagai ’jembatan’ [6] menuju ke dunia berikutnya yang dinamai ’Surga Adnan’ [7] sebagai balasan bagi manusia yang excelent, have a great great job dalam melakukan tugas kerjanya selama berada di dunia. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. [Tamat] □ AFM



Islam dan Ilmu Pengetahuan (klik->)  (I)   (II)   (III)   (IV)



Catatan Kaki:
[1] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat-ayat)bagi orang-orang yang berakal, [QS Āli ’Imrān 3:190]
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [QS Āli ’Imrān 3:191]
[2] Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". [QS Al-Baqarah 2:30]
Dan keturunan-keturunannya demikian pula:
Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi. [QS Al-An’ām 6:165]
[3] Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu [QS Al-Baqarah 2:29]
[4] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya (tujuan, goal) dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (organisasi dan management yang solid, tertib, teratur, terkoordinasi dalam ukhuwah islamiyah). [QS Ash-Shaff 61:4]
[5] “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya.” [QS Hud 11:61]
[6] Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS Al-Qashash 28:77]
[7] Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (Surga Adnan) [QS Ar-Ra’d 13:29] □□


Bahan bacaan:
Tafsir Al-Azhar, Juz XXX Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Penerbit Pustaka Panjimas Jakarta. [Juz XXX, hal 206-211]
Alfatih Tafsir Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Alfatih.
Anatomi Diri, telaahan Qur’anik, A.Faisal Marzuki (penulisan hasil kajian bersama Ustadz Wahfiudin bin Sakam dan penelitian perpustakaan sehubungan dengan topik kajian), Maryland (USA), 1999. □□□

Blog Archive