Sunday, November 4, 2018

Jagat Raya Dan Kumpulan Alam




Adanya Jagat Raya Dan Sekumpulan Alam - “Multiverse” yaitu suatu hipotesis ilmiah - temuan karya ilmiah Stephen Hawking, berupa kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam semesta, disamping alam semesta yang kita kenal - tempat kita tinggal sekarang ini.

Dunia sekarang ini akan berakhir, namun sebenarnya ada dunia lain - sebagaimana hipotesis ilmiah menyatakan. Dari kalangan orang yang beriman disebut dunia (alam) akhirat yaitu sebagai tempat pembalasan dari apa yang mereka kerjakan semasa hidup di dunia.



PENDAHULUAN


D
engan berjalannya waktu, berkembang pula ilmu dan pengetahuan manusia. Kalau dulu zaman abad gelap Eropa percaya bahwa dunia ini datar yang diatasnya tampak bulan dan bintang serta matahari, seperti yang terlihat pada imaje gambar ini tampak seorang pria merangkak ke batas tepi bumi.


Kini dipercayai oleh saintis baik kalangan kosmologian maupun fisikawan bahwa alam jagat raya bukanlah berbentuk tunggal seperti yang diyakini sebelumnya oleh para pakar kosmologi.

"Multiverse" [1] yaitu suatu hipotesis ilmiah - temuan karya ilmiah Stephen Hawking, berupa kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam-alam lainnya, disamping alam semesta tempat kita tinggal sekarang ini. Lihat imaje gambar sket dibawah ini - tanpa skala, dari pandangan Islam.


Staphen Hawking mempercayai dengan teori sainsnya bahwa alam semesta ini akan berakhir - namun sebenarnya ada dunia lain.

Multiverse [2] adalah kelompok hipotetis dari berbagai alam semesta termasuk alam semesta tempat manusia hidup. Bersama-sama alam semesta ini terdiri dari segala sesuatu yang ada: keseluruhan ruang, waktu, materi, energi, hukum fisik dan konstanta yang menggambarkannya berbagai alam semesta dalam multiverse disebut "alam semesta paralel", atau "alam semesta lain", atau lagi "alam semesta alternatif".

Dari kalangan kaum beriman disebut dunia (alam) akhirat yaitu ‘dunia akan datang’ bagi manusia setelah dunia (alam semesta) ini hancur. Kepercayaan ini diambil sumbernya dari ‘Divine’, Allah Pencipta Alam Semesta atau Jagat Raya yang terdapat dalam firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an: “Allah-lah yang menciptakan Langit Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa...maka apakah kamu tidak memperhatikan”, QS As-Sajdah 32:4.

Kemudiannya tibalah hari akhir atau kiamat. Kiamat diartikan sebagai hari akhir yang juga disebut dengan istilah yaumul qiyamah, yaumul hisab dan sebagainya. Kiamat secara istilah diartikan sebagai kehancuran alam semesta dan segala kehidupan di muka bumi. Setelah itu, dibangkitkan orang yang sudah mati, kemudian di hisab amal-amalnya. Tidak seorang pun yang tahu kapan hari kiamat akan terjadi, hanya Allah swt sajalah yang mengetahuinya. Kiamat sendiri disebutkan dalam berbagai surat di Al-Qur’an khususnya dalam sebuah surat yakni sural Al-Qariah:

“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas”, QS Al-Qāri’ah 101:1-11.

 KIAMAT ALAM SEMESTA DAN ADANYA ALAM LAIN

I
lmuan ikon kelas dunia dalam bidang kosmologi, Stephen Hawking (1942 - 2018), membuat sebuah makalah penelitian yang menakjubkankan dunia.  Dua minggu sebelum ia meninggal pada tanggal 14 Maret 2018. Dalam hipotesisnya, ia mengisyaratkan dalam analisa sains-nya bagaimana para ilmuwan bisa menemukan alam semesta dan memprediksi akhirnya kehidupan dunia alias kiamat dan adanya alam lainnya.

Menurut rekan penulisnya, Thomas Hertog, ikon ahli fisika tersebut menyelesaikan penelitiannya itu dari "ranjang kematiannya".

Hawking menuliskan, dibutuhkan sebuah pesawat ruang angkasa seperti Star Trek agar bisa menemukan bukti eksperimental mengenai "multiverse" yaitu hipotesis berupa kemungkinan adanya beberapa kumpulan alam semesta, disamping alam semesta tempat kita tinggal sekarang ini yang akan berakhir, namun ada dunia lain. Dari kalangan orang beriman disebut dunia akhirat yaitu ‘dunia akan datang’ setelah dunia ini.

Jika bukti semacam itu ditemukan saat Stephen Hawking masih hidup yang tidak dalam saat-saat menjelang kematiannya menemukan teori atau hypotesa ini, mungkin ilmuwan jenius ini bisa kembali menyabet hadiah Nobel, lapor The Sunday Times.

"Inilah Stephen: dengan berani ia pergi ke tempat yang ditakuti Star Trek saat mereka melangkah," kata Hertog yang merupakan profesor fisika teoretis dari KU Leuven University di Belgia.

"Dia sering dinominasikan untuk mendapat hadiah Nobel dan seharusnya kini ia memenanginya, tapi sekarang tidak pernah lagi bisa," lanjutnya, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/3/2018).

Makalah ini menghadapi sebuah permasalahan yang mengganggu pikiran Stephen Hawking, sejak teori "tanpa batas" dibuat pada 1983 bersama James Hartle.

Dalam teori itu, keduanya menjelaskan bagaimana awal mula Bumi tercipta selama Big Bang atau Ledakan Dahsyat. Teori tersebut juga meramalkan penciptaan multiverse, di mana terdapat sejumlah fenomena yang disertai oleh Big Bang, sehingga menciptakan alam semesta yang terpisah.

Dalam makalah terakhirnya, Stephen Hawking dan Hertog mengeksplorasi penemuan alam semesta dengan menggunakan roket riset (probe) yang ditempatkan dalam pesawat luar angkasa.

Makalah ini juga meramalkan alam semesta kita akhirnya akan pudar, menjadi gelap saat bintang-bintang yang kehabisan energi.

Meski demikian, gagasan Stephen Hawking dinilai kontroversial di kalangan ahli kosmologi lainnya. Profesor Neil Turok, Direktur Perimeter Institute Kanada dan teman Hawking, adalah salah satu ilmuwan yang tidak setuju dengan teori itu.

"Saya masih tak habis pikir, mengapa ia menganggap gambaran ini menarik," katanya.

Boleh jadi menjelang kematiannya di mana dia bergelut semasa hidupnya yang berkecimpung dalam ilmu kosmologi, diperlihatkan oleh Allah Mahapencipta tanda-tanda kebesar-Nya kepadanya.

Di satu sisi ilmuwan lain mendukung teori Hawking dengan menyebut bahwa karya sang ahli mungkin bisa jadi terobosan yang dibutuhkan kosmologi, terutama karena ini adalah teori pertama yang dapat diuji dalam eksperimen.

Makalah hasil pemikiran Stephen Hawking yang berjudul "A Smooth Exit from Eternal Inflation" telah direvisi pada 4 Maret 2018, 10 hari sebelum si profesor jenius itu meninggal dunia.

The Sunday Times melaporkan, makalah Hawking akan diterbitkan oleh jurnal terkemuka setelah ditinjau ulang. Hertog mengatakan kepada The Sunday Times, ia bertemu langsung dengan Hawking demi mendapat persetujuan akhir, sebelum menyerahkan makalah sains tersebut.


PENUTUP



D
emikianlah firman-firman Allah yang mengandung sains satu demi satu terbukti secara ilmiah (sains) mulai dari penciptaan manusia sampai alam semesta dan alam dibalik alam semesta ini. Dibawah ini akan dipaparkan penciptaan manusia dan alam smesta.


PENCIPTAAN MANUSIA

Dia (manusia) diciptakan dari air (mani) yang terpancar, QS At-Tāriq 86:6. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Selanjutnya Kami jadikan saripati itu air mani - nuthfah [3] (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), QS Al-Mu’minūn 23:12,13.

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah - ’alaqah [4]; Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging - mudhghah [5]; Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang - ’idhama [6]; Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging - lahman [7]. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain - manusia. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. [QS Al-Mu’minūn 23:14]

Demikianlah Allah Mahapencipta menerangkan pertumbuhan cabang bayi di dalam kandungan - embriology. Urutan-urutan mana yang sebelumnya ilmu pengetahuan belum mengetahuinya, namun setelah diselidiki lebih dalam lagi apa yang diuraikan dalam Kitab Suci Al-Qur’an bersesuaian dengan penelitian dalam ilmu embriology ini, seperti yang dikatakan oleh Profesor Dr. Keith L. Moore MSc, PhD, FIAC, FSRM.

Selain seorang guru besar Departemen Anatomi dan Biologi Sel Universitas Toronto, beliau juga pernah menjabat sebagai Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi) antara tahun 1989 dan 1991.

Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.

Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.

Ada kisah menarik saat Prof.Moore ini mengajarkan proses pembentukan manusia di dalam rahim kepada para mahasiswanya. Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata: “Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad ke-7 kalendar Gregorion, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”
 

Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?” “Iya, iya saya tau”. “Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.

Betul, jauh sebelum sains modern menemukan proses pembentukan embrio manusia, pada abad ke-7 Al-Qur’an telah menjelaskan proses pembentukan cabang bayi - embrio manusia.


PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Allah-lah yang menciptakan Langit Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa...maka apakah kamu tidak memperhatikan, QS  As-Sajdah 32:4.

”(27) Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangunnya? QS An-Nāzi’āt 79:27.

Al-Qur’an surat ke-32, As-Sajdah, ayat ke-4 penggal pertama menerangkan bahwa Samāwāti (Langit Ruang Angkasa) dan Ard (Bumi) dan apa yang ada diantara keduanya – disebut sebagai Alam Semesta terbentuk sampai seperti yang ada sekarang ini diperlukan dalam enam (sittati) masa (ayyāmin).

Pada Masa Pertama, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang” (Kun, jadilah. Fayakun, maka jadilah – selanjutnya berproses), kira-kira mulai 13.7 milyar tahun lalu.

Pada Masa Kedua, pengembangan dan Penyempurnaan, QS An-Nāzi’āt 79:28.  Bunyi firman-Nya: ”Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”. Dalam ayat 28 ini terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” sebagai analogi dari alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit alam semesta terlihat makin tinggi (meluas).

Pada Masa Ketiga, pembentukan Tata Surya termasuk di dalamnya planet bumi, QS An-Nāzi’āt, 79:29. Bunyi firman-Nya: ”dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang)”. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam.

Pada Masa Keempat, awal mula daratan di bumi, QS An-Nāzi’āt 79:30. Bunyi firman-Nya: “Dan setelah itu bumi Dia hamparkan”. Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30 ini dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

Masa Ketiga hingga Masa Keempat ini juga bersesuaian dengan surat-ke 41, surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya?’ Itulah Tuhan Rabb semesta alam”.

Pada Masa Kelima, pengiriman air ke bumi melalui komet, QS An-Nāzi’āt, 79:31. Bunyi firman-Nya: “Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”. Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.

Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk bumi ketika atmosfer bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama.

Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.

Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Pada Masa Keenam, proses Geologis Serta Lahirnya Hewan Dan Manusia, QS An-Nāzi’āt, 79:32 dan atau 33. Bunyi firman-Nya: ”Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh,” surat An-Nāzi’āt ayat 32. Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai tadinya satu kontingen, kemudian terpisah menyebar menjadi bagian benua-benua dengan nama masing-masing seperti Asia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Demikian uraian dari Prof Dr. T. Djamaludin, pakar ahli  astronomi Indonesia.

Demikianlah uraian dari tajuk JAGAT RAYA DAN KUMPULAN ALAM yang menjelang ajal kematian sebagai saintis agnostic - tidak percaya adanya Tuhan, ternyata secara tidak disadarinya diperlihatkan oleh Sang Penciptanya ada dunia lain selain alam semesta menjelang kematiannya. Yaitu dunia akhirat - ‘pembalasan’ dari apa yang kita kerjakan (amalkan, perbuat) selama di dunia.

"Lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat" - Dia (manusia) mandapat pahala (dan kenikmatan hidup dunia dan akhirat) dari kebajikan yang di kerjakan, dan dia (manusia) mendapat siksa (tidak sejahtera, sengsara dalam hidup dunia dan akhirat) dari dosa (kejahatan, ke-jahiliyah-an, mismanagement, ibadah mahdah dan ghaira mahdah yang semesti dilakukannya) yang diperbuatnya, QS al-Baqarah 2:286. Wallahu ‘alam Bish-Shawab, billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM


Baca juga tema ini: (klik --->) Dahsyatnya Penciptaan Alam Semesta.


Biografi Singkat Stephen William Hawking

S
tephen William Hawking CH CBE FRS FRSA (8 Januari 1942 - 14 Maret 2018) adalah seorang fisikawan teoritis Inggris, kosmolog, dan penulis, yang adalah direktur penelitian di Pusat Kosmologi Teoritis di Universitas Cambridge pada saat kematiannya. Dia adalah Profesor Lucasian Matematika di Universitas Cambridge antara 1979 dan 2009.

Karya ilmiahnya termasuk kolaborasi dengan Roger Penrose pada teorema gravitasional singularitas dalam kerangka relativitas umum dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam memancarkan radiasi (bintang khunnas), yang sering disebut radiasi Hawking. Hawking adalah orang pertama yang menetapkan teori kosmologi yang dijelaskan oleh gabungan teori relativitas umum dan mekanika kuantum. Dia adalah pendukung kuat dari banyaknya interpretasi dunia dalam masalah mekanika kuantum.

Hawking meraih sukses dalam penjualan beberapa buku karya tulisnya yang populer dari ilmu di mana ia mendiskusikan teori dan kosmologinya secara umum. Bukunya A Brief History of Time muncul di daftar buku terlaris Inggris Sunday Times untuk memecahkan rekor selama 237 minggu. Hawking adalah rekan atau sahabat dari Royal Society (FRS), anggota seumur hidup Akademi Ilmu Kepausan, dan penerima Presidential Medal of Freedom, penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat. Pada 2002, Hawking menduduki peringkat nomor 25 dalam jajak pendapat BBC atas 100 warga Inggris Terbesar.

Hawking memiliki penyakit yang langka yaitu neuron motoriknya  berkembang lambat (juga dikenal sebagai amyotrophic lateral sclerosis "ALS" atau penyakit Lou Gehrig) yang secara bertahap melumpuhkannya selama beberapa dekade. Bahkan setelah kehilangan kemampuan berbicara, ia masih bisa berkomunikasi melalui perangkat yang menghasilkan suara, awalnya melalui penggunaan sakelar genggam, dan akhirnya dengan menggunakan satu otot pipi. Dia meninggal pada 14 Maret 2018 pada usia 76 tahun.


Profil Dr. T. Djamaludin

D
r. T. Djamaludin, pakar ahli  astronomi Indonesia. Pendidikan: S3 Astronomi, Kyoto University (1991-1996); S2 Astronomi, Kyoto University (1988-1991); S1 Astronomi, Institut Teknologi Bandung (1981-1986)


Karier: Kepala LAPAN (2014-Sekarang); Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN (2011-2014); Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika, LAPAN (2009-Sekarang); Dosen/Pembimbing Program Magister dan Doktor Ilmu Falak, IAIN/UIN Walisongo Semarang; Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Eselon II), LAPAN (2007-2010); Kepala Bidang Matahari dan Antariksa (Eselon III), LAPAN (2001-2003); Kepala Unit Komputer Induk (Eselon IV), LAPAN (1999-2001); Peneliti Antariksa, LAPAN (1986-sekarang). □□


Catatan kaki:
[1] Multiverse [2] adalah kelompok hipotetis dari berbagai alam semesta termasuk alam semesta tempat manusia hidup. Bersama-sama, alam semesta ini terdiri dari segala sesuatu yang ada: keseluruhan ruang, waktu, materi, energi, hukum fisik dan konstanta yang menggambarkannya. Berbagai alam semesta dalam multiverse disebut "alam semesta paralel", "alam semesta lain", atau "alam semesta alternatif".
[2] Laszlo, Ervin (2003). The Cennectivity Hypothesis: Fountations of an Integral Science of Quantum, Cosmos, Life, and Consciousness, p.108. State University of New York Press, Albany. ISBN 0791457850
[3] Then We made him a drop of liquid (sperm) and put in strong serenity
[4] Then We made the sperm drop into a (nuthfah) in a place firmly fixed
[5] Then We made the sperm (nuthfah)  into a clot of congealed blood (‘alaqah)
[6] Then of that clot We made a (fetus) lump (mudghah)
[7] Then We made out of that lump bones (‘idhāma) and clothed the bones with flesh (lahman).


Sumber:
https://www.liputan6.com/global/read/3386732/misteri-karya-terakhir-stephen-hawking-ungkap-nasib-semesta-kiamat
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/dahsyatnya-penciptaan-alam-semesta.html
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-ilmu-pengetahuan-iii.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking
https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Djamaluddin
Dan sumber-sumber lainnya. □□□

Blog Archive