Wednesday, September 11, 2019

Kekuatan Doa Istighfar dan Manfaatnya






“Bila engkau ingin berdo’a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi beraneka ragam kebutuhan (hajat), maka jadikanlah seluruh doa’amu itu permohonan ampun kepada Allah (istighfar). Sebab, bila Dia (Allah) mengampunimu, maka semua hajatmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.” [Ibnu Qoyyim] [1]



KATA PENGANTAR


K
ebanyakan dari kita sudah mengenal kata ‘istighfar’ dan sering kali mendengarkannya, bahkan mudah di ucapkan. Saking sering kali didengar atau diucapkan, boleh jadi (tanpa mengkaji ulang makna, guna dan manfaatnya) kehilangan makna yang sesungguhnya, terutama yang tidak menggunakan bahasa Arab. Atau tahu, tapi hanya sekedar ucapan atau ikut-ikutan saja. Dengan kata lain tidak mengenal asal-usul bahasa tersebut, riwayatnya, maknanya, apa kekuatan lafal dan manfaatnya dari istighfar tersebut.

Perlu diketahui bahwa: 'Manusia tidak dilahirkan dalam dosa (kesalahan), tetapi kita dilahirkan dalam kelemahan.' Kelemahan inilah yang membuat kita bisa terjerembab ke dalam kubangan dosa (kasalahan). Insya Allah dengan 'istighfar' dan atau 'berkesadaran instighfar' kita dapat keluar atau terlindungi dari perbuatan dosa. 

Nah, berikut ini adalah uraiannya yang bertemakan: “Kekuatan Do’a Istighfar dan Manfaatnya”. Selamat menyimak, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM





KEKUATAN DO’A ISTIGHFAR
DAN MANFAATNYA
Oleh: A. Faisal Marzuki



I
stighfar atau beristighfar yang juga sering dikenal sebagai Astaghfirullāh adalah usaha manusia beriman untuk mencari pengampunan dari Allah atas kesalahan dan kelalaiannya. Untuk itu manusia memohon pengampunannya dari Allah SWT Sang Penciptanya dengan mengucapkan: “Astaghfirullāh, yang artinya "Aku mohon ampun-Mu Ya Allah."


ARTI ISTIGHFAR

S
ecara etimologi istighfar berasal dari bahasa Arab atau tepatnya bahasa Al-Qur’an Al-Karim yang telah menjadi bahasa dunia, dari akar “ghafr (gh-f-r = غ-ف-ر), yang berarti menutupi sesuatu dengan apa yang akan melindunginya dari kotoran. Dalam hal ini arti: "Istighfar" adalah berdoa atau memohon kepada Allah agar Allah dapat melindungi pemohon dari konsekuensi kejahatan dan pengaruh racun kejahatan atas dirinya. Tujuannya diciptakan manusia adalah  untuk “beribadah” [2] dan “khalifah [3] pemakmur [4] kehidupan di dunia” sebagai fitrah yang sebenarnya. Perbuatan baik atau buruknya yang dilakukan manusia akan mempunyai akibat langsung [5] terhadap kehidupannya baik di dunia maupan di akhirat.

Astaghfirullāh secara harfiah diterjemahkan menjadi "Aku mohon ampun kepada Allah" yang diucapkan dalam sholat dan atau selesai sholat. Maksud do’a dengan pelafalan (ucapan) seperti itu adalah bahwa Allah yang Rahman (Mahapenyasih) dan Rahim (Mahapenyayang) lebih besar dari pada kemurkaan-Nya (hukuman-Nya). Atau Allah mendahulukan segala sesuatu kebaikan yang berasal dari Allah yang dimohonkan kepadanya.

Disamping itu, sebenarnya pengucapan atas 'do’a istighfar' ini adalah usaha manusia yang beriman untuk mendapatkan pencegahahan atau kekuatan dari Allah untuk dapat menahan diri dari perbuatan kesalahan atau dosa dan kejahatan. Dengan do’a itu insya Allah akan dapat menampilkan kekuatan untuk menahan diri dari perbuatan salah atau dosa dan kejahatan yang dilakukan baik dengan sengaja (tidak mampu menahan diri) atau tidak sengaja - khilaf atau tidak tahu.

Istighfar adalah satu amalan yang mulia. Ia memiliki kedudukan yang agung dan posisi yang utama dalam ajaran Islam yang terdapat pada dīnullāh (agama Allah, agama Islam). Istighfar adalah fondasi untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan, mendapatkan kenikmatan, dan menghilangkan hukuman. Istighfar merupakan salah satu bentuk pengakuan kita sebagai manusia yang pernah salah dan lupa, serta membimbing kita agar tidak berlaku sombong dan angkuh dan penyalahgunaan kekuasaan atau rezeki yang diperoleh di dunia ini.


KEKUATAN DO’A ISTIGHFAR

O
rang-orang sering melupakan pentingnya Dua Istighfar yang kelihatannya sederhana, namun sebenarnya penuh daya kekuatan yang dahsyat dengan pelafalan (ucapan atau do’a)  "Astaghfirullāh". Do’a ini adalah Sunnah Nabi SAW supaya kita selalu mengucapkan istighfar 100 kali sehari. Dalam Firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Quran, istighfar dipandang menggambarkan kekuatan dan dukungan Allah yang mengarah pada kedekatan dengan Allah dan penebusan kesalahan yang ada sebagaimana firman Allah SWT menyatakan yang artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air; mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan - yastaghfirūn (kepada Allah).” (QS Adz-Dzāriyat 51: 15-18)

Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus selalu memohon pengampunan dan berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT karena istighfar adalah salah satu perbuatan yang haq dan merupakan penerima berkah yang tak terhitung jumlahnya. Dalam ayat lain, Allah SWT mengatakan yang artinya:

"Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat, dan menyukai orang yang menyucikan diri. (QS Al-Baqarah 2: 222)

Melakukan do’a istighfar tidak harus selalu setelah melakukan dosa atau tindakan ketidaktaatan kepada Allah SWT, tetapi juga termasuk kekurangan yang ada pada diri kita. Allah mencintai orang-orang yang mencari pengampunan dan bertobat dan membuat mereka bersih dari dosa dengan memohon pengampunan kepada Allah SWT. Istighfar juga merupakan sarana untuk membangun kesadaran akan eksisnya Allah dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya. Kita tidak berlindung kepada siapa pun, kecuali hanya kepada Allah dalam bertobat kepada-Nya. Kita mengakui kesalahan, kekurangan, kegagalan, dan dosa yang ada pada diri kita  kepada-Nya. Dan kita hanya meminta pengampunan kepada-Nya dengan melakukan istighfar.


MANFAAT ISTIGHFAR

D
ari uraian diatas dapat kita pahami pentingnya ucapan do’a istighfar itu. Sekarang mari kita membahas beberapa kebajikan dan manfaat dari melafalkan permohonan sederhana dan indah ini, yaitu "Astaghfirullah".

Mendapatkan Martabat (Rahmat) dari Allah SWT

Rahmat adalah sesuatu hal yang paling penting yang perlu kita raih atau dapatkan yaitu dengan cara melakukan beberapa amalan-amalan. Tanpa rahmat Allah, semua perbuatan kita tidak akan diterima oleh Allah SWT dan tanpa rahmat dari-Nya tidak akan berguna. Dalam Al-Quran, firman Allah SWT menyatakan yang artinya:

"Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia (Allah) akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia (Allah) akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan di timpa azab pada hari yang besar (kiamat).” (QS Hūd 11:3).

Dari ayat ini kita menyimpulkan bahwa jika kita mencari pengampunan Allah dan melakukan perbuatan baik maka kita mendapatkan rahmat-Nya jika tidak kita akan dihukum pada Hari Pengadilan.

Mengusir Kesedihan, Melapangkan Kesempitan dan Mendapatkan Rezeki

Muslim yang selalu melakukan istighfar akan bahagia dalam hidupnya karena ada kesenangan dan rezeki yang akan datang kepadanya. Hidup akan menjadi lebih mudah dan dia akan mendapati setiap hari kebahagiaan. Istighfar membuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

Menghindari Hukuman

Seseorang yang terus-menerus dan teratur melakukan istighfar akan dimaafkan oleh Allah SWT. Allah tidak akan menghukum orang yang selalu melakukan istighfar. Istighfar akan mampu menahan datangnya penderitaan dan kegagalan serta menghindari hukuman. Allah SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Quran yang artinya:

Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka, dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.
(QS Al-Anfāl 8:33).

Jadi kita dapat mengatakan bahwa istighfar membuka pintu belas kasihan.

• Dari Istighfar orang dapat memperbaiki dirinya

Kita sebagai manusia sering melakukan kesalahan, sering tergoda oleh hawanafsu syahwat dan dunia, sering mengabaikan aturan yang ditetapkan. Manusia harus dihukum karena kesalahan, tetapi Allah menunda hukumannya di akhirat. Sebelum batas waktu, yaitu Hari Pembalasan.

Manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan bertobat. Pertama, perlu peningkatan diri melalui istighfar, yaitu dengan mengucapkan lafal 'Astaghfirullāh'. Dengan adanya kesadaran istighfar itu akan membantu kita untuk menahan diri dari segala bentuk dosa. Mengucapkan istighfar secara teratur mengingatkan kita bahwa Allah melihat dan mengetahui apa-apa  yang kita  lakukan. Dengan itu peluang-peluang sebesar atau sekecil apapun untuk melakukan tindakan yang salah akan dapat dicegah, karena terasa diawasi-Nya. Jadi dari istighfar, kita dapat meningkatkan diri dengan menjauh dari perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik dan benar.

• Menambah Kekayaan, Anak-anak dan Kesenangan

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman yang artinya:

Mohon ampun kepada Tuhanmu. Sungguh Dia Maha Pengampun; niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu; Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu,  dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS Nūh 71: 10-12).

Dalam ayat ini, Allah SWT menjanjikan kita bahwa kekayaan datang bersama istighfar, seperti halnya harta, anak-anak, kebun-kebun yang subur karena adanya air (sungai). Istighfar akan membuka pintu-pintu yang telah ditutup hingga hari ini. Kekayaan, kondisi alam, dan anak-anak datang dari Allah karena tidak berpaling dari-Nya. Melainkan kita bertaqwa kepada-Nya melalui 'Kesadaran Istighfar'. Jadi istighfar adalah pintu gerbang menuju produktivitas.

Tiket ke Surga (Firdaus)

Allah telah berjanji dan menjamin tempat di surga (firdaus) bagi para hamba-Nya yang selalu melakukan istighfar. Ini menunjukkan istighfar yang paling penting karena harapan setiap Muslim adalah mendapatkan surga setelah kematian.

Memberikan kekuatan pada doa

Allah menjanjikan mereka yang melakukan istighfar secara teratur untuk memberikan kehidupan yang baik secara terus menerus sepanjang kehidupan dunia sampai akhirat dan memberikan berbagai keuntungan dan manfaat bagi mereka yang selalu istighfar dan memohon kepada-Nya. Kami akan mendapatkan lebih banyak semangat dan kekuatan dengan mengatakan istighfar setiap hari.

Kita membutuhkan istighfar, yaitu terus memurnikan dan membersihkan hati kita dari kesalahan atau dosa dan fasiq atau kejahatan. Kita tidak dilahirkan dalam dosa, tetapi kita dilahirkan dalam kelemahan. Kita bersujud kepada-Nya untuk mencegah dorongan, bisikan, angan-angan daya tarik hawanafsu syahwat dan dunia yang merupakan bagian dari ujian kita dalam kehidupan ini. Dan ketika kita jatuh dalam bisikan-bisikan dan angan-angan tersebut dan melakukannya (dosa) itu membawa kita jauh dari Tuhan Pencipta kita. Tetapi ada harapan bagi mereka yang ingin mencari pengampunan dari Allah SWT dan yang terbaik adalah dengan melakukan istighfar. Orang yang melakukan istighfar dan mengakui kelemahannya kepada Allah menjadi lebih dekat kepada-Nya. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk mendapat pengampunan atas dosa-dosa kita yang kita lakukan dan juga memberi kita kekuatan untuk melakukan perbuatan yang di ridhoinya (perbuatan yang haq).


PENUTUP

I
stighfar (adalah) menyucikan dosa dan menghapus catatan kesalahan, mengangkat derajat, dan meninggikan kedudukan di sisi Allah SWT. Nabi SAW bersabda: “Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah)

Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak istigfarnya, padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah. Sesungguhnya aku beristighfar seratus kali dalam sehari.”

Dan dalam hadits lainnya dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata: “Kami pernah menghitung bacaan dzikir Rasulullah SAW dalam satu majelis. Beliau ucapkan Robbighfirlī wa tub ‘alayya innaka anta tawwābul ghofūr” Artinya: “Wahai Rabbku, ampunilah aku dan terimalah tobatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat dan ampunan”. Diucapkannya sebanyak 100 kali.

Lebih dari itu, ada sebuah riwayat yang membuat kita lebih merasa bangga akan pribadi Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang mengucapkan Astaghfirullah wa atubu ilaih (Aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepadanya) lebih banyak dari Rasulullah SAW.”

Kehidupan Nabi Muhammad SAW penuh dengan istighfar setiap waktu sampai di akhir hayatnya beliau tutup dengan bertobat dan memohon ampun kepada Allah. Dari Ummul Mukminin Aisyah RA, ia mengisahkan akhir hayat Nabi SAW. “Aku mendengar Nabi SAW yang saat (menjelang wafat) bersandar kepadaku, beliau berkata: ‘Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang sholeh.’

Sebagaimana kehidupan beliau SAW dipenuhi dengan istighfar dan ketaatan, akhir hayatnya pun ditutup dengan istighfar. Hal ini sekaligus memberikan pelajaran kepada kita tentang kedudukan istighfar yang begitu agung di dalam agama Islam, dan betapa kita sangat membutuhkan istighfar.

Sudah sepantasnya dan seharusnya kita memperbanyak istighfar di sepanjang waktu dan dalam setiap aktivitas yang kita jalani. Terlebih lagi pada waktu-waktu yang memang ditekankan untuk beristighfar, seperti selesai salat fardu, pada sepertiga malam terakhir bulan Ramadhan, serta waktu-waktu lainnya.

Seandainya kita mau saja berenung diri - muhasabah, maka terlihat betapa begitu banyak salah dan lupa yang kita kerjakan. Begitu banyak kelalaian dalam memanfaatkan waktu yang diberikan Allah SWT kepada kita, padahal Allah SWT telah memberikan segalanya - yang tidak kita sadari. Banyak orang mengeluhkan kesempitan dalam mengarungi kehidupan ini, karena sedikitnya tobat dan kurang beristighfar kepada Allah. Allah SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang artinya:


“…Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya; (Yaitu) orang-orang yang berdo’a: ‘Wahai Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan peliharalah kami dari azab neraka.’; (juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan (beristighfar) pada waktu sebelum fajar.“ (QS Āli ‘Imrān 3:15-17).

Kita sangat membutuhkan istighfar dan senantiasa memperbanyaknya, sebagaimna Rasulullah SAW saja mengamalkannya - apatah lagi kita! Wallāhu a’lam bis-Showab. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] Siapa Ibnu Qoyyim?
Nama lengkap Ibnu Qoyyim ialah Muhammad bin Abi Bakr (محمد بن أبي بکر), bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi (الدمشقي), bergelar Abu Abdullah Syamsuddin (أبو عبد الله شمس الدین), atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada atau menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-Jauziyyah. Dalam Bahasa Arab namanya tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم. Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Qu’ran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
[2] Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [QS Adz-Dzāriyāt 51:56]
[3] Wa idz qõla Robbuka lil-malāikati innī jā-‘ilun fil ardhi khalīfah” (QS Al-Baqarah 2:30) Artinya, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat (para Malak): “Sesungguhnya Aku (Allah swt) hendak menjadikan seorang khalīfah. Dan Dia-lah (Allah swt) yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi.” [QS Al-An’ām 6:165].
Kata Arab khalīfah diartikan dalam bahasa Indonesia sebagaimana juga bunyinya dalam bahasa aslinya yaitu khalifah. Sedangkan oleh Abdullah Yusuf Ali, dalam bukunya “The Qur’an, Text, Translation and Comentary” menyebutkan khalīfah dalam bahasa Inggris sebagai visegerent. Visegerent bentuk kata benda yang artinya adalah, a person appointed by another especially by ruler. Yaitu orang yang mendapatkan tugas yang biasanya diberikan oleh seorang penguasa (yang kekuasaannya lebih tinggi daripada yang mendapat  tugas). Untuk apa? Untuk to exercise the latter’s power and authority.  Demikianlah manusia khalifah diciptakan dan diberi tugas untuk melaksanakan kekuasaan dan otoritas dari-Nya. Manusia khalifah tersebut sebagai deputy atau wakil-Nya selaku mandataris untuk mengelola kehidupan manusia di bumi. Latter bentuk kata sifat yang artinya it represents the original. Yaitu melakukannya sesuai dengan apa-apa yang di perintahkan-Nya. Dari keterangan Abdullah Yusuf Ali tersebut, artinya disini adalah kalaupun dia manusia berkuasa dan mempunyai otoritasnya itu dalam melakukan tugasnya mesti dan sepantasnya sesuai dengan isi perintah dan ketentuan-ketentuan dalam (cara) pelaksanaan dari pemberi mandatnya. [Yusuf Ali, The Qur’an, Text, Translation and Comentary, Published by Tahrike Tarsile Qur’an Inc. P.O. Box 1115 Corona-Elmhurst Station, Elmhurst, New York 11373-1115. hal. 24].
[4] “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya”. [QS Hud 11:61] - (Dalam rangka beribadah melalui perantaraan hidup di dunia dengan cara memakmurkan kehidupan di bumi).
[5] “…Dia (manusia) mendapat (pahala, kemajuan peradaban) dari kebajikan yang dikerjakannya; dan dia (manusia) mendapat (siksa, kerusakan peradaban) dari (kejahatan, dosa, fasik, kesalahan) yang diperbuatnya. [QS Al-Baqarah 2:286]. □□



Sumber:
http://www.quranreading.com/blog/power-of-istighfar-and-its-benefits-from-quran/
https://en.wikipedia.org/wiki/Istighfar
https://www.beritasatu.com/ramadansatu/jalan-pulang/437757-keutamaan-istigfar.html
https://kitchenuhmaykoosib.com/keutamaan-istighfar/




Sumber terjemahan ayat-ayat Al-Qur’an diambil dari ALFATIH Al-Qur’an Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari Tafsier Ibnu Katsir. □□□

Blog Archive