Monday, May 3, 2021

Shalat Membangun Peradaban Dunia

 


 

 Assalamu ‘alaykum Wr. Wb.

Insya Allah akan terbit buku “SHOLAT MEMBANGUN PERADABAN DUNIA - Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin”. Konsep atau skrip baru saja selesai, tinggal lagi penerbitannya sedang diproses. Mudah-mudahan dengan doa kita bersama buku ini terbit.

Sekarang kita memasuki sepertiga terakhir bulan Ramadhan yang sunnah Rasulnya sebaiknya kita beri’tikaf di Masjid bagi yang sehat atau setidaknya di rumah bagi yang kesehatannya kurang mengizinkan, apalagi di masa thoun covid-19 yang telah melanda dunia.

Disamping mengerjakan amalan-amalan i’tikaf lain, baik juga membaca tulisan buku tersebut yang diambil dari Bab-12 Penutup dan Kesimpulannya. Tapi yang disajikan disini adalah kesimpulannya saja, sebagai bahan renungan kita sebagai seorang muslim.

Selamat beri’tikaf dan beriqro’ buku tersebut. Mudah-mudahan bermanfaat. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM


 

SHOLAT MEMBANGUN PERADABAN DUNIA

Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam

Sebagai Rahmatan Lil Alamin

 

KESIMPULAN

D

ari uraian buku ini kita mendapat hikmah bahwa Ajaran Islam itu sungguh demikian baiknya, bukan saja dari segi kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sebagai perangkat alat untuk para pelaku pemakmur bumi (seculer, dunia sebagai ladang ibadah) dalam membangun peradaban dunia sebagai ladang ibadah secara fisik, namun juga kemajuan dari segi ilmu Islam lainnya (religeous) sebagai tiang - penopang tegaknya - bangunan peradaban yang diridhoiNya yaitu: Usul-Fiqih dan penyusunan Kitab Fiqih yang membahas masalah masalah: thaharah, sholat, janazah, zakat, puasa, haji, umrah, muamalat (perdagangan, bank, perseroan, dll), faraid (waris), nikah, jinayat (kriminal, pembunuhan), hudud (hukuman), jihad (pertahanan), makanan dan penyembelihan, aqdhiyah (hukum pengadilan), al-Khilafah (hal-hal yang menyangkut dengan pemerintahan); Fikih Kontemporer; Kitab Hadits; Ilmu Kalam; Akaid (tauhid); Ilmu Mantiq (logika); Ilmu-ilmu Tafsir al-Qur’an; Ilmu Membaca Al-Qur’an; Seni Tulis Arab Qur’an, Ilmu-ilmu Islam lainnya. Hal ini  menggambarkan kebenaran sebuah Hadits yang menyebutkan: "Inti atau pokok segala perkara adalah ada dalam ajaran Islam, dan tiangnya atau penopangnya adalah sholat."

   Konten Ajaran Islam ini sungguh lengkap, disebut 'kaffah'. Terminologi Barat sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Michael H. Hart menyebutnya ‘religious dan seculer’. Maknanya adalah mendapat kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat ini.

   Perlu diperhatikan ungkapan ini, bahwa ‘apa yang diusahakan itulah yang di dapat’, sebagaimana firmanNya pada penggal pertama yang kedua menyebutkan: "...Lahā mā kasabat wa 'alayhā maktasabat...", artinya: ...Dia (manusia) mendapat (pahala, bangunnya peradaban komuniti, bangsa, negara dan antar negara) dari kebajikan yang dikerjakannya, dan dia mendapat (siksa, mandeknya bahkan runtuhnya peradaban) dari (kejahatan, ego yang tidak berakhlak mulia, tanpa 3T1I) yang diperbuatnya ...,  QS Al-Baqarah 2:286.

Jadi hasilnya bergantung kepada kepemahaman Ajaran Islamnya, niat, kemauan dan kesadaran Islam sebagai rahmatan lil 'ālamīn, serta kualitas kerja para pelaku pemakmur kehidupan di bumi dalam membangun peradaban yang sesungguh-sungguhnya peradaban. Yaitu peradaban (pemakmur bumi) yang diridhoiNya.

   Kemajuan ilmu hukum, sains, teknologi yang melahirkan Peradaban Islam ini 'dikutip' serta dijadikan 'contoh dan pelajaran' yang sangat berharga, bahkan sebagain ‘tolok ukur’ bagi para cendikiawan dan tokoh-tokoh Eropa dan Amerika dan lembaganya.

   Inti uraian dari buku 'Sholat Membangun Peradaban Dunia' - Sebuah Narasi Gambaran Ajaran Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin’, bertolak dari catatan sejarah bagaimana penanganan oleh pemerintahan Kekhalifahan Islam di Baghdad dan Kordoba yang meneruskan apa yang telah di capai Rasulullah Muhammad saw dan Khulafaur Rasyidin yang mengandung nilai Ajaran Islam yang kaffah. Yaitu taat beribadah kepadaNya (religious), dan melakukan kebajikan selaku pemakmur kehidupan di bumi (secular, dunia sebagai ladang ibadah). Dengan itu menghasilkan kebaikan dalam bermasyarakat dan bernegara dalam berpemerintahan dengan ditandai adanya kemajuan Ekonomi, Sains dan Teknologi, berakhlak mulia yang akhirnya berdampak hidup damai dan sejahtera bagi kehidupan warganya dan alam sekitarnya. Hal ini telah di akui pula oleh para cendikiawan dunia. Bahkan menjadi pelajaran dan tolok ukur dalam bernegara mereka.

   Kesimpulan yang dapat diambilkan disini, bahwa para cendikiawan dalam menggambarkan Paradaban Islam yang telah Membangun Peradaban Dunia, sebagaimana diuraikan dalam  Bab-12 sub tema ‘Pendapat Cendikiawan Barat Terhadap Ajaran Islam dan Nabi Muhammad saw’ dan ‘Komentar Tokoh-tokoh Dan Lembaga Lainnya’, sebenarnya dimulai atau dibangun dari nilai-nilai yang terkandung dalam bersholat terutama sholat berjamaah yang bersunguh-sungguh bersholat, sebagai berikut:

   Frieherr von Pufendorf dalam bukunya yang berjudul "Law and Nature and Nation" sangat sering mengutip hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an antara lain hukum dalam keadaan perang. Pufendorf akhirnya mengakui bahwa hukum yang ada dalam Al-Qur'an tidak hanya 'mengatur sebuah bangsa', namun juga 'mengatur hubungan antar bangsa'.

Dalam bukunya ia mengatakan: "...Seharusnya lebih giat untuk berperan dalam menyelesaikan masalah bangsa lain, bahkan Al-Qur'an mengajarkan jika ada dua negara Islam berperang satu dengan yang lainnya, negara lain harus bersifat netral dan menjalin hubungan damai dengan kedua negara tersebut, kemudian berusaha meminta negara yang menyerang untuk memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkannya, setelah itu negara-negara lain harus mendamaikan mereka dan memperbaiki hubungan persahabatannya."

   Sir George Bernard Shaw mengatakan: "Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan’.

Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil (dengan membawa solusi) mengatasi segala permasalahan sedemikian rupa hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia. Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa (Barat) di masa datang. Dan memang ia telah mulai diterima Eropa (Barat) saat ini. Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.

Dia adalah Muhammad (saw). Dia lahir di Makkah pada tahun 570, memulai misi mengajarkan agama Islam (Dīn ul-Islām)  pada usia 40 tahun, dan meninggalkan dunia pada usia 63 tahun. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari ‘paganisme dan pemuja makhluk’ menjadi ‘para pemuja Tuhan yang Esa’, dari ‘peperangan dan perpecahan antar suku’ menjadi ‘bangsa yang bersatu’, dari ‘kaum pemabuk dan pengacau’ menjadi kaum pemikir dan penyabar’, dari kaum ‘tak berhukum dan anarkis’ menjadi ‘kaum yang teratur’, dari ‘kebobrokan ke ‘keagungan moral’. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini, dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas dua dekade.”

Ia mengatakan lagi: “Saya telah meneliti sejarah hidup Muhammad. Ternyata dia sama sekali tidak memusuhi kaum Kristen, bahkan dapat kita katakan dia adalah penyelamat kemanusiaan. Saya yakin, jika orang berakhlak mulia seperti Muhammad ini yang memimpin dunia, maka akan tercipta kebahagiaan dan kedamaian”.

   Pangeran Charles dari Inggris, “Islam adalah agama yang mampu mengajari kita cara menciptakan perdamaian dan keharmonisan dalam kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang tidak memisahkan antara manusia dan alam, agama dan sains, atau pun akal dan materi”.

   Dunia mungkin belum tahu betapa berharganya warisan ilmu-ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh Kaum Muslimin. Bahkan agaknya banyak yang tak menyangka bahwa prinsip-prinsip pengetahuan modern yang ada sekarang ini ditemukan lewat kecemerlangan pemikiran Ilmuwan Muslim. Untuk masa itu, ilmu mereka dapat dikatakan telah melampaui batas zamannya yang melahirkan Sains dan Teknologi yang dibangun dari hasil Peradaban Islam.

Dalam hal itu Carli Fiorina memaparkan keberhasilan tersebut, “Para arsitek yang merancang bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi adalah mereka para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengan itu komputer dan enkripsi data dapat tercipta (penulis - komputer, laptop, tablet komputer, telepon genggam dan penggunaan applikasi algoritma lainnya seperti Google, Facebook, WhatsApp, Tik Tok, dst). Mereka para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk menyembuhkan penyakit. Mereka para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa” - mereka itu adalah para ilmuan dan penemu Muslim pada zaman kejayaan Islam di abad tengah.

Bahkan dalam suatu kesempatan pidatonya Carly Fiorina memuji kontribusi Peradaban Islam abad tengah kepada masyarakat Amerika modern. mengatakan: “Gift (of Muslim civilizations) are very much a part of our heritage.” Artinya: “Hadiah (dari peradaban Muslim) sangat banyak dan telah menjadi bagian dari warisan kita (Amerika) terima.”

   George Sale penulis terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris dari teks asli Al-Qur’an yang berbahasa Arab yang diberi nama The Koran, terbit tahun 1734, menulis sebagai berikut:  “Jika agama dan sistem lembaga sipil dari bangsa asing (penulis -maksudnya bangsa Arab yang beragama Islam) berguna sekali untuk diketahui, maka ketahuilah bahwa aturan dan hukum yang dibuat oleh Muhammad (penulis - berpedoman atau berasal dari Al-Qur’an) selaku pembuat hukum bagi orang Arab dan pendiri Imperium (penulis - Madinah yang selanjutnya kelak disebut ‘kekhilafahan’ - union of nations yang dipimpin oleh seorang Khalifah disebut juga ‘Imam’ atau ‘Amirul Mukminin’), kurang dari satu abad, dengan sendirinya, telah mampu mengembangkan dan melebarkan wilayahnya lebih besar daripada apa yang dicapai Imperium (Kekaisaran) Romawi yang dikenal sebagai penguasa dunia. Dengan itu, mestinya kita melakukan seperti itu pula hendaknya.”

   Demikianlah sejarah telah mencatatnya dengan tinta emas, bahwa perkembangan Islam yang telah membangun peradaban itu tidak lepas dari rintisan usaha dan kerja keras para sahabat dibawah  kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw di Madinah. Kemudian tradisi itu dilanjutkan oleh setiap generasi dalam pemerintahan yang berdasarkan Ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah saw. Dan selanjutnya generasi umat Islam berikutnya, dimana saja mereka berada melestarikan nilai-nilai Ajaran Islam yang sangat menakjubkan George Sale, penerjemah Al-Qur’an yang memberi penghormatan dan penghargaan tinggi kepada Rasulullah Muhammad saw dan Kitab Suci Al-Qur’an. Ini suatu fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti apa yang digambarkan George Sale (1697-1736) pada abad ke-18, ia sendiri sangat terkenal atas buku terjemahan Al-Qur’an dari bahasa Arab ke dalam bahasa Inggris di tahun 1734.

Selanjutnya Michael H. Hart (lahir 1932) pada abad ke-20 yang terkenal dengan bukunya ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’ yang telah penulis baca pada tahun 1978 dalam terjemahan bahasa Indonesia yang di beli dari toko buku Gunung Agung di Jakarta, menempatkan Muhammad (saw) peringkat  pertama dari 100 tokoh yang ada dalam daftar buku tersebut sebagaimana disebutkan oleh Michael H. Hart:

”My choice of Muhammad to lead the list of world’s most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history who was supremely successful on both the religious and secular levels.”

Artinya: "Pilihan saya atas Muhammad untuk memimpin daftar orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin dipertanyakan oleh yang lain, tetapi dia adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat sukses baik dalam kapasitasnya sebagai tokoh agama (religious) dan tokoh keduniaan (secular)."

Demikianlah, mereka menggambarkan ad-Dīnul Islām yang dibawa Rasulullah Muhammad saw sebagai agama kaffah (religious dan secular). Artinya ajaran untuk sukses hidup di dunia (sebagai intermwdiate goal - tujuan antara) dan sukses hidup di akhirat (sebagai ultime goal - tujuan akhir), sebagaimana salah satu doa ’sapu jagat’ menyebutkan dalam al-Qur’an Surat Al-Baqarah 2:201.

   Dari para pemikir dan tokoh Barat lainnya seperti Thomas Jefferson (1743- 1826) antara abad ke-18 dan ke-19, dalam sejarahnya yang panjang selalu membela hak-hak Muslim yang berada di Amerika - Thomas Jefferson and the long history of defending Muslims’ rights. Dalam buku Denise A. Spellberg dengan tema “Thomas Jeferson’s:  Islam and the Founders”, ia sebagai pengajar sejarah dan studi Timur Tengah di Universitas of Texas, Austin, menuliskan: Bahwa jauh sebelum bangsa Amerika lahir, seorang warga penduduk Amerika dibawah pemerintahan Kolonial Kerajaan Inggris Raya, bernama Thomas Jefferson mencita-citakan berdirinya Negara Amerika dimana warganya bukan saja eks keturunan asal Eropa yang berimigrasi ke benua Amerika Utara, tapi juga disebutkan inklusif (termasuk) Muslim, kendatipun kehadiran Muslim di tanah Amerika ketika itu tidaklah ‘masuk hitungan’ - tidak menentukan dan penuh dengan kontroversial.

   Napoleon Bonaparte (1769-1821) abad ke-19 yang menerapkan beberapa pokok-pokok hukum Islam untuk negaranya yang dikenal dengan nama Napoleon Code.

   Nah bagaimanatah dengan kita sendiri sebagai umat Islam sekarang ini? Sementara orang lain mengakui dan mengagumi serta meneladaninya! Lihat Lampiran-4.

Maka, sungguh benarlah bahwa ‘peradaban’ yang dibangun dari Ajaran Islam yang dibawa Rasul Allāh (Rasulullah, Utusan Allah) Muhammad saw sebenarnya telah menghentakkan kesadaran dunia akan kebaikan dan kedahsyatan Ajaran Islam dan Peradabannya seperti yang telah disebutkan oleh para cendikiawan dan intelektual Eropa dan Amerika. Dengan itu jelaslah kini bahwa sebenarnya Islam yang kaffah itu diturunkan ke dunia sebagai rahmatan lil ‘ālamīn - rahmat bagi seluruh alam dan manusia. Masya Allah!

   Akhirulkalam, agar mendapat berkahNya, penulis menutupnya dengan memohon doa munajat kehadiratNya: “Yā Alllāh Ya Tuhan hamba! Perbaiki (pemahaman) agama (ad-Dīn ul-Islām) hamba yang menjadi pegangan hidup hamba. Dan perbaiki dunia hamba yang padanya hamba hidup (selaku pemakmur kehidupan - membangun peradaban - di bumi sebagaimana firmanMu menyebutkan). Dan perbaiki akhirat hamba yang menjadi tempat hamba kembali (dengan mendapatkan Surga Firdaus)...” Āmīn, Allāhuma Āmīn. Billāhit Taufiq wal Hidāyah. □ AFM

 


Blog Archive