Thursday, August 7, 2014

Muhasabah Diri



Oleh: A. Faisal Marzuki

Canyon and River, ciptaan-Nya. *

  • Hari ini (mestinya) lebih baik dari hari kemarin. Hari esok (mestinya) lebih baik dari hari ini.
  • Wahai orang-orang yang beriman! Patuhlah kepada ketentuan-ketentuan (taqwa1 kepada) Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan ikutilah aturan dalam ketentuan-ketentuan (taqwa1 kepada) Allah. Sungguh, Allah Mahamengetahui dengan teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (dikerjakan-taqwa1 atau tidak dikerjakan-fasik atau kafir kepada-Nya). [QS Al-Hasyr 59:18]

Pertama-tama teriring salam dan selamat HARI RAYA 'IDUL FITRI 1 SYAWAL 1435H. Mohon maaf lahir dan bathin. TaqabalalalLahu Minna wa Minkum. Semoga Allah menerima Puasa; Shalat Tarawih dan Witir; Tilawah Qur'an; Zakat, Infaq, Sadaqah; Dan amalan-amalan Ibadah puasa lainnya dalam rangka meraih ridha-Nya dan taqwa kepada-Nya. Dan juga menjaga spirit dan tarbiyah Ramadhan untuk mengisi hidup 11 bulan kedepan. Semoga pula Allah Yang Rahman dan Yang Rahim mengampuni dosa-dasa sebelum dan sesudahnya. Selanjutnya semoga Engkau Yang Mulia lagi Maha Kuasa sudi pula selalu membimbing kita ke jalan yang lurus dan berkah mendapati lagi Ramadhan tahun berikutnya. Disamping itu menjadikan pula rakyat dan bangsa Indonesia menjadi negara yang diridhai-Nya. Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, amin.



R
amadhan telah berlalu. Selama bulan itu penulis tidak dapat hadir untuk menuliskan tentang hal-hal ke-Islam-an seperti yang termaktub dalam goal kehadiran blog ini. Banyak hal kenapa tidak hadirnya. Salah satunya adalah desktop penulis lagi sakit. Kena virus dari mengakses Mivo TV yang menayangkan Metro TV vs TV One. Tayangan dari Metro TV dapat ditangkap dengan sangat baik. Sebaliknya TV One dapat ditangkap dengan sangat mengecewakan, kadang on (hidup) kadang off (mati). Setelah itu virusnya menyerang dengan dahsyat. Akibatnya TV One tidak dapat di akses lagi. Hanya Metro TV saja yang dapat. Selanjutnya blog penulis terganggu juga.

Ada hikmah kejadian itu. Penulis terhindar dari ketidak etisan hidup bersosial-masyarakat seperti fitnah, ghibah (gossip, yuwaswisu fi shudūrinnās) pilpres dari orang-orang yang tidak bermoral integritas dan mengerti akan nilai dan ajaran moral Islam yang sebenarnya. Omongannya ngalor-ngidul (seenak saja), yang tidak bernilai dan tidak bermoral integritas. Kebanyakan media masanya tidak membangunkan national character building yang secukup dan sepatutnya, instead of commercial and consumerism (pesan sponsor). Padahal majunya suatu bangsa bukan ditentukan melulu oleh materi dan teknologi belaka, namun yang sangat pokok dan mendasar adalah karakter national dari sumber daya manusia anggota penduduk (citizen) bangsa itu sendiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.  Yaitu keadilan, kejujuran, amanah, dan tanggung jawab. Dan setiap warga bangsa bekerja keras dalam suasana tersedianya lapangan pekerjaan dan upah minimum yang mencukupi biaya pangan, sandang, perumahan, pendidikan, transportasi dan kesehatan. Pemerintah dengan segenap jajarannya sampai kebawah adalah ‘pelayan’ warga bangsanya yang menyediakan (menciptakan) lapangan pekerjaan, keamanan dan menjaga ketertiban bagi warga bangsa serta menjaga keaman, ketertiban dan kedamaian peradaban dunia antar bangsa. Itulah yang dapat penulis tangkap kenapa di dalam negeri negara Amerika ini makmur dan maju. Begitu pula yang penulis dapati dalam pengalamannya mengelilingi beberapa negara-negara Eropa Barat. Ada baiknya simak pula tulisan terdahulu dari penulis dengan judul Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur'an (I) s/d (VII).

Selama itu pula penulis berusaha menikmati betul ‘saum’ [puasa]. Puasa mana menurut Imam besar Al-Ghazali bukan saja menahan dari makan, minum dan hubungan suami istri saja (puasa tingkat dasar, puasa orang awam). Namun juga puasa dari mata, telinga, mulut, tangan dan kaki (puasa tingkat menengah, puasa orang arif). Lebih jauh dari itu adalah puasa tingkat tinggi (puasa orang arif yang arif) yaitu puasa hati dan fikiran juga. □ AFM


Catatan:
1 Taqwa yang dimaksudkan dalam hubungan ayat ini adalah ketentuan-ketentuan Allah dalam artian melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh Allah Azza wa Jalla yang mencipta2, mengatur2, memelihara2, dan mengendalikan2 alam semesta raya sebagai aturan yang terbaik bagi keteraturan dan keharmonisan gerak benda-benda alam raya. Bagi manusia yang diciptakan sebagai mandataris-Nya (Khalifatul-Lāh fil ardh) adalah agar terjadi keteraturan dan keharmonisan hidup diantara warga bangsa dan antar bangsa yang hidup baik ditinjau dari segi toleransi kepercayaan dan agama masing-masing serta kepentingan dan kedamaian serta kemashlahatan hidup manusia itu sendiri di bumi. Ajaran Islam memberi pedoman dan aturan dalam hal-hal seperti itu.
2  Tersimpul dalam bahasa Arabnya dengan kata Rabb. Sering diterjemahkan sebagai Tuhan. Rabbul ‘Alamin (Tuhan Semesta Alam) Rabbun Nas (Tuhan Manusia). Arti tanda kurung itu adalah Tuhan Allah yang mencipta, mengatur, memelihara dan mengendalikan. Tuhan sebagai ‘designer’ manusia mengetahui apa yang diperlukan dan terbaik bagi manusia karena Dia-lah arsiteknya. Jadi aturan-aturan yang dibuatnya bagi manusia adalah ‘fit’ bagi kepentingan manusia itu sendiri, that’s all!

*    Digital painting by A.Faisal Marzuki.

Blog Archive