Oleh:
A. Faisal Marzuki
- Hari ini (mestinya) lebih baik dari hari kemarin. Hari esok (mestinya) lebih baik dari hari ini.
- Wahai orang-orang yang beriman! Patuhlah kepada ketentuan-ketentuan (taqwa1 kepada) Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan ikutilah aturan dalam ketentuan-ketentuan (taqwa1 kepada) Allah. Sungguh, Allah Mahamengetahui dengan teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (dikerjakan-taqwa1 atau tidak dikerjakan-fasik atau kafir kepada-Nya). [QS Al-Hasyr 59:18]
Pertama-tama teriring salam dan selamat
HARI RAYA 'IDUL FITRI 1 SYAWAL 1435H. Mohon maaf lahir dan bathin.
TaqabalalalLahu Minna wa Minkum. Semoga Allah menerima Puasa; Shalat Tarawih
dan Witir; Tilawah Qur'an; Zakat, Infaq, Sadaqah; Dan amalan-amalan Ibadah
puasa lainnya dalam rangka meraih ridha-Nya dan taqwa kepada-Nya. Dan juga
menjaga spirit dan tarbiyah Ramadhan untuk mengisi hidup 11 bulan kedepan.
Semoga pula Allah Yang Rahman dan Yang Rahim mengampuni dosa-dasa sebelum dan
sesudahnya. Selanjutnya semoga Engkau Yang Mulia lagi Maha Kuasa sudi pula
selalu membimbing kita ke jalan yang lurus dan berkah mendapati lagi Ramadhan
tahun berikutnya. Disamping itu menjadikan pula rakyat dan bangsa Indonesia
menjadi negara yang diridhai-Nya. Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, amin.
R
|
amadhan telah berlalu. Selama bulan itu
penulis tidak dapat hadir untuk menuliskan tentang hal-hal ke-Islam-an seperti
yang termaktub dalam goal kehadiran blog ini. Banyak hal kenapa tidak
hadirnya. Salah satunya adalah desktop penulis lagi sakit. Kena virus dari
mengakses Mivo TV yang menayangkan Metro TV vs TV One. Tayangan dari Metro TV
dapat ditangkap dengan sangat baik. Sebaliknya TV One dapat ditangkap dengan
sangat mengecewakan, kadang on (hidup) kadang off (mati). Setelah
itu virusnya menyerang dengan dahsyat. Akibatnya TV One tidak dapat di akses
lagi. Hanya Metro TV saja yang dapat. Selanjutnya blog penulis terganggu juga.
Ada hikmah kejadian itu. Penulis
terhindar dari ketidak etisan hidup bersosial-masyarakat seperti fitnah, ghibah
(gossip, yuwaswisu fi shudūrinnās) pilpres dari
orang-orang yang tidak bermoral integritas dan mengerti akan nilai dan ajaran
moral Islam yang sebenarnya. Omongannya ngalor-ngidul (seenak saja), yang tidak
bernilai dan tidak bermoral integritas. Kebanyakan media masanya tidak
membangunkan national character building yang secukup dan sepatutnya, instead
of commercial and consumerism (pesan sponsor). Padahal majunya suatu bangsa
bukan ditentukan melulu oleh materi dan teknologi belaka, namun yang sangat pokok
dan mendasar adalah karakter national dari sumber daya manusia anggota penduduk
(citizen) bangsa itu sendiri sebagai negara yang merdeka dan
berdaulat. Yaitu keadilan, kejujuran, amanah, dan tanggung jawab. Dan
setiap warga bangsa bekerja keras dalam suasana tersedianya lapangan pekerjaan
dan upah minimum yang mencukupi biaya pangan, sandang, perumahan, pendidikan,
transportasi dan kesehatan. Pemerintah dengan segenap jajarannya sampai kebawah
adalah ‘pelayan’ warga bangsanya yang menyediakan (menciptakan) lapangan
pekerjaan, keamanan dan menjaga ketertiban bagi warga bangsa serta menjaga
keaman, ketertiban dan kedamaian peradaban dunia antar bangsa. Itulah yang
dapat penulis tangkap kenapa di dalam negeri negara Amerika ini makmur dan
maju. Begitu pula yang penulis dapati dalam pengalamannya mengelilingi beberapa
negara-negara Eropa Barat. Ada baiknya simak pula tulisan terdahulu dari
penulis dengan judul Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur'an (I) s/d (VII).
Selama itu pula penulis berusaha
menikmati betul ‘saum’ [puasa]. Puasa mana menurut Imam besar Al-Ghazali bukan
saja menahan dari makan, minum dan hubungan suami istri saja (puasa tingkat
dasar, puasa orang awam). Namun juga puasa dari mata, telinga, mulut, tangan
dan kaki (puasa tingkat menengah, puasa orang arif). Lebih jauh dari itu adalah
puasa tingkat tinggi (puasa orang arif yang arif) yaitu puasa hati dan fikiran
juga. □ AFM
Catatan:
1 Taqwa yang
dimaksudkan dalam hubungan ayat ini adalah ketentuan-ketentuan Allah dalam
artian melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Aturan-aturan
tersebut dibuat oleh Allah Azza wa Jalla yang mencipta2, mengatur2,
memelihara2, dan mengendalikan2 alam semesta raya sebagai
aturan yang terbaik bagi keteraturan dan keharmonisan gerak benda-benda alam raya.
Bagi manusia yang diciptakan sebagai mandataris-Nya (Khalifatul-Lāh fil ardh)
adalah agar terjadi keteraturan dan keharmonisan hidup diantara warga bangsa
dan antar bangsa yang hidup baik ditinjau dari segi toleransi kepercayaan dan
agama masing-masing serta kepentingan dan kedamaian serta kemashlahatan hidup
manusia itu sendiri di bumi. Ajaran Islam memberi pedoman dan aturan dalam
hal-hal seperti itu.
2 Tersimpul
dalam bahasa Arabnya dengan kata Rabb. Sering diterjemahkan sebagai Tuhan.
Rabbul ‘Alamin (Tuhan Semesta Alam) Rabbun Nas (Tuhan Manusia). Arti tanda
kurung itu adalah Tuhan Allah yang mencipta, mengatur, memelihara dan
mengendalikan. Tuhan sebagai ‘designer’ manusia mengetahui apa yang
diperlukan dan terbaik bagi manusia karena Dia-lah arsiteknya. Jadi
aturan-aturan yang dibuatnya bagi manusia adalah ‘fit’ bagi kepentingan
manusia itu sendiri, that’s all!
* Digital painting by
A.Faisal Marzuki. □□□