A. Faisal Marzuki
Wahai Tuhan-ku!
Segala Puji Bagi-Mu, Engkau yang telah Menciptakan (Mendirikan)
Langit dan Bumi dan diantara keduanya;
Dan Segala puji Bagi-Mu, yang telah Merajai (Memerintah) Langit
dan Bumi dan diantara keduanya;
Dan Segala puji Bagi-Mu yang telah Memberikan Tenaga Hidup
(Cahaya) Langit dan Bumi dan diantara
keduanya.
"Tidaklah langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi
(Allah) melainkan seperti sebentuk cincin yang tercampak di atas tanah kosong
yang luas. Begitulah juga kelebihan Arasy ke atas Kursi samalah seperti
kelebihan tanah kosong yang luas itu ke atas cincin tersebut".
Penciptaan Alama Semesta
D
|
alam ilmu
pengetahuan moderen (sains) tentang ilmu
ruang angkasa (cosmology) sekarang
ini adalah hasil dari penelitian ilmiah melalui observasi ruang angkasa dengan
menggunakan alat-alat tertentu seperti teleskop bumi, radiologi, teleskop satelit
ruang angkasa (teleskop Hubble atau Spitzer atau
Compton), dan teori-teori
geologi, fisika, astronomi, dan seterusnya serta perhitungan matematik khusus
yang berkenaan dengannya, secara jelas sekali menyatakan bahwa pada suatu titik
waktu tertentu seluruh jagat raya ini dulunya tidak ada seperti sekarang ini,
kalaupun ada baru merupakan asap (dukhān)
yang berbentuk kabut tebal (yang berkomposisikan gas panas). Allah, Tuhan Maha
Pencipta Alam Semesta berfirman yang artinya:
Kemudian Dia
menuju ke langit dan (langit ketika) itu masih merupakan asap (dukhān). [QS Fushshilat 41:11]
Oleh karena Langit
Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dimana Langit Ruang Angkasa berisikan entity Matahari dengan
planet-planet Merkurius, Venus, Bumi dan Bulan, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus, Pluto, Eris; Bintang-bintang dalam Gugus-gugus bintang
(Galaksi); Kumpulan Galaksi-galaksi (Super
Cluster) semua itu berasal dari asap yang sama. Semuanya itu merupakan satu
hubungan koneksi entity Alam Semesta. Bintang-bintang di Ruang Angkasa yang
kita lihat berkelap-kelip di malam hari itu dulunya merupakan satu kesatuan Alam
Semesta dalam bentuk asap (dukhān).
Allah, Sang Pencipta
Alam Semesta itu berfirman:
... bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. [QS Al-Anbiya’
21:30]
Dr. Alfred Kroner adalah
salah seorang yang terkenal di dunia sebagai ahli geologi. Dia adalah profesor
geologi dan ketua dari departemen geologi pada Institut Geosciences, Johannes
Gutenberg University, Mainz, Jerman. Dia berkata:
”Coba pikir siapa Muhammad yang hidup pada abad
ke-7, saya pikir tidak mungkin sama sekali dia tahu tentang hal asal kejadian
alam jagat raya ini, karena para ahli baru menemukan dan mengetahuinya beberapa
tahun belakang ini. Pengetahuan seperti itu adalah rumit dan untuk
mengetahuinya diperlukan metoda teknologi yang sangat maju, dalam soal itu.”
Lanjutnya ia
berkata:
”Seseorang yang tidak mengetahui fisika nuklir
1400 tahun lalu yang tidak mungkin dilakukannya, saya pikir dengan posisi dan
waktu ketika itu tidak mungkin keluar dari pengetahuannya, seperti bahwa bumi
dan langit berasal dari yang tadinya satu dalam bentuk asap (dukhān).” [1]
Penciptaan Alam Semesta yang terdiri
dari Ruang Angkasa Raya dengan isinya Bumi dan planet-planet lainnya serta
bintang-bintang dilakukan dalam enam masa tahapan sebagaimana disebutkan oleh
firman-Nya yang artinya:
Allah-lah yang menciptakan Langit Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa
yang ada diantara keduanya dalam enam masa. [QS As-Sajdah 32:4]
Enam masa yang
disebutkan itu adalah dari masa (1) ’Cikal Bakal’ kepada ’Ada’, dalam bentuk Asap (Dukhān, Dark Ages) panas; Selanjutnya masa (2) Ruang Angkasa
(Langit) diisi oleh Bintang-bintang yang pertama yang masih sangat panas;
Diteruskan ke masa (3) Ruang Angsa berkembang lagi yang diisi oleh Galaksi-galaksi
pertama yaitu gugus-gugus bintang atau kumpulan-kumpulan bintang pada gugus
bintang masing-masing yang masih sangat panas; Kemudian dikembangkan lagi ke
masa (4) sesuai dengan perkembangan isi Alam Semesta, yaitu Ruang Angkasa lebih
membesar lagi dengan bertambahnya galaksi-galaksi yang terdiri dari kumpulan
bintang-bintang yang juga bertambah. Pada fase ini Alam Semesta lebih stabil
dan panasnya berkurang; Kemudian masa (5) yaitu masanya para galaksi-galaksi menjadi
tumbuh matang (stabil, memadat) yang masing-masing anggota-anggotanya seperti
bintang-bintang, planet-planet dengan bulan-bulan pengikutnya masing-masing
membentuk kelompok galaksi-galaksi yang lebih besar lagi disebut sebagai Super Cluster dan kumpulan-kumpulan Super Cluster lainnya; Terakhir masa (6)
mulai adanya kehidupan organisme dari yang bersel satu menjadi bersel banyak.
Kemudian berkembang menjadi jenis tumbuh-tumbuhan dan pepohonan (Alam Tumbuhan).
Dan binatang-binatang (Alam Khewan).
Asal mula penciptaan
Alam Semesta yaitu Ruang Angkasa dengan Segala Isinya dilakukan oleh Allah Maha
Penciptanya sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Dialah yang menghidupkan (mencipta) dan
mematikan (masa hidupnya berakhir), maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan
(menghidupkan, mencipta), Dia hanya berkata kepadanya. ”Jadilah (Kun), maka
jadilah ia (Fayakun). [QS Al-Mu’min
40:68]
Khususnya dalam
penciptaan Alam Semesta (Ruang Angkasa dengan Segala Isinya) mulai terjadi
menurut Sains adanya ”Ledakan Dahsyat” (Big Bang) yaitu ”Kun” (Jadilah)
”Fayakun” (Maka, Jadilah – prosesnya berlangsung).
Alam Semesta Yang Ada Sekarang Ini
A
|
lam Semesta yang menurut
sains terjadinya sudah 14 sampai 15 milyard tahun terhitung sejak diperintahkan
kepada makhluk (creation) ’Cikal
Bakal’ Alam Semesta oleh Allah Maha Pencipta (Creator) yang terkenal dengan penyebutan ”Kun” (Jadilah) ”Fayakun” (Maka
Jadilah) Alam Semesta ini.
Sains menyebutkan
sebagai teori ”Ledakan Dahsyat” (Teori Big
Bang). Yaitu suatu adanya Fluktuasi Quantum menjadi Mengembang (inflasi)
dengan adanya pola pijaran cahaya. Setelah itu masa gelap (asap) proses ini
berjalan selama sekitar 400.000 tahun. Selanjutnya setelah itu terciptalah
bintang-bintang yang pertama selama sekitar 400 juta thun terhitung sejak
dari ”Kun Fayakun”. Baru pada 14 sampai
15 milyard tahun setelah ”Big Bang” Alam
Semesta dengan Segala Isinya ada seperti sekarang ini.
Diperkirakan diameternya mencapai 30
miliyar tahun cahaya. Artinya, jika cahaya mencoba menyeberangi alam semesta.
dari tepi kiri menuju tepi kanan, ia butuh waktu selama 30 miliyar tahun!
Sungguh sebuah ukuran yang sangat sangat sangat jauh!
Jika manusia menyeberangi alam semesta
dengan menggunakan pesawat ulang alik berkecepatan 20.ooo km per jam, maka
waktu yang diperlukannya adalah sekitar 1,62 miliyar miliyar tahun, alias 1,62
dengan sepuluh pangkat 18 tahun (angka nol sebanyak 18). Sebuah hal yang sangat
muskil dilakukan oleh manusia!
Diperkirakan alam semesta ini memuat
partikel sejumlah 10 pangkat 81, yang tersebar di seluruh penjuru langit. Di
antaranya, yang terbanyak adalah yang berada di pusat alam semesta. Yang lain
tersebar dalam bentuk benda-benda langit dan debu angkasa. Termasuk,
partikel-partikel pembentuk matahari, bintang, nebula, dan planet Bumi.
Secara sederhana, alam semesta ini
boleh diumpamakan seperti sebuah terompet raksasa yang memuat triliyunan benda
langit. Mulai dari yang terkecil, debu-debu angkasa, batu meteor, batu komet,
batu asteroid, satelit, planet, matahari, bebagai jenis bintang-bintang,
galaksi, sampai yang terbesar, supercluster.
Seluruh benda langit itu membentuk
sistem saling tarik-menarik dan saling ‘mengikat’ lewat gaya gravitasi. Coba
bayangkan, ada triliyunan kelereng yang sedang mengambang di awang-awang.
Triliyunan benda itu semuanya bergerak. Tidak ada yang diam! Dan ‘sedikit’
sekali terjadi tabrakan, terutama pada kelereng-kelereng yang berukuran besar.
Karena masing-masing kelereng itu memiliki lintasan geraknya masing-masing.
Kecuali benda-benda langit yang bergerak bebas dan tidak memiliki lintasan
orbit.
Kita melihat sebuah ‘demonstrasi’
kekuatan yang Maha Dahsyat, yang mengatur keseimbangan gerakan itu. Jika tidak,
maka sungguh seluruh benda langit itu akan saling bertabrakan, dan menjadi
kacaulah langit kita.
Akan tetapi, yang terjadi bukan begitu.
Meskipun sudah berlangsung selama 12 miliyar tahun, benda-benda langit itu
bergerak secara harmonis. Benda-benda langit yang berukuran besar, memiliki dua
jenis gerakan. Gerakan pertama adalah gerakan berputar pada dirinya sendiri,
yang dikenal sebagai gerakan rotasi. Sedangkan gerakan kedua adalah gerakan
melingkari benda yang lebih besar dari dirinya, yang dikenal sebagai gerakan
revolusi.
Jadi bisa kita bayangkan, betapa benda
yang paling kecil adalah benda yang paling ‘pusing’. Ambillah contoh, Bulan.
Bulan adalah satelit Bumi. la berputar pada dirinya sendiri. Selain itu, ia
juga mengitari Bumi pada lintasan orbitnya yang berjarak sekitar 1 menit cahaya
alias sekitar 18 juta km dari Bumi. Juga berevolusi dengan Matahari bersama
Bumi.
Lintasan itu memiliki pola yang tetap.
Sehingga pergerakan Bulan bisa dihitung secara akurat oleh manusia. Katakanlah,
waktu terjadinya gerhana Bulan. Manusia telah bisa memperkirakan kapan bakal
terjadi gerhana Bulan di tahun tahun mendatang. Karena itu, pergerakan bulan ini
bisa dijadikan patokan penanggalan alias kalendar. Termasuk kalendar Hijriyah
yang digunakan oleh umat Islam. Satu kali perputaran Bulan mengelilingi Bumi
membutuhkan waktu 29,5 hari.
Bukan hanya bulan yang bergerak, tetapi
juga Bumi. Planet yang memuat sekitar 7 miliyar lebih Manusia ini berputar pada
dirinya sendiri. Satu kali rotasi menghabiskan waktu 24 jam alias sehari.
Selain itu juga berputar mengelilingi Matahari dalam kurun waktu 365 seperempat
hari, satu kali putaran, yang disebut sebagai setahun.
Maka kita melihat di sini, bahwa bulan
mengelilingi Bumi pada periode tertentu, dengan cara tertentu. Dan kemudian,
Bumi bersama Bulan, mengelilingi Matahari pada periode tertentu dengan cara
tertentu pula.
Nah, apakah Matahari juga bergerak
seperti itu? Ternyata, iya. Matahari yang menjadi pusat pergerakan sembilan
planet termasuk Bumi ini, ternyata juga bergerak berotasi dan berevolusi.
Selama sekitar 5 miliyar tahun Matahari bergerak berirama bersama kesembilan
planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto; mengelilingi sebuah Bintang yang berukuran sangat besar
yang berada di pusat Galaksi Bima sakti.
Galaksi Bima Sakti beranggotakan
sekitar 100 sampai 200 miliyar matahari, lihat Gambar galaksi Bima Sakti. Kesemuanya
berputar mengelilingi pusat galaksi yang berbentuk cakram. Bumi dan tatasurya
kita terletak di salah satu wilayah agak ke pinggir dari cakram tersebut.
Maka, Dalam satu galaksi ini saja kita
bisa ‘melihat’ betapa ada bermiliyar-miliyar benda langit yang sedang bergerak
dalam sebuah irama yang sangat harmonis. Ratusan miliyar matahari, dan
triliunan planet, asteroid, satelit, serta berbagai batu angkasa sedang
‘menari-nari’ dalam komposisi irama galaksi Bima Sakti yang sangat mengagumkan.
Namun, dari data Astronomi juga
diketahui bahwa jumlah galaksi di alam semesta ini ternyata sangatlah banyak,
lihat Gambar Samudra galaksi di alam semesta. Bisa mencapai ratusan miliyar
galaksi. Bahkan boleh jadi triliyunan. Setiap saat, para ahli astronomi bisa menemukan
sejumlah gugusan bintang alias galaksi lewat teleskop Hubble atau Spitzer atau
Compton.
Ternyata, bukan hanya matahari atau
bintang-bintang yang bergerak secara berirama dalam satu gugusan. Melainkan,
galaksi-galaksi itupun bergerak berotasi dan berevolusi mengelilingi sebuah
galaksi yang sangat besar. Tidak kurang dari 100 miliyar galaksi diperkirakan
bergerak berirama membentuk gugusan galaksi yang disebut Supercluster.
Lagi-lagi kita melihat sebuah “orchestra
alam semesta” yang luar biasa dahsyatnya, dalam sebuah parade triliyunan
matahari yang ‘menari-nari’ dengan cantik sekali.
Sampai disinikah besarnya alam semesta?
Ternyata tidak. Gerakan-gerakan berputar dan berirama itu terus membesar,
membesar dan membesar. Dari Bulan mengelilingi Bumi, kemudian mengelilingi
Matahari, lantas mengelilingi pusat galaksi, dan berevolusi mengitari pusat
Supercluster, diperkirakan masih terus membentuk gugusan gugusan yang lebih
besar yang belum ketahuan tepinya. Meskipun, para ahli menyimpulkan alam semesta
ini besarnya terbatas pada diameter 30 miliyar tahun cahaya. Tapi, disinilah
manusia mulai merasakan situasi ‘kritis’ atas pemahamannya terhadap alam
semesta. Mereka dihadang oleh sebuah ‘Kekuasaan’
dan ‘Kecerdasan’ yang Sangat
Misterius, yaitu: Allah Hayyun Qayyun,
yang sedang menggelar sebuah “Orchestra
Alam Jaga Raya Maha Dahsyat” dalam skala “Besarnya Kerajaan Allah” yang tidak terbayangkan! Belum lagi Alam
dibalik Alam Semesta (Beyond Universe).
Alam Dibalik Alam Semesta (Beyond
Universe)
D
|
ari Gambar Sket Alam (Universe) Alam Dibalik Alam Semesta (Beyond Universe) berdasarkan Al-Qur’an
dan Al-Hadits terdapat metaalam-metaalam atau lapisan-lapisan metaalam sebagai berikut, (1) Tirai Nur; (2) Arasy;
(3) Surga Firdaus; (4) Air; (5) Kursiy; (6) Sidratul Muntaha; (7) Baitul Makmur
& Jannatal Marwa.
Sains sampai saat ini baru hanya
mengenal Alam Semesta. Alam Semesta ini dikenal juga dengan nama Jagat Raya
atau Jagat Raya di Raya atau Universe.
Sedangkan Alam Dibalik Alam Semesta (Beyond
Universe) belum atau sama sekali tidak diketahui oleh Sains. Namun secara
filsafat atau ilmu-ilmu semua agama mengenalnya. Namun gambaran keterangannya
yang lebih jelas dan rinci ada dari Ajaran Islam. Alam Semesta yang dikenal
Sains sudah sangat luar-luar-luar biasa besar dan luasnya. Namun menurut
keterangan Al-Qur’an ada lagi yang lebih besar lagi dibandingkan dengan Alam
Semesta (Universe), yaitu Kursiy.
Lebih besar lagi dari Kursiy adalah Arasy.
Dalam hadits sahih riwayat Imam Baihaqi di dalam
kitab mu'tabarnya Al-Asma Was As-Sifat, juga menurut Ibnu Abi Syaibah di dalam
Kitab Al-Arasy dan Ibnu Kathir di dalam Tafsir Al-Quran Al-Azim, meriwayatkan
Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya:
"Tidaklah langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursiy Allah
melainkan seperti sebentuk cincin yang tercampak di atas tanah kosong yang
luas. Begitulah juga kelebihan Arasy Allah di atas Kursiy Allah samalah seperti
kelebihan tanah kosong yang luas itu ke atas cincin tersebut". [Hadits
tersebut juga boleh dilihat di dalam kitab Arasy Allah oleh Imam Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah dan Silsilah Al-Ahadith As-Sahihah oleh Syeikh Nasaruddin
Al-Albani.]
A
|
rasy merupakan bentuk mashdar dari kata
kerja ‘arasya – ya‘risyu – ‘arsyan (عَرَشَ يَعْرِشُ عَرْشًا) yang artinya adalah bangunan,
singgasana, istana atau takhta. Di dalam al-Qur’an, perkataan ‘Arasy itu
disebut sebanyak 33 kali.
Kata ‘Arasy mempunyai banyak maksud,
tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah singgasana atau takhta Tuhan atau
boleh juga disebut sebagai Head Quarter,
Kantor Pusat dari Pengendalian Seluruh Alam Semesta (Ruang Angsa dengan segala
isinya).
Tentang pengertian ‘Arasy, Rasyid Ridha
dalam Tafsir al-Manar menjelaskan bahwa ‘Arasy merupakan ”pusat pengendalian
segala persoalan makhluk-Nya di alam semesta”. Penjelasan Rasyid Rida itu
antara lain didasarkan pada Al-Qur'an yang artinya: ”Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk
mengatur segala urusan”. [QS Yunus
10:3]
Letak Arasy
A
|
rasy terletak di atas Syurga Firdaus,
Nabi Muhammad saw, bersabda kepada
sahabat Abu Hurairah yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Ahmad, dan Ibnu
‘Ashim yang artinya:
“Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohonlah kepadanya
Syurga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Syurga yang paling utama dan paling
tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arasy Allah yang Maha Pengasih...”
Demikian dahsyatnya penciptaan
Alam Semesta oleh Allah Pencipta Alam Semesta (Universe) dan Alam dibalik Alam
Semesta (Beyond Universe). Tuhan
Hayyun (Hidup Kekal) Qayyun
(Tegak Berdiri Sendiri Mengurus Ciptaan-Nya) mempunyai wilayah Kerajaan amat
amat amat luas dan maha maha maha besar.
Alam Semesta raya di raya dengan segala
isinya merupakan hasil ciptaan-Nya tidak dibiarkan begitu saja, melainkan
diurus-Nya dengan baik. Masing-masing hidup dan tumbuh dalam koordinasi rapih.
Gerakannya harmonis dan indah. Dalam garis edarnya yang anggun dalam suasana
damai – tidak berbenturan. Allahu Akbar, wallahu a’lam bish-shawab. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] The First Three Minutes, a Modern View of
the Origin of the Universe, Weinberg, pp. 94-105. □□
Bahan Bacaan:
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/09/besarnya-kerajaan-allah-1.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/09/besarnya-kerajaan-allah-2.html □□□