Sunday, October 18, 2015

Apa Makna Sebenarnya Menjadi Seorang Muslim





“Aku diajarkan untuk memberikan hormat dengan memberikan ucapan salam “Assalamu ‘alaikum”, kepada orang lain agar orang itu diberkati dalam keadaan selamat sejahtera dan damai. Inilah makna sebenarnya menjadi seorang Muslim.” [Abdullah II bin Al-Hussain]



KATA PENGANTAR

S
udah tidak aneh lagi di dunia, terutama di dunia Barat, yang melecehkan Islam, Qur’an dan Rasul Allah Muhammad saw. Tidak saja di Eropah tapi juga di Amerika Serikat.

Sampai-sampai dijadikan komoditi kampanye menjadi Presiden Amerika mendatang. Semua atas nama “kebebasan”. Mereka tidak merasa canggung lagi bahwa itu akan menyinggung hati bagi mereka yang menaruh keyakinan agamanya yang dilecehkannya itu.

Kalaulah ajaran Islam tidak mengajarkan “Muslim Harus Beradab” dan “Berfikir Positif”, maka kacaulah dunia ini. Sehingga adanya rasa tidak enak dihati ini diganti dengan rasa pacifist [1], rasa ketabahan dalam bertawakal kepada-Nya.

Ditengah suasana yang tiada habis-habisnya sosial media secara sepihak memberitakan hal-hal yang tiada lagi yang “paling negatif” hanya selain Islam.

Tapi baiklah, karena Islam yang diturun dan diridhai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Pencipta Alam Semesta, dimana antara lain adalah manusia yang satu, dari nenek moyangnya, Adam as. Agama Abrahamic yang satu, asal agama. Semoga Tuhan Alam Semesta membukakan pintu hati mereka yang belum atau tidak mengerti ajaran dan misi Islam yang sebenarnya.


APA MAKNA SEBENARNYA MENJADI SEORANG MUSLIM

D
itengah susana kebuntuan dalam masalah ini, Abdulah II bin Hussein, Muslim, Raja Jordania, pada tanggal 10 Maret 2015, menghadiri Parlemen Uni Eropa. Pada kesempatan itu Beliau diberi kehormatan untuk berbicara di depan para anggota Parlemen Eropa yang terhormat dalam topik “What really means to be a Muslim”.

 “What really means to be a Muslim - Apa makna sebenarnya menjadi seorang Muslim” inilah yang akan dijelaskan dalam pidato Raja Abdullah II ditengah-tengah anggota Parlemen Uni Eropa sebagai berikut:


Inilah sebabnya penting untuk menjernihkan dengan sejernih-jernihnya masalah “Apa Makna Sebenarnya Menjadi Seorang Muslim”. Aku dan banyak Muslim lainnya telah diajarkan sejak tahun-tahun pertama, bahwasanya agama kami menuntut rasa saling menghormati dan perhatian bagi sesama manusia, sebagaimana Nabi Muhammad saw mengajarkan bahwa, “Kalian sesungguhnya belum beriman, hingga kalian mencintai tetangga kalian, seperti mencintai diri kalian sendiri.” Inilah makna sebenarnya menjadi seorang Muslim.

Diantara nama-nama baik Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dengan itu selama hidupku, setiap hari, Aku diajarkan untuk memberikan hormat dengan memberikan ucapan salam “Assalamu ‘alaikum”, kepada orang lain agar orang itu diberkati dalam keadaan selamat sejahtera dan damai. Inilah makna sebenarnya menjadi seorang Muslim (Ucapan Sang Raja Jordania ini disambut dengan tepuk tangan para anggota Parlemen Uni Eropa).

Dilanjutkan, Kata Sang Raja: Lebih dari seribu tahun yang lalu, sebelum adanya Konvensi Jenewa (Tentang Peraturan Perang), Tentara Muslim diperintahkan dan dilarang membunuh anak-anak, wanita dan orang tua; Merusak pohon dan mencelakakan penduduk (sipil, bukan seorang militer); Merusak Gereja. Nilai-nilai Islam yang sama ini diajarkan kepada kami di sekolah sejak anak-anak. Yaitu tidak mencemarkan atau menodai dimana tempat beribadah seperti Mesjid, tidak juga Gereja, pun tidak juga Sinagog (Ucapan Sang Raja Jordania ini disambut dengan tepuk tangan para anggota Parlemen Uni Eropa).

Dalam sejarah, wilayah geografi, dan masa depan yang akan mengikat kita itu, jangan ada yang akan memisahkan kita, karena bersama-sama kita bisa menciptakan pilar-pilar saling hormat menghormati yang akan mendukung kebaikan bersama bagi generasi akan datang. Terima Kasih (sambil diberikan tepuk tangan yang bersemarak - dari  duduk ke berdiri dan berdiri dari anggota Parlemen Uni Eropa.


PENUTUP

“Dan carilah negeri Akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan kepadamu. Tapi janganlah kamu lupakan bagianmu di Dunia." [QS al-Qashash 28:77]

"Barang siapa menghendaki keuntungan di Akhirat, akan kami tambahkan keuntungan itu. Dan barang siapa menghendaki keuntungan di Dunia (hanya Dunia-hubud dunya), Kami berikan sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di Akhirat." [QS Asy-Syūra 42:20]

M
aksud ajaran dan ibadah dalam Islam bukanlah semata-mata (memperbaiki, memelihara) hubungan dengan Allah, melainkan juga (mengokohkan) hubungan sesama antar manusia. Lihat QS 2:112, yaitu supaya jangan putus tali hubungan dengan Allah ‘Azza wa Jalla (hablum minallah) dan tali hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Kedua sayap kehidupan (kaffah) inilah yang akan dipelihara (diperbaiki dan diperkuat) oleh (kedatangan ajaran) Islam. [Tafsir Al-Azhar Juz IV hal. 87]

Manusia ada di bumi ini adalah sebagai Khalifah-Khalifah di Bumi: "Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi." [QS Al-An'ām 6:165]

Manusia ada di bumi ini adalah sebagai Pemakmur Bumi: "Dia (Allah) telah menciptakanmu (jasadmu) dari bumi (tanah) dan menjadikanmu (manusia) pemakmurnya. [QS Hūd 11:61]

Manusia ada di bumi ini adalah sebagai pelaku amar ma'ruh - agent of development dan nahi mungkar - agent of change: “Kamu (Umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena) kamu menyuruh (berbuat) yang ma'ruf - agent of development dan mencegah yang mungkar - agent of change dan beriman kepada Allah." [QS Āli 'Imr
ān 3:110]

Dalam rangka beribadah (berdedikasi, ibadah, menyembah) kepada-Nya: "Dan Aku (Allah) tidak menciptakan Jin dan Manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. [QS Adz-Dzariy
āt 51-56] 

Untuk itu ajaran Islam sebagai Rahmat bagi Alam Semesta: wa mā arsalnāka illā rahmatan lil’ālamīn. Dan tiada Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad saw, yang membawa Dinul Islam), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi Alam Semesta. [QS Al-Anbiyā’ 21:107]

Dalam menjalankan misi hidup sebagai seorang Muslim berpedoman kepada pendekatannya yang bukan dengan cara ‘kekerasan’: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah mereka dengan cara yang baik. [QS An-Nahl 16:125]

Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab dan kepada orang yang buta huruf (tidak mengerti Islam dan konsep ketuhanannya seperti atheism, agnostic), “sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. [QS Ali ‘Imrān 3:20]

Ajaran Islam Mengajarkan Perdamaian (tidak memaksa, apalagi dengan kekerasan):

Dan katakanlah , “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa yang menghendaki (kafir) biarlah dia kafir…” [QS Al-Kahf 18:29]

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)…” [QS Al-Baqarah 2:256]

Dan bukan juga mengabaikan aqidah yang sudah ada: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” [QS Al-Kāfirūn 109:6]

 “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama(mu) dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [QS Al-Mumtahanah 60:8]

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu (menjadikan sebagai kawan) (yaitu) orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari negerimu” [QS Al-Mumtahanah 60:9] 

Ajaran Islam mengajarkan bahwa dalam hidup bermasyarakat (bernegara dan antara negara) mesti menegakkan koeksistensi hidup damai dalam keadilan (dan kejujuran): “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” [QS Al-Kāfirūn 109:6]

Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab dan kepada orang yang buta huruf (tidak mengerti Islam dan konsep ketuhanannya seperti atheism, agnostic), “sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. [QS Ali ‘Imrān 3:20]

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih dekat kepada taqwa. [QS Al-Mā’idah 5:8]

Demikianlah ajaran Islam kepada pemeluknya mengajarkan APA MAKNA SEBENARNYA MENJADI SEORANG MUSLIM. Semoga tulisan ini bermanfaat baik bagi penulis dan yang terhormat para pembaca blog ini. Billahit Taufiq wal-Hidayah.  □ AFM

Mari saksikan tayangan videonya: Raja Yordania Dihadapan Parlemen Uni Eropa.


Catatan Kaki:

[1] Pacifist, noun, a person who believes that war and violence are unjustifiable. Adjective, holding the belief that war and violence are unjustifiable. Artinya: Pasifis, [kata benda] Orang yang percaya bahwa perang dan kekerasan tidak dapat dibenarkan. [kata sifat] Memegang keyakinan bahwa perang dan kekerasan tidak dapat dibenarkan. □□

Blog Archive