Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat-ayat kebesaran Allah) bagi Ulul
Albab (bagi orang yang berakal), yaitu orang – orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata, “Wahai Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami
dari azab neraka, QS Ali Imran 3:190-191.
PENGANTAR
M
|
emahami ’dunia langit’
dalam artian segala sesuatu yang berada diatas kita. Diwaktu kita keluar rumah,
kemudian kita menengadahkan wajah kita ke atas langit, disitu kita lihat
berkelap kelip para bintang gemintang sewaktu langit itu cerah. Cerah tak
berawan sehingga pandangan kita langsung tembus ke langit nun diatas sana.
Langit adalah suatu
ruang. Boleh kita sebut juga ruang di angkasa raya. Disebut juga Alam Semesta
atau Alam Jagat Raya. Orang ditempat saya tinggal menyebutkannya Universe. Dalam memahami struktur Alam
Semesta ini, penulis hadirkan pakarnya, yaitu Dr. T.
Djamaluddin. Dia adalah seorang Peneliti
Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa, LAPAN Bandung. Bahasa dalam
pembahasannya diungkapkan dengan ”dummies
style”. Artinya orang awam pun akan mengerti apa yang dimaksudkannya.
Selamat menyimak. □ AFM
Catatan:
Dengan adanya pancaran inframerah ini dapat menguakkan struktur Alam
Semesta. Subhanallah.
Bukti baru dari pengamatan teleskop antariksa Hubble mengungkapkan keberadaan
“energi gelap” (energi yang belum diketahui hakikatnya) yang mempercepat
pengembangan alam semesta. Isi alam semesta ini yang tampak hanya kurang dari 1%,
73% energi gelap, dan sisanya “materi gelap” (materi tak tampak).
MEMAHAMI STRUKTUR
ALAM SEMESTA CIPTAAN-NYA
K
|
omponen terkecil alam
semesta dalam tinjauan skala besar adalah galaksi. Galaksi sendiri sebenarnya
adalah kumpulan milyaran bintang. Tetapi dalam skala besar alam semesta,
galaksi-galaksi itu hanya dipandang sebagai titik-titik yang tersebar di dalam
ruang yang amat amat amat besar.
Dari pengamatan jarak
dan sebaran galaksi-galaksi diketahui bahwa galaksi-galaksi itu berkelompok
membentuk gugusan galaksi (Cluster). Daerah kosong yang tidak mengandung
galaksi disebut kehampaan (void). Tetapi ternyata tidak semua daerah
langit berhasil dipetakan. Ada zona gelap yang masih merupakan wilayah kabur
yang belum banyak diketahui struktur sebaran galaksi pada arah itu. Ini
menantang astronom untuk berusaha menembusnya, diantaranya dengan mendeteksi
pancaran sinar inframerah dari galaksi-galaksi luar.
Gugusan
Galaksi
B
|
ila kita melihat foto
langit hasil pemotretan dengan teleskop besar, misalnya foto survai langit oleh
observatorium Palomar (Palomar Observatory Sky Survey, POSS), yang
terlihat adalah titik-titik putih. Itu adalah bintang-bintang yang berada di
galaksi kita. Kalau kita teliti lebih cermat dengan menggunakan lup (kaca
pembesar), pada daerah-daerah tertentu ada titik-titik yang bentuknya bukan
seperti titik biasanya, melainkan berbentuk agak lonjong atau bahkan disertai
bentuk “S” yang kabur. Objek-objek seperti itu adalah galaksi yang sangat jauh.
Karena jaraknya yang amat jauh, ratusan milyar bintang pada galaksi itu hanya
tampak sebagai satu noktah terang. Di beberapa daerah langit kita bisa
menjumpai adanya kumpulan galaksi di sela-sela titik-titik bintang.
Dengan mempelajari
spektrum cahaya galaksi-galaksi itu, astronom bisa menentukan jaraknya.
Ternyata galaksi-galaksi itu berkelompok. Kelompok terkecil menempati ruang
dalam skala tiga juta tc (tc: tahun cahaya, jarak yang ditempuh cahaya dalam
waktu satu tahun dengan kecepatan 300.000 km/detik; 9,5 trilyun km), misalnya
yang disebut grup lokal yang berisi 21 galaksi, termasuk galaksi kita (galaksi
Bima Sakti). Kelompok-kelompok kecil itu membentuk kelompok yang lebih besar
yang disebut gugus raksasa (supercluster). Gugus raksasa itu menempati
ruang berskala 60 juta tc atau lebih.
Menurut hasil
penelitian dalam dasa warsa terakhir ini, diketahui bahwa struktur alam semesta
terdiri dari gugus raksasa yang membentuk seperti pita (filamen) atau bidang
dan void (kehampaan) yang besar. Void didefinisikan sebagai ruang
alam semesta yang tidak mengandung galaksi dalam rentang 90 juta tc.
Sebagian besar gugus
galaksi itu berkumpul dalam gugus raksasa yang berbentuk seperti bidang yang
disebut bidang super galaktik. Gugus raksasa lainnya yang telah diketahui
berbentuk filamen, misalnya filamen Hydra (melalui rasi Hydra) dan filamen
Puppis (melalui rasi Puppis).
Struktur gugus raksasa
itu kini terus dipelajari untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang
struktur alam semesta kita. Tetapi para astronom mendapat kendala karena ada
langit yang tidak transparan, sehinggga di daerah itu sedikit sekali galaksi
luar yang terlihat. Daerah itu disebut zona langka galaksi atau zona gelap (zone
of avoidance), yang struktur sebaran galaksinya tidak banyak kita ketahui.
Zona Gelap
G
|
alaksi kita, galaksi
Bima Sakti, sebenarnya bukan hanya terdiri dari bintang-bintang, tetapi juga
awan gas dan debu yang biasanya disebut awan molekul. Seperti halnya awan di
angkasa bumi menghalangi pengamatan bintang, awan molekul menghalangi
pengamatan galaksi-galaksi luar yang lebih jauh dari bintang-bintang yang biasa
kita lihat. Akibat serapan cahaya oleh kumpulan awan molekul di hampir seluruh
bidang galaksi kita itu, menyebabkan daerah langit yang dilalui Bima Sakti
sebagai zona gelap. Hanya sebagian kecil saja yang sedikit mengandung awan
molekul yang dikenal sebagai jendela galaksi, misalnya di sekitar
Puppis. Di daerah Puppis ini jumlah galaksi luar yang teramati relatif banyak
dibandingkan dengan di daerah bidang galaksi lainnya.
Untuk mengetahui lebih
jelas struktur alam semesta dalam skala besar, telaah sebaran galaksi-galaksi
di zona gelap ini sangat diperlukan. Tetapi bagaimana?
Galaksi-galaksi luar itu memancarkan sinar infra merah yang cukup kuat. Sifat
sinar infra merah yang utama adalah kemampuannya menembus halangan awan
molekul. Sehingga kalau kita menggunakan kamera yang peka menangkap pancaran
sinar infra merah dari galaksi-galaksi luar itu, kita akan melihat lebih banyak
galaksi luar di zona gelap itu.
Maka
pencarian galaksi di zona gelap itu dilakukan terutama dengan memanfaatkan
hasil survai langit yang mendeteksi pancaran sinar infra merah. Pencarian ini
dapat dilakukan dengan memanfaatklan data IRAS (Infrared Astronomical
Satelite) yang dikonfirmasikan secara visual pada foto langit (paper
print) POSS (Palomar Observatory Sky Survey) dan atlas inframerah UK
Schmidt.
Dari hasil pencarian itu diperoleh ribuan galaksi di zona
gelap itu. Setelah dianalisis, struktur sebarannya menunjukkan adanya
kesinambungan gugus galaksi raksasa yang membentuk filamen Hydra dan Puppis dan
beberapa filamen lainnya. Sebelumnya struktur yang “terpenggal” oleh zona gelap
masih merupakan teka-teki, apakah struktur itu bersambung atau memang
terpenggal.
Dengan telaah sinar
infra merah yang dipancarkan galaksi-galaksi luar teka-teki itu terjawab.
Tetapi masih diperlukan telaah lebih mendalam untuk mempelajari struktur alam
semesta yang lebih lengkap lagi. Kini dengan teleskop pendeteksi sinar infra
merah yang lebih canggih yang berada di satelit di luar angkasa usaha itu masih
diteruskan. Semakin jauh kita menembus kedalaman langit menguak struktur alam
semesta, kita akan makin tahu kekecilan galaksi kita - galaksi Bima Sakti,
dimana Tatatsurya kita berada. Apalagi bumi. Apalagi diri kita sendiri -
seperti debu halus, sehalus-halusnya debu, sehingga tak terlihat lagi dipandang
dari atas sana. Sungguh Mahabesar dan Mahakuasa Engkau Ya Allah. □
Sumber:
https://tdjamaluddin2.wordpress.com/2010/03/30/struktur-alam-semesta/
□□□