KEAGUNGAN FREEDOM? Oleh: A. Faisal Marzuki
bjek struktur sosial di bangun dari diri sendiri.
Berlanjut dalam bentuk keluarga. Selanjutnya meningkat menjadi kumpulan
keluarga-keluarga. Lebih besar dan
agak terarah (perlu adanya tata organisasi, management dalam disiplin dan
tata-tertib serta motivasi dan visi) adalah kumpulan yang disebut comunity. Kalau comunity ini sukses, maka kemudian meningkat menjadi society yang
membentuk peradaban. Struktur semacam yang terakhir inilah yang dikehendaki Allah
dalam ajaran Islam yaitu adanya the social order yang bersifat humanity yaitu berkesadaran
kemanusiaan sebagai ciptaan Allah yang tertinggi yang berpotensi sanggup
mengemban amanah Allāhu Rabbul ’ālamīn sebagai khalifatul
fil ardh dalam memakmurkan bumi.1 Dalam social order artinya, berketeraturan
hidup yang berjalan dalam tata tertib yang dipatuhi. Untuk itu diperlukan
kesadaran sosial yang tinggi dalam berdisiplin dimana the social order tersebut ditegakkan secara bertanggung jawab oleh
anggota comunitynya secara
bersama-sama. Dari community,
oleh community, dan untuk community dalam bingkai Islam sebagai agent of community development (amar ma’ruf) dan agent of community change (nahi munkar). Jika kondisi mental sudah terbentuk seperti
itu, maka keteraturan hidup dalam tata tertib masyarakat siap ditegakkan,
selanjutnya dijalankan dalam kesehari-harian hidup (berkesadaran, ikhlas,
konsekuen dan istiqamah), maka Insya Allah akan tercapai suatu keadaan puncak
peradaban dari comunity dan society sebagaimana yang digambarkan dalam firman
Allah 'Azza wa Jalla tersebut sebagai berikut :
CASE
STUDY & SOLUTION Bertolak
belakang secara diametral dari uraian diatas adalah adanya suatu pandangan
bahwa Amerika ini adalah free country yang membuat confuse anak-anak muda
kita bahkan kita (orang tua) sendiri mengartikan fredom tadi. Yaitu adalah hidup semau gue.
Artinya jangan diatur-atur hidup
kami (leave
me alone), apa memang iya? Adalah sebuah firman Allah Pencipta Alam Semesta dalam
bentuk sebuah pertanyaan kepada kita (yang mesti kita perhatikan dengan
seksama) bahwa, ada kecenderung suatu masyarakat yang menghandalkan hidup free country – bebas aturan; semau gue; tak ada kesadaran berdisiplin
dalam bertata-tertib, sebagai berikut dibawah ini:
Sekarang begini, apakah kita bisa mengemudikan kendaraan lebih cepat dari
tanda lalu lintas katakan jalan raya bebas hambatan seperti 270 atau 495 bahkan
jalan toll 200 yang diresmikan 2 tahun yang lalu. Palang tanda lalu lintas 55,
paling banter dalam prakteknya masih
dibolehkan sampai 60 miles perjam. Coba lebih dari itu kena tiket (tilang).
Artinya tidak boleh. Bolehkah kita pekerja di perusahaan katakalah mulai
kerjanya dari 9am to 5pm, lantas kita masuk lebih dari jam 9am atau pulang
lebih dulu dari jam 5pm? Atau seorang manager toko yang ditargeti penjualannya 2 juta dolar perbulan sedangkan targetnya kurang dari itu. Bahkan kalau punya usaha dimana expenses totalnya 1,5 juta dolar sedangkan total salesnya 1,1 dolar. Contoh diatas ini hanyalah
sebagai ilustrasi, free country itu
hanya sebuah pomeo saja. Pelemak-lemak omongan saja, agar tidak terlalu stress.
Tidak yang sebenar-benarnya ada free,
yang ada adalah tanggung jawab (yang mau dipikulnya) dari pemberi amanah.
Seperi pengendara kendaraan mempunyai DL. Artinya berhak mengemudikan kendaraan di jalan raya
(dapat amanah), namun mesti mematuhi peraturan lalu lintas (tanggung jawabnya). Bekerja sebagai manager dapat
gaji melebihi dari pegawai biasa (amanah), namun performance-nya setidak-tidaknya mencapai target (tanggung jawab).
Pemilik perusahaan mau mendapat untung (amanah), maka kewajibannya mesti
menjual yang melebihi expensesnya
(tanggung jawab). Barang kali, boleh-boleh saja kita untuk bersemau gue
dalam memilih style hidup seperti itu, tapi hasilnya beda. Contoh coba lihat
setiap ada acara inauguration High School dalam daftar anak
lulusannya, yang dapat tanda bintang apakah bintang satu, dua bahkan tiga dari
namanya sangat beda. Kebanyakann nama-nama pendatang lebih unggul ketimbang
penduduk asli Amerika. Karena rata-rata anak-anak imigran belajarnya lebih
giat, tertib, punya motivasi yang jauh lebih baik dari anak-anak Amerika
sendiri. Artinya anak-anak imigran ini tidak mudah terkecoh dengan pomeo free country yang membuatnya jauh lebih
rendah kwalitasnya dari anak-anak pendatang baru. Freedom is not doing whatever you want to do, but
freedom is doing the right thing disegala bidang kehidupan termasuk
berbangsa (bernegara), dan berantar-bangsa. Billahit Taufiq wal-Hidayah □ AFM
CATATAN
KAKI 1 هو أنشأكم من الأرض واستعمركم “Dia telah menciptakan kamu dari bumi
dan menjadikan kamu pemak-murnya,..” [QS Hud 11:61] 2
Pertanda adanya kemakmuran hidup 3
Pertanda
adanya keberkahan dalam hidup 4 Pertanda adanya rahmat dan ridha Allah □□ |
Tujuan mewujudkan blog ini adalah untuk mengenal Islam lebih jauh lagi. Dinul Islam dihadirkan Allah Pencipta Alam Semesta untuk membimbing zaman. Gunanya agar manusia tetap damai, selamat, sejahtera di Dunia dan di Akhirat mendapatkan Surga Adnan. Ruang lingkup yang dikemukakan disini hanya tema-tema diseputar Ajaran Islam Dalam Tinjauan Keaqidahan, Kemanusiaan,dan Kemoderenan.