Tuesday, March 24, 2015

Kedudukan Ulul Albab II



Oleh: A. Faisal Marzuki
  



Pintunya itulah Al-Qur’an,
Jendelanya Al-Hadits,
Blue Print’-Nya dapat terbaca oleh para Ulil Albab.



PERLU DAN MANFAATNYA MELAKUKAN TADDABBURAN
OLEH ULUL ALBAB


Maka tidakkah mereka mentaddabburi (memperhatikan menghayati) al-Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci? [QS Muhammad 47:24]


M
entaddabburi berarti memikirkan dan merenungkan lalu menghayati. Karena sudah memahaminya, maka diamalkan. Ulul Albab senantiasa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa misalnya kisah Nabi Ayyub as sebagai firman-Nya menyebutkan yang artinya:

Dan Kami anugerahi dia (Nabi Ayyub, dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi Ulul Albab (orang-orang yang berfikiran sehat), QS Shad 38:43.  [1]

Ulul Albab senantiasa dapat menerima pelajaran yaitu terbuka untuk mempelajari hal-hal yang baru sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan bersujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sebenarnya hanyalah Ulul Albab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran. [QS Az-Zumar 39:9]

Ulul Albab senantiasa menyaring informasi yang didengarnya yaitu dengan cara mendengarkan perkataan lalu mengambil apa yang terbaik dari perkataan itu. Jadi Ulul Albab itu adalah Kelompok Pendengar Yang Paling Baik diantara manusia sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:

(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. [2] Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah Ulul Albab (orang-orang yang mempunyai akal sehat). [QS Az-Zumar 39:18]

Ulul Albab senantiasa mempelajari lingkungan Alam Sekitar-nya sebagaimana halnya ilmu yang didapati dikalangan cendekiawan atau intelektual dari berbagai disiplin ilmu: biologi, kimia, fisika, matematika, geologi, geografi, astronomi, dan sebagainya sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:

Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi Ulul Albab (orang-orang yang mempunyai akal sehat). [QS Az-Zumar 39:21]

Ulul Albab juga mempelajari petunjuk yang benar yang disampaikan Allah kepada Musa dan Kitab yang Hak yang diwariskan kepada Bani Israil sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya yang artinya:

Dan sungguh Kami telah memberikan petunjuk kepada Musa; dan mewariskan Kitab kepada Bani Israel, ● untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi Ulil Albab (orang-orang yang berfikiran sehat). [QS Al-Mu’min 40:53-54]

Kitab yang dimaksud tidak berarti harus Taurat, sebab disini tidak disebutkan Taurat melainkan Kitab secara umum, dimana sebutan Kitab biasa disebutkan dalam kata lain yaitu Kataba atau ketetapan. Maka boleh jadi bermakna kebaikan sistim darah keturunan Yahudi yang kompak dalam organisasi sosial kemasyarakatan dunia yang dimiliki oleh Israel saat ini.

Boleh jadi pula karena ditempa oleh pengalaman diasporanya sejak dari zaman Fir’aun yang bangsanya telah tertindas. Kemudian pada zaman kekaisaran Romawi Byzantium mengalami nasib yang sama. Serta tertindas pula di benua Eropa ketika zaman Hitler berkuasa. Semangat sistim sosial kemasyarakatan darah Yahudi sedunia yang kompak ini harus dapat menjadi contoh.

Disamping itu mereka menguasai sistim ekonomi: perbankan, pasar modal, perfileman, media masa dunia dan lobby politik dunia serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan sistim pertahanan militernya yang handal.

Perhatikanlah bahwa selagi umat Islam belum berhasil mengambil dan menggunakan pelajaran kelebihan yang ada pada mereka, maka umat Islam tidak akan dapat kompetitif terhadap mereka. Sebab Allah berkehendak mewariskan petunjuk Musa dan warisan kitab kepada Umat yang mesti menyadari keharusannya untuk bersatu-teguh sekarang ini.

Ulul Albab yang bertakwa akan mendapatan keberuntungan sebagaimana firman-Nya menyetakan sebagai berikut yang artinya:

Katakanlah, tidaklah sama (sistim) yang buruk dengan (sistim) yang baik, meskipun banyaknya keburukan (seperti nafsi-nafsi nasionalisma, tidak berpendirian teguh-kompak dalam konsep satu-umat-sedunia) itu menarik hatimu, maka bertakwalah (dalam satu-umat-sedunia) kepada Allah wahai Ulul Albab (orang-orang yang berakal sehat) agar kamu beruntung. [QS Al-Maidah 5:100]

Tidak ada yang akan mampu mendapatkan pelajaran hikmah kecuali Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam friman-Nya yang artinya:

Dia memberi hikmah [3] kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul Albab (Orang-orang yang mempunyai akal sehat). [QS Al Baqarah 2: 269]


PENUTUP

Demikianlah untuk melihat ‘Dunia’, kemudian mau meluruskannya, diperlukan Al-Qur’an (sebagai pintunya) dan al-Hadits (sebagai jendelanya) serta gambar ‘blue print’-Nya yang dapat terbaca oleh Ulul Albab, karena Kedudukan Ulul Albab - selaku ‘think tank’ umat ini mempunyai kemampuan dan ciri-cirinya yang telah digambarkan seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an seperti tersebut diatas.

Begitulah semestinya. Allah tidak merubah nasib suatu bangsa (umat), kalau bangsa (umat) itu sendiri bersama-sama mau dan mempunyai tekad dalam melakukannya sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:

…”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.”…[QS Ar-Ra’d 13:11]

Melihat uraiannya yang sedemikian rupa kedudukan Ulul Albab itu lebih dari hanya sekedar diterjemahkan sebagai orang-orang yang mempunyai akal sehat, melaikan 'think tank' yang dapat dihandalkan oleh umat sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Qur'an itu sendiri. Wallahu a’lam bish shawab, billahit Taufiq wal-Hidayah. [Bersambung ke-3 Ulil Albab Intelektual Muslim] □ AFM



Ulil Albab [klik--->]     1     2     3     



CATATAN KAKI:
[1] Nabi Ayyub as menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya, dan memohon pertolongan kepada Allah swt yang kemudian memperkenankan do’anya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub as menaati perintah itu, maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah ia dari penyakitnya dan dia dapat berkumpul kembali bersama keluarganya.

Maka mereka kemudian berkembang biak sampai sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. Pada suatu ketika Nabi Ayyub as teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul istrinya apabila sakitnya sembuh disebabkan istrinya pernah lalai mengurusnya sewaktu dia masih sakit. Tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya. Maka turunlah petunjuk dari Allah seperti yang tercantum pada ayat 44 surah ini, agar dia dapat melaksanakan sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukul dengan seikat rumput.

[2] Mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sumber asli yang paling baik.

[3] Hikmah adalah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia  syariat agama (ajaran Islam) yang dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa sosial kemasyarakatan yang terjadi. □□


BAHAN BACAAN:
Prof. Dr. HAMKA, Tafsir Al-Azhar juz iv, Penerbit PT Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 2, Gema Insani, Jakarta 2001.
ALFATIH, Al-Qur'an Tafsir Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka ALFATIH. 
Ulul Albab, Ciri-ciri dan Keutamaannya sebagai Hamba Allah, Peradaban Langit. Wordpress.com. □□□


Blog Archive