Monday, May 19, 2014

Ad-Dinul Islam

Masjid di tepi danau Maninjau


Allāhumma ashlih lī dīniyal lazī huwa ‘ismatu amrī, wa ashlih lī dunyāyal latī fīhā ma’āsyī, wa ashlih lī ākhiratiyal latī fīhā ma’ādiy.

Ya Allah! Perbaikilah bagi hamba agama hamba, yang ia (agama ini) adalah penjaga urusan hamba; Dan perbaikilah bagi hamba (kehidupan) dunia hamba,   yang padanya hamba hidup; Dan perbaikilah bagi hamba akhirat hamba yang padanya (tempat) hamba kembali.



Ad-Dinul Islam

Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN

B
aik kita mulai saja dulu memahami tatabahasa (cara menulis dan mengucapan) asal kata atau kalimat Addīnul dan Islām ini. Sebenarnya Addīnul adalah cara mengucapkannya, ditulisnya Al-Dīn. Sedangkan ul adalah bagian dari kata Islām yaitu Al-Islām. Al ini sama dengan The dalam bahasa Inggris sebagai kata definite article - artikel yang pasti, yaitu kata sandang yang digunakan pada hal yang spesifik dalam menyebutkan kata benda tertentu atau secara khusus. Seperti al-dīn dan al-Islām. Al-Dīn Al-Islām ini diucapkannya addīnul islām dimana ī dan ā dibaca panjang. ‘Agama’ dalam Islam meliputi pula way of life.

Jadi tajuk diatas sebenarnya merupakan bagaimana dari mengucapkannya dalam bahasa Indonesia Ad-dinul Islam yang sebenarnya mesti ditulis Al-Dīn Al-Islām. Namun sudah menjadi kebiasaan ditulis saja  Ad-Dinul Islam, dalam bahasa Indonesia sah-sah saja seperti itu, walapun begitu sebaiknya memang ditulis Al-Dīn Al-Islām.


MEMAHAMI  MAKNA ADDĪNUL  ISLĀM

S
atu ADDĪNUL, satunya lagi ISLĀM.  Dua sejoli kata itu sangat erat sekali hubungannya. Kata yang sebelumnya (addīnul)  tidaklah lengkap artinya jika tidak ada kata yang sesudahnya (islām).  Demikian sebaliknya. Namun kata awal (addīnul) tidak punya makna yang berarti jika tidak ada kata yang sesudahnya (islām). 

Kenapa Allah Azza wa Jalla tidak menyebutkan addīnul ini dengan namanya seperti halnya ’agama’ Budha. Yaitu nama agama terambil dari nama orang yang mendirikannya, Budha Gautama. Atau agama Yahudi yang nama agamanya diambil dari nama anak  keturunan Ya’kub as sebagai suku yang terbesar dari 12 suku Bani Israil yang bernama Yahuda. Perkembangan selanjutnya kemudiannya hanya menjadi agama bagi darah keturunan Yahuda turun temurun. Adapun kata Yahudi maknanya adalah keturunan-keturunan dari Yahuda ini. [1] Demikian  pula halnya dengan ’agama’ Nasrani, [1] yaitu namanya diambil dari tempat kelahiran nabi ’Isa as di (kota) Nazaret, Palestina dan atau Israel sekarang.   Berlainan telak dengan agama-agama yang disebutkan tadi, maka bagaimana pula sampai Allah Yang Maha Kasih lagi Maha Sayang meridhai addīnul ini, menamakannya Islam?

Kata Islam bersumber dari Al-Qur’an yang berbahasa Arab, [2] kitab suci pegangan umat Islam yang sering telah kita kenal artinya yaitu berserah diri kepada Tuhan penciptanya. Bahkan hampir-hampir pengertian bakunya hanya seperti itu saja (benar sekali, tapi tidak itu saja). Yahiya Emerick dalam bukunya What Islam Is All About, apa katanya: The name “Islam” is an Arabic word that means both peace and surrender. Nama Islam berasal dari kata Arab yang bermakna tidak satu saja melainkan  ‘damai’ [3] dan ‘menyerahkan diri’ (kepada Allah Maha Pencipta). [4]

Dilanjutkan lagi uraiannya tentang kata Islam itu, The full definition implies that when you surrender your will to God, you will find peace in your soul. Difinisi lengkapnya adalah bahwa ketika menyerahkan diri kepada kemauan aturan Tuhan, maka disanalah engkau  mendapati kedamaian dan ketenteraman jiwa (hati, ruh).

Kemudian, lanjut Emerick mengatakan, “Islam is not a (just) [5] a religion, how ever, but a complete way of life that is patterned after the natural trend in universe. It’s goal is to help people live in harmony with the natural order of nature and existence.” Islam tidak agama (pelaksanaan rukun Islam dan rukun Iman) saja, melainkan (juga), sistim hidup (way of life, addīn); [6]  atau cara-cara yang komplit, kaffah, [7] (paripurna, menyeluruh) dalam menyelenggarakan kehidupan manusia. Yaitu hubungan 'vertical' dengan Maha Pencipta Alam Semesta (termasuk manusia di dalamnya), dan hubungan 'horizontal'- pelaksanaan ajaran Allah swt yang terdapat di Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasul untuk kebaikan dan kebahagiaan kehidupan individu dan sosial antar manusia sesamanya dan alam hidup di dunia ini, seperti layaknya keteraturan alam semesta dan ketertiban dan self organize and management 'cell' di dalam tubuh jasad biologis manusia [8] begitu pula hendaknya kehidupan manusia itu.

Tujuan ajaran Islam yang komplit itu adalah menolong agar kehidupan horizontal manusia harmonis dengan sesamanya sebagaimana keteraturannya alam jagat raya (langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya) dan jagat kecil (terdapat milyarmilyaran cell yang hidup self-organize dan self-manage dalam tubuh manusia). [8] Dan juga cara-cara kehidupan vertical yang komplit dalam hubungan ibadah mahdah manusia dengan Tuhan Penciptanya. Semua itu (vertical dan horizontal) dalam rangka beribadah (secara kaffah) kepada-Nya. [9]


Makna Muslim

Sedangkan ‘muslim’ adalah, A Muslim, then, is a person who surrenders to God and finds peace.

Muslim ialah orang Islam yang menyerahkan diri kepada kemauan aturan Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan As-Sunnah. Rasul yang diutus-Nya menyampaikan wahyu Allah sebagai pedoman (way of life) manusia. Sedangkan praktek aplikasinya dilakukan dan dicontohkan Rasulullah. Dalam firman Allah SWT menyebutkan bahwa dalam diri dan kehidupan Rasulullah SAW itu terdapat suri tauladan [10] bagi umat Islam. Baik dalam cara-cara beribadah; Beradab dan berakhlak kepada Allah dan kepada sesama manusia dan alam; Berpemerintahan atau bernegara; Menjalankan keadilan (dengan siapa saja tanpa memilah-milah atau pilih kasih), dst. Dengan cara itu akan mendatangkan ridha Allah [11] dan peace - damai sesama umat dan sesama manusia dan alam serta lingkungan hidupnya.


Makna Agama Islam

Kata agama setara artinya dengan kata dalam bahasa Inggris yaitu religion. Sedangkan kata addinul Islam terambil dari dua kalimat (dalam bahasa Arab kalimat artinya kata) yaitu ’addin’ dan ’al-Islam’. Addin artinya setara dengan ’way of life’ yaitu sistim hidup (dalam hal mana termasuk agama). Sedangkan al-Islam setara dengan ‘the Islam’ dalam arti yang khusus atau tertentu seperti yang dimaksudkan oleh Tuhan yang telah mencipta dengan kekuasaan dan ilmu-Nya menyukai Islam sebagai sistim hidup (Addīnul) untuk manusia. Dan inilah yang perlu dilakukan (baca semestinya dilakukan) umat Islam. [12].


PENUTUP

D
emikianlah uraian dari tajuk Ad-Dinul Islam. Dengan itu jelaskan apa makna Ad-dinul Islam yang sebenarnya yang dikaitkan dengan bahasa kita menyebutkannya Agama Islam.

Agama Islam adalah sebagai agama yang terakhir atau penutup dari agama-agama samawi sebelumnya. Agama Islam telah menyebar keseluruh dunia termasuk Amerika Serikat tempat tinggal penulis sekarang. Mari saksikan video youtube (klik --->) Perkembangan AgamaIslam di Amerika. Allāhumma ashlih lī dīniyal lazī huwa ‘ismatu amrī. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] Juz I hal 187 (Mengenai kata Yahudi sebagai nama agama) dan 276 (Mengenai kata Nasrani sebagai nama agama) Tafsir Al-Azhar, Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah,
[2] Kata Al-Qur’an yang berbahasa Arab, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. [QS Yusuf 12:2]
[3] ‘Damai’, Maka janganlah kamu lemah dan mengajak DAMAI, karena kamulah yang lebih unggul, [QS Muhammad 47:35]
[4] ‘Menyerahkan diri’, Maka mengapa  mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada di langit dan dibumi berserah diri kepada-Nya baik dengan suka maupun terpaksa, [QS Ali Imran 3:83]
[5] (just), Tambahan dari penulis untuk memperjelas masalah yang sebenarnya.
[6] Sistim hidup (way of life, addīn), kata addīn sebagai ayat (atau tanda) artinya tergantung kepada kalimat sebelum atau sesudahnya dari kata yang lain. Dalam hal ini artinya ialah ‘way of life’. Lain halnya denga kalimat  ‘yaw mid-dīn’ dari surat Al-Fatihah ayat 4 ad-dīn disini berarti pembalasan. Demikianlah kaidah-kaidah bahasa Arab ini dari trilateral menjadi cabang-cabang kalimat yang kaya dengan makna-maknanya masing-masing, artinya tergantung hubungan kalimatnya dan perihal yang disebutkan dari ayat surat yang bersangkutan.
[7] Kaffah, Perintah memasuki Islam secara keseluruhan, Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [QS Al-Baqarah 2:208]
[8] As the basic units of life, cells are the building blocks of all living things. While the simplest organisms get by with just one cell, the human body contains billions assembled into tissues and organs. Most human cells are microscopic. The largest, the ovum or eggs, is  narrower than human hair, while one of the smallest, the sperm cell, is less than three millionths of 1m (31/2 ft across) or three billionths of 1mm (1/3,000,000,000 mm)
Artinya: Sebagai unit dasar kehidupan, sel adalah blok dari susunan bangunan semua makhluk hidup (biologis, termasuk jasad manusia). Sementara organisme paling sederhana terdiri hanya dengan satu sel, tubuh manusia mengandung miliaran sel yang berkumpul menjadi jaringan dan organ. Sebagian besar sel manusia bersifat mikroskopis (kecil sekali). Yang terbesar, sel telur, besarnya seperti lebih kecil fari diameter rambut manusia, sedangkan sel sperma manusia, kurang dari tiga juta dari 1m (lebar 31/2 kaki) atau tiga milyar 1mm (1/3.000.000.000 mm)
At the cellular level, the human body has been compared to a vast city. But outside the pages of science fiction, no city is as large, complex or efficiently organized as the human body. The thousand or so different types of cell we possess work in superb harmony to regulate all the possess essential for life—food processing, production and storage; repair; transport and waste disposal; surveillance and defense; communication and administration.
Artinya: Pada tingkat sel, tubuh manusia seolah seperti kehidupan disebuah kota besar. Seperti halnya dalam cerita-cerita fiksi ilmiah, tidak ada kota yang sebesar, sekompleks atau seefisien yang diatur sebagai tubuh manusia.  Ribuan lebih jenis sel yang esensial dalam diri kita bekerja secara harmonis yang luar biasa untuk mengatur semua untuk kehidupan kita sejak dari memproses makanan yang kita makan, diproduksi, dan ada yang disimpan yang dipergunakan kemudian; perbaikan dari kerusakan-kerusakan atau umurnya selnya sudah tiba dan diganti dengan yang baru; transportasi dalam pengedaran kebutuhan seluruh tubuh dan pembuangan limbah; pengawasan dan pertahanan; komunikasi dan administrasi manajemen dalam tubuh.  [A. Faisal Marzuki, Islam dan Ilmu Pengetahuan ke-2]
[9] Semuanya itu dalam rangka beribadah kepada-Nya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [QS Adz-Dzāriyāt 51:56]
[10] Dalam diri dan kehidupan Rasulullah SAW itu terdapat suri tauladan  bagi umat Islam, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS Al-Ahzab 33:21]
[11] Dengan cara itu akan mendatangkan ridha Allah, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. [QS Al-Māidah 5:3]
[12] Tuhan yang telah mencipta dengan kekuasaan dan ilmu-Nya menyukai Islam sebagai sistim hidup (Addīnul) manusia seperti yang dianut umat Islam. Dalam formalnya demikian, namun dalam arti sesungguhnya umat Islam perlu belajar (menuntut ilmu-ilmu Islam) sebagai mana sabda Rasul SAW, Bahwa umat Islam mesti belajar sejak dari buaian sampai keliang kubur. [Al-Hadits] disertai do’a seperti Allāhumma ashlih lī dīniyal lazī huwa ‘ismatu amrī”, artinya, Ya Allah! Perbaikilah bagi hamba agama hamba yang ia (agama ini) adalah penjaga urusan hamba. □□



Bahan Penulisan dan Video:
Tafsir Al-Azhar, Prof Dr Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Penerbit Pustaka Panjimas Jakarta.
What Islam Ia All About, Yahiya Emerick, Published and distributed by International Books & Tapes Supply, Long Island City, NY, USA
Alfatih Tafsir Perkata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Alfatih.
Tafsir Al-Furqan, A. Hasan Guru Persatuan Islam.
Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, Jasiman Lc, Aulia Press, Surakarta.
https://www.youtube.com/embed/Rfx4glTU5JQ   □□□

Blog Archive