Wednesday, May 21, 2014

Islam & Al-Qur'an (I)



     



ISLAM DAN AL-QUR’AN (I)
Oleh: A. Faisal Marzuki


B
agi kita pada umumnya menyadari bahwa Kitabullah, Al-Qur’an adalah merupakan Kitab Suci; Kalam Ilahi; Dibaca; Didengarkan bacaannya. Siapa membacanya dapat pahala. Yang mendengar-nya bernilai ibadah.

إنه لقرآن كريم
innahū laqur-ānun karīm
Sesungguhnya Al Qur'an (ini) (adalah bacaan) yang sangat mulia, QS Al-Wāqi’ah  56:77

وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون
wa idzā quri-alqur-ānu fastami’ū lahū wa anshitū la’allakum turhamūn
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan diamlah (perhatikanlah, simak dengan tenang) agar kamu mendapat rahmat. [QS Al-A’rāf 7:204]

Rahmatnya seperti:

الذي علم بالقلم
alladzī ‘allama bilqolam
Yang mengajar (manusia) dengan pena (kalam), QS Al-’Alaq 96:4.

علم الإنسان ما لم يعلم
allamal insāna mālam ya’lam
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya, QS Al-’Alaq 96:5.



Dua yang pertama dibaca dan didengar ini memang mengasikkan. Tidak saja bagi kita, tapi bagi orang selain Islampun suka mendengarkannya. Pernah orang terdekat dengan penulis yang mengisahkan seorang bocah perempuan American Jew berumur 5 tahun memintanya, Read Qur’an for me please! I already heard before. I really like it.

Susunan kalimatnya apik. Dibacanya indah dan mengasyikkan, terutama dari Qori yang terlatih. Ritma atau alunan membacanya disertai makhraj, idzhar, ghunnah, iqlāb, ikhfā’, dan mad yang tepat dan tartil sangat menyentuh dan memikat hati.

Bagi yang mengerti artinya merasa senang dan gembira dalam mendengarkan bacaan yang berisi berita gembira. Sebaliknya sedih bukan kepalang kalau mendengar bacaan yang berisi berita sedih. Begitulah kekuatan dari Wahyu Allah ’Azza wa Jalla ketika berinteraksi dengan manusia yang memperhatikan Al-Qur’an.

Dua yang terakhir diajarkan untuk diketahui, dan kemudian diamalkan. Ini artinya perlu mentadabburinya. Kalau tahu arti kata perkata dari setiap kata bahasa Arabnya dalam ayat itu, kemudian ada terjemahan dalam satu ayat, dengan itu menambah asyik penjelajahan kita dalam mentadabburi Al-Qur’an tersebut. Ruh ayat Al-Qur’an dapat ditangkap dan dengan itu kita dapat memahaminya dengan mantap.





Tapi ada jenis ayat-ayat walaupun dengan cara seperti tersebut dilakukan, masih belum paham betul, untuk itu pelajari ayat sebelumnya. Dengan cara seperti tersebut diatas arti kata perkata dan terjemahan. Kalau juga belum mantap menangkapnya pelajari ayat sesudahnya. Maka dengan itu, pahamlah kita maksud ayat itu.

Namun demikian, ada pula yang lebih sulit dari itu, walaupun cara yang kedua telah dilakukan, maka dari sini perlu mempelajari tafsirnya, dan asbabun nuzulnya.

Demikianlah cara kita berinteraksi atau mentadabburi Al-Qur’an, setidak-tidaknya metoda itulah yang penulis pakai. Kadang-kadang penulis memintanya kepada Pencipta Kitab ini baik dengan jalan berdo’a atau dengan melakukan shalat untuk dapat memahaminya dengan baik.

Jika ada ayat kauniyah, yaitu ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan umum (alam) dari ayat kauniyah, kemudian pengertiannya  diterangkan oleh yang ahli dalam bidangnya yang berkaitan dengan ayat yang kita tadabburi itu, maka akan lebih hidup lagi pengertian yang kita dapati dari pentadaburannya. Dengan itu maka, arti dan maksud dari ayat itu telah membumi (touch down, touching the hart of people, touching the mind of people) sehingga dapat menangkap pengertiannya lebih proporsional dan maknanya mudah dicerna oleh orang awam seperti penulis ini. Contoh ayat-ayat yang berkenaan dengan alam semesta yang terdapat dalam Al-Qur’an, baca (klik--->) Penciptaan Alam Semesta Dalam Enam Masa

Sebelum metode ini penulis temui, penulis masih bergantung pada pendapat si anu tamatan pendidikan perguruan tinggi agama ditanah air, kemudian belajar keluar negeri (misalnya ke dunia Barat) atau dari pendapat orientalis. Namun kini tidak demikian. Lebih asyik dengan cara langsung ke sumber aslinya, malah bisa lebih dipertanggung jawabkan. Sebagai sumber bacaan pembanding tetap penulis lakukan sampai saat ini, kalau baik diambil kalau tidak ya tinggalkan.

Apalagi setelah ada Pengajian Mingguan ’Tele Bridge Ukhuwah’. Pengajian Ukhuwah mingguan ini terasa sekali manfaatnya karena pertama langsung membaca ayatnya per ain, sambil dibetulkan qiraatnya. Kemudian di baca terjemahannya. Dilengkapi tafsir dan asbabun nuzul dan arti perkata. Kajiannya bukan berdasarkan tematis, namun dari surat pertama langsung berurut ke surat berikutnya. Dengan cara berurut ayat-ayat yang dikaji, tahu hubungan satu ayat dengan ayat lainnya. Secara line by line disisir ayat ini, dan ada tukar fikir bersama, wah bukan main terasa manfaatnya.

Tahulah kita sekarang mana pengertian yang selama ini kita pahami, ada juga ditemukan pemahaman yang sebenarnya tidak seperti itu mestinya. Ya Allah! Kami mengharap sungguh, bahwasanya Engkau Ya Allah! Berkenanlah selalu membimbing kami. Jauhkanlah kami dari jalan yang sesat. Dan selalu tunjuki kami kepada jalan-Mu yang lurus, Yang Engkau Ridhai. Āmīn, Yā Arhamar Rahimīn. Yā Mujib Basa Ilin. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. [Bersambung]. □ AFM


Islam dan Al-Qur’an (klik->)  (I)   (II)


Blog Archive