ISLAM DAN AL-QUR’AN (I)
Oleh: A. Faisal Marzuki
B
|
agi kita pada umumnya menyadari bahwa Kitabullah,
Al-Qur’an adalah merupakan Kitab Suci; Kalam Ilahi; Dibaca; Didengarkan
bacaannya. Siapa membacanya dapat pahala. Yang mendengar-nya bernilai ibadah.
إنه لقرآن كريم
innahū laqur-ānun karīm
Sesungguhnya Al Qur'an (ini) (adalah
bacaan) yang sangat mulia, QS Al-Wāqi’ah
56:77
وإذا قرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون
wa idzā quri-alqur-ānu fastami’ū lahū wa anshitū la’allakum turhamūn
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an,
maka dengarkanlah (baik-baik) dan diamlah (perhatikanlah, simak dengan tenang)
agar kamu mendapat rahmat. [QS Al-A’rāf
7:204]
Rahmatnya seperti:
الذي علم بالقلم
alladzī ‘allama bilqolam
Yang mengajar (manusia) dengan
pena (kalam), QS Al-’Alaq 96:4.
علم الإنسان ما لم يعلم
allamal insāna mālam ya’lam
Dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya, QS
Al-’Alaq 96:5.
Dua yang pertama dibaca dan didengar ini memang mengasikkan. Tidak saja
bagi kita, tapi bagi orang selain Islampun suka mendengarkannya. Pernah orang
terdekat dengan penulis yang mengisahkan seorang bocah perempuan American Jew berumur 5 tahun memintanya,
Read Qur’an for me please! I already heard before. I
really like it.
Susunan kalimatnya apik. Dibacanya indah dan
mengasyikkan, terutama dari Qori yang terlatih. Ritma atau alunan membacanya
disertai makhraj, idzhar, ghunnah, iqlāb, ikhfā’, dan mad yang tepat dan tartil sangat menyentuh dan memikat hati.
Bagi yang mengerti artinya merasa senang dan
gembira dalam mendengarkan bacaan yang berisi berita gembira. Sebaliknya sedih
bukan kepalang kalau mendengar bacaan yang berisi berita sedih. Begitulah kekuatan dari Wahyu Allah ’Azza wa Jalla ketika berinteraksi dengan manusia yang
memperhatikan Al-Qur’an.
Dua yang
terakhir diajarkan untuk
diketahui, dan kemudian diamalkan. Ini artinya perlu mentadabburinya. Kalau tahu arti kata perkata dari setiap kata bahasa
Arabnya dalam ayat itu, kemudian ada terjemahan dalam satu ayat, dengan itu
menambah asyik penjelajahan kita dalam mentadabburi Al-Qur’an tersebut. Ruh
ayat Al-Qur’an dapat ditangkap dan dengan itu kita dapat memahaminya dengan
mantap.
Tapi ada jenis
ayat-ayat walaupun dengan cara seperti tersebut dilakukan, masih belum paham
betul, untuk itu pelajari ayat sebelumnya. Dengan cara seperti tersebut diatas arti
kata perkata dan terjemahan. Kalau juga belum mantap menangkapnya pelajari ayat
sesudahnya. Maka dengan itu, pahamlah kita maksud ayat itu.
Namun demikian, ada
pula yang lebih sulit dari itu, walaupun cara yang kedua telah dilakukan, maka
dari sini perlu mempelajari tafsirnya, dan asbabun
nuzulnya.
Demikianlah cara kita
berinteraksi atau mentadabburi Al-Qur’an, setidak-tidaknya metoda itulah yang
penulis pakai. Kadang-kadang penulis memintanya kepada Pencipta Kitab ini baik
dengan jalan berdo’a atau dengan melakukan shalat untuk dapat memahaminya
dengan baik.
Jika ada ayat kauniyah,
yaitu ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan umum (alam) dari ayat
kauniyah, kemudian pengertiannya diterangkan
oleh yang ahli dalam bidangnya yang berkaitan dengan ayat yang kita tadabburi
itu, maka akan lebih hidup lagi pengertian yang kita dapati dari
pentadaburannya. Dengan itu maka, arti dan maksud dari ayat itu telah membumi (touch
down, touching the hart of people, touching the mind of people) sehingga
dapat menangkap pengertiannya lebih proporsional dan maknanya mudah dicerna
oleh orang awam seperti penulis ini. Contoh ayat-ayat yang berkenaan dengan
alam semesta yang terdapat dalam Al-Qur’an, baca (klik--->) Penciptaan Alam Semesta Dalam Enam Masa
Sebelum metode ini
penulis temui, penulis masih bergantung pada pendapat si anu tamatan pendidikan
perguruan tinggi agama ditanah air, kemudian belajar keluar negeri (misalnya ke
dunia Barat) atau dari pendapat orientalis. Namun kini tidak demikian. Lebih
asyik dengan cara langsung ke sumber aslinya, malah bisa lebih dipertanggung
jawabkan. Sebagai sumber bacaan pembanding tetap penulis lakukan sampai saat
ini, kalau baik diambil kalau tidak ya tinggalkan.
Apalagi setelah ada
Pengajian Mingguan ’Tele Bridge Ukhuwah’. Pengajian Ukhuwah mingguan ini terasa
sekali manfaatnya karena pertama langsung membaca ayatnya per ain, sambil
dibetulkan qiraatnya. Kemudian di
baca terjemahannya. Dilengkapi tafsir dan asbabun
nuzul dan arti perkata. Kajiannya bukan berdasarkan tematis, namun dari
surat pertama langsung berurut ke surat berikutnya. Dengan cara berurut
ayat-ayat yang dikaji, tahu hubungan satu ayat dengan ayat lainnya. Secara line
by line disisir ayat ini, dan ada tukar fikir bersama, wah bukan main terasa
manfaatnya.
Tahulah kita sekarang
mana pengertian yang selama ini kita pahami, ada juga ditemukan pemahaman yang
sebenarnya tidak seperti itu mestinya. Ya Allah! Kami mengharap sungguh,
bahwasanya Engkau Ya Allah! Berkenanlah selalu membimbing kami. Jauhkanlah kami dari jalan yang sesat. Dan selalu tunjuki
kami kepada jalan-Mu yang lurus, Yang Engkau Ridhai. Āmīn, Yā
Arhamar Rahimīn. Yā Mujib Basa Ilin. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. [Bersambung]. □ AFM