Tuesday, May 20, 2014

Amanah & Tanggung Jawab

Bunga memberi aksen hidup ini indah.*




AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN


O
bjek struktur sosial di bangun dari diri sendiri. Berlanjut dalam bentuk keluarga. Selanjutnya meningkat menjadi kumpulan keluarga-keluarga. Lebih besar dan agak terarah - perlu adanya tata organisasi, menejemen dalam disiplin dan tata-tertib serta motivasi dan visi yang tertulis - adalah kumpulan yang disebut community. Kalau community ini sukses, maka kemudian meningkat menjadi society yang membentuk peradaban. Struktur semacam yang terakhir inilah yang dikehendaki Allah dalam ajaran Islam yaitu adanya the social order  yang bersifat humanity yaitu berkesadaran kemanusiaan sebagai ciptaan Allah yang tertinggi yang berpotensi sanggup mengemban amanah Allāhu Rabbul ’Ālamīn sebagai khalifatul fil ardh dalam memakmurkan bumi. [1]

Dalam social order artinya, berketeraturan hidup yang berjalan dalam tata tertib yang dipatuhi. Untuk itu diperlukan kesadaran sosial yang tinggi dalam berdisiplin dimana the social order tersebut ditegakkan secara bertanggung jawab oleh anggota community-nya secara bersama-sama. Dari society, oleh society, dan untuk society dalam bingkai Islam sebagai agent of society development (amar ma’ruf) dan agent of society change (nahi munkar).

Jika kondisi mental sudah terbentuk seperti itu, maka keteraturan hidup dalam tata tertib masyarakat siap ditegakkan, selanjutnya dijalankan dalam kesehari-harian hidup (berkesadaran, ikhlas, disiplin, istiqamah, dan bertanggung jawab), maka Insya Allah akan tercapai suatu keadaan puncak peradaban dari community dan society sebagaimana yang digambarkan dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla tersebut sebagai berikut:

لقد كان لسبإ في مسكنهم آية جنتان عن يمين وشمال كلوا من رزق ربكم واشكروا له بلدة طيبة ورب غفور
laqod kāna lisaba-in fī maskanihim āyah jannatāni ‘ayyamīnin(w) wasyimāl kulū mi(n)rrizqi robbikum wasykurūlah baldatun thoyyibatun(w) warobun ghofūr.

Sungguh bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, [2] (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu [3] dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". [4] [QS Saba’ 34:15]


MAKNA “FREE COUNTRY”

B
ertolak belakang secara diametral dari uraian diatas adalah adanya suatu pandangan bahwa Amerika ini adalah free country yang membuat confuse anak-anak muda kita bahkan kita (orang tua) sendiri mengartikan freedom tadi. Yaitu adalah hidup semau gue. Artinya jangan diatur-atur hidup kami (leave me alone), apa memang iya?

Adalah sebuah firman Allah Pencipta Alam Semesta dalam bentuk sebuah pertanyaan kepada kita (yang mesti kita perhatikan dengan seksama) bahwa, ada kecenderung suatu masyarakat yang menghandalkan hidup free country – bebas aturan; semau gue; tak ada kesadaran berdisiplin dalam bertata-tertib, sebagai berikut dibawah ini:

أيحسب الإنسان أن يترك سدى
ayahsabul insānu ayyutroka sudan

Apakah manusia mengira, (bahwa) dia (hidup) akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan-jawaban)? [QS Al-Qiyāmah 75:36]

Sekarang begini, apakah kita bisa mengemudikan kendaraan lebih cepat dari tanda lalu lintas katakan jalan raya bebas hambatan. Di jalan raya bebas hambatan 270 atau 495 bahkan jalan toll 200 yang diresmikan beberapa tahun yang lalu. Palang tanda lalu lintas 55 miles, paling banter dalam prakteknya masih dibolehkan sampai 60 miles perjam. Coba lebih dari itu, ia kena tiket (tilang). Artinya tidak boleh. Bolehkah kita pekerja di perusahaan katakalah mulai kerjanya dari 9am to 5pm, lantas kita masuk jam 10am atau pulang lebih dulu jam 4pm?

Atau seorang menejer toko yang ditargeti penjualannya 2 juta dolar perbulan, sedangkan targetnya kurang dari itu. Bahkan kalau punya usaha dimana expenses (biaya pengeluarannya) totalnya 1,5 juta dolar sedangkan total sales (penerimaan dari penjualannya)nya 1,1 dolar - rugi.

Contoh diatas ini hanyalah sebagai ilustrasi, free country itu hanya sebuah pomeo saja. Pelemak-lemak omongan saja, agar tidak terlalu stress. Tidak yang sebenar-benarnya ada free, yang ada adalah tanggung jawab (yang mau dipikulnya) dari pemberi amanah. Seperi pengendara kendaraan mempunyai DL (SIM). Artinya  berhak mengemudikan kendaraan di jalan raya (dapat amanah), namun mesti mematuhi peraturan lalu lintas (tanggung jawabnya).

Bekerja sebagai menejer dapat gaji melebihi dari pegawai biasa (amanah), namun performance-nya setidak-tidaknya mencapai target (tanggung jawab). Pemilik perusahaan mau mendapat untung (amanah), maka kewajibannya mesti menjual yang melebihi expenses-nya (tanggung jawab).


Benarkah ‘Bersemau Gue’ Akan Berhasil?

Barang kali, boleh-boleh saja kita untuk bersemau gue dalam memilih style hidup seperti itu, tapi hasilnya beda. Contoh coba lihat saja bahwa setiap ada acara  inauguration High School dalam daftar anak lulusannya, yang dapat tanda bintang apakah bintang satu, dua bahkan tiga dari namanya sangat beda. Kebanyakann nama-nama pendatang lebih unggul ketimbang penduduk asli Amerika. Karena rata-rata anak-anak imigran belajarnya lebih giat, tertib, punya motivasi yang jauh lebih baik dari anak-anak Amerika sendiri. Artinya anak-anak imigran ini tidak mudah terkecoh dengan pomeo free country yang membuatnya jauh lebih rendah kwalitasnya dari anak-anak pendatang baru.

Coba perhatikan pula firman Allah Yang Maha Cerdas (Ar-Rasyīd) sebagai yang dinyatakannya sebagai berikut:

لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم
laqod kholaqnal insāna fī ahsani taqwīm

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At-Tin 95:4)

Artinya daya kerja EI (Emotional Inteligent, hati) dan IQ (Inteligent Quotion, otak) dan gabungan diantara keduanya ESQ (Emotional Spiritual Qu0tion) yang diciptakan Allah swt merupakan potensi yang dapat digunakan untuk  mencapai kemajuannja, terutama dalam comunity atau society dimana satu dan lainnya saling menopangnya. Yaitu, yang kurang ditutupi oleh yang lebih dari anggota yang lain, begitu sebalik, dst. Karena kerja ini sifatnya adalah kerja jamaah (bersama).

إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون
ilal ladzīna āmanū wa ’amilush shōlihāti falahum ajrun ghoirumamnūn

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (amal shaleh); maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. [QS At-Tin 95:6]

Potensi itu bisa melahir menjadi kenyataan melalui iman kepada-Nya. Yaitu dengan mematuhi perintah, anjuran, motivasi, dan larangan-Nya yang terdapat ilmu-ilmunya dalam ayat-ayat al-Qur’an, As-Sunnah, dan ayat-ayat Kauniyah yang terdapat di alam dan alam manusia [5] dan bekerja bersama dalam jamaah [6] yang bertata tertib aturan yang rapih, berdisiplin dan mempunyai motivasi yang jelas (akhlak manusia dalam ber-hablum minnas). Dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat [7] bersama saudara seiman. Dan keharmonisan dan kedamaian hidup di dunia bersama umat yang lain. [8]


PENUTUP

N
ah, bagaimana halnya kesungguhan kita dalam: Misi; Visi; Kepiawai dalam menjalankan dan menggerakkan organisasi dan menejemen yang perlu ditopang pula oleh ilmu-ilmu ajaran Islam dan ilmu kauniyah, peribadatan yang konsisten dan istiqamah serta akhlak dan integritas dari individu-individu community atau society dan pengurus IMAAM?

Tanggung jawab kita kedepan semakin menantang (cukup berat, dalam menjalan hidup sebagai khalifah-khalifah-Nya) [9] dengan adanya Mesjid IMAAM Center dan pembinaan generasi muda english speaking yang sekarang telah terlihat signifikansi untuk bergabung dalam IMAAM Youth.

Jawabannya ada ditangan community atau society itu sendiri. Ya, anggotanya. Ya, pada pengurusnya. Ya, kemauan youth-nya sendiri. Ya, kita semua! Cukup cerdaskah kita menangkap makna pesan keempat ayat dari tiga surat firman Allah tersebut diatas? Semoga demikianlah hendaknya (dapat menangkap dan mengamalkan-nya), Āmīn Yā Mujib Basā Ilīn. Yā Arhamar Rohimīn. □ AFM


Catatan Kaki:
[1]  “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya,” [QS Hud 11:61]
[2] Pertanda adanya kemakmuran hidup
[3] Pertanda adanya keberkahan dalam hidup
[4] Pertanda adanya rahmat dan ridha Allah
[5] Alam Kauniyah Manusia yang terdapat dalam ilmu-ilmu: Astronomi; Ilmu Jiwa; Ilmu Sosiologi; Sejarah; Ilmu Organisasi dan Menegement; Ilmu Mantiq (syllogisma): Aljabar; Ilmu Ekonomi dan Perdagangan; Ilmu Hukum, dst.
Ayat-ayat Qauliyah sebagai sumber ilmu (juga standard peneraan kebenaran ilmu kauniyah yang dirumuskan oleh manusia) seperti: Sejarah; Ilmu Sosiologi; Sejarah; Organisasi dan Management; Filsafat Hidup Manusia; Ilmu Ekonomi dan Perdangan; Ilmu-ilmu Hukum; Jatuh bangunnya suatu peradaban, yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an.
[6] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (berjamaah dalam organisasi, comunity, society) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur (organisasi dan menejemen) seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. [QS Ash-Shaff 51:4]
[7] Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia, [QS Al Qashash 28:77]
[8]  Dan berbuat baiklah (kepada semua orang dan lingkungan hidup), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. [QS Al-Qashash 28:77]
[9] Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa (baca mandataris-mandataris -Nya) di bumi. [QS Al-An’ām 6:165]
* [sumber image picture dari Window-7] □□□

Blog Archive