AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
bjek struktur sosial
di bangun dari diri sendiri. Berlanjut dalam bentuk keluarga. Selanjutnya
meningkat menjadi kumpulan keluarga-keluarga. Lebih besar dan agak terarah - perlu adanya tata
organisasi, menejemen dalam disiplin dan tata-tertib serta motivasi dan visi
yang tertulis - adalah kumpulan yang disebut community.
Kalau community ini sukses, maka kemudian meningkat menjadi society yang membentuk peradaban. Struktur semacam yang terakhir
inilah yang dikehendaki Allah dalam ajaran Islam yaitu adanya the social order yang
bersifat humanity yaitu
berkesadaran kemanusiaan sebagai ciptaan Allah yang tertinggi yang berpotensi
sanggup mengemban amanah Allāhu Rabbul ’Ālamīn sebagai khalifatul fil
ardh dalam
memakmurkan bumi. [1]
Dalam social order artinya, berketeraturan hidup
yang berjalan dalam tata tertib yang dipatuhi. Untuk itu diperlukan kesadaran sosial yang tinggi
dalam berdisiplin dimana the social order tersebut ditegakkan secara
bertanggung jawab oleh anggota community-nya secara bersama-sama. Dari society, oleh society, dan
untuk society dalam bingkai Islam sebagai agent of society
development (amar ma’ruf) dan agent of society change (nahi
munkar).
Jika kondisi mental
sudah terbentuk seperti itu, maka keteraturan hidup dalam tata tertib
masyarakat siap ditegakkan, selanjutnya dijalankan dalam kesehari-harian hidup
(berkesadaran, ikhlas, disiplin, istiqamah, dan bertanggung jawab), maka Insya Allah akan
tercapai suatu keadaan puncak peradaban dari community dan society
sebagaimana yang digambarkan dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla tersebut sebagai berikut:
لقد كان لسبإ في مسكنهم آية جنتان عن يمين وشمال كلوا من رزق ربكم واشكروا له بلدة طيبة ورب غفور
laqod kāna
lisaba-in fī maskanihim āyah jannatāni ‘ayyamīnin(w) wasyimāl kulū mi(n)rrizqi
robbikum wasykurūlah baldatun thoyyibatun(w)
warobun ghofūr.
Sungguh bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, [2] (kepada mereka
dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu [3] dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun". [4] [QS Saba’ 34:15]
MAKNA “FREE COUNTRY”
ertolak belakang
secara diametral dari uraian diatas adalah adanya suatu pandangan bahwa Amerika
ini adalah free
country yang membuat confuse anak-anak muda kita bahkan kita (orang tua) sendiri
mengartikan freedom tadi. Yaitu
adalah hidup semau gue. Artinya jangan
diatur-atur hidup kami (leave me alone), apa memang iya?
Adalah sebuah firman
Allah Pencipta Alam Semesta dalam bentuk sebuah pertanyaan kepada kita (yang
mesti kita perhatikan dengan seksama) bahwa, ada kecenderung suatu masyarakat
yang menghandalkan hidup free country
– bebas aturan; semau gue; tak ada
kesadaran berdisiplin dalam bertata-tertib, sebagai berikut dibawah ini:
أيحسب الإنسان أن يترك سدى
ayahsabul insānu
ayyutroka sudan
Apakah manusia mengira, (bahwa)
dia (hidup) akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan-jawaban)? [QS Al-Qiyāmah 75:36]
Sekarang begini,
apakah kita bisa mengemudikan kendaraan lebih cepat dari tanda lalu lintas
katakan jalan raya bebas hambatan. Di jalan raya bebas hambatan 270 atau 495
bahkan jalan toll 200 yang diresmikan beberapa tahun yang lalu. Palang tanda
lalu lintas 55 miles, paling banter dalam prakteknya masih dibolehkan
sampai 60 miles perjam. Coba lebih dari itu, ia kena tiket (tilang). Artinya
tidak boleh. Bolehkah kita pekerja di perusahaan katakalah mulai kerjanya dari
9am to 5pm, lantas kita masuk jam 10am atau pulang lebih dulu jam 4pm?
Atau seorang menejer
toko yang ditargeti penjualannya 2 juta dolar perbulan, sedangkan targetnya
kurang dari itu. Bahkan kalau punya usaha dimana expenses (biaya
pengeluarannya) totalnya 1,5 juta dolar sedangkan total sales (penerimaan dari penjualannya)nya 1,1 dolar - rugi.
Contoh diatas ini
hanyalah sebagai ilustrasi, free country itu hanya sebuah pomeo
saja. Pelemak-lemak omongan saja, agar tidak terlalu stress. Tidak yang sebenar-benarnya ada free, yang ada adalah tanggung
jawab (yang mau dipikulnya) dari pemberi amanah. Seperi pengendara
kendaraan mempunyai DL (SIM). Artinya berhak mengemudikan kendaraan di
jalan raya (dapat amanah),
namun mesti mematuhi peraturan lalu lintas (tanggung jawabnya).
Bekerja sebagai menejer
dapat gaji melebihi dari pegawai biasa (amanah),
namun performance-nya
setidak-tidaknya mencapai target (tanggung jawab).
Pemilik perusahaan mau mendapat untung (amanah),
maka kewajibannya mesti menjual yang melebihi expenses-nya (tanggung jawab).
Benarkah ‘Bersemau Gue’ Akan Berhasil?
Barang kali,
boleh-boleh saja kita untuk bersemau gue dalam memilih style hidup seperti itu, tapi hasilnya
beda. Contoh coba lihat saja bahwa setiap ada acara inauguration High
School dalam daftar anak lulusannya, yang dapat tanda bintang apakah
bintang satu, dua bahkan tiga dari namanya sangat beda. Kebanyakann nama-nama
pendatang lebih unggul ketimbang penduduk asli Amerika. Karena rata-rata
anak-anak imigran belajarnya lebih giat, tertib, punya motivasi yang jauh lebih
baik dari anak-anak Amerika sendiri. Artinya anak-anak imigran ini tidak mudah
terkecoh dengan pomeo
free country
yang membuatnya jauh lebih rendah kwalitasnya dari anak-anak pendatang baru.
Coba perhatikan pula
firman Allah Yang Maha Cerdas (Ar-Rasyīd)
sebagai yang dinyatakannya sebagai berikut:
لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم
laqod kholaqnal insāna fī ahsani
taqwīm
Sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS
At-Tin 95:4)
Artinya daya kerja EI
(Emotional Inteligent, hati) dan IQ (Inteligent Quotion, otak) dan gabungan
diantara keduanya ESQ (Emotional
Spiritual Qu0tion) yang diciptakan Allah swt merupakan potensi yang dapat digunakan untuk mencapai
kemajuannja, terutama dalam comunity
atau society dimana satu dan lainnya
saling menopangnya. Yaitu, yang kurang ditutupi oleh yang lebih dari anggota
yang lain, begitu sebalik, dst. Karena kerja ini sifatnya adalah kerja jamaah
(bersama).
إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون
ilal ladzīna āmanū wa ’amilush
shōlihāti falahum ajrun ghoirumamnūn
Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan (amal shaleh); maka bagi mereka pahala yang
tiada putus-putusnya. [QS At-Tin 95:6]
Potensi itu bisa
melahir menjadi kenyataan melalui iman kepada-Nya. Yaitu dengan mematuhi
perintah, anjuran, motivasi, dan larangan-Nya yang terdapat ilmu-ilmunya dalam
ayat-ayat al-Qur’an, As-Sunnah, dan ayat-ayat Kauniyah yang terdapat di alam
dan alam manusia [5] dan bekerja bersama dalam jamaah [6] yang bertata tertib
aturan yang rapih, berdisiplin dan mempunyai motivasi yang jelas (akhlak
manusia dalam ber-hablum minnas).
Dalam rangka mencapai kebahagian dunia dan akhirat [7] bersama saudara seiman.
Dan keharmonisan dan kedamaian hidup di dunia bersama umat yang lain. [8]
PENUTUP
ah, bagaimana halnya kesungguhan kita dalam:
Misi; Visi; Kepiawai dalam menjalankan dan menggerakkan organisasi dan menejemen
yang perlu ditopang pula oleh ilmu-ilmu ajaran Islam dan ilmu kauniyah,
peribadatan yang konsisten dan istiqamah serta akhlak dan integritas dari individu-individu
community atau society dan
pengurus IMAAM?
Tanggung jawab kita kedepan semakin menantang
(cukup berat, dalam menjalan hidup sebagai khalifah-khalifah-Nya) [9] dengan
adanya Mesjid IMAAM Center dan pembinaan generasi muda english speaking
yang sekarang telah terlihat signifikansi untuk bergabung dalam IMAAM Youth.
Jawabannya ada ditangan community atau society itu sendiri. Ya, anggotanya.
Ya, pada pengurusnya. Ya, kemauan youth-nya sendiri. Ya, kita semua! Cukup
cerdaskah kita menangkap makna pesan keempat ayat dari tiga surat firman Allah
tersebut diatas? Semoga demikianlah hendaknya (dapat menangkap dan mengamalkan-nya),
Āmīn Yā Mujib Basā Ilīn. Yā Arhamar Rohimīn. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan
kamu pemakmurnya,” [QS Hud 11:61]
[2] Pertanda adanya kemakmuran hidup
[3] Pertanda adanya keberkahan dalam
hidup
[4] Pertanda adanya
rahmat dan ridha Allah
[5] Alam Kauniyah
Manusia yang terdapat dalam ilmu-ilmu: Astronomi; Ilmu Jiwa; Ilmu Sosiologi; Sejarah;
Ilmu Organisasi dan Menegement; Ilmu Mantiq
(syllogisma): Aljabar; Ilmu Ekonomi
dan Perdagangan; Ilmu Hukum, dst.
Ayat-ayat Qauliyah
sebagai sumber ilmu (juga standard peneraan kebenaran ilmu kauniyah yang
dirumuskan oleh manusia) seperti: Sejarah; Ilmu Sosiologi; Sejarah; Organisasi
dan Management; Filsafat Hidup Manusia; Ilmu Ekonomi dan Perdangan; Ilmu-ilmu
Hukum; Jatuh bangunnya suatu peradaban, yang terdapat dalam ayat-ayat
al-Qur’an.
[6] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berperang (berjamaah dalam organisasi, comunity, society) di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur (organisasi dan menejemen) seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh. [QS Ash-Shaff 51:4]
[7] Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia, [QS Al Qashash 28:77]
[8] Dan berbuat baiklah (kepada semua orang dan
lingkungan hidup), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. [QS
Al-Qashash 28:77]
[9] Dan Dialah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa (baca mandataris-mandataris -Nya) di bumi. [QS
Al-An’ām 6:165]
* [sumber image
picture dari Window-7] □□□
|
Tujuan mewujudkan blog ini adalah untuk mengenal Islam lebih jauh lagi. Dinul Islam dihadirkan Allah Pencipta Alam Semesta untuk membimbing zaman. Gunanya agar manusia tetap damai, selamat, sejahtera di Dunia dan di Akhirat mendapatkan Surga Adnan. Ruang lingkup yang dikemukakan disini hanya tema-tema diseputar Ajaran Islam Dalam Tinjauan Keaqidahan, Kemanusiaan,dan Kemoderenan.