ISLAM DATANG SEBAGAI “RAHMATAN LIL ‘ĀLAMĪN”
“Tidaklah kami mengutusmu (Muhammad) kecuali
sebagai rahmat bagi semesta alam”. [QS al-Anbiya’ 21:107]
PENDAHULUAN
R
|
ahmat dalam bahasa Arab mempunyai
beragam makna sesuai
dengan konteks pembicaraannya. Arti, Makna, Pengertian, Definisi dari
kata "rahmat" menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) online dan menurut para ahli bahasa. Arti
kata Rahmat (1) belas kasih;
kerahiman; (2) karunia (Allah);
berkah (Allah). Namun setidaknya tidak kurang dari 14 makna
bagi rahmat,
menurut Al-Qur’an.
Rahmat terdiri dari tiga huruf râ’,
hâ’, dan mîm. Menurut Ibnu Faris dalam Maqâyîs
al-Lughah setiap kata Arab yang berakar dari tiga huruf râ’, hâ’,
dan mîm memiliki arti dasar ‘kelembutan, kehalusan dan kasih sayang’.
Sedangkan menurut al-Ashfihani dalam Mufradât Alfâdzh al-Qur’an, kata
rahmat berarti ‘kelembutan yang menuntut berbuat baik kepada yang disayangi’.
Terkadang rahmat hanya khusus berate ‘kelembutan’. Kadang juga hanya berarti
‘berbuat baik’.
Pada dasarnya rahmat (kasih sayang) itu
berasal dari Tuhan Maha Pengasih Penyayang (al-Rahmân al-Rahim).
Allah swt adalah sumber rahmat (kasih sayang) yang tersebar di alam semesta
ini. Allah swt mewajibkan bagi diri-Nya sendiri sifat rahmat (kasih sayang) QS
al-Anʻam 6:12. Dalam Shahîh
al-Bukhârî melalui jalur Abu Hurairah ra, Nabi Besar Muhammad saw pernah
menyatakan, Pada hari penciptaannya, Allah swt menciptakan 100 (seratus) rahmat
(kasih sayang). 99 rahmat (kasih sayang) masih dipegang oleh Allah swt untuk
disimpan. Hanya satu rahmat saja yang disebarkan oleh Allah swt bagi seluruh
makhluknya. Sementara menurut Shahîh Muslim dari Salman
al-Farisi, satu rahmat itu disebar di muka bumi sehingga cukup bagi seorang ibu
menyayangi anaknya dan semua makhluk baik manusia, burung, semua jenis hewan
dan jin dapat mengasihi satu sama lain. Lalu 99 rahmat sengaja ditahan oleh
Allah swt untuk memberi rahmat bagi seluruh hamba-Nya pada hari kiamat.
MAKNA RAHMAT
S
|
ebagaimana umumnya sejumlah kata-kata
yang termuat al-Quran mempunyai makna lebih dari satu atau sering disebut dalam
ilmu tafsir dan al-Quran sebagi musytarak lafdzhî. Dalam al-Quran, kata
rahmat disebutkan sebanyak 145 kali. Kesemuanya mempunyai beragam makna sesuai
dengan konteks pembicaraannya. Setidaknya tidak kurang dari 14 makna bagi
rahmat. Diantaranya sebagai berikut:
PERTAMA, rahmat bermakna agama Islam.
Makna ini bisa kita dapati dalam QS al-Insan 76:31, QS al-Syura 42:8, QS
al-Fath 48:25, QS al-Baqarah 2:105, dan QS Ali Imran 3:74. Arti pertama ini
secara langsung menyiratkan sebuah pesan bahwa agama Islam itu ada untuk rahmat
‘kasih sayang’ terhadap alam semesta. Sehingga tidaklah heran jika kita sering
mendengarkan jargon Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn.
Menariknya kata rahmat yang berarti Islam ini pasti bersandar pada kata ganti
orang ketiga yang kembali kepada Allah swt, sehingga pasti berarti rahmat-Nya.
Jadi agama Islam adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya swt.
KEDUA, rahmat bermakna surga. Salah satu
kasih sayang (rahmat) Allah swt adalah surga. Bahkan secara jelas dalam riwayat
Ahmad dari Jabir dan Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa penduduk
surga dapat masuk surga semata-mata hanya karena rahmat-Nya. Kata rahmat dalam
al-Quran yang berarti surga bisa kita jumpai dalam QS Ali Imran 3: 107, QS
al-Nisa’ 4:175, QS al-Jatsiyah 45:30, QS al-Baqarah 2:218 dan QS al-ʻAnkabut 29:23.
KETIGA, rahmat berarti hujan. Barangkali sering
mendengar ungkapan hujan merupakan rahmat Tuhan. Bisa jadi itu benar adanya,
sebab dalam berbagai riwayat sangat dianjurkan untuk banyak berdoa saat hujan
turun. Saat turun hujan merupakan salah satu waktu mudah untuk dikabulkannya
doa. Tentu keterkaitan antara rahmat dengan terkabulnya sangatlah erat. Selain
itu hujan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt bagi sebagian besar
makhluknya mulai tanah, manusia, tumbuhan hingga hewan. Keberlangsungan
kehidupan mereka semua bergantung pada air yang diturunkan oleh-Nya. Kata
rahmat yang berarti hujan dalam al-Quran antara lain: QS al-A’raf 7:57, QS
al-Furqan 25:48, QS al-Syura 42:28, QS al-Rum 30:50, dan QS al-Rum 30:46.
KEEMPAT, rahmat berarti kenabian. Keberadaan
seorang nabi menjadi kebutuhan umat manusia dalam lintas masa. Kedatangan nabi
menjadi sebuah rahmat bagi alam semesta khususnya manusia untuk keluar dari
kegelapan hati dan akal. Ada dua kata rahmat yang berarti nabi yakni QS Shad 38:9,
QS al-Zukhruf 43:32.
KELIMA, rahmat bermakna nikmat. Senada dengan
keterangan al-Ashfihani, jika rahmat disandarkan pada Allah swt maka berarti
nikmat dan karunia-Nya. Sedangkan jika disandarkan pada manusia dan makhluk
berarti kelembutan dan kasih sayang. QS Maryam 19:2, QS al-Kahf 18:65
KEENAM, rahmat berarti al-Quran. Sebagaimana
keberadaan nabi membawa rahmat, al-Quran turun membawa rahmat bagi semua
terkhusus bagi umat Mukmin yang takwa. Seperti dalam QS al-Isra’ 17:82, Kami
turunkan dari al-Quran sesuatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. Sama halnya dalam QS Yunus 10:58, dan QS Yusuf 12:111.
KETUJUH, rahmat bermakna rezeki. Seperti dalam
QS al-Isra’ 17:100, Katakanlah jikalau kalian memiliki simpanan rezeki
Tuhanku. Begitu halnya dalam QS Fathir 35: 2, QS al-Isra’ 17: 28, QS
al-Kahf 18:16 dan QS al-Kahf 18:10.
KEDELAPAN, rahmat berarti pertolongan dan
kemenangan. Seperti dalam QS al-Ahzab 33:17, Katakanlah apakah ada yang
mampu menjaga kalian dari ketentuan Allah, jika Dia menghendaki keburukan
(kekalahan) bagi kalian atau menghendaki rahmat (pertolongan dan kemenangan)
KESEMBILAN, rahmat bermakna sehat dan afiyat.
Seperti dalam QS al-Zumar 39:38, Jika Allah menghendaki bagiku kesehatan
(rahmat) apakah ada yang dapat menghalangi kesehatan (rahmat) dari-Nya.
KESEPULUH, rahmat berarti cinta. Seperti dalam QS
al-Hadid 57:27, Kami telah menjadikan belas kasih dan cinta (rahmat) dalam
hati-hati orang-orang yang mengikutinya. Begitu juga dalam QS al-Fath 48:29.
KESEBELAS, rahmat bermakna keimanan. Contohnya
dalam QS Hud 11: 28, Dia mendatangkan bagiku keimanan (rahmat) dari
sisi-Nya. Sama halnya dalam QS Hud 11: 63.
KEDUABELAS, rahmat berarti taufik (pertolongan
untuk amal kebaikan). Seperti dalam QS al-Baqarah 2:64, Kalau bukan karena
karunia dan rahmat (taufik) Allah swt, kalian akan menjadi orang-orang merugi.
Begitu juga dalam QS al-Nisa’ 4:83, QS al-Nur 24:10, QS al-Nur 24:14, QS al-Nur
24:20 dan QS al-Nur 24:21.
KETIGABELAS, rahmat berarti Nabi Isa as. Ini dalam
firman Allah swt QS Maryam 19:21, Agar kami menjadi penciptaannya sebagai
tanda-tanda bagi manusia dan rahmat dari kami.
KEEMPATBELAS, rahmat bermakna Nabi Besar Muhammad
saw. Seperti firman Allah swt QS al-Anbiya’ 21:107, Tidaklah kami mengutusmu
kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.
MAKNA RAHMAT SECARA SOSIOLOGIS KEMASYARAKATAN
F
|
irman Allah swt dalam surat al-Anbiya’ tersebut
diatas, yaitu Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta
alam. Maknanya adalah bahwa Nabi Besar Muhammad saw membawa Dīn Al-Islam
(Dinul Islam, Agama Islam, Islam as Way of Life) ke dunia. Dengan datangnya (ajaran) Islam
(yang dibawanya) secara sosiologis kemasyarakatan dalam bernegara dan antar-negara
adalah sebagai rahmat bagi semesta alam, dimana manusia ada di dalamnya. Pengejewantahannya
(penjelmaan, perwujudan, pelaksanaan, manifestasi)
terbentuk menjadi "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur" [QS Saba’ 34:15]. Yaitu suatu negeri yang subur dan makmur, adil dan aman sentosa serta penuh ampunan dari Rabb Al-'Âlamîn - Tuhan Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta.
Hakekat dan ciri-ciri dari negeri yang “Baldatun
Thayyibatun wa Rabbun Ghafur” yaitu merupakan keadaan negeri yang menjadi
dambaan dan impian seluruh manusia. Yaitu sebuah negeri yang memiliki gambaran
sebagai berikut:
● Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan
kebaikan perilaku penduduknya.
● Negeri yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur.
● Negeri yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur.
● Negeri yang seimbang antara kebaikan jasmani
dan rohani penduduknya.
● Negeri yang aman dari musuh (bermusuhan), baik dari dalam maupun dari luar.
● Negeri yang aman dari musuh (bermusuhan), baik dari dalam maupun dari luar.
● Negeri yang maju, baik dalam hal ilmu-ilmu
Qauliyah (ilmu agama bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadits) maupun ilmu-ilmu Kauniyah (ilmu dunia, sunatullah di alam
semesta, sains).
● Negeri dengan penguasa yang adil dan shalih,
dan penduduk yang hormat dan patuh.
● Negeri yang di dalamnya terjalin hubungan yang
harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya, yaitu dengan terwujudnya saling
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
PENUTUP
D
|
alam tinjauan sosiologis manusia adalah makhluk
individu sekaligus makhluk sosial. Ciri-ciri keindividualannya dalam hidup
bersosial sesama manusia digambarkan oleh Al-Qur’an sebagai berikut:
“Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu ta’aruf (saling kenal mengenal, artinya kemauan orang yang siap hidup
bersama dengan orang atau bangsa lain dalam ‘perbedaan’). [QS Al-Hujurāt 49:13]
Lebih jelas lagi dalam penjabaran prinsip ta’ruf ini meliputi: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T) Ta’aruf yakni saling mengenal; (T) Tafahum yakni saling memaklumi latar belakang hidup, keyakinan dan pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun yakni kerja sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar yakni tidak saling bertengkar, tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi melainkan pacifist - damai.
Manusia merupakan makhluk sosial. Tentunya selain menjaga hubungan kepada Sang Pencipta yakni Allah Sang Pencipta Alam Semesta dan Manusia (hablumminallah), maka ada baiknya pula menjaga hubungan baik antar sesama manusia (hablumminannas). Malah kita diperintahkan-Nya untuk menjaga hubungan baik tersebut - 3T1I.
Ajaran Islam dalam mengisi prinsip perdamaiannya beranjak dari bagaimana hubungan antar sesama manusia, antar bangsa-bangsa dan antar negara-negara, sebagaimana firman-Nya telah menyebutkan dalam surat Al-Hujurāt ayat 13 seperti tersebut diatas.
Demikianlah uraian dari tajuk (ajaran) ISLAM DATANG SEBAGAI “RAHMATAN LIL ‘ĀLAMĪN”, semoga bermanfaat. Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM
Sumber:
Harakatuna; KBBI; Almanhaj. □□