Sunday, May 18, 2014

Islam & Ilmu Pengetahuan (III)



"Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah liat, kemudian Kami menjadikannya setetes cairan (sperma) dan Kami menempatkan dalam tempat yang kokoh (rahim)" [QS Al-Mu’minūn 23:12,13]

“Kemudian Kami tempatkan (setetes) sperma (nuthfah) di tempat yang sudah ditentukan; Kemudian Kami membuat sperma menjadi gumpalan darah beku (‘alaqah); Kemudian dari gumpalan itu Kami membuat gumpalan daging (janin); Kemudian Kami membuat tulang dalam gumpalan daging itu (‘idhāma) dan membalutinya dengan daging (lahman); Kemudian Kami mengembangkan dari sana berbentuk makhluk lain. Mahasempurna Allah, Pencipta Terbaik! [QS Al-Mu’minūn 23:14]




ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN (III)
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENCIPTAAN MANUSIA


T
ahun 1940-an Professor Stiger dari Institut Carnegie Embryology Washington DC telah menuliskan penemuannya dalam bidang biologi khususnya  ’stages of human development’. Dia mengatakan bahwa dari sperma menjadi manusia diperlukan 23 tahap berdasarkan bentuknya, namun pendapat ini bertahan sampai tahun 1970 tidak lama setelah ilmuan yang lain melakukan penelitian kembali selama 4 tahun berdasarkan tinjauan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan penelitian ’microscope research’ - riset dengan menggunakan mikroskop elektron yang dapat melihat bentuk yang sekecil-kecilnya.

Dari Al-Qur’an diambil dari surat ke-86, Ath-Thāriq ayat 6 [1] dan surat ke-23, Al-Mu’minūn ayat 12-14. Demikianlah seperti yang dikatakan oleh Dr Emeritus Keith L. Moore, Prof Anatomi dan Biologi Sel, Canada. Dr. Moore, adalah salah satu ilmuwan dunia yang paling terkemuka di bidang anatomi dan embriologi dan menyusun pula sebuah buku yang berjudul: “Developing Human”, sebuah buku  terbaik yang diberikan pengesahannya oleh lembaga ilmu pengetahuan embriologi Amerika. Buku ini telah diterjemahkan ke beberapa bahasa.

Kata Dr. Moore: However Quran uses vivid details to explain the stages of human embryology. Way before any human being presented anything on embryology, let alone stages of embryology. Surah 23 (the Believers) verse 12-14:

“And assuredly We made man from the extract of clay, then We made him a drop of liquid (sperm) and We put in strong serenity” [2]

“Then We place as (a drop of) sperm (nuthfah) in a place firmly fixed; Then We made the sperm into a clot of congealed blood (‘alaqah); Then of that clot We made a (fetus) lump (mudghah); Then We made out of that lump bones (‘idhāma) and clothed the bones with flesh (lahman); Then We develop out of it another creature. Blessed be God, the Best of Creators!  [3]

Artinya:

Namun Quran menggunakan detail yang jelas dalam menjelaskan tahapan perkembangan embriologi manusia. Jauh sebelum manusia menyajikan sesuatu tentang embriologi, seperti halnya pada tahapan-tahapan perkembangan embriologi cabang bayi. Surah 23 (Orang-Orang Yang Beriman) ayat 12-14:

"Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah liat, kemudian Kami menjadikannya setetes cairan (sperma) dan Kami menempatkan dalam tempat yang kokoh (rahim)" [2]

“Kemudian Kami tempatkan (setetes) sperma (nuthfah) di tempat yang sudah ditentukan; Kemudian Kami membuat sperma menjadi gumpalan darah beku (‘alaqah); Kemudian dari gumpalan itu Kami membuat gumpalan daging (janin); Kemudian Kami membuat tulang dalam gumpalan daging itu (‘idhāma) dan membalutinya dengan daging (lahman); Kemudian Kami mengembangkan dari sana berbentuk makhluk lain. Mahasempurna Allah, Pencipta Terbaik! [3]


Demikianlah Uraian  proses sebagai manusia ‘basyariah’ seperti tersebut diatas oleh Dr. Moore.


MANUSIA INSANIAH

D
ari perkembangan manusia ‘basyariah’ seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Mu’minūn ayat 12-14 ini dilanjutkan lagi menjadi benar-benar sebagai manusia yaitu manusia yang berpotensi sebagai  manusia ‘insaniah’  yaitu manusia ‘khalifatul fil ardh’ seperti firman Allah ‘Azza wa Jalla ini sebagai berikut:

 فإذا سويته ونفخت فيه من روحي
fa-idzā sawwaytuhū wa nafakhtu fīhi mirrūhī faqo’ū lahū sājidīn

“When I have fashioned him (in due proportion) and breathed into him of My spirit, fall ye down in obeisance unto him.”

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya (tubuh, jasad) dan (kemudian) Aku tiupkan ruh (ciptaan) Ku kepadanya, maka tundulah kamudengan bersujud kepadanya (perintah Allah kepada malaikat sebagai tanda hormat lihat ayat berikutnya). [QS Shad 38:72]

وهو الذي جعلكم خلائف الأرض
wa huwal ladzī ja’alakum khalāifal ardhi

It is He Who hath made you (His) agents, inheritors of the earth.

Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi. [QS Al-An’ām 6:165]


Khalifah-khalifah bermakna: Para Mandataris yang diserahi tugas oleh Tuhan Sekalian Alam dalam mengelola kehidupan di bumi bersama manusia-manusia yang lainnya agar manusia dan alam lestari dan sejahtera (khalifah sebagai pemakmur bumi). [4] Tentunya para Mandataris ini selaku ‘mandatory’ (penerima mandat yang dipercayainya wajib menjalanankanya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pemberi mandat yakni Allah ‘Azza wa Jalla.


PENUTUP

S
ix plus one stages of human embryology: ● Then We made him a drop of liquid (sperm) and put in strong serenity; ● Then We made the sperm drop into a (nuthfah) [5] in a place firmly fixed; ● Then We made the sperm (nuthfah)  into a clot of congealed blood (‘alaqah) [6]; ● Then of that clot We made a (fetus) lump (mudghah) [7]; ● Then We made out of that lump bones (‘idhāma) [8] and clothed the bones with flesh (lahman) [9]; ● Then We develop out of it another creature (al-Nash’a)  [10]; Then We breathed into him of My spirit (soul, ruh) [11]

Artinya: Enam ditambah satu adalah nerupakan tahapan perkembangan embriologi menjadi manusia, yaitu: ● Kemudian Kami membuatnya setetes cairan (sperma) dan Kami menempatkan dalam tempat yang kokoh (rahim); ● Kemudian Kami jatuhkan sperma ke dalam (nuthfah) [5] di tempat yang sudah ditentukan; ● Kemudian Kami membuat sperma (nuthfah) menjadi gumpalan darah beku (‘alaqah) [6]; ● Kemudian dari gumpalan itu Kami membuat (janin) benjolan (mudghah) [7]; ● Kemudian Kami membuat tulang benjolan itu (‘idhāma) [8] dan mengenakan tulang dengan daging (lahman) [9]; ● Kemudian Kami mengembangkan makhluk lain (al-Nash'a) [10]; ● Kemudian Kami menghembuskan nafas rohku kepada-Nya (ruh) [11].

Sebagai kesimpulan, embriologi adalah cabang ilmu. Ini adalah studi tentang perkembangan embrio dalam rahim ibu. Sebelumnya ilmuan  embriologi mengasumsikan tulang dan otot serta embrio berkembang pada saat bersamaan. Pendapat itu sudah lama dipercayai oleh beberapa ilmuan biologi, sementara itu ayat-ayat Al-Qur’an tersebut  belum dilengkapi dengan penjelasan secara ilmu pengetahuan sains. Setelah ditemukan mikroskop elektron yang selanjutnya dengan alat itu digunakan untuk melakukan penelitiannya. Berdasarkan penelitian mikroskopis itu benarlah apa yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Kata demi kata yang dipaparkan sungguh mengandung kebenaran yang nyata. Jadi pemeriksaan ‘data-data’ dari ayat Al-Qur’an pada tingkat mikroskopis atas perkembangan ‘cabang bayi’ di dalam rahim ibu yang terjadi itu persis seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut.

Jadi hasil telaahan mikroskopis itu adalah: Kehidupan dimulai pada saat pembuahan ketika satu sperma tunggal bergabung dengan sel telur, kemudian membentuk satu sel embrio (zigot). Dan pada saat inilah mulai ditentukannya suatu karakteristik individu baru yang dinamakan manusia. Al-Quran mencatat fakta ini 1400 tahun yang lalu. ‘Ilmu Pengetahuan Sains baru  dapat mengkonfirmasi kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an tersebut pada abad ke-20.

Penjelasan perkembangan embrio manusia dalam Al-Qur'an yang diturunkan pada abad ke-7 itu tidak dapat dipahami ketika itu bahwa keterangannya itu bersifat scientific (ilmiah). Satu-satunya kesimpulan yang masuk akalsehat adalah sungguh benar bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan Muhammad (saw), melainkan wahyu yang diturunkan-Nya kepada Muhammad untuk disampaikan kepada ummat manusia. Al-Qur’an sungguh benar yang telah dibuktikan signifikansinya dari kebenaran saintifik. Dengan itu terbukti bahwa Al-Qur’an bukanlah kumpulan 'aksioma-aksioma' (ketentuan-ketentuan) agama semata, melainkan suatu kebenaran ilmiah yang nyata sekali. Subhānallāh, Blessed be God, the Best of Creators! Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. [Bersambung] □ AFM



Islam dan Ilmu Pengetahuan (klik->)  (I)   (II)   (III)   (IV)




Catatan Kaki:
 [1] He is created from a drop emitted. Dia (manusia) diciptakan dari air (mani) yang terpancar. [QS At-Tāriq 86:6]
 [2] Man We did create from a quintessence (of clay); Then We placed him as (a drop of) sperm in a place of rest, firmly fixed - Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). [QS Al-Mu’minūn 23:12,13]
[3] Then We made the sperm into a clot of congealed blood; then of that clot We made a (foetus) lump; then we made out of that lump bones and clothed the bones with flesh; then we developed out of it another creature. So blessed be Allah, the best to create! - Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah; Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging; Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang; Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. [QS Al-Mu’minūn 23:14]
[4] “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya,” Manusia di jadikan penghuni bumi untuk menguasai dan memakmur dunia. [QS Hud 11:61]
[5] Nuthfah, which means a drop or small amount of liquid.
[6]  ‘Alaqah,  which means a leech-like structure.
[7] Mudghah, which means a chewed-like structure. 
[8] ‘Idhāma, which means bone or skeleton.
[9] Lahman (Kisā), which means the clothing of bones with flesh or muscle.
[10] Another creature (Al-Nash’a), which means the formation of distinct fetus.
[11] Soul, Ruh, which means made clearly different between man and another creature (like animal). On animal have body and psyche, but man have body, psyche plus soul or ruh. Lihat Islam dan Ilmu Pengetahuan (I). □□

Referensi:
1. The Divine Book 6_10 (Human Embryology), MPEG-4 Movie
2. Digital Qur’an ver 3.1
3. ALFATIH, Al-Qur’an Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka ALFATIH. □□□

Blog Archive