Dunia
mungkin belum tahu betapa berharganya warisan ilmu-ilmu pengetahuan yang
ditemukan oleh Kaum Muslimin. Bahkan agaknya banyak yang tak menyangka bahwa
prinsip-prinsip pengetahuan modern itu ditemukan lewat kecemerlangan pemikiran
Ilmuwan Muslim. Untuk masa itu, ilmu mereka dapat dikatakan telah melampaui
batas zamannya. Berikut adalah kontribusi ilmuwan dan penemu Muslim bagi dunia,
“Al-Khwarizmi, Bapak Aljabar”.
Kata
Pengantar
Seandainya sekarang orang tetap
menggunakan angka Eropa (angka Romawi), dapatkah kita bayangkan hitungan
matematika akan berkembang seperti sekarang? Atau dapatkah gadget (smart phone) yang
ada genggam sekarang ada? Bahkan, computer desktop di rumah atau di kantor ada?
Juga, yang anda selalu menenteng (terutama mahasiswa) laptop?
Mari
kita lihat aplikasi dari angka Romawi yang sebelum Al-Khwarizmi datang. Ketika
itu Eropa (Barat) menggunakan angka hurup I (1) , II (2) , III (3) , IV (4), V
(5) , X (10), L (50), C (100), D (500), M (1000). Tidak ada angko nol. Untuk menuliskan ”1848” diperlukan 4 digit angka, sedangkan dengan menggunakan (angka huruf) Romawi
memerlukan 11 digit huruf.
Seperti dituliskan menjadi. MDCCCXLVIII. Dimana M=1000; DCCC=800; XL=40; VIII=8.
Untuk abad moderen serta abad informasi dan teknologi saat ini apakah mungkin peradaban teknologi
manusia dapat berkembang?
Buku Al-Jabar Al-Khwarizmi diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Lain (kemudiannya di terjemahkan ke bahasa Inggris dan dilanjutkan lagi ke bahasa-bahasa Dunia lainnya) di Eropa mulai tahun 1000. Aljabar disebut juga dengan nama algoritmi terambli dari namanya. Tanpa karyanya dalam mengembangkan hitungan aljabar aplikasi moderen matematik seperti teknik engineering yang melahirkan perangkat komputer, alat navigasi, satelit navigasi, pengiriman manusia ke Bulan, mengirim Robot Curiosity ke Mars, tidak mungkin ada. Karya-karya al-Khwarizmi ini digunakan sebagai buku pelajaran matematik di Eropa selama ratusan tahun setelah kematiannya.
Pendahuluan
S
|
eringkali Islam diberikan
gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak
menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu. Kenyataan
dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan
dengan hakikat sejarah yang sebenarnya. Sejarah telah membuktikan betapa dunia
Islam telah melahirkan banyak sarjana
dan ilmuwan yang sangat hebat dan handal dalam bidang falsafah, sains, politik,
kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu
ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak
sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa
yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan. Salah
satunya adalah Al-Khwarizmi.
Nama lengkapnya adalah Muḥammad bin Mūsā al-Khwārizmī (محمد بن موسى الخوارزمي). Ia adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad. Ketika itu Baghdad sebagai kota Intelektual Islam dan Pusat Ilmu Dunia. Abad-abad itu adalah abad pertengahan (the medieval ages). Bagi peradaban Islam disebut sebagai ‘abad keemasan’ (the golden ages)-nya, dalam waktu yang bersamaan di Eropa (Barat) masih merupakan ‘abad gelap’ (the dark ages). Baca juga blog kami dalam tema Islam di Spanyol dan Peninggalannya.
Buku
pertama al-Khawārizmī bernama ‘al-Jabar’, atau dalam bahasa Inggris disebut ‘algebra’,
sementara di sebagaian kawasan Asia Tenggara disebut ‘aljabar’. Buku ini membahas solusi sistematik dari
linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai ‘Bapak Aljabar’.
Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India,
kemudian diperkenalkan sebagai ‘Sistem Penomoran Posisi Desimal’ di dunia Barat
pada abad ke-12, yaitu dari angka huruf (angka Romawi) diganti dengan angka
‘Arabic Number’ yaitu angka seperti 1,2,3 sampai 9 dan 0. Ia juga merevisi dan
menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang
astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata ‘Aljabar’ berasal dari kata ‘al-Jabr’, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata ‘algorisme’ dan ‘algoritma’ diambil dari kata ‘Algorismi’ yang merupakan Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol dengan sebutan ‘Guarismo’. Dan dalam bahasa Portugis disebut ‘Algarismo’, yang berarti digit.
Biografi
Al-Khwarizmi
Nama lengkap
al-Khawarizmi adalah Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī (محمد بن
موسى الخوارزمی), juga dikenal dengna nama Abu Ja’far. Ia hidup pada masa
khalifah al-Ma’mun yang mengetahui kepandaian ilmuwan ini. Oleh karena itu,
khalifah segera belajar kepadanya. Sebagai imbalan atas ilmu yang telah
diberikan oleh al-Khawarizmi, khalifah memberikan fasilitas memadai dan
pengamanan yang ketat.
Tidak diketahui
secara pasti tanggal kelahiran al-Khawarizmi. Meskipun demikian, ada riwayat
yang mengatakan bahwa ia lahir tahun 780 M dan meninggal tahun 850 M. Tetapi
data ini masih tidak begitu jelas dan kuat, karena tidak sesuai dengan
data-data sejarah yang lebih akurat, yang menyebutkan bahwa al-Khawarizmi masih
hidup hingga masa Khalifah al-Watsiq Billah yang meninggal pada tahun 847 M.
Al-Khawarizmi
berasal dari daerah Khwarizm lam yang sekarang berada di kota Keyfa atau Kheywa
di Republik Uzbekistan, bekas jajahan Uni Soviet, dekat dengan ujung sungai
Amodaria timur dari laut Qazwain. Ia menghabiskan lebih dari separuh umurnya di
kota Baghdad, tempat ia mencapai nama besar dan menjadi terkenal. Di kota itu jugalah ia mengarang buku-bukunya yang mengabadikan
namanya di antara para cendekiawan Arab lainnya.
Al-Khawarizmi
hidup di zaman berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan ekonomi. Kota Baghdad
pada waktu itu merupakan sebuah kota besar yang sangat penting dan menjadi
salah satu pusat peradaban, di samping ia juga menjadi tempat bertemunya para
pedagang antara wilayah timur dan barat kekuasaan Islam.
Salah seorang ahli
sejarah pernah berkomentar tentang kota Baghdad dengan menggambarkannya sebagai, “Tempat dikumpulkannya pendapatan
negara setiap tahunnya
yang mencapai lebih dari tujuh ratus ton emas batangan, di samping lowongan
pekerjaan yang sanmgat banyak, baik di pelabuhan, benteng, istana, serta rumah
sakit yang semakin bertambah
banyak dan menjamur. Juga, pekerjaan-pekerjaan tersebut terdiri dari tukang pos
yang memiliki tempat pemberhentiannya sendiri-sendiri. Kekayaan dan keamanan
pada masa itu tiada tandingannya,”
Karya-karya
Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi
menulis banyak buku dan berhasil menyelami banyak ilmu
pengetahuan. Di antara karya-karya terpentingnya adalah:
1) Buku Pertama besar karya beliau adalah “Al-Jabr wal Muqābalah”. Lengkapnya
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb
al-jabr wa-l-muqābala (English: The Compendious Book on
Calculation by Completion and Balancing). Kemudian disebut saja “aljabar” atau “algoritmi”. Salah satu buku
yang paling terkenal dan terpenting yang pernah ditulis dalam bidang matematika
sepanjang sejarah pemikiran, peradaban dan pengetahuan bangsa Arab. Pada
lembaran-lembaran berikutnya akan dipaparkan sedikit mengenai buku ini.
Dalam
kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan
menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini
b dan c adalah bilangan bulat positif),
● Kuadrat sama dengan akar (ax2
= bx)
● Kuadrat sama dengan bilangan
konstanta (ax2 = c)
● Akar sama dengan konstanta (bx
= c)
● Kuadrat dan akar sama dengan
konstanta (ax2 + bx = c)
● Kuadrat dan konstanta sama
dengan akar (ax2 + c = bx)
● Konstanta dan akar sama dengan
kuadrat (bx + c = ax2)
2) Buku Kedua besar karya beliau adalah
tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa
Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath,
yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126. Pada manuskrip Latin,
biasanya tak bernama, tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi (“Seperti
kata al-Khawārizmī”), atau Algoritmi de numero Indorum (“al-Kahwārizmī pada
angka India”), sebuah nama baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh
Baldassarre Boncom Pagni pada tahun 1857. Kitab aslinya bernama “Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb
al-Hind” (Book of Addition
and Subtraction by the Method of Calculation), yaitu,
“Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi angka India”.Karya ini dikenal pelajaran yang
pertama kali yang ditulis dengan menggunakan sistem bilangan desimal,
merupakan titik awal pengembangan matematika dan sains. Pelajar di Eropa
mengaitkan Al-Khwarizmi dengan ‘new aritmetic’ yang akhirnya menjadi
basis notasi angka, dimana penulisan angka Arab dikenal dengan istilah
’algorism’ atau ’algorithm’.
Hasil karya Al-Khwarizmi menjadi penting karena merupakan notasi
pertama menggunakan basis angka Arab dari 1 sampai 9 dan 0 (nol) dan pola
nilai-penempatan. Ini dilengkapi pula dengan aturan-aturan yang diperlukan
dalam bekerja denga menggunakan bilangan notasi Arab dan penjelasan tentang
empat basis operasi perhitungan, yaitu; penambahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Ini juga mengakomodir bentuk-bentuk penulisan angka yang
lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal dan penggunaan tanda
akar.
Al Khawarizmi
adalah orang pertama memperkenalkan angka 0 (nol) dalam dunia ilmu pengetahuan
(bilangan atau hitungan). Meski
ia bukan penemu angka 0 (nol), namun Al-Khawarizmi orang pertama di dunia yang
memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu pengetahuan.
‘Kosong’, atau 0, bukan sebarang angka, penemuannya merevolusikan pemikiran
matematik dan sains moden. Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam
pada kurun abad kesembilan. Angka
0 baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa oleh pemikir Itali,
Fibonacci, dalam tahun 1202 melalui karya popularnya Liber Abaci. “Sifar” adalah kata Arab untuk angka 0. Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan “cipher” dalam bahasa Inggeris yang membawa maksud “tiada apa-apa”, “simbol”, “kode” atau “mesej rahsia” (pesan rahasia).
Diantara serangkaian notasi bilangan Arab yang
diperkenalkan Al-Khwarizmi, tidak terlalu signifikan dibanding notasi nol
digit. Tanpa keberadaan bilangan nol tabel-tabel yang memiliki kolom dalam satuan
puluhan, ratusan dan selanjutnya diperlukan untuk menempatkan satu satuan
bilangan sesuai fungsinya. Notasi nol disimbolkan dengan sebuah ruang kosong
dalam satu rangkaian angka, bentuk lingkaran kecil ini sebenarnya merupakan
salah satu temuan matematika yang terbesar. Notasi nol juga membuka jalan bagi
konsep penulisan bentuk positif dan negatif dalam aljabar.
3) Kitab
Ketiga besar karya beliau adalah Kitab Rekonstruksi Planetarium, yaitu peta
abad ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan. Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb ṣūrat al-Arḍ (كتاب صورة الأرض “Buku
Pemandangan Dunia” atau “Kenampakan Bumi” diterjemahkan sebagai Geography, yang
selesai pada 833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri
dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya
mengikuti perkembangan umum.
Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat al-Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul lengkap buku beliau adalah “Buku Pendekatan Tentang Dunia”, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yamg ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta tersebut. □ AFM
Bersambung ke: Al-Khwarizmi 2
Sumber:
www.asraraspia.web.id
lostislamichistory □□□