Monday, November 30, 2015

Al-Zahrawi Bapak Ahli Bedah



 AL-ZAHRAWI BAPAK AHLI BEDAH


A
bū al-Qāsim Khalaf ibn al-‘Abbās az-Zahrāwī (936–1013), (أبو القاسم خلف بن العباس الزهراوي), dikenal dengan nama Al-Zahrawi (الزهراوي). Dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Abulcasis - sesuai dengan lidah Eropa, terambil dari nama awalnya, Abū al-Qāsim. Ia adalah seorang dokter Arab Muslim dan ahli bedah, tinggal di Spanyol Al-Andalus. Dia adalah seorang dokter, dan ahli bedah terbesar yang telah muncul dari Dunia Islam di abad pertengahan. Dia digambarkan sebagai “Bapak Ahli Bedah”.


Disamping itu kontribusinya yang terbesar juga dalam bentuk obat-obatan, ditulis dalam Kitab al - Tasrif, dalam tiga puluh  jilid buku - ensiklopedia yang membahas praktek-praktek medis. Dia lah sebagai pionir dalam sumbangannya dalam bidang prosedur bedah termasuk menciptakan instrumennya. Penemuan instrumen alat-alat operasi ini memiliki dampak yang sangat besar di Dunia Timur dan Barat sampai abad modern, di mana beberapa peralatan penemuannya masih dipakai dalam dunia kedokteran sampai hari ini.

Al-Zahrāwī adalah dokter pertama yang menjelaskan kehamilan ektopik (komplikasi kehamilan di mana embrio menempel di luar rahim), dan dokter pertama untuk mengidentifikasi sifat penyakit turun-temurun dari penyakit jenis hemofilia (penyakit darah).


Riwayat Hidupnya

A
l-Zahrawi lahir di kota El-Zahra, 9 km di sebelah barat laut dari Córdoba, Andalusia. Penisbatan nama Al-Anshari adalah menunjukkan asal nenek moyang keturunannya dari suku Madinah, Al-Ansar. Ia hidup sebagian besarnya berada di Córdoba dimana dia belajar, mengajar dan berpraktek  kedokteran dan sebagai ahli bedah sampai menjelang sebelum kematiannya pada sekitar 1013, dua tahun setelah perampasan El-Zahra oleh Castilian.

Beberapa rincian mengenai hidupnya, selain dari karyanya diterbitkan, ketika berkecamuk perang antara Castillian dan Andalusia (Spanyol al-Andalus, diperintah oleh bangsa yang berasal dari bangsa Moor, Maroko) yang menyebabkan rusaknya wilayah kota El-Zahra. Nama Al-Zahrawi pertama kali muncul dalam tulisan-tulisan Abu Muhammad bin Hazm (993 - 1064), yang terdaftar di antara dokter terbesar dari bangsa Moor Spanyol. Namun biografi pertama al-Zahrawi yang lebih rinci bersumber dari al-Humaydi dalam bukunya Jadhwat al-Muqtabis (bab Sarjana-sarjana Andalusia), ditulis enam dekade setelah kematian al - Zahrawi. Disebutkan dalam buku itu al-Zahrawi juga adalah seorang ahli kimia kontemporer Andalusia seperti halnya Ibn al-Wafid, Maslamah bin Ahmad al- Ajriti dan Artephius .


Karya dan Pekerjaannya

A
l-Zahrawi adalah seorang dokter pengadilan untuk khalifah Andalusia Al-Hakam II. Dia mengabdikan seluruh hidup dan kejeniusannya untuk kemajuan kedokteran pada umumnya, dan operasi bedah pada khususnya. Karya terbaik nya adalah Kitab al-Tasrif, seperti akan dibahas di bawah.

Al-Zahrawi khusus dalam menyembuhkan penyakit dengan metoda pembakaran  untuk membunuh kuman-kuman (cauterization). Ia menemukan beberapa perangkat alat yang digunakan dalam bedah operasi, seperti pemeriksaan bagian dalam kandung kemih (urethra), menggunakan aplikasi alat untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan, pemeriksaan telinga, dll. Dia juga termasuk menjadi orang pertama dalam memaparkan penyakit kehamilan ektopik (diluar kandungan) pada tahun 963, ketika itu merupakan jenis penyakit berbahaya sekali yang dapat menyebabkan kematian.

Al-Zahrawi adalah orang pertama yang menjelaskan tentang berbagai kegunaaan macam-macam alat berupa tabung (cannulae) yang dapat disisipkan kedalam bagian tubuh yang sakit sebagai alat penyalur dan pengeluar cairan. Dia juga orang yang pertama untuk mengobati kutilan (wart) dengan tabung besi dan logam kaustik sebagai instrumen untuk membunuh penyakit tersebut. Selanjutnya, dia juga orang yang pertama menciptakan instrumen atau alat yang dipergunakan untuk menarik dengan kaitan dimana ujung berbentuk ganda yang digunakan dalam operasi.


Kitab al-Tasrif

R
isalah al-Zahrawi tiga puluh jilid buku medis dalam Kitab al-Tasrif, selesai pada ditulis pada tahun 1000. Daftar isinya meliputi berbagai topik medis, termasuk kedokteran gigi dan persalinan dan kebidanan. Didalam buku tersebut terdapat data-data yang dikumpulkan selama karirnya yang membentang hampir 50 tahun pelatihan, pengajaran dan praktek. Di dalamnya ia juga menulis tentang pentingnya hubungan positif antara dokter-pasien. Dan menuliskan pula bagaimana pengabdian murid-muridnya dalam praktek dan pengembangan ilmu yang diajarkannya, yang ia sebut sebagai "anak-anak saya" yang setia - penuh dedikasi. Dia juga menekankan pentingnya merawat pasien terlepas dari status sosial mereka. Dia mendorong pengamatan melalui pendekatan perkasus individu untuk membuat diagnosis yang paling akurat dan pengobatan yang terbaik.

Buku al-Tasrif kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona pada abad ke-12, lengkap dengan gambar ilustrasinya. Boleh jadi selama 500 tahun pada Abad Pertengahan, buku al-Tasrif ini sebagai sumber utama pengetahuan medis, dan pegangan bagi para dokter dan ahli bedah Eropa.

Tidak selalu dipahami benar, bahwa Al-Zahrawi dalam bukunya al-Tasrif telah menjelaskan dengan baik apa yang kemudian dikenal sebagai "metode Kocher" untuk mengobati dislokasi bahu, dan "posisi Walcher" dalam melahirkan atau persalinan (ilmu kebidanan). Buku al-Tasrif menjelaskan bagaimana cara pengikatan pembuluh darah hampir 600 tahun sebelum Ambroise Paré (1510-1590), ahli bedah Perancis melakukannya. Dan buku pertama yang mencatat dan mendokumentasikan beberapa perangkat gigi dan menjelaskan sifat turun-temurun dari penyakit hemofilia. Ia juga yang pertama untuk menggambarkan prosedur bedah dengan cara mengikat arteri temporalis untuk migrain - agar tidak terasa sakit selama operasi. Juga, hampir 600 tahun sebelum Ambroise Paré (1510-1590), ahli bedah Perancis mencatat bahwa ia telah mengikat arteri temporalis sendiri untuk sakit kepala yang sesuai dengan deskripsi saat migrain datang. Karena jasa Al-Zahrawi penemu pertama dalam melakukan dan menggambarkan cara-cara dan prosedur operasi migrain, dimana kemudiannya, dapat dimenikmati pada abad ke-21 ini, yang dipelopori oleh Elliot Shevel seorang ahli bedah Afrika Selatan.


Al-Zahrawi juga menjelaskan dalam bukunya perihal penggunaan alat semacam tang-gunting dalam kebidanan persalinan. Dia telah memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah. Banyak dari instrumen penemuan al-Zahrawi ini belum pernah digunakan oleh ahli bedah sebelumnya.

Dia menggunakan benang ‘catgut’. Cutgut berbentuk benang jahitan dari bahan alam - enzyme, sifatnya lentur dan kuat. Dapat diterima tubuh, sebagai benang yang dijahitkan kebagian tubuh yang terbelah saat dioperasi. Kemudian yang terbelah itu dipersatukan kembali dengan menjahitnya menggunakan benang cutgut ini. Hingga kini masih dipraktekkan di era bedah modern. Benang catgut tampaknya menjadi satu-satunya zat alami yang mampu melarut dan diterima oleh tubuh. Al-Zahrawi juga menemukan peralatan tang-gunting untuk mengekstraksi janin yang telah mati, seperti yang digambarkan dalam buku al-Tasrif.


Liber Servitoris

L
iber Servitoris merupakan bagian dari bukunya Kitab At-Tasrif yang bahasa Latinnya disebut Liber Servitoris. Didalamnya membahas tentang obat-obatan. Jadi ia tidak hanya seorang dokter dan ahli bedah dan penemu alat-alat operasi saja, namun juga menulis tentang obat-obatan. Dalam farmasi dan farmakologi, Al-Zahrawi memelopori pembuatan obat-obatan melalui proses sublimasi dan distilasi. Al-Zahrawi dalam Liber Servitoris menjadikan sebuah buku untuk kepentingan tertentu, yakni menyajikan kepada para pembacanya tentang resep obat dan menjelaskan bagaimana mempersiapkan "secara mudah" dari campuran bahan-bahan obat yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit.


Warisan Peninggalan Ilmunya 

P
endapat Al-Zahrawi  dalam bukunya adalah "yang paling sering dikutip oleh para otoritas ahli bedah dari Abad Pertengahan". Donald Campbell, seorang sejarawan kedokteran Arab, menjelaskan pengaruh Al - Zahrawi di Eropa sebagai berikut:

Pengaruh Tokoh Utama Albucasis (al-Zahrawi) dalam sistem medis Eropa adalah dari kejernihan dan metode presentasinya yang sungguh baik, jelas dan mudah dimengerti, dan berhasil bagi penyembuhan para pasien. Dengan itu metode dan peralatannya dapat bertahan selama limaratus tahun. Penggunaannya sangat dominan dalam dunia medis Eropa. Eropa terbangunkan dari buku peninggalan karya Albucasis. Karyanya di Eropa Kristen dimulai dari adanya purbasangka negatif dari orang-orang Galen yang menghalangi para pendukung buku-buku literatur Arab di kalangan para sarjana Barat. Al-Zahrawi, bagaimanapun, telah membantu meningkatkan kegunaan dari ilmu bedahnya di Eropa.

Dalam bukunya tentang patah tulang dan keseleo, orang-orang Galen menyatakan bahwa, "Ini bagian dari ilmu bedah operasi yang telah jatuh ke tangan buah pikiran orang bodoh dan digarap secara dungu. Alasan orang-orang Galen berkata seperti itu, merupakan penghinaan atas ketidak senangannya kepada Albucasis. Meskipun demikian, ilmu bedah dari Albucasis dengan mantap telah di adopsi Eropa setelah datang Guy de Chauliac (wafat 1368) sebagai ahli bedah Eropah, menggunakan metode dan peralatan temuan Albucasis, demikian sebutan orang Eropa Barat menyebut nama Al-Zahrawi.

Pada abad ke-14, ahli bedah Perancis Guy de Chauliac mengutip al-Tasrif lebih dari 200 kali. Pietro Argallata (wafat 1453) menjelaskan bahwa Al-Zahrawi adalah sosok ilmuan kedokteran  yang “tanpa dapat diragukan lagi sebagai kepala dari semua ahli bedah. Pengaruh al-Zahrawi berlanjut selama setidaknya lima abad, berkembang sampai ke era Renaissance, predikatnya itu dapat dibuktikan dengan seringnya buku al-Tasrif dijadikan sumber referensi ahli bedah Prancis Jacques Delechamps (1513-1588).

Sebuah jalan di Córdoba di mana Al-Zahwari tinggal, nama jalan itu kini dinamai “Calle Albucacis” Albucacis sebutan lidah dan tulisan Latin yang berasal dari namanya Al-Zahrawi. Nama jalan yang diberikan itu sebagai penghormatan kepada Al-Zahrawi yang telah berjasa bagi kepentingan kesehatan manusia. Di jalan Calle Albucacis ini ia tinggal di rumah nomor 6. Sampai kini jalan dan tempat tinggalnya itu diabadikan oleh Dewan Pariwisata Spanyol dengan sebuah plakat perunggu (diberikan pada bulan Januari 1977) yang berbunyi: Ini adalah rumah tempat Al-Zahrawi ketika masih hidup”.

Demikianlah sumbangan seorang Muslim asal Arab dari keturunan Ansar, Madinah. Ia lahir dan bertempat tinggal di Spanyol Al-Andalus. Jasanya bagi kesehatan manusia sampai kini dapat dirasakan. Yaitu peralatan operasi dan metode penjahitan gutcut-nya, masih di gunakan dalam dunia kedokteran saat ini yang telah berumur 1000 tahun. □ AFM


Saksikan pula:  Video Sejarah Islam di Eropa, di menit 11:30 video kedokteran dan Al-Zahrawi.



Sumber:

●https://en.wikipedia.org/wiki/Al-Zahrawi
●http://muslimheritage.com/article/pioneer-physicians
●http://www.mcc-hs.org/Articles/Abu%20Qasim%20Al-Zahrawi.pdf □□

Blog Archive