Thursday, November 26, 2015

Kesesatan Ideologi ISIS 1




Gerakan ISIS (Islamic State Iraq and Sham) bermula dari dibentuknya “Jamaah Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 oleh Abu Mush’ab Zarqawi. Ketika tentara Amerika masuk Irak pasukan Zarqawi sangat agresif dalam menentang diperangi dan didudukinya Iraq. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Irak yang bergabung dengan pasukan Zarqawi. Kemudian pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Irak di bawah pimpinan Abu Umar al-Baghdadi. Selanjutnya diperluas dari hanya Iraq menjadi Iraq dan Suriah (Syria - bahasaInggris atau Sham - bahasa Arab). ISIS dibentuk dalam suasana pemerintahan negara Iraq dan pemerintahan negara Suriah dalam keadaan ‘porak poranda’.


Kata Pengantar

Dalam beberapa tahun ini pemberitaan ISIS telah mencuat begitu tenarnya, sebagai “Islam teroris”. Terutama setelah Al-Qaedah lemah dan hancur setelah pemimpinnya Usama bin Ladin tewas di Afghanistan. Gerakan ISIS ini sudah sedemikian rupa agresifnya dengan mengadakan terror dimana-mana, baru-baru ini di Paris yang  menewaskan 100 lebih warga sipilnya, termasuk para pelaku terror. Sebenarnya peristiwa terror ISIS tidak hanya dilakukan di Perancis, namun di Suriah dan Iraq juga. Korbannya adalah penduduk sipil Muslim seperti anak-anak, wanita dan orang tua. Sementara pemerintahan dikedua negara tersebut tidak mampu mengatasinya. Perang saudara di Suriah menyebabkan pemerintahannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pula pemerintahan Iraq pasca Sadam Husein masih belum pulih berjalan sebagaimana mestinya. Ditambah lagi dengan pengeboman gencar dan dahsyat dari militer negara-negara asing yang memperburuk situasi. Sementara PBB tidak berfungsi. Negara-negara tetangganya belum dapat berbuat banyak secara signifikan. Dari sinilah awal eksodus pengungsian besar-besar terutama rakyat dari Suriah ini ke negara-negara lainnya termasuk Eropah, Turkey dan Amerika.



Kenapa tragedi ini terjadi semuanya? Sementara “Islam Victimization” telah terjadi, terutama di dunia Barat, bahkan dunia, melalui TV, surat kabar, majalah dan media lainnya yang sehari-hari memberitakannya. Nah siapa ISIS sesungguhnya? Benarkah ajaran Islam sedemikan “rendah” dan “brutal” serta “tidak manusiawi”, setidak-tidaknya ini kesan “Islam Victimization” telah (sengaja dibentuk?) terbentuk. Untuk itu mari kita ikuti uraian Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA. Dengan memahami semua rentetan, sebab akibat, kejadian itu, mudah-mudah ada jalan keluar yang terbaik demi ketenteraman dunia yang aman, damai, dan sejahtera di bumi yang berasal dari pangaea (daratan yang satu benua), kemudian terpisah dalam enam benua. Namun akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia telah mengglobalisi. Artinya, enam benua [1A] ini secara ideology kemanusiaan menjadi pangaea lagi. Boleh juga dibaca tajuk “Masa Mellinnium Ketiga Adalah Masanya Globalisasi”. □ AFM


PENDAHULUAN


S
egala puji bagi Allah, shalawat dan salam buat nabi kita yang mulia Muhammad shalallahu’ alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Berangkat dari rasa ingin saling menasehati sesama Muslim, kami meluangkan waktu untuk membahas salah satu topik aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah Iraq dan Syam (داعش) yang lebih popular dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi polemik baru di tengah-tengah masyarakat. Adanya pro dan kontra terhadap sesuatu yang baru muncul itu hal yang biasa. Akan tetapi suatu hal yang tidak bisa diterima dan dibenarkan sama sekali adalah memanfaatkan isu ISIS untuk menolak Islam “eksistensi yang haq” dari jarak jauh dan dekat, lalu dikait-kaitkan dengan dakwah Ahlus Sunnah yang sedang bersemi di bumi nusantara dan dunia. Dengan kata lain memancing di air keruh untuk mendiskreditkan Islam sebagai agama dan ajaran hidup yang syah,  dan datang dari Pencipta dan Penguasa Alam Raya di Raya - God Almighty.  Semoga tulisan sederhana ini dapat menggambarkan siapa sebanarnya ISIS? dan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap ISIS? Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

SEJARAH KELAHIRAN ISIS

Gerakan ISIS bermula dari dibentuknya “Jamaah Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 oleh Abu Mush’ab Zarqawi. Kemudian pada waktu yang bersamaan Zarqawi menyatakan pembai’atannya (mengakui dan setia) terhadap pimpinan tertinggi al-Qaeda Usamah bin Ladin, dengan demikian ia langsung menjadi perwakilan resmi al-Qaeda di Irak. Ketika tentara Amerika masuk Irak pasukan Zarqawi sangat agresif dalam menentang diperangi dan didudukinya Iraq. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Irak yang bergabung dengan pasukan Zarqawi. Meskipun secara idiologi mereka berbeda, akan tetapi kondisi perang menyebabkan mereka untuk bergabung dengan segala kekuatan dalam melawan tentara Amerika terhadap rakyat (maksudnya pemerintahan) Irak dibawah pemerintahan Sadam Husein. Dengan berlalunya waktu pengaruh Zarqawi semakin kuat di tengah-tengah para pejuang Irak dan jumlah pasukannya semakin bertambah dan membesar.

Pada tahun 2006 Zarqawi mengumumkan melalui sebuah rekaman tentang pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rasyid al-Baghdadi. Tujuan dari pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” ini adalah untuk mengantisipasi perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di berbagai pelosok daerah Irak. Namun sebulan setelah pernyataannya tersebut Zarqawi terbunuh, lalu posisinya digantikan oleh salah seorang tokoh al-Qaeda yang bernama Abu Hamzah al-Muhajir.

Kemudian pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Irak di bawah pimpinan Abu Umar al-Baghdadi. Lalu pada tanggal 19 April 2010 pasukan Amerika mengadakan penyerangan udara besar-besaran terhadap salah satu daerah Irak yang bernama Tsar-tsar. Sehingga terjadilah pertempuran sengit antara pasukan pejuang Irak dengan tentara Amerika. Satu minggu setelah pertempuran tersebut pasukan al-Qaeda memberikan pernyataan melalui internet bahwa Abu Umar al-Baghdadi (Pimpinan Negara Islam Irak) dan Abu Hamzah al-Muhajir (Pimpinan Majlis Syura Mujahidin) telah terbunuh dalam pertempuran tersebut di kediaman mereka. Sekitar sepuluh hari berselang dari meninggalnya kedua orang tersebut diadakanlah rapat Majlis Syura Negara Islam Irak. Dalam rapat Majlis Syura tersebut terpilihlah Abu Bakar al-Baghdadi sebagai pengganti Abu Umar al-Baghdadi menjadi Pimpinan Negara Islam Irak.

Abu Bakar al-Baghdadi, bernama asli Ibrahim bin ‘Awad bin Ibrahim al-Badri lahir disalah satu distrik di Irak yang bernama Samura’ pada tahun 1971. Ia adalah alumni S3 Universitas Islam Baghdad yang berprofesi sebagai dosen. Saat Amerika menduduki Irak Abu Bakar al-Baghdadi bangkit ikut berjuang bersama rakyat Irak di Samura’, seketika itu ia hanya memimpin sebuah pleton kecil. Kemudian ia berkerjasama dengan beberapa orang yang terindikasi memiliki ideologi teroris untuk membentuk sebuah pasukan perang tersendiri. Saat Zarqawi mengumumkan pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” tahun 2006 ia termasuk diantara pimpinan pasukan mujahidin yang bergabung kedalamnya. Saat itu ia ditunjuk sebagai anggota Majlis Syura sekaligus menduduki posisi untuk menangani bagian pembentukan dan pengaturan urusan kesyariatan dalam “Majlis Syura Mujahidin”. Pada akhirnya ia menjadi orang kepercayaan Abu Umar al-Baghdadi dan ditunjuk sebagai penggantinya oleh Abu Umar al-Baghdadi sebagai pimpinan Negara Islam Irak setelahnya. Inilah sekilas kronologi terpilihnya Abu Bakar al-Baghdadi sebagai pimpinan Negara Islam Irak yang kemudian setelah meluaskan sayapnya ke Suriah dan mengklaim daerah-daerah yang sudah dibebaskan oleh para mujahidin lain dari kekuasan Bashar Asad dan menamakan kekuasaanya dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) pada tanggal 9 April 2013.


KRONOLOGI BERDIRINYA ISIS

Setelah terjadinya perperangan di Suriah pada tahun 2011 antara tentara Bashar Asad dengan pasukan penentang penguasa, sebagian kelompok-kelompok mujahidin di Irak ikut bergabung membantu pasukan penentang penguasa. Pada awal tahun 2014 pasukan penentang penguasa berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah Suriah, terutama perbatasan antara Suriah dan Irak. Di antara pasukan yang membantu perjuangan Rakyat Suriah melawan pemerintahan Bashar Asad adalah pasukan Jabhah Nushrah yang merupakan perwakilan al-Qaeda untuk wilayah Syam di bawah pimpinan Abu Muhammad al-Fātih dan lebih populer dengan panggilan al-Jaulani. Diantara tokoh al-Qaeda yang loyal dengan pasukan Jabhah Nushrah adalah Aiman Zawahiri, Abu Qotadah al-Falistini dan Abu Muhammad al-Maqdisi.

Pada tanggal 9 April 2013 Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan melalui sebuah rekaman bahwa pasukan Jabhah Nushrah adalah bagian dari Negara Islam Irak. Dan ia mengganti penyebutan Jabhah Nushrah dengan nama Negara Islam Irak dan Syam – Islamic State of Iraq and Sham (ISIS). Selang beberapa hari setelah itu Abu Muhammad al-Jaulani sebagai pimpinan Jabhah Nushrah menjawab pernyataan Abu Bakar al-Baghdadi dalam sebuah rekaman pula. Dalam rekaman tersebut ia menjelaskan tentang hubungan antara Negara Islam Irak dengan Jabhah Nushrah. Kemudian ia menyatakan penolakan keinginan Abu Bakar al-Baghdadi untuk menggabungkan Jabhah Nushrah kedalam Negara Islam Irak yang dipimpin al-Baghdadi. Setelah itu ia manyatakan pembai’atannya terhadap pasukan al-Qaeda di Afganistan. Selang beberapa hari setelah itu pimpinan al-Qaeda yang lainnya mendukung pernyataan penolakan terhadap pernyataan Abu Bakar al-Baghdadi. Secara tegas Aiman Zawahiri sekitar bulan November 2013 menyatakan bahwa ISIS bukan bagian dari al-Qaeda dan al-Qaeda berlepas diri dari ISIS yang kejam dan bengis terhadap sesama muslim. Bahkan para tokoh al-Qaeda di berbagai Negara menyebut bahwa ISIS adalah kaum Khawarij kotemporer karena sangat ekstrim terhadap orang Islam di luar kelompok mereka, dengan sebutan murtad. Mereka melakukan aksi-aksi kekerasan yang sangat naif terhadap rakyat sipil dan pasukan mujahidin lain, baik di Irak maupun di Suriah.

Pada awalnya Abu Bakar al-Baghdadi hanya ditugaskan untuk pembebasan Irak dari pendudukan tentara Amerika, adapun Suriah sudah dibawah kendali pimpinan al-Qaeda Syam. Alasan lain adalah akan terjadinya kekacauan antara sesama kelompok mujahidin yang sedang berjihad dilapangan tempur bila ada pengklaiman pendirian negara, karena hal ini perlu dibicarakan dengan seluruh elemen yang berjuang dalam pembebasan Suriah. Sejak saat itu mulailah terjadi gesekan antara ISIS dengan pasukan-pasukan lain yang sedang berjuang melawan pasukan Bashar Asad di Suriah. Hari demi hari ISIS semakin menunjukkan kebiadabannya baik terhadap mujahidin lain yang diluar pasukan mereka maupun terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka meledakkan pos-pos mujahidin dan tempat-tempat pengungsian dengan bom mobil.

Bahkan mereka menghadang konvoi bantuan makanan dan kesehatan di tengah perjalanan yang disalurkan oleh relawan kemanusian dari berbagai Negara Muslim di dunia untuk rakyat Suriah yang sedang berada di pengungsian. Lalu bantuan bahan makanan dan kesehatan tersebut mereka rampas, bahkan sebahagian dari tim relawan yang membawa bantuan tersebut ada yang mereka siksa atau mereka bunuh.

Pada tanggal 29 Juni 2014, juru bicara ISIS memaklumatkan Abu Bakar al-Baghdadi sebagai Khalifah Muslimin dan penyebutan Negara dirubah dari ISIS menjadi Negara Islam. Dari sinilah ISIS melihat setiap orang yang enggan untuk membai’at Abu Bakar al-Baghdadi adalah kafir karena telah menentang penegakan Negara Islam dan penerapan syariat Islam. Dan mereka melihat memerangi dan membunuh kaum murtad didahulukan dari memerangi orang kafir asli. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang mereka bunuh, baik dari kalangan mujahidin, maupun rakyat sipil dari wanita dan anak-anak dengan cara yang amat keji dan kejam. Perbuatan biadab tersebut mereka sebarkan melalui internet. Tujuan mereka memperlihatkan kekejian tersebut adalah sebagai ancaman dan untuk membuat ketakutan bagi orang yang enggan menerima keputusan mereka. Semenjak diprolamirkan berdirinya ISIS, semenjak itu pula terjadi pembunuhan dan pembantaian terhadap sesama muslim dan terhadap jiwa-jiwa tidak berdosa baik di Irak maupun di Suriah.


KESESATAN IDEOLOGI ISIS

Berikut ini, kami sebutkan beberapa kesesatan ISIS yang paling fatal yang persis sama dengan sifat-sifat golongan Khawarij yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara adalah:

Pertama: Mengklaim Bahwa Pimpinan Mereka Adalah Sebagai Khalifah Yang Wajib Dibaiat Dan Ditaati Oleh Setiap Muslim.

Semenjak kemunculan Khawarij dalam sejarah Islam mereka selalu mengklaim bahwa pemimpin mereka adalah pemimpin yang syah dan mutlak untuk ditaati. Karena menurut mereka seorang pemimpin harus terlepas dari dosa-dosa besar. Bila seorang pemimpin terjatuh kedalam dosa besar maka menurut mereka pemimpin tersebut wajib diganti. Bahkan harus dibunuh karena ia telah kafir dengan dosa tersebut, kecuali taubat dan menyatakan keislamannya kembali. Oleh sebab itu sejak dulu negara Khawarij tidak pernah stabil dan bertahan lama. Selama pemimpin mereka manusia, maka ia sangat berpeluang untuk jatuh kedalam dosa. Sangat sulit dan tidak akan pernah ada pemimpin yang bebas dari dosa. □


Blog Archive