Kapal "The spirit of Cordova" |
وفي أنفسكم أفلا تبصرون
wa fī
anfusikum afalā tubshirūn
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? [QS Adz-Dzāriyāt 51:21]
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN (I)
Oleh: A. Faisal Marzuki
B
|
erdasarkan firman
Allah ’Azza wa Jalla yang ada di
dalam Kitab Suci Al-Qur’an, jenis manusia (manusia khalifah) yang
diciptakan-Nya yang mula pertama kali adalah Adam as. Sebelumnya di bumi itu telah ada kehidupan makhluk biologis
lain, bukan seperti Adam as ini.
Mulai dari makhluk yang bersel satu. Kemudian makhluk jenis tanam-tanaman,
yaitu makhluk yang hidup ditempat (unmoveable).
Artinya dia hidup dimana akarnya bertempat. Makhluk jenis lain adalah binatang
yang tidak seperti tumbuhan, yaitu binatang mampu bergerak dari satu tempat
ketempat yang lain (moveable).
Makhluk-makluk biologis semacam seperti tersebut itulah yang telah mendiami
bumi ini jauh sebelum manusia ada. Setelah itu barulah diciptakan manusia.
ASAL PENCIPTAAN MANUSIA
M
|
ula-mula (salah satu,
step pertama) manusia diciptakan dari tanah, yaitu tanah liat kering yang
berasal dari lumpur hitam kemudian diberi bentuk. Sumber yang menyebutkan
seperti itu ada di dalam surat Al-Hijr sebagimana firman-Nya menyebutkan:
وإذ قال ربك للملائكة إني خالق بشرا من صلصال من حمإ مسنون
wa idz
qōla rabbuka lilmalāikati innī khōlikum basyarom min sholshōlim min hamaim
masnūn.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. [QS Al-Hijr 15:28]
Tanah yang dimaksudkan
disini adalah tanah liat kering dari lumpur
hitam dan air, dari
pada itu diambil sari patinya.
Itulah material, yaitu bahan-bahan jasad makhluk manusia Adam dibuat atau disusunbentuk.
وجعلنا من الماء كل شيء حي
wa ja’alnā
minalmā-i kulla syay-in hayyin
Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. [QS Al-Anbiyā’ 21:30]
ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين
wa
laqad khalaqnal insāna minsulālatim min thīn
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. [QS Al-Mu’minūn 23:12]
SARI PATI TANAH
S
|
ecara analisa kimiawi
tanah liat atau tanah lumpur yang mengandung air, banyak mengandung zat-zat
atom dari unsur-unsur karbon, nitrogen, hidrogen dan oksigen. Zat-zat itu
memungkinkan sesuatu itu bisa berkembang menjadi sebuah kehidupan. Berdasarkan
analisa kimiawi jasad manusia mengandung lk 96% unsur-unsur atom yang sama
dengan tanah yaitu dalam bentuk karbon hidrat, lemak, protein dan asam inti.
Protein adalah
pondamen yang membentuk terjadinya sebuah kehidupan. Komponen protein ini
adalah bahan terjadinya kulit dan kulit tanduk seperti kuku, rambut dan
bulu-bulu yang tumbuh (groomy)
di tubuh. Protein lainnya membentuk antibodi yang berfungsi sebagai zat yang
mempertahankan dari serangan zat lain yang akan merusak tubuh.
Dalam bentuk
enzym, zat ini sangat dibutuhkan sebagai unsur katalisator (biocatalyst) yang mempercepat
ribuan proses reaksi kimia yang rumit untuk menopang (sustaining) kehidupan tubuh
manusia.
Karbon hidrat adalah
struktur komponen yang vital sebagai sumber utama yang menghasilkan energi yang
diperlukan bagi kehidupan organ-organ tubuh lainnya.
Lemak yang dihasilkan
oleh sel tubuh sebagian besar berfungsi sama seperti karbon hidrat, namun
hasilnya tidak digunakan segera, melainkan disimpan sebagai cadangan yang kelak
jika dibutuhkan akan menghasilkan energi. Kenapa orang berpuasa (tidak makan
dan tidak minum) masih mempunyai energi, karena antara lain diambil dari lemak
tubuh itu.
Asam inti dalam bentuk
deoxyribonucleic acid
(DNA) dan ribonucleic acid
(RNA), adalah bagian yang memegang peranan dalam mesintesa protein dan juga
sebagai informasi asal keturunan dari satu generasi ke generasi lainnya. Bahkan
bukan itu saja, DNA adalah salah satu bukti tanda jati diri tubuh pribadi manusia.
Maka dari itu dalam pengadilan abad ke-21 ini dijadikan sebagai alat bukti
siapa pelaku suatu kejadian. Setiap manusia unik, satu dan lainnya berbeda
rumusan atau struktur DNA-nya. [1]
Yang menjadi
pertanyaan besar para ilmuan adalah bila terjadi lompatan dari bahan mati (inorganic chemical) menjadi bahan
hidup (biochemical, organic
molecules). Atau tanah menjadi jasad tubuh yang hidup, setidaknya
dalam bentuk sel sederhana (primitive
cells). Sampai kini ilmu pengetahuan belum bisa mengungkapkan secara
pasti. [2] Sebagaimana halnya alam semesta (universe). Isi alam semesta (universe)
ini yang tampak kurang dari 1%, 73% ’Energi Gelap’, sisanya ’Materi Gelap’ yang
tak tampak. [3]
JASAD MANUSIA
S
|
ekarang kita bicara soal jasad Manusia.
Jasad manusia itu terdiri dari kumpulan-kumpulan jenis makhluk hidup yang
dinamakan sel - cell. Satu individu sel
bersama-sama individu-individu sel lainnya membentuk lapisan-lapisan atau
disebut juga tissue. Kumpulan dari tissue
ini membentuk organ-organ tubuh. Kumpulan organ-organ inilah kemudian membentuk
menjadi lebih besar lagi, namun merupakan satu kesatuan dalam satu sistim yang
disebut sebagai tubuh manusia. Berlainan dengan jenis makhluk biologis lainnya
seperti tanaman dan binatang. Manusia yang juga mampu moveable, bertubuh, diberi pula akalotak dan akalbudi.
Proses menjadi manusia ’basyariah’ tidak berhenti
disitu saja, Tuhan Al-Khalik menginginkan manusia itu sebagai manusia ’insaniah’ yaitu manusia yang berakal tapi berbudi pula atau berkesadaran budi.
Sering disebut manusia yang berakalbudi. Pengertian akalbudi ini sepertinya double amphasis, saling memperkuat
yaitu budi itu akal. Dalam kamus umum bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta kata
budi artiny akal, yakni sebagai akal batin untuk menimbang baik dan buruk,
benar dan tidak. Budi bisa pula berarti tabiat, watak, akhlak, atau perangai.
Budi bisa pula berarti kebaikan. Budi berarti pula daya upaya atau ikhtiar. [4]
Akalbudi yaitu akal
yang dapat bimbingan kearah yang bermanfaat, baik dan rahmat bagi diri dan
semua. Bagaimana caranya supaya potensi manusia berakabudi, maka Tuhan Khaliqul-Insan meniupkan ruh ke dalam
jasad tubuh manusia yang telah tercipta itu sebagaimana firman Allah ’Azza wa Jalla sendiri yang berbunyi
sebagai berikut:
فإذا سويته ونفخت فيه من
روحي
faidzā
sawwaytuhū nafakhtu fīhi mirrūhī
Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya (tubuh, jasad) dan (kemudian) Aku tiupkan kepadanya ruh atau roh (ciptaan)-Ku kepadanya (ke dalam jasad manusia), [QS Shad 38:72]
Pentahapan kejadian
manusia ini sebagaimana yang diuraikan seperti tersebut diatas dapat
disimpulkan seperti berikut:
Dari tahap jasad tanah
(chemical inorganic)
berlanjut menjadi tahap hayat, atau disebut juga tahap biologis (chemical organic) dan berjiwa. Nah
manusia semacam inilah yang baru dikenal oleh ilmu pengetahuan (common science) manusia. Yaitu
sejak dari maniyyun (sel
sperma dan ovum) sampai mudhghah
(lengkap dengan jaringan daging, otot, organ-organ dan rangka tubuh serta
tengkorak).
Tahap final yang
sesungguhnya benar-benar sebagai manusia adalah tahap yang menentukan manusia
sebagai manusia insaniah dimana tubuh
biologis dan berjiwa itu mengandung pula zat berupa ruh seperti
yang disebutkan dalam firman Allah ’Azza
wa Jalla dalam surat Shad ayat 72. Keseluruhan itu semua jadi satu paket jasad plus ruh yang
dinamakan diri atau nafs. [5]
Yang disebut manusia kemudiannya meninggal dunia
(mati) yaitu tubuh (jasad) dari tanah kembali ke tanah, sedangkan ruh (tetap
hidup) kembali ke ’langit’ sebagai ’produk’ langit. Ruh tersebut dimintai
pertanggungan jawab atas pekerjaannya ’baik’ atau ’tidak’ selama semasih hidup
atau berada di dunia yang diberi ’cangkang jasad’ dalam melaksanakan
kehendaknya. Apakah sesuai dengan amanah yang diberikan Tuhan Pencipta-nya? [Bersambung]
□ AFM
Catatan Kaki:
[1] Britanica Encyclopedia, Biochemical of
Organisms, hal 1007.
[2] Nobody
knows what caused the spark of life to ignite in the primeval oceans over four
billion years ago. Even today the leap from inorganic chemical to primitive
cells remain a mystery. [The Way Nature Works, MacMillan Publishing Co., New
York, hal 90] - Tidak ada satupun
yang tahu apa yang menyebabkan mulai
‘terpantik’-nya peristiwa ‘mula pertama sekali’ peristiwa kehidupan mulai ada pada empat miliar tahun yang lalu. Bahkan hari ini
dalam peristiwa lompatan dari bahan
kimia anorganik ke sel primitif tetap menjadi misteri
sains (ilmu pengetahuan).
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/penciptaan-alam-semesta-dalam-enam-masa.html
[4] Kamus Umum Bahasa Indonesia, disusun oleh W.
J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka, Jakarta
1995, hal. 158.
[5] وفضلناهم على كثير ممن خلقنا تفضيلا
wa fadhdholnāhum
‘alā katsīrim mimman khalaqnā tafdhīlan - “Kami lebihkan mereka (manusia, anak
cucu cicit dari keturunan Adam as) di
atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. [QS
Al-Isrā’ 17:70]
Image picture source from water color and
computer painting by A. Faisal Marzuki □□□