Sunday, May 18, 2014

Islam & Ilmu Pengetahuan (I)


Kapal "The spirit of Cordova"




وفي أنفسكم أفلا تبصرون
wa fī anfusikum afalā tubshirūn

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? [QS Adz-Dzāriyāt 51:21]



ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN (I)
Oleh: A. Faisal Marzuki



B
erdasarkan firman Allah ’Azza wa Jalla yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, jenis manusia (manusia khalifah) yang diciptakan-Nya yang mula pertama kali adalah Adam as. Sebelumnya di bumi itu telah ada kehidupan makhluk biologis lain, bukan seperti Adam as ini. Mulai dari makhluk yang bersel satu. Kemudian makhluk jenis tanam-tanaman, yaitu makhluk yang hidup ditempat (unmoveable). Artinya dia hidup dimana akarnya bertempat. Makhluk jenis lain adalah binatang yang tidak seperti tumbuhan, yaitu binatang mampu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain (moveable). Makhluk-makluk biologis semacam seperti tersebut itulah yang telah mendiami bumi ini jauh sebelum manusia ada. Setelah itu barulah diciptakan manusia.


ASAL PENCIPTAAN MANUSIA

M
ula-mula (salah satu, step pertama) manusia diciptakan dari tanah, yaitu tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam kemudian diberi bentuk. Sumber yang menyebutkan seperti itu ada di dalam surat Al-Hijr sebagimana firman-Nya menyebutkan:

وإذ قال ربك للملائكة إني خالق بشرا من صلصال من حمإ مسنون
wa idz qōla rabbuka lilmalāikati innī khōlikum basyarom min sholshōlim min hamaim masnūn.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. [QS Al-Hijr 15:28]

Tanah yang dimaksudkan disini adalah tanah liat kering dari lumpur hitam dan air, dari pada itu diambil sari patinya. Itulah material, yaitu bahan-bahan jasad makhluk manusia Adam dibuat atau disusunbentuk.

وجعلنا من الماء كل شيء حي
wa ja’alnā minalmā-i kulla syay-in hayyin

Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. [QS Al-Anbiyā’ 21:30]

ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين
wa laqad khalaqnal insāna minsulālatim min thīn

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. [QS Al-Mu’minūn 23:12]


SARI PATI TANAH

S
ecara analisa kimiawi tanah liat atau tanah lumpur yang mengandung air, banyak mengandung zat-zat atom dari unsur-unsur karbon, nitrogen, hidrogen dan oksigen. Zat-zat itu memungkinkan sesuatu itu bisa berkembang menjadi sebuah kehidupan. Berdasarkan analisa kimiawi jasad manusia mengandung lk 96% unsur-unsur atom yang sama dengan tanah yaitu dalam bentuk karbon hidrat, lemak, protein dan asam inti.

Protein adalah pondamen yang membentuk terjadinya sebuah kehidupan. Komponen protein ini adalah bahan terjadinya kulit dan kulit tanduk seperti kuku, rambut dan bulu-bulu yang tumbuh (groomy) di tubuh. Protein lainnya membentuk antibodi yang berfungsi sebagai zat yang mempertahankan dari serangan zat lain yang akan merusak tubuh.

Dalam bentuk enzym, zat ini sangat dibutuhkan sebagai unsur katalisator (biocatalyst) yang mempercepat ribuan proses reaksi kimia yang rumit untuk menopang (sustaining) kehidupan tubuh manusia.

Karbon hidrat adalah struktur komponen yang vital sebagai sumber utama yang menghasilkan energi yang diperlukan bagi kehidupan organ-organ tubuh lainnya.

Lemak yang dihasilkan oleh sel tubuh sebagian besar berfungsi sama seperti karbon hidrat, namun hasilnya tidak digunakan segera, melainkan disimpan sebagai cadangan yang kelak jika dibutuhkan akan menghasilkan energi. Kenapa orang berpuasa (tidak makan dan tidak minum) masih mempunyai energi, karena antara lain diambil dari lemak tubuh itu.

Asam inti dalam bentuk deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), adalah bagian yang memegang peranan dalam mesintesa protein dan juga sebagai informasi asal keturunan dari satu generasi ke generasi lainnya. Bahkan bukan itu saja, DNA adalah salah satu bukti tanda jati diri tubuh pribadi manusia. Maka dari itu dalam pengadilan abad ke-21 ini dijadikan sebagai alat bukti siapa pelaku suatu kejadian. Setiap manusia unik, satu dan lainnya berbeda rumusan atau struktur DNA-nya. [1]

Yang menjadi pertanyaan besar para ilmuan adalah bila terjadi lompatan dari bahan mati (inorganic chemical) menjadi bahan hidup (biochemical, organic molecules). Atau tanah menjadi jasad tubuh yang hidup, setidaknya dalam bentuk sel sederhana (primitive cells). Sampai kini ilmu pengetahuan belum bisa mengungkapkan secara pasti. [2] Sebagaimana halnya alam semesta (universe). Isi alam semesta (universe) ini yang tampak kurang dari 1%, 73% ’Energi Gelap’, sisanya ’Materi Gelap’ yang tak tampak. [3]


JASAD MANUSIA

S
ekarang kita bicara soal jasad Manusia.   Jasad manusia itu terdiri dari kumpulan-kumpulan jenis makhluk hidup yang dinamakan sel - cell. Satu individu sel bersama-sama individu-individu sel lainnya membentuk lapisan-lapisan atau disebut juga tissue. Kumpulan dari tissue ini membentuk organ-organ tubuh. Kumpulan organ-organ inilah kemudian membentuk menjadi lebih besar lagi, namun merupakan satu kesatuan dalam satu sistim yang disebut sebagai tubuh manusia. Berlainan dengan jenis makhluk biologis lainnya seperti tanaman dan binatang. Manusia yang juga mampu moveable, bertubuh, diberi pula akalotak dan akalbudi.

Proses menjadi manusia ’basyariah’ tidak berhenti disitu saja, Tuhan Al-Khalik menginginkan manusia itu sebagai manusia ’insaniah’ yaitu manusia yang berakal tapi berbudi pula atau berkesadaran budi. Sering disebut manusia yang berakalbudi. Pengertian akalbudi ini sepertinya double amphasis, saling memperkuat yaitu budi itu akal. Dalam kamus umum bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta kata budi artiny akal, yakni sebagai akal batin untuk menimbang baik dan buruk, benar dan tidak. Budi bisa pula berarti tabiat, watak, akhlak, atau perangai. Budi bisa pula berarti kebaikan. Budi berarti pula daya upaya atau ikhtiar. [4]

Akalbudi yaitu akal yang dapat bimbingan kearah yang bermanfaat, baik dan rahmat bagi diri dan semua. Bagaimana caranya supaya potensi manusia berakabudi, maka Tuhan Khaliqul-Insan meniupkan ruh ke dalam jasad tubuh manusia yang telah tercipta itu sebagaimana firman Allah ’Azza wa Jalla sendiri yang berbunyi sebagai berikut:

فإذا سويته ونفخت فيه من روحي 
faidzā sawwaytuhū nafakhtu fīhi mirrūhī

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya (tubuh, jasad) dan (kemudian) Aku tiupkan kepadanya ruh atau roh (ciptaan)-Ku kepadanya (ke dalam jasad manusia), [QS Shad 38:72]

Pentahapan kejadian manusia ini sebagaimana yang diuraikan seperti tersebut diatas dapat disimpulkan seperti berikut:

Dari tahap jasad tanah (chemical inorganic) berlanjut menjadi tahap hayat, atau disebut juga tahap biologis (chemical organic) dan berjiwa. Nah manusia semacam inilah yang baru dikenal oleh ilmu pengetahuan (common science) manusia. Yaitu sejak dari maniyyun (sel sperma dan ovum) sampai mudhghah (lengkap dengan jaringan daging, otot, organ-organ dan rangka tubuh serta tengkorak).

Tahap final yang sesungguhnya benar-benar sebagai manusia adalah tahap yang menentukan manusia sebagai manusia insaniah dimana tubuh biologis dan berjiwa itu mengandung pula zat berupa ruh seperti yang disebutkan dalam firman Allah ’Azza wa Jalla dalam surat Shad ayat 72. Keseluruhan itu semua jadi satu paket jasad plus ruh yang dinamakan diri atau nafs. [5]

Yang disebut manusia kemudiannya meninggal dunia (mati) yaitu tubuh (jasad) dari tanah kembali ke tanah, sedangkan ruh (tetap hidup) kembali ke ’langit’ sebagai ’produk’ langit. Ruh tersebut dimintai pertanggungan jawab atas pekerjaannya ’baik’ atau ’tidak’ selama semasih hidup atau berada di dunia yang diberi ’cangkang jasad’ dalam melaksanakan kehendaknya. Apakah sesuai dengan amanah yang diberikan Tuhan Pencipta-nya? [Bersambung] □ AFM



Islam dan Ilmu Pengetahuan (klik->)  (I)   (II)   (III)   (IV)




Catatan Kaki:
[1] Britanica Encyclopedia, Biochemical of Organisms, hal 1007.
[2] Nobody knows what caused the spark of life to ignite in the primeval oceans over four billion years ago. Even today the leap from inorganic chemical to primitive cells remain a mystery. [The Way Nature Works, MacMillan Publishing Co., New York, hal 90] - Tidak ada satupun yang tahu apa yang menyebabkan mulai ‘terpantik’-nya peristiwa ‘mula pertama sekali’ peristiwa kehidupan mulai ada pada empat miliar tahun yang lalu. Bahkan hari ini dalam peristiwa lompatan dari bahan kimia anorganik ke sel primitif tetap menjadi misteri sains (ilmu pengetahuan).
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/penciptaan-alam-semesta-dalam-enam-masa.html
[4] Kamus Umum Bahasa Indonesia, disusun oleh W. J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka, Jakarta 1995, hal. 158.
[5]  وفضلناهم على كثير ممن خلقنا تفضيلا
wa fadhdholnāhum ‘alā katsīrim mimman khalaqnā tafdhīlan - “Kami lebihkan mereka (manusia, anak cucu cicit dari keturunan Adam as) di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. [QS Al-Isrā’ 17:70]
Image picture source from water color and computer painting by A. Faisal Marzuki □□□

Blog Archive