ISLAM DAN AL-QUR’AN (II)
Oleh: A. Faisal Marzuki
B
|
ahwasanya para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat
Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim ada beberapa macam cara: (1) Secara tematik (maudu’i); (2) Hubungan ayat dengan
ayat (manāsabah); (3) Tafsir bil ma’tsūr, menafsirkan ayat dengan
ayat lain atau hadits; (4) Tafsir bil
ma’qul, menafsirkan ayat dengan akal atau ilmu pengetahuan. Terutama
ayat-ayat kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di alam semesta dan pada diri
manusia; (5) Tafsir bil riwayah,
menafsirkan dengan sebab-sebab turunnya (asbabul
nuzul). Kombinasi (2) dan (5) ini yang sering kali dipakai oleh Buya HAMKA
dalam buku Tafsir Al-Azhar.
Memahami Ayat-Ayat Kauniyyah
Tafsir bil ma’qul, menafsirkan ayat dengan akal
atau ilmu pengetahuan. Terutama ayat-ayat kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di
alam semesta dan pada diri manusia.
Contoh: Penciptaan
manusia melalui rahim kandungan sbb: "Dan sungguh Kami telah
menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah liat, kemudian Kami menjadikannya setetes cairan (sperma) dan Kami menempatkan dalam tempat yang kokoh (rahim)" [QS Al-Mu’minūn
23:12,13]
“Kemudian Kami
tempatkan (setetes) sperma (nuthfah)
di tempat yang sudah ditentukan; Kemudian Kami membuat sperma menjadi gumpalan
darah beku (‘alaqah); Kemudian dari
gumpalan itu Kami membuat gumpalan daging (janin); Kemudian Kami membuat tulang dalam
gumpalan daging itu (‘idhāma) dan membalutinya dengan daging
(lahman); Kemudian Kami mengembangkan
dari sana berbentuk makhluk lain. Mahasempurna
Allah, Pencipta Terbaik! [QS
Al-Mu’minūn 23:14]
Dari ayat-ayat 12, 13, 14 surah Al-Mu’minūn
diatas menjelasan
perkembangan embrio manusia (cabang
bayi) dalam Al-Qur'an yang
diturunkan pada abad ke-7 itu tidak
dapat dipahami
ketika itu bahwa keterangannya itu bersifat scientific
(ilmiah). Dengan menggunakan telaahan ilmu pengetahuan yang menggunakan
mikroskop elektron yang dapat melihat sekecil-kecilnya suatu ‘sel’ atau benda
sangat kecil sekali ternyata diketahuilah bahwa suatu kehidupan dimulai pada saat pembuahan ketika satu sperma
tunggal bergabung dengan sel telur, kemudian membentuk satu sel embrio (zigot). Dan pada saat inilah mulai ditentukannya suatu
karakteristik individu baru yang dinamakan manusia. Al-Qur’an mencatat fakta ini 1400 tahun yang lalu. ‘Ilmu Pengetahuan Sains’ dapat mengkonfirmasi kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an tersebut pada abad ke-20. Baca (klik-->) Islam
& Ilmu Pengetahuan (III) yang menerangkan kejadian cabang bayi.
Keutamaan Membaca Shalawat Nabi
Tersebutlah dalam
Al-Qur’an Al-Karim dalam surat Al-Ahzāb ayat 56 mengenai perintah bershalawat
untuk Nabi Muhammad saw kepada umat
muslim sebagaimana juga Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi saw.
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman!
Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Shalawat dari Allah
berarti memberi rahmat. Dari
Malaikat memohon ampunan. Dan dari orang mukmin berarti berdo’a kepada Allah swt agar Muhammad saw Rasul bagi umatnya diberi rahmat seperti dengan perkataan Allāhummash Shalli ’alā Muhammad.
Malah disurat yang
sama ayat 36 menyebutkan bahwa umat muslim diperintahkan untuk mematuhi
keputusannya dalam urusan mereka dan seandainya tidak melakukan durhakalah bagi
umat muslim jika tidak mematuhinya sebagaimana yang difirmankan-Nya:
وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبينا Dan tidaklah pantas bagi
laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka
tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.
قل ما كنت بدعا من الرسل وما أدري ما يفعل بي ولا بكم إن أتبع إلا ما يوحى إلي وما أنا إلا نذير مبين Katakanlah: "Aku bukanlah
rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan
diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah
mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang
pemberi peringatan yang menjelaskan". [QS Al-Ahqāf 46:9]
Disamping itu
disebutkan pula dalam firman Allah swt yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an
Al-Karim bahwa pada diri Rasul terdapat suri tauladan yang baik bagi kaum
muslim, dengan itu kita berqudwah kepadanya sbb:
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS Ahzāb 33:21]
والقرآن الحكيم Demi Al Qur'an yang penuh
hikmah, إنك لمن المرسلين sungguh engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul على صراط مستقيم (yang berada) di atas jalan yang lurus, تنزيل العزيز الرحيم (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang. لتنذر قوما ما أنذر آباؤهم فهم غافلون agar engkau memberi peringatan
kepada suatu kaum yang nenek-moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena
itu mereka lalai. [QS Yā Sin 36:2-6]
PENUTUP
P
|
ahamlah kita sekarang
bahwa sumber hukum dan ilmu-ilmu Islam diambil dari Kitabullah Al-Qur’an dan
As-Sunnah Rasul Muhammad saw. Dipahami
pula bahwa Tafsir bil ma’qul,
menafsirkan ayat dengan akal atau ilmu pengetahuan. Terutama ayat-ayat
kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di alam semesta dan pada diri manusia,
sperti yang telah diterangkan diatas. Billāhit
Taufiq wal-Hidayāh. [Tamat]. □ AFM