Wednesday, May 21, 2014

Islam & Al-Qur'an (II)





 



ISLAM DAN AL-QUR’AN (II)
Oleh: A. Faisal Marzuki


B
ahwasanya para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim ada beberapa macam cara: (1) Secara tematik (maudu’i); (2) Hubungan ayat dengan ayat (manāsabah); (3) Tafsir bil ma’tsūr, menafsirkan ayat dengan ayat lain atau hadits; (4) Tafsir bil ma’qul, menafsirkan ayat dengan akal atau ilmu pengetahuan. Terutama ayat-ayat kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di alam semesta dan pada diri manusia; (5) Tafsir bil riwayah, menafsirkan dengan sebab-sebab turunnya (asbabul nuzul). Kombinasi (2) dan (5) ini yang sering kali dipakai oleh Buya HAMKA dalam buku Tafsir Al-Azhar.


Memahami Ayat-Ayat Kauniyyah

Tafsir bil ma’qul, menafsirkan ayat dengan akal atau ilmu pengetahuan. Terutama ayat-ayat kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di alam semesta dan pada diri manusia.

Contoh: Penciptaan manusia melalui rahim kandungan sbb: "Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah liat, kemudian Kami menjadikannya setetes cairan (sperma) dan Kami menempatkan dalam tempat yang kokoh (rahim)" [QS Al-Mu’minūn 23:12,13]

“Kemudian Kami tempatkan (setetes) sperma (nuthfah) di tempat yang sudah ditentukan; Kemudian Kami membuat sperma menjadi gumpalan darah beku (‘alaqah); Kemudian dari gumpalan itu Kami membuat gumpalan daging (janin); Kemudian Kami membuat tulang dalam gumpalan daging itu (‘idhāma) dan membalutinya dengan daging (lahman); Kemudian Kami mengembangkan dari sana berbentuk makhluk lain. Mahasempurna Allah, Pencipta Terbaik! [QS Al-Mu’minūn 23:14]

Dari ayat-ayat 12, 13, 14 surah Al-Mu’minūn diatas menjelasan perkembangan embrio manusia (cabang bayi) dalam Al-Qur'an yang diturunkan pada abad ke-7 itu tidak dapat dipahami ketika itu bahwa keterangannya itu bersifat scientific (ilmiah). Dengan menggunakan telaahan ilmu pengetahuan yang menggunakan mikroskop elektron yang dapat melihat sekecil-kecilnya suatu ‘sel’ atau benda sangat kecil sekali ternyata diketahuilah bahwa suatu kehidupan dimulai pada saat pembuahan ketika satu sperma tunggal bergabung dengan sel telur, kemudian membentuk satu sel embrio (zigot). Dan pada saat inilah mulai ditentukannya suatu karakteristik individu baru yang dinamakan manusia. Al-Quran mencatat fakta ini 1400 tahun yang lalu. ‘Ilmu Pengetahuan Sainsdapat mengkonfirmasi kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an tersebut pada abad ke-20. Baca (klik-->) Islam & Ilmu Pengetahuan (III) yang menerangkan kejadian cabang bayi.


Keutamaan Membaca Shalawat Nabi


Tersebutlah dalam Al-Qur’an Al-Karim dalam surat Al-Ahzāb ayat 56 mengenai perintah bershalawat untuk Nabi Muhammad saw kepada umat muslim sebagaimana juga Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi saw.

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Shalawat dari Allah berarti memberi rahmat. Dari Malaikat memohon ampunan. Dan dari orang mukmin berarti berdo’a kepada Allah swt agar Muhammad saw Rasul bagi umatnya diberi rahmat seperti dengan perkataan Allāhummash Shalli ’alā Muhammad.

Malah disurat yang sama ayat 36  menyebutkan bahwa umat muslim diperintahkan untuk mematuhi keputusannya dalam urusan mereka dan seandainya tidak melakukan durhakalah bagi umat muslim jika tidak mematuhinya sebagaimana yang difirmankan-Nya:

وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبينا Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.

قل ما كنت بدعا من الرسل وما أدري ما يفعل بي ولا بكم إن أتبع إلا ما يوحى إلي وما أنا إلا نذير مبين Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan". [QS Al-Ahqāf 46:9]

Disamping itu disebutkan pula dalam firman Allah swt yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim bahwa pada diri Rasul terdapat suri tauladan yang baik bagi kaum muslim, dengan itu kita berqudwah kepadanya  sbb:

لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS Ahzāb 33:21]

والقرآن الحكيم Demi Al Qur'an yang penuh hikmah, إنك لمن المرسلين sungguh engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul على صراط مستقيم (yang berada) di atas jalan yang lurus, تنزيل العزيز الرحيم (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa  lagi Maha Penyayang. لتنذر قوما ما أنذر آباؤهم فهم غافلون agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek-moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. [QS Yā Sin 36:2-6]


PENUTUP

P
ahamlah kita sekarang bahwa sumber hukum dan ilmu-ilmu Islam diambil dari Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasul Muhammad saw. Dipahami pula bahwa Tafsir bil ma’qul, menafsirkan ayat dengan akal atau ilmu pengetahuan. Terutama ayat-ayat kauniyyah, ayat-ayat yang terdapat di alam semesta dan pada diri manusia, sperti yang telah diterangkan diatas. Billāhit Taufiq wal-Hidayāh. [Tamat]. □ AFM



Islam dan Al-Qur’an (klik->)  (I)   (II)

Blog Archive