Monday, May 19, 2014

Islam & Kemanusiaan







ISLAM dan KEMANUSIAAN
A.Faisal Marzuki


Dan berbuat baiklah (kepada semua orang dan lingkungan hidup) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. [QS Al-Qashash 28:77]


PENDAHULUAN


T
ulisan yang lalu telah membahas garis-garis besar prinsip hubungan manusia dengan Tuhan, dan garis-garis besar prinsip hubungan antar manusia sesama (dan alam). Sekarang mari kita lihat ‘how is beautiful Islamic teaching for humanity’.

Dengan merincikan garis-garis besar yang sudah diketahui itu akan lebih jelas terasa sekali ajaran prinsip kemanusiaan dari ajaran yang diajarkan Islam ini sebagaimana yang disebutkan firman Allah ‘Azza wa Jalla yang terdapat dalam surat An-Nisā’ ayat 36, yang mengemukakan bagaimana ajaran Islam ‘care’ sangat peduli dalam masalah kemanusiaan seperti halnya sebagai bagaimana memperlakukan:   Orang tua, usia lanjut (elderly’) dengan baik;  Pergaulan hidup yang harmonis di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat; Orang-orang fakir (tidak ada penghasilan); miskin (low income), dibantu [1] Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ

wabiwālidani ihsānaw wawidzilqurbā walyatāmā walmasākīni waljāri dzilqurbā waljāril junubi washshōhibi biljjan(m)bi wab-nissabīli

Artinya:

…Dan berbuat baiklah kepada: ●Kedua orang orang tua (ibu-bapak), ●Karib-kerabat, ●Anak-anak yatim, ● Orang-orang miskin, ●Tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, ●Teman sejawat, ●Ibnu sabil (orang dalam perjalanan)… [QS An-Nisā’ 4:36]


RINCIAN URAIAN BERBUAT BAIK DARI KEBAIKAN-KEBAIKAN AJARAN ISLAM DALAM HAL BERPERADABAN KEPADA SESAMA MANUSIA

●Kedua orang tua (ibu-bapak), وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

D
an Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangnya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai  40 tahun (disamping menaruh rasa hormat, juga membantu yang patut dibantunya) mendo’akannya. QS Al-Ahqāf 45:15  [2]


●Karib-kerabat, وَبِذِي الْقُرْبَىٰ

Saudara sekandung; Keluarga-keluarga dari bapak; Keluarga-keluarga dari ibu. Perlu menjaga hubungan baik.


●Anak-anak yatim, وَالْيَتَامَىٰ

Anak-anak yang ditinggalkan (karena wafat dan tidak mewarisi bekal hidup yang cukup) oleh orang tuanya. Maka perlu dibantu kehidupannya seperti keperluan hidup sehari-hari, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan agama dan umum.


● Orang-orang miskin (dan terlantar), وَالْمَسَاكِينِ

Disebabkan oleh belum ada pekerjaan,  (kehilangan pekerjaan; sudah berusaha belum ada yang menerimanya); bekerja namun pendapatanya kurang (low income). Maka perlu dibantu.


●Tetangga yang dekat, وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ

Saling menyapa, menolong atau membantu jika diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam).


Dan tetangga yang jauh, وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Saling menyapa, menolong atau membantu jika diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam).


●Teman sejawat,       وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ  

Saling menyapa, menolong atau membantu jika diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam). Seperti teman sekerja, seorganisasi, seasal.


Ibnu sabil (orang dalam perjalanan),  وَابْنِ السَّبِيلِ

Orang dalam perjalanan yang bukan maksiat dalam kehabisan bekal hidupnya, perlu dibantu. Seperti makanan dan tempat tinggal. Misalnya seorang mahasiswa belajar ke luar daerah (negri) kehabisan bekal biaya kuliah,  maka perlu dibantu.


PERINGATAN JIKA TIDAK MELAKUKANNYA

N
ah, bagaimana ajaran Islam yang baik dan mulia dalam hal kemanusiaan seperti tersebut diatas - diperintahkan-Nya itu, tidak diamalkan? Maka berfirmanlah Allah ‘Azza wa Jalla seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah ke-107, Al-Mā’ūn ayat 1 sampai dengan ayat 7 sebagai berikut dibawah ini:

أرأيت الذي يكذب بالدين
aroaitalladzī yukadzdzibu biddīn
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فذلك الذي يدع اليتيم
fadzālikal ladzī yadu’ ‘ulyatīm
Artinya: Itulah orang yang menghardik anak yatim,

ولا يحض على طعام المسكين
wa lāyahudhdhu ‘alā tho’āmil miskīn
Artinya: dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

فويل للمصلين
fawailul lilmushollīn
Artinya: Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat,

الذين هم عن صلاتهم ساهون
alladzīnahum ‘ansholatihim sāhūn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai dari (makna atau maksud  dari nilai-nilai dalam melaksanakan) shalatnya (yang semestinya membuahkan kebaikan sesama manusia),

الذين هم يراؤون
alladzīnahum yurōūna
Artinya: orang-orang yang berbuat ria (hanya untuk merlihatkan bahwa ia sholat, tapi kehilangan makna sholatnya sendiri yaitu mesti membuat kebaikan kepada sesama manusia),

ويمنعون الماعون
wayamna’ūnal mā’ūn
Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan (tidak mengasihi sesama manusia - memberikan bantuan kepada yang memerlukan termasuk berlaku adil dan jujur).  

Allah ’Azza wa Jalla sangat murka kepada orang beragama Islam dan melakukan shalat kepada Allah Yang Mahakuasa - tidak melakukan kebajikan sesama manusia yang membutuhkan pertolongan, namun dia tidak menolongnya. Mereka telah mengabaikan hubungan sesama manusia, sebagai anggota masyarakat yang bertanggungjawab atas keselamatan hidup bermasyarakat itu sendiri. Yakni tugas amar ma’ruf – pelaku dan penganjur kebaikan agar lebih baik lagi [agent of development], dan nahi mungkar – pelaku dan penganjur perbaikan dari keadaan yang buruk menjadi baik [agent of change]. Mereka bahkan memperlakukan dengan tidak ada rasa perikemanusiaan (menghardik).

Sungguh hal yang demikian itu sebenarnya ia telah mendustakan agamanya (yang semestinya melakukan kebajikan). Dan telah mengabaikan arti shalat yang sesungguhnya. Artinya hubungan vertical baik, sementara hubungan horizontal diabaikan. Padahal hubungan vertical baik itu mesti mencerminkan pula hubungan horizontal baik pula. Sebagai perintah Allah ‘Azza wa Jalla berfirman sebagai berikut:

وأحسن كما أحسن الله إليك
wa ahsan kamā ahsanallāhu ilaik
Artinya: Dan berbuat baiklah (kepada semua orang dan lingkungan hidup) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. [QS Al-Qashash 28:77]


Khutbah Rasulluh saw

Dalam hal sebagaimana telah disebutkan diatas, Rasulullah shallallāhu ’alaihi wassalam dalam salah satu khutbahnya menyampaikan suatu pesan secara serius sebagai berikut yang artinya:

Wahai, manusia! Sesunggahnya Allah berfirman kepadamu: Anjurkanlah olehmu berbuat baik [agent of development]; Dan laranglah perbuatan mungkar [agent of change]. Agar jangan datang suatu saat, di mana kamu berdo’a, tetapi Aku tidak menjawab do’a-mu; kamu meminta, tetapi Aku tidak kabulkan; kamu memohon pertolongan, tetapi Aku tidak memberimu pertolongan.

Itulah akibatnya bagi orang yang tidak melaksanakan dengan baik hubungan horizontal sesama manusia selaku ”agent of development” dan ”agent of change”, kendatipun dia melaksanakan hubungan vertical yaitu shalat, tapi lalai. Maksudnya kehilangan makna shalat itu apa, melainkan hanya berbuat ria, melakukan shalat hanya berupa lahiriah saja.

Sebenarnya manifestasi dari shalat itu untuk mencegah dari perbuatan keji (perbuatan buruk) dan mencegah dari perbuatan mungkar (dari menolak perbuatan baik). [3] Melainkan melakukan kebaikan.

Demikian pedulinya Allah kepada manusia dalam hubungan antar manusia. Kendatipun manusia melakukan hubungan baik kepada Allah, namun meremehkan hubungan sesama manusia, maka hubungan baik kepada Allah tidak ada artinya.


KESIMPULAN


H
ubungan baik kepada Allah, mestinya membuahkan hubungan baik sesama manusia (dan lingkungan hidup). Maka berbuat baiklah kepada sesama manusia. Lakukanlah seperti itu, maka Allah akan ridha kepadamu. Begitu pula penduduk langit akan senang pula kepadamu. Berkah akan datang kepadamu dari-Nya. Dosa hapus, amalpun membuahkan pahala. Manusia damai, hatinyapun akan tenteram.


Dengan itu artinya:

Di mana kamu berdo’a,
Aku menjawab do’a-mu;
Kamu meminta, Aku kabulkan;
Kamu memohon pertolongan,
Aku memberimu pertolongan


PENUTUP

D
emikian tingginya nilai ajaran Islam yang diajarkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada ummat manusia, yang tidak saja kepada sesama muslim, tapi juga kepada ummat manusia. Hubungan baik vertikal kepada Allah Pencipta Alam Semesta dan Manusia semesti membuahkan pula kepedulian sesama manusia yang mesti umat muslim menegakkannya pula. Sungguh Islam itu adalah rahmat bagi alam semesta dan ummat manusia. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] Betapapun ahli-ahli ilmu ekonomi tersedia. Teknologi, organisasi dan management menopangnya. Pemerintah dan Badan Legeslatif merestuinya. Namun kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin tetap saja ada. Peminta-minta di perempatan jalan, homeless (kaum gelandangan) kita jumpai tidur di emperan gedung-gedung seperti di Montgemory County, Maryland tempat penulis tinggal ini, ada. Laksanakan dan contohkan pula kepada dunia bahwa muslim adalah ber-amar ma’ruf [agent of development] dan nahi mungkar [agent of change].
[2] Do’a untuk orang tua, diri sendiri dan anak keturunan berikutnya:
رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي في ذريتي إني تبت إليك وإني من المسلمين
rabbi awzi’nī an-asykuro ni’matakal latī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa-an a’mala shōlihan tardhōhu wa ashlihlī fī dzurriyyatī innī tubtu ilaika wa innī minal muslimīn.
 “Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahlan kepadaku, dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat  berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau. Sungguh, aku termasuk orang muslim.” [QS Al-Ahqāf 46:15]
[3] Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) ”al-fahsyāi” (keji, buruk) dan ”al-munkari” (mungkar, melawan perintah) – Innash-shalāta tanhā ’anil fahsyāi wal munkari. [QS Al-’Ankabūt 29:45] □□

Blog Archive