ISLAM dan KEMANUSIAAN
A.Faisal Marzuki
Dan berbuat baiklah (kepada semua orang dan lingkungan hidup) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu. [QS Al-Qashash 28:77]
PENDAHULUAN
T
|
ulisan yang lalu telah
membahas garis-garis besar prinsip hubungan manusia dengan Tuhan, dan
garis-garis besar prinsip hubungan antar manusia sesama (dan alam). Sekarang
mari kita lihat ‘how is beautiful Islamic
teaching for humanity’.
Dengan merincikan garis-garis besar yang sudah
diketahui itu akan lebih jelas terasa sekali ajaran prinsip kemanusiaan dari
ajaran yang diajarkan Islam ini sebagaimana yang disebutkan firman Allah ‘Azza wa Jalla yang terdapat dalam surat
An-Nisā’ ayat 36, yang mengemukakan bagaimana ajaran Islam ‘care’ sangat peduli dalam masalah
kemanusiaan seperti halnya sebagai bagaimana memperlakukan: ♥ Orang tua, usia
lanjut (‘elderly’)
dengan
baik; ♥ Pergaulan
hidup yang harmonis di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat; ♥ Orang-orang fakir (tidak ada penghasilan); miskin (low income), dibantu [1] Allah
‘Azza wa Jalla berfirman:
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ
wabiwālidani ihsānaw wawidzilqurbā walyatāmā walmasākīni waljāri dzilqurbā waljāril junubi washshōhibi biljjan(m)bi wab-nissabīli
wabiwālidani ihsānaw wawidzilqurbā walyatāmā walmasākīni waljāri dzilqurbā waljāril junubi washshōhibi biljjan(m)bi wab-nissabīli
Artinya:
…Dan berbuat baiklah kepada: ●Kedua orang orang tua
(ibu-bapak), ●Karib-kerabat, ●Anak-anak yatim, ● Orang-orang miskin, ●Tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, ●Teman sejawat, ●Ibnu sabil (orang dalam perjalanan)… [QS An-Nisā’ 4:36]
RINCIAN URAIAN BERBUAT BAIK DARI
KEBAIKAN-KEBAIKAN AJARAN ISLAM DALAM HAL BERPERADABAN KEPADA SESAMA MANUSIA
●Kedua orang tua (ibu-bapak), وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
D
|
an Kami perintahkan
kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangnya. Ibunya telah
mengandungnya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya
selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan
umurnya mencapai 40 tahun (disamping menaruh rasa hormat, juga membantu
yang patut dibantunya) mendo’akannya. QS Al-Ahqāf 45:15 [2]
●Karib-kerabat, وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
Saudara sekandung; Keluarga-keluarga dari bapak;
Keluarga-keluarga dari ibu. Perlu menjaga hubungan baik.
●Anak-anak yatim, وَالْيَتَامَىٰ
Anak-anak yang ditinggalkan (karena wafat dan
tidak mewarisi bekal hidup yang cukup) oleh orang tuanya. Maka perlu dibantu
kehidupannya seperti keperluan hidup sehari-hari, kesehatan, tempat tinggal,
pendidikan agama dan umum.
● Orang-orang miskin (dan terlantar), وَالْمَسَاكِينِ
Disebabkan oleh belum ada pekerjaan,
(kehilangan pekerjaan; sudah berusaha belum ada yang menerimanya); bekerja
namun pendapatanya kurang (low income). Maka perlu dibantu.
●Tetangga yang dekat, وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ
Saling menyapa, menolong atau membantu jika
diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam).
● Dan tetangga yang jauh, وَالْجَارِ الْجُنُبِ
Saling menyapa, menolong atau membantu jika
diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam).
●Teman sejawat, وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
Saling menyapa, menolong atau membantu jika
diperlukan, walaupun lain aqidah (ajaran muamalah Islam). Seperti teman
sekerja, seorganisasi, seasal.
● Ibnu sabil (orang dalam perjalanan),
وَابْنِ السَّبِيلِ
Orang dalam perjalanan
yang bukan maksiat dalam kehabisan bekal hidupnya, perlu dibantu. Seperti
makanan dan tempat tinggal. Misalnya seorang mahasiswa belajar ke luar daerah
(negri) kehabisan bekal biaya kuliah, maka perlu dibantu.
PERINGATAN JIKA TIDAK MELAKUKANNYA
N
|
ah, bagaimana ajaran Islam yang baik dan mulia
dalam hal kemanusiaan seperti tersebut diatas - diperintahkan-Nya itu, tidak
diamalkan? Maka berfirmanlah Allah ‘Azza
wa Jalla seperti yang disebutkan dalam
Al-Qur’an, Surah ke-107, Al-Mā’ūn ayat 1 sampai dengan ayat 7 sebagai
berikut dibawah ini:
أرأيت الذي يكذب بالدين
aroaitalladzī yukadzdzibu biddīn
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama?
فذلك الذي يدع اليتيم
fadzālikal ladzī yadu’ ‘ulyatīm
Artinya: Itulah orang yang menghardik anak
yatim,
ولا يحض على طعام المسكين
wa lāyahudhdhu ‘alā tho’āmil miskīn
Artinya: dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin.
فويل للمصلين
fawailul lilmushollīn
Artinya: Maka celakalah bagi orang-orang yang
shalat,
الذين هم عن صلاتهم ساهون
alladzīnahum ‘ansholatihim sāhūn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai dari
(makna atau maksud dari nilai-nilai
dalam melaksanakan) shalatnya (yang semestinya membuahkan kebaikan sesama
manusia),
الذين هم يراؤون
alladzīnahum yurōūna
Artinya: orang-orang
yang berbuat ria (hanya untuk merlihatkan bahwa ia sholat, tapi kehilangan
makna sholatnya sendiri yaitu mesti membuat kebaikan kepada sesama manusia),
ويمنعون الماعون
wayamna’ūnal mā’ūn
Artinya: dan enggan
(memberikan) bantuan (tidak mengasihi sesama manusia - memberikan bantuan
kepada yang memerlukan termasuk berlaku adil dan jujur).
Allah ’Azza wa Jalla sangat murka kepada orang
beragama Islam dan melakukan shalat kepada Allah Yang Mahakuasa - tidak
melakukan kebajikan sesama manusia yang membutuhkan pertolongan, namun dia
tidak menolongnya. Mereka telah mengabaikan hubungan sesama manusia, sebagai
anggota masyarakat yang bertanggungjawab atas keselamatan hidup bermasyarakat
itu sendiri. Yakni tugas amar ma’ruf
– pelaku dan penganjur kebaikan agar lebih baik lagi [agent of development], dan nahi
mungkar – pelaku dan penganjur perbaikan dari keadaan yang buruk menjadi
baik [agent of change]. Mereka bahkan
memperlakukan dengan tidak ada rasa perikemanusiaan (menghardik).
Sungguh hal yang
demikian itu sebenarnya ia telah mendustakan agamanya (yang semestinya
melakukan kebajikan). Dan telah mengabaikan arti shalat yang sesungguhnya.
Artinya hubungan vertical baik, sementara hubungan horizontal diabaikan.
Padahal hubungan vertical baik itu mesti mencerminkan pula hubungan horizontal
baik pula. Sebagai perintah Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman sebagai berikut:
وأحسن كما أحسن الله إليك
wa ahsan kamā ahsanallāhu ilaik
Artinya: Dan berbuat baiklah (kepada semua orang
dan lingkungan hidup) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. [QS
Al-Qashash 28:77]
Khutbah Rasulluh saw
Dalam hal sebagaimana telah disebutkan diatas, Rasulullah shallallāhu
’alaihi wassalam dalam salah satu khutbahnya menyampaikan suatu pesan secara serius sebagai
berikut yang artinya:
Wahai, manusia!
Sesunggahnya Allah berfirman kepadamu: Anjurkanlah olehmu berbuat baik
[agent of development]; Dan laranglah perbuatan mungkar [agent of change]. Agar jangan datang suatu
saat, di mana kamu berdo’a, tetapi Aku tidak menjawab do’a-mu; kamu meminta,
tetapi Aku tidak kabulkan; kamu memohon pertolongan, tetapi Aku tidak memberimu
pertolongan.
Itulah akibatnya bagi
orang yang tidak melaksanakan dengan baik hubungan horizontal sesama manusia
selaku ”agent of development” dan ”agent of change”, kendatipun dia
melaksanakan hubungan vertical yaitu shalat, tapi lalai. Maksudnya kehilangan makna
shalat itu apa, melainkan hanya berbuat ria, melakukan shalat hanya berupa lahiriah
saja.
Sebenarnya manifestasi
dari shalat itu untuk mencegah dari perbuatan keji (perbuatan buruk) dan
mencegah dari perbuatan mungkar (dari menolak perbuatan baik). [3] Melainkan melakukan kebaikan.
Demikian pedulinya
Allah kepada manusia dalam hubungan antar manusia. Kendatipun manusia melakukan
hubungan baik kepada Allah, namun meremehkan hubungan sesama manusia, maka
hubungan baik kepada Allah tidak ada artinya.
KESIMPULAN
H
|
ubungan baik kepada
Allah, mestinya membuahkan hubungan baik sesama manusia (dan lingkungan hidup).
Maka berbuat baiklah kepada sesama manusia. Lakukanlah seperti itu, maka Allah
akan ridha kepadamu. Begitu pula penduduk langit akan senang pula kepadamu.
Berkah akan datang kepadamu dari-Nya. Dosa hapus, amalpun membuahkan pahala.
Manusia damai, hatinyapun akan tenteram.
Dengan itu artinya:
Di mana kamu berdo’a,
Aku menjawab do’a-mu;
Kamu meminta, Aku kabulkan;
Kamu memohon pertolongan,
Aku memberimu pertolongan
PENUTUP
D
|
emikian tingginya nilai ajaran Islam yang
diajarkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla
kepada ummat manusia, yang tidak saja kepada sesama muslim, tapi juga kepada
ummat manusia. Hubungan baik vertikal kepada Allah Pencipta Alam Semesta dan
Manusia semesti membuahkan pula kepedulian sesama manusia yang mesti umat
muslim menegakkannya pula. Sungguh Islam itu adalah rahmat bagi alam semesta dan ummat manusia. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] Betapapun
ahli-ahli ilmu ekonomi tersedia. Teknologi,
organisasi dan management menopangnya. Pemerintah dan Badan Legeslatif
merestuinya. Namun kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin tetap saja
ada. Peminta-minta di perempatan jalan, homeless
(kaum gelandangan) kita jumpai tidur di emperan gedung-gedung seperti di
Montgemory County, Maryland tempat penulis tinggal ini, ada. Laksanakan dan
contohkan pula kepada dunia bahwa muslim adalah ber-amar ma’ruf [agent of
development] dan nahi mungkar [agent
of change].
[2] Do’a untuk orang
tua, diri sendiri dan anak keturunan berikutnya:
رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي
أنعمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي في ذريتي إني تبت إليك وإني
من المسلمين
rabbi awzi’nī an-asykuro ni’matakal latī an’amta
‘alayya wa ‘alā wālidayya wa-an a’mala shōlihan tardhōhu wa ashlihlī fī dzurriyyatī
innī tubtu ilaika wa innī minal muslimīn.
“Ya Tuhan-ku,
berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
limpahlan kepadaku, dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat
berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan
mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh,
aku bertobat kepada Engkau. Sungguh, aku termasuk orang muslim.” [QS Al-Ahqāf 46:15]
[3] Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan) ”al-fahsyāi” (keji, buruk) dan
”al-munkari” (mungkar, melawan perintah) – Innash-shalāta
tanhā ’anil fahsyāi wal munkari. [QS Al-’Ankabūt 29:45] □□