Saturday, September 10, 2022

Elizabeth dan Islam

 


 

UNTOLD STORY

HUBUNGAN

ELIZABETH & ISLAM

A. Faisal Marzuki

 

PENGANTAR

     Berita dukacita melalui surat kabar dan tv seluruh dunia atas meninggalnya Pemimpin tertinggi Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II di Kastil Balmoral, Skotlandia, Kamis 8 September 2022 sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Selanjutnya Putra sulungnya, Pangeran Charles, kemudian naik takhta. Kini, Pangeran Charles akan dikenal sebagai Raja Charles III.

     Elizabeth II sebagai Ratu Britania Raya dan 14 wilayah Persemakmuran lainnya. Rentang kekuasaan Ratu Elizabeth II mencakup pemerintahan 16 perdana menteri Inggris, termasuk Liz Truss yang merupakan perempuan ketiga yang menjadi PM Inggris sejak 5 September 2022.

     70 tahun pemerintahannya yang bersejarah dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan masyarakat di Inggris, termasuk negara-negara Islam yang telah mengirimkan ucapan duka kepada pihak keluarga dan pemerintahan Inggris.

     Boleh dikatakan, hubungan negara-negara Islam dengan Britania Raya membaik dalam beberapa dekade terakhir. Sementara itu warga Inggris makin banyak yang beragama Islam.

 

UNTOLD STORY

J

arang yang mengetahui ada pengaruh besar negara Islam dalam sejarah Inggris. Kerajaan Inggris pernah begitu tergantung kepada negara Islam, yakni Kesultanan Ottoman. Hal ini diutarakan Professor Kajian Renaissance Universitas Queen Mary London, Jerry Brotton dalam bukunya yang berjudul “The Sultan and The Queen: Untold Story of Elizabeth and Islam.” Brotton mengulas bagaimana hubungan kerajaan Inggris dengan Islam yang terjalin sangat erat dan saling menguntungkan.

     Hubungan itu dijalin oleh Ratu Elizabeth I yang memerintah Inggris pada abad ke-16. Kala itu, Ratu Elizabeth I yang naik tahta pada 1558 tengah dikucilkan oleh masyarakat Eropa. Penyebabnya, Gereja Protestan Inggris memutuskan untuk tidak kembali kepada iman Katolik. Alhasil, Paus menyeru agar Ratu Elizabeth dilucuti dari tahtanya dan Inggris menjadi sasaran empuk serangan Spanyol. Para pedagang Inggris dilarang masuk ke Eropa. Isolasi ekonomi pun diberlakukan kepada Inggris, yang membawa negeri itu di tabir keruntuhan. Situasi ini memaksa Elizabeth I mencari cara agar isolasi tersebut tidak membahayakan Inggris. Dia lalu memutuskan membuka hubungan bilateral dengan dunia Islam. Salah satunya Kesultanan Ottoman, yang dalam masa modern dikenal dengan Turki.

     Musuh Spanyol terkuat lainnya ialah Dinasti Ottoman yang kala itu diperintah Sultan Murad III dengan daerah kekuasaan terbentang dari Afrika Utara, Eropa Timur, hingga Samudra Hindia. Dinasti ini telah bertempur dengan Spanyol bertahun-tahun hingga mampu menguasai Hongaria.

     Kala itu, Dinasti Ottoman adalah negara adidaya dengan kekuatan angkatan bersenjatanya sangat handal. Kekuasan dan pengaruhnya membentang luas di daratan Eropa, Afrika hingga jazirah Arab dan Timur Tengah lainnya.

 

DAMPAK HUBUNGAN

     Pada 1580, Elizabeth menandatangani perjanjian komersial dengan Dinasti Ottoman yang berlangsung hingga 300 tahun. Perjanjian itu memberikan akses gratis bagi pedagang Inggris untuk berdagang di tanah Ottoman. Perjanjian yang sama juga dibuat Elizabeth dengan Maroko, dengan janji rahasia memberikan bantuan militer untuk melawan Spanyol.

     Mengawali perjanjian itu, Elizabeth menulis surat yang ditujukan kepada rekan-rekan Muslimnya. Dia menulis sebagai pemohon kerjasama, menyebut Murad sebagai “Orang yang sangat berpengaruh dari Kerajaan Turki, satu-satunya penguasa atas segala kekuasaan, dan raja yang berdaulat dari Kekaisaran Timur.”

     Dia pun memainkan permusuhan dengan Katolik, dengan menyebut diri sebagai “Yang paling tak terkalahkan dan perkasa atas iman Kristen terhadap semua bentuk penyembahan berhala.”

     Strategi itu berhasil. Ribuan pedagang Inggris kemudian melintas masuk ke daerah Islam seperti ke Aleppo di Suriah dan Mosul di Iraq. Mereka jauh lebih aman ketimbang saat menempuh perjalanan ke Eropa Katolik yang penuh dengan ancaman.

     Otoritas Ottoman melihat kemampuan mereka merangkul semua orang dari pelbagai kepercayaan sebagai kekuatan, bukan kelemahan dan mengamati konflik Protestan-Katolik merupakan awal perpecahan Eropa. Bahkan beberapa orang Inggris memeluk Islam. Sebagian besar dari mereka memutuskan menjadi mualaf atas kesadaran masing-masing.

     Bangsawan Inggris sangat menyukai sutra dan rempah-rempah dari timur, tetapi Turki dan Maroko jelas tidak menyukai wol Inggris. Dua negara Islam ini lebih membutuhkan senjata.

     Gula, sutra, karpet, dan rempah-rempah segera mengubah kebiasaan makan Inggris, mempengaruhi cara mereka membangun rumah, dan cara mereka berpakaian. Kata seperti ‘permen’ [1] dan ‘turquoise’. [2] Bahkan William Shakespeare sampai menulis ‘Othello’ [3] tidak beberapa lama setelah kunjungan pertama Duta Besar Maroko ke Inggris. □

 

CATATAN KAKI:

[1] Saat itu gula dan permen menjadi barang mewah yang langka dan mahal, hanya dikosumsi dan tersedia di meja makan orang kaya saja. Banyak terdapat di dunia Islam termasuk Turki.

[2] Turquoise adalah mineral biru-ke-hijauanlangka dan berharga dalam nilai yang lebih baik dan telah dihargai sebagai batu permata dan batu hias selama ribuan tahun karena warnanya yang unik. Disebut juga pirus. Kata pirus berasal dari abad ke-17 dan bahasa Prancis menyebutnya "pirus" yang berarti Turki karena mineral tersebut pertama kali dibawa ke Eropa melalui Kekaisaran Ottoman.

Menurut Etymonline, kata tersebut berasal dari abad ke-14 dengan bentuk turkeis, yang berarti Turki, yang diganti dengan turqueise dari bahasa Prancis pada tahun 1560-an.

[3] Othello (judul lengkap: Tragedi Othello, Moor Venesia) adalah sebuah tragedi yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin pada tahun 1603, berlatar Perang Utsmaniyah (Ottoman)–Venesia kontemporer (1570–1573) yang berjuang untuk menguasai Pulau Siprus, menjadi milik Republik Venesia sejak 1489. Kota pelabuhan Famagusta di Pulau Siprus akhirnya jatuh ke tangan Ottoman pada 1571 setelah pengepungan yang berkepanjangan. 


SUMBER:

CNN, abc, https://kuncikeyakinan-faisal.blogspot.com/2017/04/ketika-inggris-mengidolakan-dunia-islam.html dan sumber lainnya.  □□

 


Blog Archive