Monday, November 17, 2014

World Views of Islam (IV)



oleh A. Faisal Marzuki





M
ukaddimah ke-4 pengantar kepada World Views of Islam selanjutnya adalah dalam meneruskan pembicaraan manusia sebagai species makhluk unggulan dari Sang Pencipta Alam Raya di Raya - universe, dimana manusia khalifah ini diserahi tugas untuk mengelola kehidupan manusia di bumi sebagai pemakmur bumi. 1
   
 Wa idz qõla Robbuka lil-malāikati innī jā-‘ilun fil ardhi khalīfah2 Artinya, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat (para Malak): “Sesungguhnya Aku (Allah swt) hendak menjadikan seorang khalīfah. Kata Arab khalīfah diartikan dalam bahasa Indonesia sebagaimana juga bunyinya dalam bahasa aslinya yaitu khalifah. Sedangkan oleh Abdullah Yusuf Ali, dalam bukunya “The Qur’an, Text, Translation and Comentary” menyebutkan khalīfah dalam bahasa Inggris sebagai visegerent. Visegerent bentuk kata benda yang artinya adalah, a person appointed by another especially by ruler. Yaitu orang yang mendapatkan tugas yang biasanya diberikan oleh seorang penguasa (yang kekuasaannya lebih tinggi daripada yang mendapat  tugas). Untuk apa? Untuk to exercise the latter’s power and authority.  Demikianlah manusia khalifah diciptakan dan diberi tugas untuk melaksanakan kekuasaan dan otoritas dari-Nya. Manusia khalifah tersebut sebagai deputy atau wakil-Nya selaku mandataris untuk mengelola kehidupan manusia di bumi. Latter bentuk kata sifat yang artinya it represents the original. 3 Yaitu melakukannya sesuai dengan apa-apa yang di perintahkan-Nya.
  
  Dari keterangan Abdullah Yusuf Ali tersebut, artinya disini adalah kalaupun dia manusia berkuasa dan mempunyai otoritasnya itu dalam melakukan tugasnya mesti dan sepantasnya sesuai dengan isi perintah dan ketentuan-ketentuan dalam (cara) pelaksanaan dari pemberi mandatnya. Sebagaimana seorang Jendral memerintahkan Prajuritnya. Ada disiplin aturan yang mesti dipatuhinya. Begitu pula seorang Manager terhadap Bossnya. Jadi kalau dia - manusia sewenang-wenang dalam menjalankannya ‘power’ yang ada padanya itu tidak sesuai dengan pemberi mandat maka akan terjadi worst (malapetaka) dan chaos (kekacauan) bagi manusia itu sendiri, karena akan mengacaukan keseimbangan terhadap ‘induk master plan’ yang sudah ada dimana  khalifah menjalankan ‘sub master plan’ yang sudah dibuat oleh atasan-Nya untuk dilaksanakan. Ada amanah yaitu perintah sekaligus diberi kuasa (power) dan otoritas melaksanakannya, maka disitu timbul tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kewajibannya. Jadi disini ada nilai moral integritas yang harus dipedomaninya dalam melaksanakan kewajibannya.

●●●
   
  Setelah langit dengan enam langit yang lain; 4 bintang-bintang dalam kelompok galaksinya masing-masing; tata surya yaitu matahari dengan planet-planet yang mengitarinya termasuk bumi, hidup dalam garis edar masing-masing. Kemudian proses ‘evolusi’ berikutnya adalah dengan mulai diciptakan makhluk biologis dari yang bersel satu bentuk sederhana, sampai yang bersel lebih banyak yang kompleks.  Dalam bentuk nabati seperti pepohonan yang hidupnya di tempat dimana akarnya berada. Lainnya lagi adalah khewani yaitu binatang-binatang yang dapat berjalan dan melata di daratan. Ada pula binatang-binatang yang hidup dan berenang di air. Dan ada lagi yang dapat terbang di udara. Adanya kesemua makhluk biologis ini karena di dukung oleh bumi yang subur; air segar yang melimpah; udara yang segar; dan sinar matahari menambah seronok dan marak kehidupan di bumi. Serta rembulan berbentuk bulat di hari ke-15 menambah syahdu di malam hari. Setelah itu semua ada, barulah makhluk insaniyah - manusia diciptakan-Nya dan kelak di tempatkan di bumi. Tidak di bulan atau planet-planit lain dari sistim tatasurya. Kalau makhluk biologis lainnya dapat hidup di bumi, maka manusiapun akan dapat hidup, karena tubuh pisik manusia terbuat dari zat-zat biologis sebagai ‘cangkang’ hidupnya ‘ruh’. Dengan kondisi bumi seperti itu, ditempatkanlah manusia di bumi, karena planet bumilah yang sudah jelas-jelas mendukung kehidupan manusia. Demikianlah manusia khalifah diciptakan yang diberi fasilitas tempat hidup yang ‘fit’ dengan alam tubuh biologisnya, serta menantang ‘ruh’-nya untuk ‘mencoba’ memerankan perannya dengan baik dalam menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi.
   
  Karena demikian besarnya fasilitas kekuasaan dan otoritas di bumi yang diberikan kepada manusia khalifah tersebut, sebatas pengetahuan para Malak (Malaikat) meragukan kemampuannya dalam melakukan tugas sebagai khalifah di bumi. Untuk itu para Malak menanyakan kepada Allah dan memberitahukan kepada-Nya akan akibat fatal yang dilakukan manusia sebagaimana yang sudah dijelaskan pada World Views Islam II yang lalu. Dalam hal ini para Malak (Malaikat) telah alpa (tidak menyadari) bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa juga Tuhan Yang Maha Mengetahui perkara-perkara terang (alam syahadat) dan tersembunyi  (alam ghaib) dan perkara-perkara yang lalu, sedang dan akan datang. His knowledge (absolute) more more step ahead than His creatures knowledge (relative).
   
  Wa ‘allama Ādamal asmā-a kullahā.” 5 Artinya: “Dan Dia (Allah swt) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya.” Arti dalam bahasa Indonesia mengenai asmā-a kullahā secara literal artinya nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Oleh Abdullah Yusuf Ali  diartikannya “And He taught Adam the nature of all things.” 6  The nature of all things adalah terjemahan yang diartikan bukan secara literal, sedangkan literalnya adalah “The name of things” yaitu nama-nama (benda-benda) seluruhnya.
  
  Sudah barang tentunya dalam menjalankan tugas manusia sebagai khalifah (mandataris) Allah swt di muka bumi, perlu diberikan pengetahuan, kalau tidak maka dia - manusia khalifah tidak tahu bagaimana menjalankan ‘role’ (peran) kekalifahannya. Jadi wajar sekali Allah mengajarkan ilmu pengetahuan lebih dulu. Dan hal inilah yang tidak di duga sebelumnya oleh Malaikat, yaitu bahwa Knowledge is power.
   
  Karena Adam telah diberi bekal ilmu lebih dulu, kemudian Allah swt mengemukakan kepada para Malak (Malaikat) lalu berfirman (menanyakan): “Sebutkanlah kepada-Ku (Allah swt) ‘nama benda-benda’ itu jika kamu (Malaikat) memang orang-orang yang benar (sungguh mengetahui)!” 7  Mereka (para Malak, Malaikat) menjawab: “Maha Suci (Sempurna) Engkau (Allah swt), tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami (Malaikat); Sesungguhnya Engkaulah (Allah swt) Yang (lebih) Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (daripada kami, Malaikat).” 8 Selanjutnya, Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka (para Malak, Malaikat) ‘nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka benda-benda itu, Allah berefirman: “Bukankah sudah Ku (Allah swt) katakan kepadamu (Malaikat), bahwa sesungguhnya Aku (Allah swt) mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu (Malaikat) lahirkan (sebutkan) dan apa yang kamu sembunyikan (sudah menduga-duga tahu tapi masih disimpan dalam fikiran atau hati)?” 9 Dengan demikian timbullah perasaan Malaikat sekarang ini bahwa memang pantaslah kalau begitu Manusia di jadikan-Nya sebagai khalifah. Maha benar firman-Mu ya Allah.
   
  Yang dimaksudkan oleh firman Allah yang tertulis dalam surat ke-2 al-Baqarah ajat 31 “Wa ‘allama Ādamal asmā-a kullahā.” Artinya: “Dan Dia (Allah swt) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya” adalah: ● Meliputi pengetahuan umum; ● Pengetahuan yang berkenaan dengan tugasnya sebagai khalifah; ● Pengetahuan tentang moral yaitu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang mudarat, mana yang pantas mana yang tidak; ● Dan last but not lease adalah, akhlak integritas serta keadilan. Dengan itu manusia-manusia khalifah generasi berikutnya seperti di abad ke-21 ini akan berhasil dalam menegakkan peradaban maju dengan berbekal ilmu-ilmu seperti tersebut diatas. Dengan itu sangat memungkinkan dan terbuka lebar jalan untuk membuat penduduk dunia menjadi respect each others (lita’arafu); peace; safe; and well being, berkat adanya ilmu-ilmu pemberian Allah swt yang bermanfaat bagi manusia dan ekosistimnya. 10   ©AFM


Bersambung ke: World Views of Islam (V)
 

Catatan kaki:
1 QS Hud 11:61.
2 QS al-Baqarah 2:30.
3 Yusuf Ali, The Qur’an, Text, Translation and Comentary, Published by Tahrike Tarsile Qur’an Inc. P.O. Box 1115 Corona-Elmhurst Station, Elmhurst, New York 11373-1115. hal. 24.
4Dia (Allah swt) berkehendak menuju langit, lalu dijadikannya tujuh langit. [QS al-Baqarah 2:29].
5 QS al-Baqarah 2:31.
6 Yusuf Ali, The Qur’an, Text, Translation and Comentary, Published by Tahrike Tarsile Qur’an Inc. P.O. Box 1115 Corona-Elmhurst Station, Elmhurst, New York 11373-1115. hal. 24.
7 QS al-Baqarah 2:31.
8 QS al-Baqarah 2:32.
9 QS al-Baqarah 2:33.
10 QS al-Baqarah 2:31; Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan pena (ilmu-ilmu yang dicatat menjadi buku-buku); (dengan itu) Dia (Allah swt) mengajarkan manusia apa yang (tadinya) tidak diketahuinya. [QS al-‘Alaq 96:4,5]; Yang mengajarkan al-Qur’an; Mengajarnya (mengajarkan Manusia) pandai berbicara (menjelaskannya dan mengajarkan kepada manusia lainnya) [QS ar-Rahman 55:2,4]; Dengan ilmu itu, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujadalah 58:11). Malah dalam dua hadits berikut ini menyatakan: “Seeking knowledge is compulsory on every Muslim”. “Whoever follows a path seeking knowledge, Allah will make his path to paradise easy”.

Blog Archive