Oleh: A. Faisal
Marzuki
Pintunya
itulah Al-Qur’an,
Jendelanya
Al-Hadits,
‘Blue Print’-Nya
dapat terbaca oleh para Ulil Albab.
KATA PENGANTAR
U
|
ntuk melihat ‘Dunia’, kemudian mau
meluruskannya, diperlukan pintu dan jendela serta gambar ‘blue
print’-nya. Seperti halnya gambar image diatas, terlihat ada
pintu-pintu. Pintu disebelah kiri ada cahayanya, karena sumber cahaya berada
pada posisi disebelahnya. Pintu disebelah kanan walaupun ada pintu tapi tak ada
cahaya, karena cahaya tidak dalam posisinya. Diujungnya sama sekali gelap
karena tak ada pintu, dan tak ada pula
jendela, tempat dimana cahaya bisa masuk dan melihat keluar.
Seperti itulah gambarannya kalau tak
ada al-Qur’an dan al-Hadits kita tak mampu menilai ‘Dunia’ yang semestinya
apakah sesuai dengan ‘blue print’ dari pencipta-Nya atau tidak. Pintunya itulah al-Qur’an, Jendelanya al-Hadits, ‘Blue
print’-Nya dapat terbaca oleh para Ulul Albab.
SIAPA ULUL ALBAB
U
|
lul Albab
adalah orang berilmu yang mampu membaca ayat-ayat
Allah di alam ini sebagaimana dalam riwayat Al-Hadits. Diriwayatkan dari
‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata:
“Wahai
‘Aisyah saya pada malam ini beribadah kepada Allah swt”. Jawab Aisyah ra:
“Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang
melayani kemauan dan kehendaknya” Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka
bangunlah Rasulullah saw dari tempat
tidurnya lalu mengambil air wudu’, tidak jauh dari tempatnya itu lalu shalat.
Di waktu shalat beliau menangis sampai-sampai
air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al-Qur’an yang
dibacanya. Setelah shalat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis
tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdo’a dan
menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk adzan subuh
dan melihat Nabi saw menangis ia
bertanya: “Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah
telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang”.
Nabi menjawab: “Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak
bersyukur kepada Allah swt? Dan
bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah swt telah menurunkan ayat kepadaku.
Selanjutnya beliau berkata: “Alangkah
rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan
merenungkan kandungan artinya”. Ayat tersebut dibawah yang artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat-ayat
kebesaran Allah) bagi Ulul Albab (bagi orang yang berakal), ● yaitu orang – orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata, “Wahai Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami
dari azab neraka. [QS Ali Imran
3:190-191]
CIRI-CIRI ATAU SIFAT ULUL ALBAB
U
|
lul Albab adalah orang yang bertaqwa karena mereka beriman
kepada Allah, sebagaimana firman Allah swt
yang artinya:
Allah menyediakan azab yang keras bagi
mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulul Albab (orang-orang yang
mempunyai akal)! (Yaitu) orang-orang yang beriman. Sungguh Allah telah
menurunkan peringatan kepadamu. [QS Ath-Thalaq 65:10]
Seorang Ulul
Albab senantiasa dapat mengambil pelajaran
dari setiap informasi yang diperolehnya baik itu informasi (buruk atau
baik). Dengan itu mengambilnya sebagai pelajaran dan menangkap hikmahnya.
Karena Ulul Albab sadar dan takut kalau main-main dengan hukum Allah, akan
mendapat hisab balasan yang buruk.
Dengan kesadaran itu ia berusaha
memenuhi janji dan tidak melanggar perjanjian, menghubungkan apa yang
diperintahkan Allah untuk menghubungkan yaitu mengadakan hubungan silaturahmi
dan tali persaudaraan, sabar karena mengharapkan ridha Allah, Shalat dan
berinfak, serta menolak kejahatan dengan kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam
oleh firman-Nya yang artinya:
Maka apakah orang yang mengetahui
bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang
yang buta? Hanya Ulul Albab (orang yang berakal) saja yang dapat mengambil
pelajaran, ● (yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar
perjanjian, ● dan orang-orang yang
menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan (yaitu mengadakan
hubungan silaturahim dan tali persaudaraan), dan mereka takut kepada Tuhannya
dan takut kepada hisab yang buruk. ● Dan orang yang sabar karena mengharapkan
wajah (keridhaan) Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian
rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan
serta menolak kejahatan dengan kebaikan; Orang itulah (Ulul Albab) yang
mendapat tempat kesudahan (yang baik). [Q.S Ar-Ra’d 13:19-22]
Jadi mereka Ulul Albab memiliki
beberapa sifat-sifat atau kriteria yaitu:
- Senantiasa mengambil pelajaran dan mampu melihat kebenaran itu dengan Penglihatan Mata dan Penglihatan Hatinya.
- Memenuhi Janji Allah dan tidak melanggar Janji.
- Menghubungkan apa yang diperintahkan Allah.
- Takut kepada Allah dan Takut kepada Hisab yang Buruk.
- Sabar.
- Melaksanakan Shalat.
- Melaksanakan Infak atau Sedekah.
- Menolak Kejahatan dengan Kebaikan dengan cara yang baik.
Sedangkan yang dimaksud dengan
“menghubungkan apa yang diperintahkan Allah” adalah apa yang dilarang dalam ayat
berikut yang artinya:
Dan orang-orang yang melanggar janji
Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar
disambungkan (yaitu: tidak melanggar, tidak melaksanakan hubungan silaturahmi
dan tali persaudaraan) dan berbuat kerusakan di bumi (melainkan mengerjakan
yang sebaliknya); (dengan itu maka wajarlah) mereka itu memperoleh kutukan dan
tempat kediaman yang buruk (Jahanam). [Q.S Ar-Ra’d 13:25]
Ulul Albab akan menempati Surga ‘Adn
bersama keluarga mereka yang Shaleh yaitu mulai dari Nenek Moyang mereka (mulai
dari orang tua dan generasi-generasi di atas), Pasangan-pasangan mereka (namun
tidak menutup kemungkinan adalah saudara mereka asalkan mereka termasuk
shaleh), Anak Cucunya (Anak-anak dan generasi-generasi ke bawah) sebagaimana
firman-Nya yang artinya:
(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk
ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya,
pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu. [QS Ar-Ra’d 13:23]
Ulul Albab senantiasa membaca Al-Qur’an
untuk mendapatkan pelajaran sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya yang
artinya:
Dan (Al Qur’an) ini adalah penjelasan
(yang sempurna, balagh) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan
dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar
Ulul Albab (orang-orang yang berakal) mengambil pelajaran. [QS Ibrahim 14:52]
Ulul Albab senantiasa mentaddabburi Al-Qur’an
sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Kitab (Al Qur’an) yang Kami turunkan
kepadamu penuh berkah agar mereka mentaddabburi (memperhatikan, menghayati)
ayat-ayatnya dan agar Ulul Albab (orang-orang yang berakal sehat) mendapat
pelajaran. [QS Shad 38:29].
Demikianlah
uraian dari Kedudukan Ulul Albab I. Billahit
taufiq wal-Hidayah. [Bersambung ke-2] □
AFM
Bahan bacaan:
Prof. Dr. HAMKA, Tafsir Al-Azhar juz
iv, Penerbit PT Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an
Jilid 2, Gema Insani, Jakarta 2001.
Terjemah Tafsir Perkata ALFATIH Di
Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka ALFATIH.
Ulul Albab, Ciri-ciri dan Keutamaannya
sebagai Hamba Allah, Peradaban Langit. Wordpress.Com. □□