Oleh:
A. Faisal Marzuki
- Obama has announced that Islam is part of America. Mothers and daughters are free to wear hujab. Those who deny it will be punished.
~President
United States of America, Barack Obama
- Obama telah mengumumkan bahwa Islam adalah bagian dari Amerika. Para ibu-ibu dan anak-anak perempuan bebas memakai ‘hijab’ (penutup kepala). Mereka yang melarang memakainya akan dihukum.
~Presiden
Amerika Serikat, Barack Obama
D
|
i tengah
gelap badai yang semakin menghebat di media masa Amerika (dan Dunia) memberitakan
Islam dengan ‘nada sumbang dan negatif’ yang sudah tahunan lamanya ‘terberitakan’, tiba-tiba
seperti petir yang menerangi kegelaban dari badai yang berusaha keras meluluh lantakkan nama
baik Islam yang dipeluk satu setengah milyar lebih Muslim sedunia terhapuskan oleh
adanya pidato Presiden Obama yang dengan
tegas dan yakin (menyatakan dua kali sebagai penegasannya) bahwa ‘Islam is part
of America’. Para ibu-ibu dan anak-anak perempuan bebas memakai ‘hijab’
(penutup kepala). Mereka yang melarang memakainya akan dihukum.
Bukan
itu saja ujarnya bahwa mereka (kaum Muslimin Amerika) tingkatan pendidikan
tingginya melebihi rata-rata dari orang Amerika yang lainnya.
●●●
Penduduk Muslim di Amerika kini telah
mencapai l.k. tujuh juta. Bandingkan dengan negara tetangga Indonesia seperti Singapur
sebagai contoh saja berjumlah l.k. dua juta jiwa orang. Kini mesjid di Amerika jumlah sekitar seribu dua ratus mesjid,
salah satunya adalah Mesjid Indonesia (IMAAM Center) di Washington DC
Metropolitan Area. Mesjid IMAAM Center ini bukan saja digunakan Muslim asal
Indonesia tapi juga meliputi warga Muslim Amerika lainnya, baik digunakan untuk
sholat lima waktu maupun Jum’at. Dan digunakan pula untuk Tabligh Akbar,
Tausiyah, Pengajian mingguan dan bulanan serta Perpustakaan Tentang Islam baik
alam bahasa Indonesia maupun Inggris.
Disamping itu menjadi tempat kunjungan umat dan organisasi lain untuk melihat sebenarnya Islam dan ibadah dan kegiatannya seperti apa, khususnya Islam Indonesia.
●●●
Jauh sebelumnya bangsa Amerika lahir, seorang warga penduduk Amerika
dibawah pemerintahan Kolonial Kerajaan Inggris Raya, bernama Thomas Jefferson mencita-citakan
berdirinya Negara Amerika dimana warganya bukan saja eks keturunan asal Eropah yang
berimigrasi ke benua Amerika saja tapi juga disebutkan inklusif (termasuk) Muslim,
kendatipun kehadiran Muslim di tanah Amerika ketika itu tidaklah ‘masuk
hitungan’ - tidak menentukan.
Hal seperti yang disebut diatas diketahui
sebagaimana yang diungkapkan dalam buku Denise A. Spellberg yang berjudul
“Thomas Jefferson’s Qur’an – Islam and Founders”, Denise A. Spellberg
mengungkapkan sedikit dimensi yang diketahuinya tapi penting dari kisah
kebebasan beragama Amerika - sebuah drama di mana Islam memainkan peran yang
mengejutkan.
Pada
tahun 1765, sebelas tahun sebelum Thomas Jefferson menyusun Deklarasi
Kemerdekaan yang kemudiannya menjadi President ke-3 Amerika Serikat, Thomas
Jefferson membeli Kitab Suci Al-Qur'an. Ini adalah hanya sebagai tanda awal minatnya
yang kemudian seumur hidupnya mendalami (ajaran) Islam. Selanjutnya berusaha untuk
mendapatkan buku-buku lainnya yang berbahasa Timur Tengah (bahasa Arab) tentang
sejarah dan perjalanannya. Kemudian mencatat banyak tentang Islam yang
berkaitan dengan hukum umum Inggris. Jefferson berusaha untuk memahami Islam
meskipun dalam hal ini mengabaikan iman-agama yang dipegangnya, sebagaimana layaknya
tidak seperti itu di kalangan orang-orang Protestan sezamannya baik di Inggris maupun
Amerika. Tapi tidak seperti kebanyakan dari mereka, bagi Jefferson pada tahun
1776 yaitu tahun proklamasi kemerdekaan Amerika ia membayangkan Muslim sebagai warga masa
depan negara barunya yaitu Amerika Serikat. 1
●●●
Islam
adalah agama non-Kristen terbesar di Negara Amerika Serikat, mereka berada dan
menyebar di 20 negara-bagian di wilayah bagian Barat Tengah dan bagian selatan. Kemudian menyusul Yudaisme tersebar di 15 negara-bagian
yang terletak di bagian Timur Laut. Selanjutnya Buddhisme tersebar di 13
negara bagian. Kemudian Hindu berada di negara-bagian Daleware dan Arizona.
Terakhir Baha’I yang berada di Negara-bagian Carolina Selatan. Demikianlah
laporan survey yang dibuat oleh Badan Sensus Agama Amerika Serikat pada tahun
2010.
Sumber
dari laporan Pew Research Center dari Amerika Serikat memastikan, populasi
Muslim Amerika dalam tiga decade mendatang bakal menjadi kelompok agama dengan
jumlah 46 juta orang.
Berikut
ini adalah uraian perkembangan Islam di beberapa kota dan negara bagian lainnya
di Amerika Serikat. 2
Penduduk Muslim terbesar di AS tinggal di
negara bagian Michigan, seperti di Detroit, Dearborn, dan Lansing. Sebagian
mereka mendirikan Islamic Center of East Lansing, salah satu masjid yang
tergabung dalam organisasi Islamic Society of Greater Lansing. Selain kegiatan
agama, masjid ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan olahraga.
April lalu, masjid ini menghadirkan mantan bintang bola basket NBA Mahmoud
Abdul-Rauf, yang dulunya bernama Chris Jackson. Abdul-Rauf mengajarkan anak-anak
muda bermain basket, sehingga anak-anak ini rajin datang ke masjid.
Beaverton, kota kecil di pinggiran Portland,
Oregon, dengan penduduk sekitar 90.000 jiwa. Walaupun relatif kecil, warga
Muslim di kota ini membentuk organisasi bernama Bilal Mosque Association dengan
masjid mereka dan fasilitas lainnya yang tengah dikembangkan. Sejumlah warga
Muslim Indonesia juga aktif di masjid ini, bersama-sama dengan berbagai imigran
Muslim lainnya dari Pakistan, Bangladesh, Somalia, dan negara-negara Arab.
Tidak kurang dari 12 masjid kini berdiri di kota Portland dan sekitarnya dengan
umat Islam berjumlah sekitar 20.000-an, yang datang ke Amerika sejak tahun
1970-an. Mereka juga membentuk organisasi bernama Islamic Society of Greater
Portland.
Hagerstown, kota kecil di negara bagian
Maryland dengan penduduk hanya sekitar 40.000. Namun, di kota yg agak terpencil
ini tinggal sekitar 210 keluarga Muslim yang membentuk Islamic Society of
Western Maryland. Organisasi Muslim ini tengah merenovasi sebuah masjid yang
cukup megah, lengkap dengan fasilitas kegiatan pendidikan, sosial dan olahraga.
Karena sedang direnovasi, shalat Jumat untuk sementara diadakan di Clarion
Hotel, tidak jauh dari masjid.
Pada waktu Islam masuk pertama kali ke kota Reno di Nevada, AS tahun 1980,
sejumlah kecil Muslim dari Bangladesh, Pakistan dan India belum memiliki
masjid. Namun mereka telah membentuk organisasi bernama Northern Nevada Muslim
Community. Untuk shalat Jumat mereka masih harus berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, dan akhirnya baru pada tahun 2000 mereka mampu membeli sebuah
restoran Cina yang kemudian disulap menjadi sebuah masjid di daerah Sparks. Dan
jumlah umat Islam di kota Reno dan sekitarnya kini mencapai lebih dari 2000
orang.
Masjid
Al Huda di Milwaukee, Wisconsin ini adalah salah satu dari sekitar 5 masjid yg
ada di kota metropolitan ini. Tidak kurang dari 10.000 umat Islam tinggal di wilayah
ini berasal dari sejumlah negara Arab, Pakistan, Albania, Turki, Sudan dan
Malaysia. Belakangan sejumlah pengungsi Muslim Burma mendapatkan suaka di
Milwaukee dan menjadi bagian dari jamaah masjid yang dibangun pada 2008 lalu.
Masjid
At-Taqwa di Atlantic City, New Jersey ini adalah salah satu dari 4 masjid yang
berdiri di kota yang lebih dikenal sebagai kota judi ini. Masjid lainnya adalah
Al-Hera, Al-Furqaan, dan Masjid Muhammad. Islam mulai masuk ke Atlantic City
sejak 1970-an dengan datangnya imigran dari Pakistan, India, Bangladesh, Timur
Tengah dan sebagian Afrika. Jumlah mereka kini mencapai lebih dari 3000 jamaah,
sejalan dengan semakin banyaknya masjid.
Masjid An-Noor atau Islamic Society of Salt
Lake City ini adalah masjid pertama di negara bagian Utah yg dibangun oleh
sejumlah kecil umat Islam di kota ini pada tahun 1980-an. Kini paling sedikit
ada 4 masjid di Salt Lake City dgn sekitar 6000 umat Islam di kota yang menjadi
basis kekuatan Gereja Mormon. Yang menarik Januari lalu Islamic Society of
Greater Salt Lake memberikan sumbangan bencana angin topan di Filipina sebesar
US$ 119.000 melalui LDS Humanitarian Services, lembaga bantuan kemanusiaan
Gereja Mormon. What a wonderful world!
Anggota Muslim Community Center dan Islamic
School di Louisville, Kentucky berjumlah tidak kurang dari 5000 umat Islam. Ini
menjadi bukti hasil survei Washington Post beberapa tahun 2010 lalu yang
menyebutkan Islam sebagai agama terbesar setelah Kristen di AS. Dan tidak
kurang dari 2100 masjid kini berdiri di AS.
Islamic Center of Northern Virginia di
Fairfax, Virginia ini bukan sembarang masjid. Selain kegiatan agama, masjid ini
juga memiliki kegiatan seperti leadership, politik, computer training (IT),
camping, pengobatan gratis, pramuka, sampai bagaimana mencegah kekerasan dgn
senjata (gun control). Tidak aneh, salah satu jamaahnya adalah polisi-sherrif
di Fairfax county.
Dixon,
Illinois, sebuah kota kecil dengan penduduk hanya 16.000. Kota masa kecil Presiden
Ronald Reagan ini mungkin tidak banyak dikenal. Namun tidak disangka, umat
Islam di daerah ini telah memiliki sebuah masjid bernama Sauk Valley Islamic
Center. Ketika mampir ke masjid ini untuk shalat Jumat, tidak kurang dari 200
jamaah hadir. Tampaknya Islam memang akan berkembang pesat di Barat seperti
diramalkan para cendekiawan. ©AFM
Mari
kita lihat tayangan video Obama tentang pernyataan bahwa ‘Islam is part of America’.Klik tanda hppsnya:
Mahkamah Agung Amerika Serikat menangkan perkara “bias” (sangkaan buruk, tidak adil) terhadap muslim. Klik tanda htppsnya:
Catatan Kaki:
Change of Heart: Anti Islam
protester observes prayer service
Para pengunjuk rasa Anti Islam,
berobah dari perasaan anti (yang sebelumnya dengan poster dan koas t-shirt
yang dipakai dengan kata-kata yang tidak senonoh) menjadi simpati setelah
melihat bagaimana cara melihat orang Islam shalat di masjid. Saat dimulai
shalat tertib, bershaff rapih. Gerakkan sholatnya kompak mengikuti imam.
Selesai dari shalat bersilaturahim dengan ceria, akrab dan rasa penuh persaudaraan. Melihat kesemuanya itu merasa
risih sendiri, dan sebenarnya tidak patut mereka lakukan seperti itu. Mereka telah sadar
sendiri. Wallahu ‘alam bish-shawab. Klik tanda http:
Catatan Kaki:
1THOMAS
JEFFERSON'S QUR'AN - Islam and the Founders, Denise A. Spellberg, Alfred
A. Knopf, Publisher, New York, 10/2013. ----- IN THIS ORIGINAL AND ILLUMINATING
book, Denise A. Spellberg reveals a little-known but crucial dimension of the
story of American religious freedom - a drama in which Islam played a
surprising role. In 1765, eleven years before composing the Declaration of
Independence, Thomas Jefferson bought a Qur’an. This marked only the beginning
of his lifelong interest in Islam, and he would go on to acquire numerous books
on Middle Eastern languages, history and travel, taking extensive notes on
Islam as it relates to English common law. Jefferson sought to understand Islam
notwithstanding his personal disdain for the faith, a sentiment prevalent among
his Protestant contemporaries in England and America. But unlike most of them,
by 1776 Jefferson could imagine Muslims as future citizens of his new country.
Note: About
the author, Denise A. Spellberg is an associate professor of history and Middle
Eastern studies at the University of Texas at Austin, where she teaches courses
on Islamic civilization and Islam in Europe and America.
2Sumber posting Facebook Irawan Nugroho dari kunjungan ke
beberapa kota negara-bagian di Amerika Serikat. Irawan Nugroho adalah eks
wartawan Jawa Post yang kini menetap di Amerika Serikat.□