GAMBARAN
MAKNA KHALIFAH
Oleh: A. Faisal Marzuki
anusia adalah sebagai species makhluk
unggulan dari Sang Pencipta Alam Raya di Raya - universe. Dimana manusia khalifah ini diserahi tugas untuk
mengelola kehidupan manusia dalam lingkungan alam sekitarnya. Untuk apa? Untuk
berperang sesamanya? Untuk saling membenci? Untuk saling menguasai? Tidak!
Kalau ya, namanya manusia hawa-nafsu. Bukan itu sifat manusia dalam fitrah yang
sebenarnya. Melainkan untuk selalu berusaha mendapati hidupnya aman, damai,
sejahtera dan harmonis serta lestari keadaannya di bumi selaku pemakmurnya. [1]
Kata Arab khalīfah sering diartikan
saja dalam bahasa Indonesia sebagaimana juga bunyinya dalam bahasa aslinya
yaitu khalifah. Maknanya kalau dibiarkan begitu saja kurang menggigit.
Sementara Abdullah Yusuf Ali mencoba untuk menukik agak dalam maknanya
sebagaimana yang diuraikan dalam bukunya “The Qur’an, Text, Translation and
commentary” menyebutkan khalifah dalam bahasa Inggris sebagai visegerent. Visegerent bentuk kata benda yang artinya adalah, a person appointed by another especially by
ruler. Yaitu orang yang mendapat tugas yang biasanya diberikan oleh seorang
penguasa (yang kekuasaannya lebih tinggi
daripada yang mendapat tugas). Untuk apa? Untuk to exercise the latter’s power and authority.
Demikianlah manusia khalifah diciptakan
dan diberi tugas untuk melaksanakan kekuasaan dan otoritas dari-Nya. Manusia
khalifah tersebut sebagai deputy
atau wakil-Nya selaku mandataris untuk mengelola kehidupan manusia di bumi. Latter bentuk kata sifat yang artinya it represent the original. [3]
Yaitu melakukannya sesuai dengan apa-apa yang di perintahkan-Nya.
Dari keterangan Ali tersebut, dapat
ditangkap artinya disini adalah kalaupun dia manusia berkuasa dan mempunyai
otoritas itu dalam melakukan tugasnya mesti dan sepantasnya sesuai dengan isi
perintah dan ketentuan-ketentuan dalam (cara) pelaksanaan dari pemberi
mandatnya. Sebagaimana seorang Jendral memerintah Prajuritnya. Yaitu ada disiplin
aturan yang mesti dipatuhinya. Begitu pula seorang menejer terhadap Boss-nya.
Jadi kalau pemegang amanah sewenang-wenang dalam menjalankan ‘power’ yang ada padanya itu tidak sesuai
dengan pemberi mandat. Maka dapat dibayangkan akibatnya adalah akan terjadi worst (malapetaka) dan chaos (kekacauan) bagi manusia itu
sendiri, karena akan mengacaukan keseimbangan terhadap ‘induk master plan’ yang
sudah ada, dimana khalifah menjalankan ‘sub master plan’ yang sudah dibuat oleh
atasan-Nya untuk dilaksanakan.
Ada amanah yaitu perintah sekaligus
diberi kuasa (power) dan melaksanakan
wewenangnya (authority), maka disitu
timbul tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kewajibannya. Jadi disini mesti
ada nilai moral-akhlak-integritas yang harus dimiliki khalifah dalam
melaksanakan tugas kewajibannya yang mau dipikulnya.
Kaitannya dengan bulan Ramadhan adalah,
‘tempat dan medan’ untuk men-tune up
kembali mesin ‘power & authority’
manusia agar ‘fit’ sebagai khalifah
dimuka bumi yang sesuai dengan perintah pemberi mandat yaitu, beriman dan
melakukan perbuatan baik (āmanū wa
‘amilush shōlihāti). [4] Lebih tegasnya selaku agen
pembangunan di bumi (agent of
development, amar ma’ruf). [5]
Serta selaku agen perubahan di bumi (agent
of change, nahi munkar) [6] Kalau keduanya tugas itu dapat
dilaksanakan dengan baik, maka sungguh Allah ‘azza wa jalla memberikan kehormatan
(honour) yaitu "sebagai ummat
yang terbaik untuk kepentingan (hidup) manusia." [7] Inilah
kemurahan dan kerahiman Allah kepada umat manusia agar mengerti akan adanya
bulan Ramadhan sebagai rangkaian schedule
maintenance program agar
‘mesin iman’ [8] dapat bekerja baik seperti dalam keadaan
baru kembali. □ AFM
Catatan kaki:
[1]
QS Hūd 11:61.
[2]
QS al-Baqarah 2:30.
[3]
Yusuf Ali, The Qur’an, Text, Translation and Comentary, Published by Tahrike
Tarsile Qur’an Inc. P.O. Box 1115 Corona-Elmhurst Station, Elmhurst, New York
11373-1115. hal. 24.
[4]
QS At-Tīn 95:6.
[5]
Ta’murūna bil ma’rūfi (menyuruh
berbuat yang makruf, agent of development).
[QS Āli ‘Imrān 3:110]
[6]
wa tanhawna ‘anil munkari (dan
mencegah dari berbuat yang mungkar, agent
of change). [QS Āli ‘Imrān 3:110]
[7]
Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnāsi
(Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena
kamu [5] dan [6]). [QS Āli ‘Imrān 3:110]
[8]Wa tu’ minūna bilLāhi
(serta BERIMAN kepada ALLAH). [QS Āli ‘Imrān 3:110] □□
|
Tujuan mewujudkan blog ini adalah untuk mengenal Islam lebih jauh lagi. Dinul Islam dihadirkan Allah Pencipta Alam Semesta untuk membimbing zaman. Gunanya agar manusia tetap damai, selamat, sejahtera di Dunia dan di Akhirat mendapatkan Surga Adnan. Ruang lingkup yang dikemukakan disini hanya tema-tema diseputar Ajaran Islam Dalam Tinjauan Keaqidahan, Kemanusiaan,dan Kemoderenan.