PERSIAPAN MENYAMBUT
RAMADHAN
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
atu Ramadhan berdasarkan penanggalan
Qomariyah (yang digunakan dalam menghitung penanggalan dinul-Islam) jatuh tanggal
18 Juni 2015 CE [1] saat waktu maghrib tiba. Oleh karena itu shalat taraweh
sudah mulai dilakukan setelah sholat wajib Isya selesai, pada tanggal 18 Juni.
Sedangkan untuk berpuasanya mulai sebelum adzan Subuh (imsak) yang sudah jatuh
tanggal 19 Juni, masih 1 Ramadhan. Kenapa demikian? Karena pergantian tanggal
berdasarkan penanggalan Qomariyah mulai maghrib. Sedangkan penanggalan Syamsiah
(dimana kita akrab dengannya) dimulai tengah malam yaitu jam 24:00 atau jam
00:00 pagi. Berpuasanya dimulai sebelum saat subuh datang (imsak yaitu waktu
tidak boleh lagi makan dan minum) masih 1 Ramadhan, tahun Syamsiahnya (yang
digunakan tahun Internasional atau Masehi) sudah tanggal 19. Dengan demikian
bulan Ramadhan tinggal 2 hari 8 jam 37 menit lagi.
ESENSI BULAN RAMADHAN
ulan Ramadhan dikenal dengan nama bulan
‘Ramadhan Mubarok’, artinya bulan
yang penuh barokah. Ramadhan yang penuh barokah ini ditandai dengan nama dari
sifatnya. Sifatnya itu adalah: (1) Bulan ampunan; (2) Bulan mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Mencipta segala yang ada; (3) Bulan diturunkannya Al-Qur’an; (4)
Bulan yang pada suatu hari turunnya ‘Lailatul
Qodar’ yang nilainya 1.000 bulan
atau 83,33 tahun Syamsiyah konversi kedalam tanggalan Hijriah (Qomariyah)
setara 85 tahun ‘kebaikan’.
Nama-nama lainnya: (a) Bulan pengabulan
do’a; (b) Bulan ibadah – ‘traning’ mental dan karakter; (c) Bulan yang
menjadikan manusia kembali kepada fitrah-nya laksana bayi yang baru dilahirkan.
Oleh karena itu muslimin yang mengerti
esensi keislaman seperti tersebut diatas merasa memerlukan sekali datangnya
bulan Ramadhan ini.
Agar khusyu’ dalam menjalani bulan
(puasa) Ramadhan sebulan penuh sebagai ‘long march-nya’ tentu perlu bekal dalam
persiapan menyambut bulan Ramadhan ini. Setidaknya ada tiga bekal yang perlu
diketahui yaitu, 1. Bekal Ilmu; 2. Perbanyak Taubat; 3. Perbanyak Mohon
Kemudahan dari Allah dengan penjelasannya sebagai berikut
1. Bekal Ilmu
Bekal ilmu ini amat utama bagi yang
melaksanakan puasa sebulan penuh. Dengan adanya ilmu maka cara pelaksanaan
puasanya sesuai seperti yang dituntunkan oleh ilmu tersebut. Dengan itu ibadah
puasa yang kita lakukan akan dapat menuai manfaat dan berfaedah.
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata yang
artinya:
“Barangsiapa yang beribadah kepada
Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan
kebaikan.” [2]
●Tidak tahu hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. ●Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak. ● Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. 2. Perbanyak Taubat Para ulama menganjurkan kita agar sebelum memasuki bulan Ramadhan, perbanyaklah taubat dan istighfar. Sehingga di bulan Ramadhan kita bisa menjadi lebih mantap dan lebih baik. Kejelekan hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadhan. Perlu dicatat bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah, ● “Menghindari dosa untuk saat ini. ● Menyesali dosa yang telah lalu dengan bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. ● Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya.” [3] Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan murni. Semoga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu barokah di bulan Ramadhan sehingga kita tidak terganjal dari dosa-dosa yang masih tersisa. Diharapkan dengan itu akan memudahkan melaksanakan kebaikan.
Tekad seperti yang disebutkan diatas
disertai pula hendaknya dengan berdo’a. Di antara do’a untuk meminta segala
ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
Allāhummaghfirlī khothīatī wa jahlī fi
wa isrōfī fi amrī wa mā anta a’lamu bihi minna Allāhummaghfirlī jidda wa hazlī
wa khotho-ī wa ‘amdī wa kullu dzalika ‘indī.
Artinya: Ya Allah, ampunilah
kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan
segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah,
ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bergurau dan
ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah
segala kesalahan yang kulakukan). [5]
3. Perbanyak Mohon Kemudahan Dari ALLAH. Mesti dipahami bahwa untuk mudah melakukan kebaikan di bulan Ramadhan, tidak cukup melakukan kepasrahan pada diri sendiri saja. Karena dengan cara seperti itu akan menjadi sulit tanpa menggantungkan diri kepada Allah Yang Mahapengasih-Mahapenyayang. Sebab semua kemudahan itu datang dari Allah ‘azza wa jalla. Diri kita ini sebenarnya begitu lemah (mudah tergoda lingkungan dan hawanafsu). Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan tawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan ini.
Untuk itu teruslah memohon do’a pada
Allah agar kita dimudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat
malam-taraweh, ibadah puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang
hafalan Qur’an dan kebaikan-kebaikan lainnya seperti mendengarkan tauziyah atau
ceramah ramadhan dan tadabbur Qur'an.
Adapun do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut. ● اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allāhumma lā sahla illā mā ja’altahu
sahlan wa Anta taj’alul hazna idzā syi’ta sahlan.
Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan
kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan),
jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. [5]
● اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
Allāhumma innā as-alaka fi’lal khoirāti
wa tarkal munkarāti
Artinya: Ya Allaah, aku memohon pada-Mu
agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. [6]
PENUTUP
udah-mudahan bermanfaat jualah
hendaknya uraian 'Persiapan Menyambut Ramadhan' bagi kita semua. Dan semoga
Allah menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya.
Dengan nilai-nilai Ramadhan yang kita
ketahui dan jalankan selama bulan Ramadhan ini sebagai bekal menghadapi 11
bulan kemuka. Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok ini dengan suka cita,
diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do’a kemudahan. WalLāhu A’lam bish-Showwab. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] CE, Common Era. The Common Era, also known as the
Christian Era, is the name of
the stretch of time from somewhere around the alleged birth of Jesus Christ
until now, and is used in writing dates by designating the year "CE"
("of the Common Era")
or "BCE" ("'Before the Common
Era"). Indonesia menyebutnya M, tahun Masehi.
Kehati-hatian mengumumkan bila 1
Ramadhan bagi negara-negara yang familiar dengan perhitungan tahun Syamsiah
(Gregorian, yang umumnya kita kenal) bisa-bisa menimbulkan keraguan kalau
dikonversi ketahun Hijriyah (Qomariah, Lunar), dimana cara menghitung
pergantian tanggal atau harinya beda. Kalau Gregorian mulai penggantian
tanggalnya jam 24.00 atau 00.00 pagi. Kalau Hijriah mulai saat waktu maghrib
tiba. Setelah penulis selidiki dibeberapa tempat penulis dapat penjelasan bahwa
tanggalan Gregorian 1 Ramadhan disana adalah waktu puasa dimulai, sedang
tarawehnya tanggal sebelumnya. Semestinya tambahan penjelasan seperti itu
sebaiknya disertai dalam pemberitahuan melalui pengumuman tertulis kepada
khalayaknya jamaahnya. Jadi mohon dibaca yang tertulis diatas itu seperti
tetulis dalam catatan kaki ini yang benar.
[2] Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15
[3] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:61
[4] HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no.
2719.
[5] Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu
Hibban dalam Shahihnya 3:255.
[6] HR. Tirmidzi no. 3233, shahih
menurut Syaikh Al Albani. □□
Sumber:
Tiga Bekal Menyambut Ramadhan, Abu
Rafif Syarif, Mencari Ridha Allah 06/14/2015. □□□
|
Tujuan mewujudkan blog ini adalah untuk mengenal Islam lebih jauh lagi. Dinul Islam dihadirkan Allah Pencipta Alam Semesta untuk membimbing zaman. Gunanya agar manusia tetap damai, selamat, sejahtera di Dunia dan di Akhirat mendapatkan Surga Adnan. Ruang lingkup yang dikemukakan disini hanya tema-tema diseputar Ajaran Islam Dalam Tinjauan Keaqidahan, Kemanusiaan,dan Kemoderenan.