Monday, June 15, 2015

Persiapan Menyambut Ramadhan






PERSIAPAN MENYAMBUT
RAMADHAN
Oleh: A. Faisal Marzuki


PENDAHULUAN

S
atu Ramadhan berdasarkan penanggalan Qomariyah (yang digunakan dalam menghitung penanggalan dinul-Islam) jatuh tanggal 18 Juni 2015 CE [1] saat waktu maghrib tiba. Oleh karena itu shalat taraweh sudah mulai dilakukan setelah sholat wajib Isya selesai, pada tanggal 18 Juni. Sedangkan untuk berpuasanya mulai sebelum adzan Subuh (imsak) yang sudah jatuh tanggal 19 Juni, masih 1 Ramadhan. Kenapa demikian? Karena pergantian tanggal berdasarkan penanggalan Qomariyah mulai maghrib. Sedangkan penanggalan Syamsiah (dimana kita akrab dengannya) dimulai tengah malam yaitu jam 24:00 atau jam 00:00 pagi. Berpuasanya dimulai sebelum saat subuh datang (imsak yaitu waktu tidak boleh lagi makan dan minum) masih 1 Ramadhan, tahun Syamsiahnya (yang digunakan tahun Internasional atau Masehi) sudah tanggal 19. Dengan demikian bulan Ramadhan tinggal 2 hari 8 jam 37 menit lagi.


ESENSI BULAN RAMADHAN

B
ulan Ramadhan dikenal dengan nama bulan ‘Ramadhan Mubarok’, artinya bulan yang penuh barokah. Ramadhan yang penuh barokah ini ditandai dengan nama dari sifatnya. Sifatnya itu adalah: (1) Bulan ampunan; (2) Bulan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Mencipta segala yang ada; (3) Bulan diturunkannya Al-Qur’an; (4) Bulan yang pada suatu hari turunnya ‘Lailatul Qodar  yang nilainya 1.000 bulan atau 83,33 tahun Syamsiyah konversi kedalam tanggalan Hijriah (Qomariyah) setara 85 tahun ‘kebaikan’.

Nama-nama lainnya: (a) Bulan pengabulan do’a; (b) Bulan ibadah – ‘traning’ mental dan karakter; (c) Bulan yang menjadikan manusia kembali kepada fitrah-nya laksana bayi yang baru dilahirkan.

Oleh karena itu muslimin yang mengerti esensi keislaman seperti tersebut diatas merasa memerlukan sekali datangnya bulan Ramadhan ini.

Agar khusyu’ dalam menjalani bulan (puasa) Ramadhan sebulan penuh sebagai ‘long march-nya’ tentu perlu bekal dalam persiapan menyambut bulan Ramadhan ini. Setidaknya ada tiga bekal yang perlu diketahui yaitu, 1. Bekal Ilmu; 2. Perbanyak Taubat; 3. Perbanyak Mohon Kemudahan dari Allah dengan penjelasannya sebagai berikut


1. Bekal Ilmu

Bekal ilmu ini amat utama bagi yang melaksanakan puasa sebulan penuh. Dengan adanya ilmu maka cara pelaksanaan puasanya sesuai seperti yang dituntunkan oleh ilmu tersebut. Dengan itu ibadah puasa yang kita lakukan akan dapat menuai manfaat dan berfaedah.

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata yang artinya:

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”  [2]

●Tidak tahu hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. ●Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak. ● Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa.


2. Perbanyak Taubat

Para ulama menganjurkan kita agar sebelum memasuki bulan Ramadhan, perbanyaklah taubat dan istighfar. Sehingga di bulan Ramadhan kita bisa menjadi lebih mantap dan lebih baik. Kejelekan hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadhan.

Perlu dicatat bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah, ● “Menghindari dosa untuk saat ini. ● Menyesali dosa yang telah lalu dengan bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. ● Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya.” [3]

Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan murni. Semoga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu barokah di bulan Ramadhan sehingga kita tidak terganjal dari dosa-dosa yang masih tersisa. Diharapkan dengan itu akan memudahkan melaksanakan kebaikan.

Tekad seperti yang disebutkan diatas disertai pula hendaknya dengan berdo’a. Di antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى

Allāhummaghfirlī khothīatī wa jahlī fi wa isrōfī fi amrī wa mā anta a’lamu bihi minna Allāhummaghfirlī jidda wa hazlī wa khotho-ī wa ‘amdī wa kullu dzalika ‘indī.

Artinya: Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bergurau dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan).  [5]


3. Perbanyak Mohon Kemudahan Dari ALLAH.

Mesti dipahami bahwa untuk mudah melakukan kebaikan di bulan Ramadhan, tidak cukup melakukan kepasrahan pada diri sendiri saja. Karena dengan cara seperti itu akan menjadi sulit tanpa menggantungkan diri kepada Allah Yang Mahapengasih-Mahapenyayang. Sebab semua kemudahan itu datang dari Allah ‘azza wa jalla.

Diri kita ini sebenarnya begitu lemah (mudah tergoda lingkungan dan hawanafsu). Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan tawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan ini.

Untuk itu teruslah memohon do’a pada Allah agar kita dimudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat malam-taraweh, ibadah puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang hafalan Qur’an dan kebaikan-kebaikan lainnya seperti mendengarkan tauziyah atau ceramah ramadhan dan tadabbur Qur'an.

Adapun do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut.

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Allāhumma lā sahla illā mā ja’altahu sahlan wa Anta taj’alul hazna idzā syi’ta sahlan.

Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. [5] 

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ

Allāhumma innā as-alaka fi’lal khoirāti wa tarkal munkarāti

Artinya: Ya Allaah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. [6]  


PENUTUP

M
udah-mudahan bermanfaat jualah hendaknya uraian 'Persiapan Menyambut Ramadhan' bagi kita semua. Dan semoga Allah menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya.

Dengan nilai-nilai Ramadhan yang kita ketahui dan jalankan selama bulan Ramadhan ini sebagai bekal menghadapi 11 bulan kemuka. Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok ini dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do’a kemudahan. WalLāhu A’lam bish-Showwab. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM



Catatan Kaki:
[1] CE, Common Era. The Common Era, also known as the Christian Era, is the name of the stretch of time from somewhere around the alleged birth of Jesus Christ until now, and is used in writing dates by designating the year "CE" ("of the Common Era") or "BCE" ("'Before the Common Era"). Indonesia menyebutnya M, tahun Masehi.
Kehati-hatian mengumumkan bila 1 Ramadhan bagi negara-negara yang familiar dengan perhitungan tahun Syamsiah (Gregorian, yang umumnya kita kenal) bisa-bisa menimbulkan keraguan kalau dikonversi ketahun Hijriyah (Qomariah, Lunar), dimana cara menghitung pergantian tanggal atau harinya beda. Kalau Gregorian mulai penggantian tanggalnya jam 24.00 atau 00.00 pagi. Kalau Hijriah mulai saat waktu maghrib tiba. Setelah penulis selidiki dibeberapa tempat penulis dapat penjelasan bahwa tanggalan Gregorian 1 Ramadhan disana adalah waktu puasa dimulai, sedang tarawehnya tanggal sebelumnya. Semestinya tambahan penjelasan seperti itu sebaiknya disertai dalam pemberitahuan melalui pengumuman tertulis kepada khalayaknya jamaahnya. Jadi mohon dibaca yang tertulis diatas itu seperti tetulis dalam catatan kaki ini yang benar.
[2] Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15
[3] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:61
[4] HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719.
[5] Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255.
[6] HR. Tirmidzi no. 3233, shahih menurut Syaikh Al Albani. □□


Sumber:
Tiga Bekal Menyambut Ramadhan, Abu Rafif Syarif, Mencari Ridha Allah 06/14/2015. □□□

Blog Archive