Oleh: A. Faisal
Marzuki
Pintunya
itulah Al-Qur’an,
Jendelanya
Al-Hadits,
‘Blue Print’-Nya
dapat terbaca oleh para Ulil Albab.
PERLU DAN MANFAATNYA MELAKUKAN TADDABBURAN
OLEH ULUL ALBAB
Maka tidakkah mereka mentaddabburi (memperhatikan menghayati)
al-Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci? [QS Muhammad 47:24]
M
|
entaddabburi berarti memikirkan dan merenungkan
lalu menghayati. Karena sudah memahaminya, maka diamalkan. Ulul Albab senantiasa
mengambil pelajaran dari setiap peristiwa misalnya kisah Nabi Ayyub as sebagai
firman-Nya menyebutkan yang artinya:
Dan Kami anugerahi dia (Nabi Ayyub, dengan mengumpulkan kembali)
keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan
pelajaran bagi Ulul Albab (orang-orang yang berfikiran sehat), QS
Shad 38:43. [1]
Ulul Albab senantiasa dapat menerima pelajaran
yaitu terbuka untuk mempelajari hal-hal yang baru sebagaimana firman-Nya
menyebutkan yang artinya:
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadah pada waktu malam dengan bersujud dan berdiri, karena takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sebenarnya hanyalah Ulul Albab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima
pelajaran. [QS Az-Zumar 39:9]
Ulul Albab senantiasa menyaring informasi yang
didengarnya yaitu dengan cara mendengarkan perkataan lalu mengambil apa yang
terbaik dari perkataan itu. Jadi Ulul Albab itu adalah Kelompok Pendengar Yang
Paling Baik diantara manusia sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:
(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa
yang paling baik diantaranya. [2] Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah dan mereka itulah Ulul Albab (orang-orang yang mempunyai
akal sehat). [QS Az-Zumar 39:18]
Ulul Albab senantiasa mempelajari lingkungan Alam
Sekitar-nya sebagaimana halnya ilmu yang didapati dikalangan cendekiawan atau
intelektual dari berbagai disiplin ilmu: biologi, kimia, fisika, matematika,
geologi, geografi, astronomi, dan sebagainya sebagaimana firman-Nya menyebutkan
yang artinya:
Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air
dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan
air itu ditumbuhkan-Nya tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian
menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh pada yang demikian itu terdapat
pelajaran bagi Ulul Albab (orang-orang yang mempunyai akal sehat). [QS
Az-Zumar 39:21]
Ulul Albab juga mempelajari petunjuk yang benar
yang disampaikan Allah kepada Musa dan Kitab yang Hak yang diwariskan kepada
Bani Israil sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya yang artinya:
Dan sungguh Kami telah memberikan petunjuk kepada Musa; dan
mewariskan Kitab kepada Bani Israel, ● untuk menjadi petunjuk dan peringatan
bagi Ulil Albab (orang-orang yang berfikiran sehat). [QS
Al-Mu’min 40:53-54]
Kitab yang dimaksud tidak berarti harus Taurat,
sebab disini tidak disebutkan Taurat melainkan Kitab secara umum, dimana
sebutan Kitab biasa disebutkan dalam kata lain yaitu Kataba atau ketetapan.
Maka boleh jadi bermakna kebaikan sistim darah keturunan Yahudi yang kompak
dalam organisasi sosial kemasyarakatan dunia yang dimiliki oleh Israel saat
ini.
Boleh jadi pula karena ditempa oleh pengalaman diasporanya
sejak dari zaman Fir’aun yang bangsanya telah tertindas. Kemudian pada zaman
kekaisaran Romawi Byzantium mengalami nasib yang sama. Serta tertindas pula di
benua Eropa ketika zaman Hitler berkuasa. Semangat sistim sosial kemasyarakatan
darah Yahudi sedunia yang kompak ini harus dapat menjadi contoh.
Disamping itu mereka menguasai sistim ekonomi:
perbankan, pasar modal, perfileman, media masa dunia dan lobby politik dunia
serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan sistim pertahanan militernya
yang handal.
Perhatikanlah bahwa selagi umat Islam belum
berhasil mengambil dan menggunakan pelajaran kelebihan yang ada pada mereka,
maka umat Islam tidak akan dapat kompetitif terhadap mereka. Sebab Allah
berkehendak mewariskan petunjuk Musa dan warisan kitab kepada Umat yang mesti
menyadari keharusannya untuk bersatu-teguh sekarang ini.
Ulul Albab yang bertakwa akan mendapatan
keberuntungan sebagaimana firman-Nya menyetakan sebagai berikut yang artinya:
Katakanlah, tidaklah sama (sistim) yang buruk dengan (sistim)
yang baik, meskipun banyaknya keburukan (seperti nafsi-nafsi nasionalisma,
tidak berpendirian teguh-kompak dalam konsep satu-umat-sedunia) itu menarik
hatimu, maka bertakwalah (dalam satu-umat-sedunia) kepada Allah wahai Ulul
Albab (orang-orang yang berakal sehat) agar kamu beruntung. [QS
Al-Maidah 5:100]
Tidak ada yang akan mampu mendapatkan pelajaran
hikmah kecuali Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam friman-Nya yang artinya:
Dia memberi hikmah [3] kepada siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak.
Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul Albab (Orang-orang
yang mempunyai akal sehat). [QS Al Baqarah 2: 269]
PENUTUP
Demikianlah untuk melihat ‘Dunia’, kemudian mau
meluruskannya, diperlukan Al-Qur’an (sebagai pintunya) dan al-Hadits (sebagai
jendelanya) serta gambar ‘blue print’-Nya yang dapat terbaca oleh Ulul Albab,
karena Kedudukan Ulul Albab - selaku ‘think tank’ umat ini mempunyai kemampuan
dan ciri-cirinya yang telah digambarkan seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat
Al-Qur’an seperti tersebut diatas.
Begitulah semestinya. Allah tidak merubah nasib
suatu bangsa (umat), kalau bangsa (umat) itu sendiri bersama-sama mau dan mempunyai
tekad dalam melakukannya sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:
…”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,
sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.”…[QS Ar-Ra’d 13:11]
Melihat uraiannya yang sedemikian rupa kedudukan
Ulul Albab itu lebih dari hanya sekedar diterjemahkan sebagai orang-orang yang
mempunyai akal sehat, melaikan 'think tank' yang dapat dihandalkan oleh umat
sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Qur'an itu sendiri. Wallahu a’lam bish shawab, billahit
Taufiq wal-Hidayah. [Bersambung ke-3 Ulil Albab Intelektual Muslim] □ AFM
CATATAN KAKI:
[1] Nabi Ayyub as menderita penyakit kulit
beberapa waktu lamanya, dan memohon pertolongan kepada Allah swt yang kemudian memperkenankan do’anya
dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub as menaati
perintah itu, maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub
pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah ia dari penyakitnya dan
dia dapat berkumpul kembali bersama keluarganya.
Maka mereka kemudian berkembang biak sampai
sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. Pada suatu ketika
Nabi Ayyub as teringat akan
sumpahnya, bahwa dia akan memukul istrinya apabila sakitnya sembuh disebabkan
istrinya pernah lalai mengurusnya sewaktu dia masih sakit. Tetapi timbul dalam
hatinya rasa iba dan sayang kepada istrinya. Maka turunlah petunjuk dari Allah
seperti yang tercantum pada ayat 44 surah ini, agar dia dapat melaksanakan
sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu memukul dengan seikat rumput.
[2] Mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran
Al-Qur’an dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah
ajaran-ajaran Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sumber asli yang paling baik.
[3] Hikmah adalah kemampuan untuk memahami
rahasia-rahasia syariat agama (ajaran
Islam) yang dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa sosial kemasyarakatan yang
terjadi. □□
BAHAN BACAAN:
Prof. Dr. HAMKA, Tafsir Al-Azhar juz iv,
Penerbit PT Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 2,
Gema Insani, Jakarta 2001.
ALFATIH, Al-Qur'an Tafsir Perkata Di Sarikan
Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka ALFATIH.
Ulul Albab, Ciri-ciri dan Keutamaannya sebagai
Hamba Allah, Peradaban Langit. Wordpress.com. □□□