Oleh:
A. Faisal Marzuki
Perbuatan dan Tanggung Jawab
Kemudian surat An-Nahl ujung ayat 93 itu dilanjutkan: wa latus-alunna ‘ammā kuntum ta’malūna. Terjemahannya yang penulis ambil dari
Buya Hamka“Dan sesungguhnya kamu (Wahai manusia! Wahai kaum beriman!) akan ditanya
atas barang sesuatu yang kamu telah kerjakan.”
K
|
amu, Wahai Manusia! Wahai kaum beriman!
Apakah engkau laksanakan petunjuk seperti yang Aku berikan pada penggal ayat
sebelumnya yaitu barangsiapa yang menuruti petunjuk-Ku berbahagialah engkau,
wahai manusia! Jika engkau ingkar dari petunjuk-Ku, sesatlah engkau, wahai
manusia! Terserah pilihanmu sendiri. Namun yang jelas setiap apa saja yang kamu
lakukan itu akan ditanya-Nya. Satupun tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya.
Ingatlah! Allah ‘Azza wa Jalla telah
memberikan nikmat-nikmatnya bagi manusia agar dipergunakan dengan
sebaik-baiknya sebagai alat untuk memudahkan mencapai tujuan yang dimaksud
sebagai berikut:
●
Allah beri hati, mata dan telinga bagi manusia.
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan
manusia. Mereka memiliki “hati” tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki “mata”
tetapi tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai “telinga” tetapi
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” [QS
Al-A’rāf 7:179]
●
Hati dipergunakan untuk memahami; Mata dipergunakan untu melihat; Telinga dipergunakan untuk mendengar.
“Dia yang mengadakan pendengaran, penglihatan dan hati untuk kamu (agar
dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya)”. [QS Al-Mu’minun 23:78]
●
Dengan bekal tersebut diatas, manusia akan mampu menangani apa yang menjadi
keperluan hidupnya di dunia dengan baik. Karena Allah telah menyediakan alam
bagi keberlangsungan hidup manusia.
“Kami lebihkan mereka (manusia) dari kebanyakan makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” [QS AL-Isrā’ 17:70]
●
Allah berikan akal bagi manusia.
“Allah menganugrahkan al-hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al-Qur’an
dan As-Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang
dianugerahi al-hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang “berakal”-lah yang dapat mengambil pelajaran.”
[QS Al-Baqarah 2:269]
●
Allah telah angkat manusia sebagai khalifah-khalifah (mandataris-mandaris)-Nya.
“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi”
[QS Al-An’am 6:165]
Khalifah-khalifah bermakna: Para
Mandataris yang diserahi tugas oleh Tuhan Sekalian Alam dalam mengelola
kehidupan di bumi bersama manusia-manusia lainnya agar manusia dan alam lestari
dan sejahtera (Khalifah sebagai pemakmur bumi). Tentunya para Mandataris ini
selaku ‘mandatory” wajib melaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Pemberi
Mandat (yakni Allah swt)
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir tidak melaksanakan (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia.”
[QS Al-Ahzāb 33:72]
●
Allah turunkan Al-Kitab sebagai “buku pintar manusia”.
“Kami
turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk ● menjelaskan segala sesuatu ● dan petunjuk
● serta rahmat ● dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [QS
An-Nahl 16:89]
“Inilah
(Al-Qur’an) suatu ● keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi
● petunjuk serta ● pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa
[QS Āli ‘Imrān 3:138]
●
Allah utus Muhammad saw sebagai Rasul yang menjadi pembimbing dan suri tauladan
bagi manusia.
“Sungguh, telah ada pada (diri) RasululLah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” [QS Al-Ahzāb 33:21]
● Allah serahkan langit dan bumi ini
untuk manusia manfaatkan
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk
kamu (olah, gunakan, manfaatkan) [QS Al-Baqarah 2:29]
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) mu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi” . [QS
Luqmān 31:20]
Manusia dapat mempelajari tabiat alam yang selalu tepat dan konstan berulang. Seperti matahari yang selalu terbit dan terbenam pada waktunya. Demikian pula Bumi berputar pada sumbunya. Dengan tabiat alam seperti itu manusia dapat mempelajarinya, mengukurnya dan merumuskannya. Sebagai salah satu contoh manfaat alam bagi manusia yaitu hubungan interaksi matahari dan bumi dan pengaruhnya bagi manusia, yaitu menghasilkan waktu terang (siang, untuk 'bekerja'), waktu gelap (malam, untuk 'istirahat'). Dengan itu bilangan waktu 24 jam sehari dapat dirumuskan. Peredaran bumi (dari titik awal ke titiknya kembalinya) dalam mengelilingi matahari dapat dihitung. Satu edaran lamanya 1 tahun. Jumlah hari dalam setahun sama yaitu 365 (+1/4) hari. Pada negeri-negeri yang terletak di dan dekat garis katulistiwa ada 2 musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Pada negeri-negeri yang terletak di sub tropic ada 4 musim, yaitu musim panas (summer), musim rontok (fall, autum), musim dingin (winter, snow, salju), dan musim bunga (spring). Peristiwa 'alam musim' itu selalu berurutan dan selalu berulang kembali dengan 'pasti'. Demikianlah kekuasaan Allah mempergilirkannya. Dan dengan kebiasaan alam seperti itu maka dapat pula manusia menghitung-tentukan bila mulai bercocok tanam, bila memetik (mengetam) buah (hasilnya). Dengan itu engkau dapat merasakan adanya manfaat dari alam yang sangat banyak untuk kepentinganmu sendiri, wahai manusia!
Penutup
Demikianlah pemaparan tajuk "Mengatasi Kemelut Dunia". Semoga bermanfaat jualah bagi kepentingan kita bersama dalam mengelola
kebersamaan manusia dalam suatu masyarakat dalam berbangsa dan berantar bangsa. Semuanya
itu berkat anugrah dan rahmat yang datang dari Master of Mind dari Alam Semesta. Bagaimana indah
dan jitunya firman-firman Allah itu bagi kemanfaatan hidup ummat manusia di
abad di mellinnium ke-3 ini yang serba kompleks.
Petunjuk Al-Qur’an ini membuat hidup
serasa mudah, senyaman dalam kasih sayang-Nya, sesedap menghirup udara pagi
yang segar, dan segairah-gairah semangat dalam memperjuangkannya, karena disitu
ada kepastian bersama-Nya untuk mencapai tujuan hidup aman, damai, selamat dan sejahtera
bagi seluruh manusia. Lahir (material) dan Batin (spiritual). Dalam alam hidup di
Dunia, maupun kelak dalam alam hidup di Akhirat - bagi yang mempercayainya. Insya Allah. Amīn, Ya Rabbil
‘Ālamīn! □ AFM
Kembali
ke: Mengatasi
Kemelut Dunia 1
Baca juga: Masa Depan Hidup Manusia
□□□