Oleh: A. Faisal Marzuki
- Humanity lives today in a “global village” where no people or nation can live in isolation from and indifference to what goes on elsewhere.
- [Manusia saat ini berada di "kampung global" di mana tidak ada orang atau bangsa dapat hidup tersekat dari dan ketidak pedulian terhadap apa yang terjadi di tempat lain.]
M
|
anusia
dalam menginjak permulaan millennium ke-3 ini berada dalam suatu “kampung dunia” yang pada hakekatnya tidak dapat di
sekat-sekat lagi. Apa yang terjadi di tempat lain “in time” dapat diketahui laksana
dalam sekejab mata (just in one blink of eyes). Demikianlah
teknologi telah berperan dalam memfasilitasi kemungkinkan manusia berbuat banyak lagi positif. Yang dulunya
tidak mungkin, kini menjadi mungkin. Yang dulu ‘ghaib’ kini terkuak lebar-lebar
dan senyata-nyatanya. Contohnya, ilmu pengetahuan alam raya di raya. 1 Begitu
pula alam di dalam tubuh manusia yaitu dunia biologi. 2 Kendati pun begitu ada pula ‘alam ghaib
mutlak’ yang tidak mampu manusia menduga pasti. Misalkan saja tentang kematian,
jodoh, pangkat, rezeki. Dalam hal ini sebagai contohnya soal jodoh. Telah kenal dan
akrab dengan seseorang yang mau dijadikan istri atau suami, suatu waktu diterimalah
undangan, kemudian menghadirinya. Tau-tau lain yang di kenal sebelumnya, lain
pula yang disandingnya. Teman satu sekolah di SMP pemain basket ball, tubuhnya
kurus dan pendek, begitu suatu waktu bertemu badannya kekar bahkan lebih
tinggi. Dulu ketika itu hidup ekonominya pas-pasan saja. Boleh juga disebut
hampir-hampir miskin, suatu waktu bertemu telah mempunyai perusahaan yang cukup
besar. Lain lagi yang ini, istrinya penyakitan. Penyakit apa saja
yang berbahaya ada padanya, tau-taunya suami yang hampir selalu sehat, kena
pengakit kangker kemudian meninggal. Ada kecelakaan pesawat terbang mati
semuanya, kecuali seorang bayi masih hidup. Apalagi tentang dzat Tuhan Yang
Maha Kuasa. 3
Teknologi kini telah begitu jauh
perkembangannya. Jarak dunia dulu (serasa) jauh. Tapi kini setengah lingkaran
bumi itu jarak yang terjauh dengan pesawat jet komersial dapat ditempuh dalam
24 jam terbang, yang dulunya berbulan-bulan.
Kini
suatu tempat yang terpencil sekali pun, dibelahan dunia manu pun dapat dicapai
manusia. Bahkan dengan telah adanya teknologi computer dan setelit GPS, tidak
ada tempat yang tersembunyi lagi. Sungguh terlihat daerah-daerah di dunia ini tidak ada pembatasnya, kecuali manusia yang membuat sekat-sekat dalam bentuk negara-negara yang
bergabung dalam bentuk pakta ekonomi; pakta pertahanan-militer; serta
blok-blok dunia; dan bentuk-bentuk persekutuan lainnya.
●●●
Yang menjadi pertanyaan yang mendasar,
penting, dan mendesak dalam millennium ke-3 ini adalah untuk apa sebenarnya
manusia ini hidup kalau di sana-sini masih terjadi perang.
Mengatasi persoalan bukan dengan cara-cara damai seperti
komunikasi atau dialog, melainkan melalui teror dan perang. Masih
adanya rasa permusuhan dan dendam lama dari negara yang terjajah? Masih adanya
rasa supremasi dari negara maju dalam artian pelecehan melalui 'joke' di media tv dan kartun atas nama "kebebasan". Dan tidak adanya keseriusan
membantunya terutama yang dianggap tidak sejalan dengan ideology serta way of
life-nya?
Sementara
itu juga masih adanya di sana-sini manusia yang kelaparan dan miskin; Tidak
punya pekerjaan, kalau pun ada tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya; Tidak
ada tempat berteduh yang layak; Tidak adanya pelayanan kesehatan yang memadai; Tidak
semua mendapat pendidikan dasar, kalau pun ada kualitasnya tidak memadai;
Sebahagian besar hidupnya tidak ada masa depan yang aman, damai dan sejahtera?
Yang kuat memangsa yang lemah? Yang miskin
tambah miskin. Yang lemah tambah lemah. Yang kaya tambah kaya. Yang kuat tambah
kuat. Negara maju menjadi maju karena di dukung oleh kekuatan ekonomi,
teknologi dan persenjataan yang canggih baik dari tinjauan daya jangkau dan
daya rusaknya; Menguasai media informasi dunia dan mengontrol isi informasi
yang mengamankan dan menguntungkan kepentingannya; Sistim keuangan yang handal
dan cukup untuk membiaya jalannya produksi, ekonomi dan jalannya pemerintahan
serta mengontrol ekonomi dunia; Sistim pasar yang memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan eksport serta mengontrol dan menguntungkan kepentingannya.
Adanya negara kuat dimungkinkan karena bernegaranya mapan seperti penegakan hukum
yang berjalan baik, tersedia lapangan pekerjaan, besar pendapatan layak untuk hidup, sekolahnya gratis, perguruan tingginya handal serta Research
dan Development ada, adanya jaminan hari tua bagi setiap warga, hidup dibawah kelayakan dibantu. Pemerintahan yang adil dan beradab dst, dst.
Sebaliknya
pemerintah di dunia ke-3 masih belum menjalani fungsi bernegara yang sesungguh
dan seharusnya yaitu belum melayani warga negaranya dalam trek yang benar-benar
mencapai kesejahteraan hidup yang baik. Kalaupun ada masih dalam bentuk orasi
dan janji, tapi belum efektif dalam prakteknya. Dalam menjalankan pemerintahan belum
begitu efisien, karena sinseritas dalam menjalankan adminitrasi negara dalam
berpemerintahan masih diragukan, sementara rakyat hidupnya masih megap-megap. Bisa bertahan karena mereka hidup di alam yang tidak ‘seganas’
empat musim.
Begitu
pula dunia ke-3 yang masih trauma sejarah masa lalunya di jajah. Menguras
sumber daya alam daerah yang didudukinya. Sistim pemerintahan penjajahan
yang menindas mentalitas dan karakter penduduk asli dengan teror
psikologis, pemecah belahan kesatuan bangsanya. Dalam pendidikan bukan
menjadikan manusia yang inteligen dan berkarakter nasional yang membangun,
melainkan kalau ada pendidikan sekolah hanya untuk menjadi kerani (juru tulis)
dan tukang bagi kepentingan usaha ekonomi dan pemerintahan penjajah.
Disamping itu adanya aksi teror pisik dari yang mengaku Islam. Sebenarnya perbuatan ini tidak dibenarkan sama sekali dalam (ajaran) Islam. Kemudian pemecahannya
masalahnya diatasi oleh yang merasa dirugikan dengan cara ‘teror’ media dan kekuatan
militer yang canggih. Selanjutnya tahanan perang diperlakukan tidak senonoh
dan tidak manusia dari yang menyatakan dirinya telah beradab tinggi. Sementara
dalam perang itu warga sipil seperti orang tua, perempuan dan anak-anak yang
tidak berdosa menjadi korban yang sia-sia. Bahkan dalam perangnya menghadapi
para teroris tidak jarang tujuan menghalalkan segala cara yang tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan. Padahal hukum internasional tentang tahanan perang telah
diatur. Dan lagi perang bukan antar negara melainkan kelompak dari rakyat yang
hidup di suatu negara, tapi wilayah negara
itu menjadi rusak seperti gedung-gedung dan infrastruktur lainnya dan terbunuhnya
rakyat sipil yang tidak tahu apa-apa.
Pengungkapan seperti tersebut di atas adalah untuk mengingatkan bahwa cara-cara seperti tersebut diatas mestinya dapat dihindari. Selain dari itu, hidup tidak saling percaya
mempercayai, saling curiga-mencurigai dan musuh-memusuhi itu tidak layak dilakukan
lagi. Kisah Perang Dunia (?) pertama dan kedua yang telah menelan jiwa sampai seratus juta
itu sudah cukup menjadi pelajaran masyarakat dunia, dan cara ini mestinya jangan terulang kembali. Garis merah semua peristiwa itu adalah atas nama ego-ego
supremasi bangsa atau supremasi ras, supremasi nasionalisme, paham ideology sempit
dan isme-isme yang sempit lainnya serta yang mengatas namakan agama. Sekat-sekat
macam apapun (yang telah terjadi) bukanlah jalan yang terbaik sebagaimana sejarah telah membuktikan. Sebagaimana
layaknya manusia yang benar-benar manusiawi yang berfitrah suci dan luhur tentunya harus keluar dari kubangan fikiran dan perbuatan naif seperti itu. Hidup
nafsi-nafsi bangsa atas nama nasionalisme bangsa, pakta pertahan dalam bersekutu, dan
kehandalan kekuatan militer dan ekonomi keuangan jelas tidak memecahkan masalah
kemanusiaan. Manusia siapa pun dalam bernegara dan berantar-negara tidak akan
nyaman kalau duduk di atas 'bayonet' (pisau di ujung senjata api laras panjang). Sementara negara yang merasa kuat menggunakan 'bayonet'. Di sini terjadi “double
standard”, antagonisme pemikiran manusia yang tidak 'sinser' ini seperti "tiba diorang lain dibesar-besarkan, tiba didiri sendiri dikempiskan". Sikap perasaan dan pemikiran seperti itu 'zalim' namanya. 4. Sementara itu yang untung adalah para investor dan bankir dalam usaha industri peralatan perang. Hal semacam itu tidak layak lagi di mellinnium ke-3 ini. Mari kuatkan barisan untuk membangun kepercayaan
kepada visi yang menuju perdamain dunia yang sebenarnya.
●●●
Tinjauan hidup manusia dalam kemanusiaan
yang adil dan beradab dalam ajaran Islam (yang datang dari Tuhan Pencipta Alam Semesta
dan Alam Manusia) adalah bagaimana manusia yang terdiri dari berbagai macam warna
kulit, bahasa, suku bangsa, laki-laki dan perempuan yang telah tersebar di banyak
tempat ini dapat hidup berdampingan dengan harmonis, damai dan sejahtera
hidupnya.
Di
abad ini telah bermukim 7 milyar lebih manusia di planet bumi ini. Mereka perlu
hidup yang bermartabat, walaupun dalam berbagai perbedaan-perbedaan seperti
tersebut diatas bukanlah menjadi halangan untuk saling kenal mengenal atau
dalam bahasa al-Qur’annya ta’aruf. 5 Inilah
kata kunci awal 'pertemuan' dari berbagai perbedaan itu menjadi tafahum yaitu saling memahami bahwa perbedaan itu bukanlah untuk
menjadikan sekat-sekat kehidupan yang sempit. Bahkan di dunia paska-modern ini
perlu memahaminya dalam kerangka konsep hidup berdamping secara damai. Sementara negara
atau batas negara itu hanyalah wilayah keadministrasian pemerintahan saja,
sepertihalnya dulu di zaman 'Kekhalifahan Islam', dan kini di negara-negara Eropah Barat dan yang telah menjadi anggota Uni
Eropah masing-masing warga negaranya lalu lalang dengan bebas masuk wilayah yang
bukan negaranya (tempat asalnya). Di sana tidak dijumpai lagi petugas imigrasi untuk memeriksa paspor dan visa.
Jadi apa yang terjadi di Eropah Barat itu
bukan saja telah tercipta ta’aruf -
saling kenal mengenal, tapi juga menjadi tafahum
- yaitu saling memahami. Dengan itu terbangun saling menghormati sesama
penduduk bumi Eropah Barat. Konsekuensi dari rasa persatuan Uni Eropah ini
selanjutnya menjadikan negara-negara Eropah Barat ini menegakkan yang bersifat ta’awun - kerja sama seperti ekonomi dan
perdagangan serta tenaga kerja. Diantara mereka tidak perlu adanya biaya
masuk dan pajak ganda yang menambah tinggi harga barang. Dengan itu daya saing perdagangan di luar negara-negara Eropah Barat menjadi kuat, karena harga
produksinya bisa rendah dan ini artinya kompetitif – mampu bersaing. Selanjutnya untuk
mengamankan dari adu domba atau pertengkaran sesama negara-negara Eropah Barat
(Uni Eropah) telah ditegakkan itsar
- saling membela dari musuh luar dan tidak bertengkar sesama anggota uni.
●●●
Pengertian 'dunia global' yang sebenarnya
(walaupun negara nation – bangsa masih tetap ada dan itu perlu) hanya sebagai wilayah
administrasi pemerintahan. Jadi dengan itu tidak ada lagi sekat-sekat. Keuntungannya adalah jalan adminstrasi pemerintahan
efisien, kompetitif, kuat dan solid. Dunia
ini menjadi utuh, bersatu, damai, praktis militer tidak diperlukan lagi. Yang ada hanya polisi
penjaga ketertiban dan keaman hidup warga dari masing-masing negara.
Dengan demikian maka surplus dari anggaran pertahanan yang
besar itu dapat di alihkan untuk membantu modal
pembangunan bagi negara-negara miskin. Dengan adanya dana
pengalihan itu menjadikan negara miskin itu sehat. Tentunya usaha kearah itu dalam
prosesnya dapat berlaku tahap demi tahap melalui sistim regional seperti Eropah
Barat telah lakukan. Kalau ini memang terjadi, amanlah dunia ini dari faham nafsi-nafsi sempit
yang umumnya menjurus kepada desintegrasi manusia dalam
bentuk pertikaian, saling fitnah dan hujat menghujat, kemudian bentrok fisik. Dengan itu tercegah kemungkinan adanya perang massal yang sangat-sangat-sangat berbahaya dan katastropik,
karena perang selanjutnya menggunakan senjata kimia dan nuklir. Umum telah
mengetahui bahwa daya rusaknya luar-luar-luar biasa. Segala yang hidup bukan
saja manusia tapi alam lingkungan hidup tidak lagi layak di huni manusia.
Itupun kalau ada manusia yang hidup.
Sebenarnya kalau saja hidup manusia itu berdasarkan kepada adanya “iman
dan (dengan itu) berbuat kebaikan” 6 maka jalan perdamaian yang kekal akan tercapai. Bagaimana cara? Caranya adalah setiap bangsa atau negara jika menegakkan ta’aruf (saling mengenal); tafahum
(saling memahami); ta’awun (kerja sama); itsar (saling
membela dan tidak bertengkar), maka damailah dan makmurlah manusia di bumi ini. Ayo mari tegakkan kehidupan di bumi ini dengan
memakmurkan bumi 7 dalam semangat ta’awun
- kerja sama.
Ibnu Khaldun - bapak sosiologi modern dalam bukunya Al-Muqaddimah
menuliskan bahwa: “Manusia bukanlah
produk nenek moyangnya - jika ingin maju, tapi adalah produk
kebiasaan-kebiasaan sosial - positif yang dibangunnya”, maka 'Masa Depan Hidup Manusia' akan lebih cerah dibanding kehidupan mellannium sebelumnya. Untuk itu mari pegang
kuat-kuat prinsip-prinsip bersosialisasinya manusia atas dasar jalan yang diridhoinya yaitu ta’aruf, tafahum, ta’awun dan itsar. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membuka pintu-pintu berkah dari langit sehinga pintu hati warga-warga dunia ini tergerak untuk menempuh jalan seperti tersebut diatas. Allahu ‘alam
bish-shawab. □ AFM
Catatan Kaki:
1Kalau
tidak memahami seperti itu maka sia-sialah hidup masyarakat manusia ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Ulil Albab itu sendiri yang terdapat dalam surat
Āli ‘Imrān ayat 190 dan 191: “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat ayat
– ayat bagi Ulil Albab, yaitu orang – orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi.” “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini (Langit dan Bumi dan diantara keduanya serta isinya) dengan sia-sia,
Maha Suci (dan Sempurna) Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
2Embryology adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan cabang bayi (embryo) dalam kandungan.
Jauh sebelumnya ilmu embryo (embryology) menyangka rangka tubuh dan otot-otot
tumbuh bersamaan (kemudiannya ternyata tidak). Sejalan dengan perkembangan
teknologi mikroskop (yang sekarang ini canggih, yaitu manusia mampu melihat
melalui mikroskop elektron sesuatu yang sangat kecil misalnya sel sperma
1/3.000.000.000mm), yang kemudiannya digunakan untuk meneliti perkembangan
cabang bayi itu. Hasilnya ternyata sesuai dengan yang disebutkan dengan rincian
dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14. Jadi
Al-Qur’an telah mencatatnya fakta itu 1400 tahun yang lalu. Yaitu dimana ilmu
pengetahuan baru mampu mengkonfirmasikannya pada akhir abad ke-20.
Para ilmuan menyatakan bahwa isi
ayat-ayat Al-Qur’an yang bertalian dengan embryology (yang bersifat ilmu
pengetahuan ini) pada abad ke-7 itu tidak dikenal sebagai hal yang mengandung
sains (science, ilmu pengetahuan).
Mereka memahami bahwa Muhammad yang buta huruf itu tidak mungkin mengetahuinya
kecuali diberi tahu oleh Allah Tuhan Yang Maha Tahu. Dilanjutkan lagi oleh para
ilmuan itu yang menyebutkan: ” ’word by word’ (kata per kata) dari ayat-ayat
12-14 dalam surat Al-Mu’minun itu ’correct’ (benar)”.
3Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia (Allah) dapat melihat segala penglihatan itu dan
Dia (Allah)-lah Yang Mahahalus, Mahateliti. [QS Al-An’ām 6:103]
4Tetapi orang-orang yang zalim,
mengikuti keinginan hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang
dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah. Dan tidak ada seorang
penolong pun bagi mereka. [QS Ar-Arūm 30:29]
5Wahai manusia! Sungguh, Kami (Allah)
telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami (Allah) jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal (ta’aruf). [QS Al-Hujurāt
49:13]
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya
ialah penciptaan langit dan bumi (dan diantara keduanya), perbedaan bahasamu
dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (untuk saling kenal - ta’aruf, saling memahami - tafahum, - kerja sama - ta’awun). [QS Ar-Arūm 30:22]
6Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. [QS Al-Mā’idah
5:2]
kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada
putus-putusnya. [QS At-Tīn 95:6]
7Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah (menyembah dan mengikuti perintah-Nya)
kepada-Ku (Allah). [QS Adz-Dzāriyāt 53:56]
Perintahnya memakmurkan bumi sebagaimana
firman-Nya: ”Dia (Allah) telah menciptakanmu dari bumi dan menjadikan kamu
(umat manusia) pemakmurnya”. [QS Hūd 11:61]□