Tuesday, June 9, 2015

Masa Depan Hidup Manusia



Oleh: A. Faisal Marzuki


  • Humanity lives today in a “global village” where no people or nation can live in isolation from and indifference to what goes on elsewhere.
  • [Manusia saat ini berada di "kampung global" di mana tidak ada orang atau bangsa dapat hidup  tersekat dari dan ketidak pedulian terhadap apa yang terjadi di tempat lain.]


M
anusia dalam menginjak permulaan millennium ke-3 ini berada dalam suatu “kampung dunia” yang pada hakekatnya tidak dapat di sekat-sekat lagi. Apa yang terjadi di tempat lain “in time” dapat diketahui laksana dalam sekejab mata (just in one blink of eyes). Demikianlah teknologi telah berperan dalam memfasilitasi kemungkinkan manusia berbuat banyak lagi positif. Yang dulunya tidak mungkin, kini menjadi mungkin. Yang dulu ‘ghaib’ kini terkuak lebar-lebar dan senyata-nyatanya. Contohnya, ilmu pengetahuan alam raya di raya. 1 Begitu pula alam di dalam tubuh manusia yaitu dunia biologi. 2  Kendati pun begitu ada pula ‘alam ghaib mutlak’ yang tidak mampu manusia menduga pasti. Misalkan saja tentang kematian, jodoh, pangkat, rezeki. Dalam hal ini sebagai contohnya soal jodoh. Telah kenal dan akrab dengan seseorang yang mau dijadikan istri atau suami, suatu waktu diterimalah undangan, kemudian menghadirinya. Tau-tau lain yang di kenal sebelumnya, lain pula yang disandingnya. Teman satu sekolah di SMP pemain basket ball, tubuhnya kurus dan pendek, begitu suatu waktu bertemu badannya kekar bahkan lebih tinggi. Dulu ketika itu hidup ekonominya pas-pasan saja. Boleh juga disebut hampir-hampir miskin, suatu waktu bertemu telah mempunyai perusahaan yang cukup besar. Lain lagi yang ini, istrinya penyakitan. Penyakit apa saja yang berbahaya ada padanya, tau-taunya suami yang hampir selalu sehat, kena pengakit kangker kemudian meninggal. Ada kecelakaan pesawat terbang mati semuanya, kecuali seorang bayi masih hidup. Apalagi tentang dzat Tuhan Yang Maha Kuasa. 3

   Teknologi kini telah begitu jauh perkembangannya. Jarak dunia dulu (serasa) jauh. Tapi kini setengah lingkaran bumi itu jarak yang terjauh dengan pesawat jet komersial dapat ditempuh dalam 24 jam terbang, yang dulunya berbulan-bulan.

Kini suatu tempat yang terpencil sekali pun, dibelahan dunia manu pun dapat dicapai manusia. Bahkan dengan telah adanya teknologi computer dan setelit GPS, tidak ada tempat yang tersembunyi lagi. Sungguh terlihat daerah-daerah di dunia ini tidak ada pembatasnya, kecuali manusia yang membuat sekat-sekat dalam bentuk negara-negara yang bergabung dalam bentuk pakta ekonomi; pakta pertahanan-militer; serta blok-blok dunia; dan bentuk-bentuk persekutuan lainnya.

●●●

   Yang menjadi pertanyaan yang mendasar, penting, dan mendesak dalam millennium ke-3 ini adalah untuk apa sebenarnya manusia ini hidup kalau di sana-sini masih terjadi perang. Mengatasi persoalan bukan dengan cara-cara damai seperti komunikasi atau dialog, melainkan melalui teror dan perang. Masih adanya rasa permusuhan dan dendam lama dari negara yang terjajah? Masih adanya rasa supremasi dari negara maju dalam artian pelecehan melalui 'joke' di media tv dan kartun atas nama "kebebasan". Dan tidak adanya keseriusan membantunya terutama yang dianggap tidak sejalan dengan ideology serta way of life-nya?

Sementara itu juga masih adanya di sana-sini manusia yang kelaparan dan miskin; Tidak punya pekerjaan, kalau pun ada tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya; Tidak ada tempat berteduh yang layak; Tidak adanya pelayanan kesehatan yang memadai; Tidak semua mendapat pendidikan dasar, kalau pun ada kualitasnya tidak memadai; Sebahagian besar hidupnya tidak ada masa depan yang aman, damai dan sejahtera?



   Yang kuat memangsa yang lemah? Yang miskin tambah miskin. Yang lemah tambah lemah. Yang kaya tambah kaya. Yang kuat tambah kuat. Negara maju menjadi maju karena di dukung oleh kekuatan ekonomi, teknologi dan persenjataan yang canggih baik dari tinjauan daya jangkau dan daya rusaknya; Menguasai media informasi dunia dan mengontrol isi informasi yang mengamankan dan menguntungkan kepentingannya; Sistim keuangan yang handal dan cukup untuk membiaya jalannya produksi, ekonomi dan jalannya pemerintahan serta mengontrol ekonomi dunia; Sistim pasar yang memenuhi kebutuhan dalam negeri dan eksport serta mengontrol dan menguntungkan kepentingannya.

Adanya negara kuat dimungkinkan karena bernegaranya mapan seperti penegakan hukum yang berjalan baik, tersedia lapangan pekerjaan, besar pendapatan layak untuk hidup, sekolahnya gratis, perguruan tingginya handal serta Research dan Development ada, adanya jaminan hari tua bagi setiap warga, hidup dibawah kelayakan dibantu. Pemerintahan yang adil dan beradab dst, dst.

Sebaliknya pemerintah di dunia ke-3 masih belum menjalani fungsi bernegara yang sesungguh dan seharusnya yaitu belum melayani warga negaranya dalam trek yang benar-benar mencapai kesejahteraan hidup yang baik. Kalaupun ada masih dalam bentuk orasi dan janji, tapi belum efektif dalam prakteknya. Dalam menjalankan pemerintahan belum begitu efisien, karena sinseritas dalam menjalankan adminitrasi negara dalam berpemerintahan masih diragukan, sementara rakyat hidupnya masih megap-megap. Bisa bertahan karena mereka hidup di alam yang tidak ‘seganas’ empat musim.

Begitu pula dunia ke-3 yang masih trauma sejarah masa lalunya di jajah. Menguras sumber daya alam daerah yang didudukinya. Sistim pemerintahan penjajahan yang menindas mentalitas dan karakter penduduk asli dengan teror psikologis, pemecah belahan kesatuan bangsanya. Dalam pendidikan bukan menjadikan manusia yang inteligen dan berkarakter nasional yang membangun, melainkan kalau ada pendidikan sekolah hanya untuk menjadi kerani (juru tulis) dan tukang bagi kepentingan usaha ekonomi dan pemerintahan penjajah.

   Disamping itu adanya aksi teror pisik dari yang mengaku Islam. Sebenarnya perbuatan ini tidak dibenarkan sama sekali dalam (ajaran) Islam. Kemudian pemecahannya masalahnya diatasi oleh yang merasa dirugikan dengan cara ‘teror’ media dan kekuatan militer yang canggih. Selanjutnya tahanan perang diperlakukan tidak senonoh dan tidak manusia dari yang menyatakan dirinya telah beradab tinggi. Sementara dalam perang itu warga sipil seperti orang tua, perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban yang sia-sia. Bahkan dalam perangnya menghadapi para teroris tidak jarang tujuan menghalalkan segala cara yang tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Padahal hukum internasional tentang tahanan perang telah diatur. Dan lagi perang bukan antar negara melainkan kelompak dari rakyat yang hidup di suatu negara, tapi  wilayah negara itu menjadi rusak seperti gedung-gedung dan infrastruktur lainnya dan terbunuhnya rakyat sipil yang tidak tahu apa-apa.

Pengungkapan seperti tersebut di atas adalah untuk mengingatkan bahwa cara-cara seperti tersebut diatas mestinya dapat dihindari. Selain dari itu, hidup tidak saling percaya mempercayai, saling curiga-mencurigai dan musuh-memusuhi itu tidak layak dilakukan lagi. Kisah Perang Dunia (?) pertama dan kedua yang telah menelan jiwa sampai seratus juta itu sudah cukup menjadi pelajaran masyarakat dunia, dan cara ini mestinya jangan terulang kembali. Garis merah semua peristiwa itu adalah atas nama ego-ego supremasi bangsa atau supremasi ras, supremasi nasionalisme, paham ideology sempit dan isme-isme yang sempit lainnya serta yang mengatas namakan agama. Sekat-sekat macam apapun (yang telah terjadi) bukanlah jalan yang terbaik sebagaimana sejarah telah membuktikan. Sebagaimana layaknya manusia yang benar-benar manusiawi yang berfitrah suci dan luhur tentunya harus keluar dari kubangan fikiran dan perbuatan naif seperti itu. Hidup nafsi-nafsi bangsa atas nama nasionalisme bangsa, pakta pertahan dalam bersekutu, dan kehandalan kekuatan militer dan ekonomi keuangan jelas tidak memecahkan masalah kemanusiaan. Manusia siapa pun dalam bernegara dan berantar-negara tidak akan nyaman kalau duduk di atas 'bayonet' (pisau di ujung senjata api laras panjang). Sementara negara yang merasa kuat menggunakan 'bayonet'. Di sini terjadi “double standard”, antagonisme pemikiran manusia yang tidak 'sinser' ini seperti "tiba diorang lain dibesar-besarkan, tiba didiri sendiri dikempiskan". Sikap perasaan dan pemikiran seperti itu 'zalim' namanya. 4. Sementara itu yang untung adalah para investor dan bankir dalam usaha industri peralatan perang. Hal semacam itu tidak layak lagi di mellinnium  ke-3 ini. Mari kuatkan barisan untuk membangun kepercayaan kepada visi yang menuju perdamain dunia yang sebenarnya.

●●●

   Tinjauan hidup manusia dalam kemanusiaan yang adil dan beradab dalam ajaran Islam (yang datang dari Tuhan Pencipta Alam Semesta dan Alam Manusia) adalah bagaimana manusia yang terdiri dari berbagai macam warna kulit, bahasa, suku bangsa, laki-laki dan perempuan yang telah tersebar di banyak tempat ini dapat hidup berdampingan dengan harmonis, damai dan sejahtera hidupnya.

   Di abad ini telah bermukim 7 milyar lebih manusia di planet bumi ini. Mereka perlu hidup yang bermartabat, walaupun dalam berbagai perbedaan-perbedaan seperti tersebut diatas bukanlah menjadi halangan untuk saling kenal mengenal atau dalam bahasa al-Qur’annya ta’aruf. 5 Inilah kata kunci awal 'pertemuan' dari berbagai perbedaan itu menjadi tafahum yaitu saling memahami bahwa perbedaan itu bukanlah untuk menjadikan sekat-sekat kehidupan yang sempit. Bahkan di dunia paska-modern ini perlu memahaminya dalam kerangka konsep hidup berdamping secara damai. Sementara negara atau batas negara itu hanyalah wilayah keadministrasian pemerintahan saja, sepertihalnya dulu di zaman 'Kekhalifahan Islam', dan kini di negara-negara Eropah Barat dan yang telah menjadi anggota Uni Eropah masing-masing warga negaranya lalu lalang dengan bebas masuk wilayah yang bukan negaranya (tempat asalnya). Di sana tidak dijumpai lagi petugas imigrasi untuk memeriksa  paspor dan visa.

Jadi apa yang terjadi di Eropah Barat itu bukan saja telah tercipta ta’aruf - saling kenal mengenal, tapi juga menjadi tafahum - yaitu saling memahami. Dengan itu terbangun saling menghormati sesama penduduk bumi Eropah Barat. Konsekuensi dari rasa persatuan Uni Eropah ini selanjutnya menjadikan negara-negara Eropah Barat ini menegakkan yang bersifat ta’awun - kerja sama seperti ekonomi dan perdagangan serta tenaga kerja. Diantara mereka tidak perlu adanya biaya masuk dan pajak ganda yang menambah tinggi harga barang. Dengan itu daya saing perdagangan di luar negara-negara Eropah Barat menjadi kuat, karena harga produksinya bisa rendah dan ini artinya kompetitif – mampu bersaing. Selanjutnya untuk mengamankan dari adu domba atau pertengkaran sesama negara-negara Eropah Barat (Uni Eropah) telah ditegakkan itsar - saling membela dari musuh luar dan tidak bertengkar sesama anggota uni.

 ●●●

    Pengertian 'dunia global' yang sebenarnya (walaupun negara nation – bangsa masih tetap ada dan itu perlu) hanya sebagai wilayah administrasi pemerintahan. Jadi dengan itu tidak ada lagi sekat-sekat. Keuntungannya adalah jalan adminstrasi pemerintahan efisien, kompetitif, kuat dan solid. Dunia ini menjadi utuh, bersatu, damai, praktis militer tidak diperlukan lagi. Yang ada hanya polisi penjaga ketertiban dan keaman hidup warga dari masing-masing negara.

Dengan demikian maka surplus dari anggaran pertahanan yang besar itu dapat di alihkan untuk membantu modal pembangunan bagi negara-negara miskin. Dengan adanya dana pengalihan itu menjadikan negara miskin itu sehat. Tentunya usaha kearah itu dalam prosesnya dapat berlaku tahap demi tahap melalui sistim regional seperti Eropah Barat telah lakukan. Kalau ini memang terjadi, amanlah dunia ini dari faham nafsi-nafsi sempit yang umumnya menjurus kepada desintegrasi manusia dalam bentuk pertikaian, saling fitnah dan hujat menghujat, kemudian bentrok fisik. Dengan itu tercegah kemungkinan adanya perang massal yang sangat-sangat-sangat berbahaya dan katastropik, karena perang selanjutnya menggunakan senjata kimia dan nuklir. Umum telah mengetahui bahwa daya rusaknya luar-luar-luar biasa. Segala yang hidup bukan saja manusia tapi alam lingkungan hidup tidak lagi layak di huni manusia. Itupun kalau ada manusia yang hidup.

   Sebenarnya kalau saja hidup manusia itu berdasarkan kepada adanya “iman dan (dengan itu) berbuat kebaikan” 6 maka jalan perdamaian yang kekal akan tercapai. Bagaimana cara? Caranya adalah setiap bangsa atau negara jika menegakkan ta’aruf (saling mengenal); tafahum (saling memahami); ta’awun (kerja sama);  itsar (saling membela dan tidak bertengkar), maka damailah dan makmurlah manusia di bumi ini. Ayo mari tegakkan kehidupan di bumi ini dengan memakmurkan bumi 7 dalam semangat ta’awun - kerja sama.

   Ibnu Khaldun - bapak sosiologi modern dalam bukunya Al-Muqaddimah menuliskan bahwa: “Manusia bukanlah produk nenek moyangnya - jika ingin maju, tapi adalah produk kebiasaan-kebiasaan sosial - positif yang dibangunnya”, maka 'Masa Depan Hidup Manusia' akan lebih cerah dibanding kehidupan mellannium sebelumnya. Untuk itu mari pegang kuat-kuat prinsip-prinsip bersosialisasinya manusia atas dasar jalan yang diridhoinya yaitu ta’aruf, tafahum, ta’awun dan itsar. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membuka pintu-pintu berkah dari langit sehinga pintu hati warga-warga dunia ini tergerak untuk menempuh jalan seperti tersebut diatas. Allahu ‘alam bish-shawab. □ AFM

Catatan Kaki:

1Kalau tidak memahami seperti itu maka sia-sialah hidup masyarakat manusia ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ulil Albab itu sendiri yang terdapat dalam surat Āli ‘Imrān ayat 190 dan 191: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat ayat – ayat bagi Ulil Albab, yaitu orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.” “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini (Langit dan Bumi dan diantara keduanya serta isinya) dengan sia-sia, Maha Suci (dan Sempurna) Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

2Embryology adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan cabang bayi (embryo) dalam kandungan. Jauh sebelumnya ilmu embryo (embryology) menyangka rangka tubuh dan otot-otot tumbuh bersamaan (kemudiannya ternyata tidak). Sejalan dengan perkembangan teknologi mikroskop (yang sekarang ini canggih, yaitu manusia mampu melihat melalui mikroskop elektron sesuatu yang sangat kecil misalnya sel sperma 1/3.000.000.000mm), yang kemudiannya digunakan untuk meneliti perkembangan cabang bayi itu. Hasilnya ternyata sesuai dengan yang disebutkan dengan rincian dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14. Jadi Al-Qur’an telah mencatatnya fakta itu 1400 tahun yang lalu. Yaitu dimana ilmu pengetahuan baru mampu mengkonfirmasikannya pada akhir abad ke-20.

Para ilmuan menyatakan bahwa isi ayat-ayat Al-Qur’an yang bertalian dengan embryology (yang bersifat ilmu pengetahuan ini) pada abad ke-7 itu tidak dikenal sebagai hal yang mengandung sains (science, ilmu pengetahuan). Mereka memahami bahwa Muhammad yang buta huruf itu tidak mungkin mengetahuinya kecuali diberi tahu oleh Allah Tuhan Yang Maha Tahu. Dilanjutkan lagi oleh para ilmuan itu yang menyebutkan: ” ’word by word’ (kata per kata) dari ayat-ayat 12-14 dalam surat Al-Mu’minun itu ’correct’ (benar)”.


3Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia (Allah) dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia (Allah)-lah Yang Mahahalus, Mahateliti. [QS Al-An’ām 6:103]

4Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti keinginan hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka. [QS Ar-Arūm 30:29]

5Wahai manusia! Sungguh, Kami (Allah) telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami (Allah) jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal (ta’aruf). [QS Al-Hujurāt 49:13]

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi (dan diantara keduanya), perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (untuk saling kenal - ta’aruf, saling memahami - tafahum, - kerja sama - ta’awun). [QS Ar-Arūm 30:22]

6Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)  kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. [QS Al-Mā’idah 5:2]

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. [QS At-Tīn 95:6]

7Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (menyembah dan mengikuti perintah-Nya) kepada-Ku (Allah). [QS Adz-Dzāriyāt 53:56]

Perintahnya memakmurkan bumi sebagaimana firman-Nya: ”Dia (Allah) telah menciptakanmu dari bumi dan menjadikan kamu (umat manusia) pemakmurnya”. [QS Hūd 11:61]

Blog Archive