Islam
adalah agama yang mengajak kepada kemajuan, menekankan etos kerja dan keharusan
mengambil sebab-sebab kemajuan. Islam bukan agama yang mangabaikan dunia dan
meninggalkannya di tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Islam juga bukan
agama yang berpasrah dan menanti nasib. [Al-Afghani]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum
mereka merubah keadaan diri mereka sendiri. [QS Ar-Ra’d 13:11]
Menurut Tafsir Qurtubi, semua takdir
makhluk Allah telah ditulis-Nya di Lauh Mahfūzh, bisa saja
dihapus atau dirubah oleh Allah swt
atau Allah swt menetapkan sesuai
dengan kehendak-Nya. Kemudian yang dapat merubah takdir yang tertulis dalam Lauh
Mahfūzh itu hanya do’a dan perbuatan atau usaha kebajikan.
Muhammad saw bersabda: “Tiada yang bisa merubah takdir selain do’a dan tiada
yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik". [HR At-Tirmidziy dan Ibnu
Majah; dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albaniy].
●
Kondisi politik Dalam dan Luar Negeri
K
|
ondisi dalam negeri setiap Negara Islam
saat itu juga sangat rapuh. Selalu terdapat perpecahan di dalam tubuh
pemerintahan. Pemerintahan tirani dan otokrasi yang absolute masih mengungkung
Negara-negara Islam sehingga sulit untuk berkembang. Pemerintahan dipercayakan
bukan kepada orang yang tepat, mengabaikan masalah pertahanan militer dan
menyerahkan administrasi Negara kepada orang-orang yang tidak kompeten di
bidangnya. Pemerintah yang selalu meminta bantuan penjajah untuk melanggengkan
kekuasaannya menjadikan Barat semakin leluasa menancapkan kukunya. [15]
Kondisi politik luar negeri Negara
Islam juga sangat lemah. Intervensi asing mengaduk-aduk urusan rumah tangga
Negara. Kebijakan politik dan pengaturan sumber daya dikuasai pihak asing.
Penjajahan Barat, terutama Inggris terhadap Negara-negara Islam menjadikan umat
Islam tidak memiliki kebebasan dan hak politik. Pihak asing selalu memanfaatkan
pemerintah yang diktator namun lemah untuk mengokohkan hegemoninya terhadap
Negara-negara Islam. [16]
●
Pemikiran dan Geliat Keagamaan.
Pemikiran umat Islam saat itu juga
tertinggal karena semakin jauhnya umat dari ajaran Islam yang murni. Takhyul ,
khurafat dan bid’ah melalaikan umat dari konsentrasi penerapan Islam secara
kaffah. Umat Islam telah dipengaruhi sifat statis, taklid buta, pasrah kepada
keadaan, meninggalkan akhlak yang tinggi dan mengabaikan ilmu pengetahuan. Umat
Islam dihantui rasa minder dan inferior dihadapan kemajuan peradaban Barat. [17]
Ide Pembaharuan Jamaluddin al-Afghani
Beberapa ide pembaharuan yang selalu
disuarakan oleh Al-Afghani adalah:
●Kembali
kepada ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Islam adalah agama
komprehensif. Ia tidak hanya menyangkut ibadah dan hukum (fikih), tetapi juga
menyangkut pemerintahan dan sosial. Hati mesti disucikan, budi pekerti luhur
dihidupkan kembali dan kesediaan berkorban untuk kepentingan umat. Dengan
berpegang teguh kepada ajaran dasar umat Islam akan dapat bergerak mencapai
kemajuan.
●Dalam
menghadapi perkembangan zaman, umat Islam harus tetap membuka lebar pintu
ijtihad. Ijtihad merupakan satu unsur yang penting dalam ajaran Islam. Melalui
ijtihad masalah-masalah yang tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Hadits secara
rinci dapat dipecahkan. Dengan demikian ijtihad merupakan kunci dinamika Islam. [18]
●Corak
pemerintahan otokrasi harus dirubah dengan corak pemerintahan demokrasi. Kepala
Negara harus mengadakan syura dengan pemimpin-pemimpin masyarakat yang
mempunyai banyak pengalaman. Islam dalam pendapat al-Afghani menghendaki
pemerintahan Republik yang di dalamnya terdapat kebebasan mengeluarkan pendapat
dan kewajiban kepala Negara untuk tunduk kepada undang-undang. Karena itu Al-Afghani
menghendaki umat Islam bebas dari pemerintahan kolonial. [19]
●Persatuan
umat Islam harus diwujudkan kembali. Dengan bersatu dan mengadakan kerjasama
yang eratlah umat Islam akan dapat kembali memperoleh kemajuan. Dalam pandangan
Afghani kekuatan dan kelanjutan hidup
umat Islam bergantung kepada kekuatan solidaritas Islam. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi
yang amat penting dalam Islam. [20]
●Pemikirannya
yang dianggap sangat berbahaya oleh dunia Barat adalah doktrin politik
Pan-Islamisme. Pan-Islamisme yang dimaksud al-Afghani bukanlah meletakkan
segala kekuatan di tangan satu orang khalifah, sebab ini dianggap tidak
mungkin. Yang diharapkan adalah agar
umat Islam tunduk kepada Al-Qur’an, menjadikan
agama sebagai pemersatu, tiap Negara Islam berusaha dengan sekuat tenaga
untuk turut membela Negara Islam yang lain, karena wujud tiap Negara Islam
sangat bergantung kepada wujud Negara Islam yang lain. Rasa solidaritas, rasa
seagama dan rasa seperjuangan yang ditanamkan oleh al-Afghani dianggap sebagai
ide yang paling berbahaya karena mampu menggoyahkan kedudukan Inggris sebagai
penguasa di dunia Islam. [21]
●Islam
adalah agama yang selaras dengan prinsip-prinsip penalaran ilmiah yang terdapat
di dalam sains. Islam bukanlah agama yang bertentangan dengan akal dan ilmu
pengetahuan. Beliau menyatakan bahwa tidak satu pun prinsip-prinsip dasar Islam
yang tidak cocok dengan akal dan ilmu pengetahuan. Dalam satu pidatonya beliau
mempermalukan Ernest Renan [22] yang menuduh Islam bertentangan dengan akal dan
membatasi kebebasan berpikir, dan klaim bahwa bangsa Arab tidak mampu berpikir
filosofis yang runut. [23]
●Menurut
beliau Persatuan Islam (Jami'ah Islamiyah)
tidak bertentangan dengan Persatuan Nasional Kebangsaan (Jami'ah Qaumiyah). Kedua unsur tersebut saling menopang untuk
kemerdekaan dan kemandirian negara dari pihak asing. Persatuan agama sehingga
semua umat Islam saling membantu sesama saudaranya tanpa terpecah-pecah oleh
batas territorial. Persatuan nasional sehingga anak bangsa bersatu mengusir
pengaruh dan campur tangan asing dari daerahnya. 'Sesungguhnya Mesir milik
orang-orang Mesir' begitu bunyi salah satu khutbah beliau. Beliau berhasil
melepaskan pemahaman nasionalis yang sempit kepada sesuatu yang lebih luas
daripada itu. Beliau menggandengkan Persatuan Islam dengan pendirian Pemerintah
Nasional di dalam lingkup keislaman yang luas. [24]
Analisis Korelasi Konteks dengan
Pemikiran
Dalam setiap kehidupan seorang pemikir
dan pejuang, kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya sepanjang sejarah
hidupnya, memiliki hubungan yang sangat kuat dalam pembentukan
cara pandang dan sikapnya. Oleh karena itu dapatlah kita katakan bahwa
kehidupan, mazhab dan cara pandangnya adalah perwujudan keadaan zaman yang dia
lalui, sebagai bentuk jawaban dari solusi perkembangan masyarakat dan juga
tantangan dan motor pendorong perkembangan masyarakat tersebut. Namun di sisi
lain bisa juga menjadi faktor penghambat kemajuan itu sendiri.
Jamaluddin al-Afghani, dididik di
keluarga dengan ajaran Islam yang kental dan sudah merasakan pahitnya
penindasan dari pemerintah tirani sejak belia. Hal ini menjadikan beliau sosok
yang sangat kuat dalam membela agamanya sekaligus sangat vokal menentang setiap
pemerintah yang zalim. Dalam perjalanan hidupnya, beliau selalu berusaha
menjelaskan hakikat agama Islam dan mengajak kepada persatuan umat Islam untuk
menentang penjajah dan membebaskan diri dari pemerintah yang absolute.
Kehidupan sosial yang jauh dari
nilai-nilai Islam dan persatuan menyadarkan beliau akan urgensi kembali kepada
ajaran Islam yang murni. Lepas dari khurafat, takhyul dan bid'ah yang
menyebabkan umat Islam mundur dan terpecah-pecah. Beliau mengajak kepada saling
pengertian dan saling menerima antar mazhab, dan melepaskan diri dari fanatik
mazhab yang sempit.
Penindasan ekonomi oleh pemerintah yang
sewenang-wenang dan intervensi asing ke dalam ekonomi negara mendorong Afghani
menyuarakan kemandirian ekonomi masyarakat. Di sisi lain beliau menekankan
bahwa Islam adalah agama yang mengajak kepada kemajuan, menekankan etos kerja
dan keharusan mengambil sebab-sebab kemajuan. Islam bukan agama yang
mangabaikan dunia dan meninggalkannya di tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab. Islam juga bukan agama yang berpasrah dan menanti nasib.
Untuk mengganti pemerintah otokrasi
yang absolute Al-Afghani menginginkan model demokrasi. Dimana kebebasan politik
dan bersuara dimiliki oleh setiap rakyat dan pemerintah dibatasi dan diatur
oleh undang-undang. Karena hanya dengan inilah kemajuan itu bisa diwujudkan
dengan melibatkan setiap elemen masyarakat untuk mencapainya, bukan oleh
sekelompok orang saja.
Penjajahan dan intervensi Barat
khususnya Inggris menumbuhkan sifat anti Barat di dalam diri Afghani. Namun di
sisi lain Afghani menyadari bahwa kemajuan Barat adalah berkat ilmu
pengetahuan. Sedangkan perhatian kepada ilmu pengetahuan sangat sedikit ditemukan
di negara-negara Islam. Disinilah letak kelemahan Islam. Afghani selalu
menggugah umat Islam untuk belajar dari pengalaman Barat. Beliau mengkritik
ulama yang memisahkan antara ilmu agama dengan ilmu Barat. Karena akibat alasan
ini ada ulama yang melarang mengajarkan beberapa jenis ilmu Barat di
sekolah-sekolah. Artinya kebenciannya kepada Barat tidak menghalanginya untuk
menyadari sebab-sebab kemajuan Barat. Kemudian tidak pula menutup matanya dari
bahaya Barat hingga menerima apa saja yang berasal dari Barat.
Keadaan umat yang terpecah-pecah, asik
berdebat satu sama lainnya hingga melupakan persaudaraan sesama muslim,
mengabaikan ilmu pengetahuan dan melupakan penjajahan Barat yang semakin intens
menjadikan hal-hal ini focus dakwah dari al-Afghani. Afghani selalu menyeru
kepada penyadaran akan pentingnya penyatuan persepsi dalam membangkitkan
peradaban Islam. Beliau mencita-citakan persatuan Islam di dalam kasih sayang
dan persaudaraan, sepakat dalam kata dan langkah, sehingga membangkitkan
produksi dan ilmu pengetahuan di bawah panji kemerdekaan nasional dan persatuan
Islam.
Penutup
Begitulah sekelumit riwayat hidup serta
ide-ide pembaharu dari seorang pemikir besar dan bapak revolusi Islam,
Jamaluddin al-Afghani. Dimana salah seorang muridnya, Muhammad Abduh, berkata:
"Beliau memberiku kehidupan yang dengannya aku bisa bersama Muhammad saw dan Ibrahim as, dan para wali yang suci, sedangkan ayahku memberiku kehidupan
hingga aku bisa bersama dua saudaraku Ali dan Mahrus. Tanpa berlebihan
sesungguhnya apa yang dianugrahkan Allah kepadanya berupa kekuatan pikiran,
luasnya wawasan dan kecemerlangan pandangan, adalah puncak tertinggi yg
didapatkan oleh selain para Nabi!" [25] Semoga
pemikiran dan apa yang beliau cita-citakan tetap lestari dan dijaga oleh semua
pergerakan kebangkitan Islam, sehingga suatu saat nanti wujud nyata kebangkitan
Islam itu dapat kita saksikan bersama. Amin. [Yahya Ibrahim]
Kembali ke: Jamaluddin Al-Afghani Bapak Kebangkitan
Islam 1
Catatan Kaki:
[15] Ahmad Amin, op.cit,
hal. 89
[16] Muhammad Imarah,
op.cit, hal. 98
[17] Ibid, hal. 70
[18] Ibid, hal. 97
[19] John L. Espositto,
Islam The Straight Path, Oxford University Press, New York, 1988, hal. 130
[20] Ibid, hal. 130
[21] Muhammad Imarah,
op.cit, hal. 69
[22] Ernest Renan, nama lengkapnya Joseph - Ernest Renan (lahir 28 Februari 1823, Tréguier, Prancis - meninggal 2 Oktober 1892, Paris) , filsuf Perancis, sejarawan, dan sarjana agama, pemimpin dari sekolah filsafat kritis di Perancis.
[22] Ernest Renan, nama lengkapnya Joseph - Ernest Renan (lahir 28 Februari 1823, Tréguier, Prancis - meninggal 2 Oktober 1892, Paris) , filsuf Perancis, sejarawan, dan sarjana agama, pemimpin dari sekolah filsafat kritis di Perancis.
[23] Ibid, hal. 70
[24] Ibid, hal. 158
[25] Ibid, hal. 87
Sumber:
http://yahya-ibrahim.blogspot.com/2013/11/jamaluddin-al-afghani.html dan
sumber-sumber lainnya. □□□