Kata Pengantar
Tajuk di bawah ini bab ‘Percakapan antara penghuni Surga dan Neraka’ yang
akan digambar disini adalah: Pendahuluam; Percakapan di antara para penghuni
Surga; Percakapan di antara para penghuni Neraka; Penutup. □
PERCAKAPAN
ANTARA PENGHUNI SURGA DAN NERAKA
Pendahuluan
D
|
ialog yang terjadi antara penduduk surga dan neraka disebutkan dalam
beberapa ayat Quran. Ketika kita membaca ayat-ayat ini, merupakan kewajiban
kita untuk merenungkan dan belajar dari keputusasaan dan kengerian yang
dirasakan penduduk neraka. Kita harus merasakan ketakutan mereka dan belajar
dari kesalahan mereka. Membaca tentang penderitaan mereka dalam Quran
memungkinkan kita untuk merasakan kepedihan mereka sehingga kita dapat dengan
mudah menghindari tempat tinggal yang demikian.
“berada di dalam surga, mereka
tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang
memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak
(pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang
buruk-buruk, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian." (Quran 74: 40-47)
“Dan penghuni-penghuni surga
berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya
kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami janjikan kepada
kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan
kamu janjikan (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab:
"Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara
kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang
zalim, (yaitu) orang-orang yang
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu
menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat." (Quran
7:44-45)
“Dan penghuni neraka menyeru
penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang
telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka (penghuni surga) menjawab:
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang
kafir, (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan
senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." (Quran 7:
50-51)
Dengan demikian jelas bahwa penderitaan para penduduk neraka semakin
bertambah karena mereka mampu melihat dan mendengar kenikmatan yang diberikan
kepada para penghuni surga, namun mereka tidak dapat merasakan kenikmatan itu.
Percakapan di Antara Para Penghuni
Surga
Allah memberi kita penjelasan dalam Quran bahwa penghuni surga akan
saling bertanya tentang kehidupan masa lalu mereka.
"Dan sebahagian mereka
menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata:
"Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami
merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan
memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya.
Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (Quran
52: 25-28)
Mayoritas ayat yang menjelaskan percakapan antara para penghuni surga
mengkonfirmasi bahwa mereka senantiasa berbuat amalan-amalan kebaikan ketika di
dunia dan bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah diberikan-Nya kepada
mereka. Maka ketika Allah memberikan surga kepada mereka sehingga keinginan
mereka menjadi kenyataan, keindahan surga yang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata membuat mereka diliputi rasa syukur.
“Dan mereka berkata:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.
Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Menerima
(amalan-amalan baik), yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga)
dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu."
(Quran 35: 34-35)
“Dan mereka mengucapkan:
"Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan
telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati
tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik
balasan bagi orang-orang yang beramal." (Quran 39:74)
Percakapan di Antara Para Penduduk
Neraka
Ketika para penduduk neraka telah digiring untuk masuk ke dalamnya,
mereka akan sangat menyesal karena orang atau berhala yang mereka agung-agungkan
tidak dapat menolong mereka. Para pemimpin mereka yang sesat, dimana Quran
menyebut mereka sebagai orang-orang sombong, akan mengakui kepada para pengikut
mereka bahwa mereka sendiri tidak berdaya. Jadi siapa pun yang mengikuti
mereka, telah ikut pula ke dalam neraka.
“Sebahagian dari mereka
menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan. Pengikut-pengikut
mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah
yang datang kepada kami dari kanan." Pemimpin-pemimpin mereka menjawab:
"Sebenarnya kamulah yang tidak beriman. Dan sekali-kali kami tidak
berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. Maka pastilah
putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan
(azab itu). Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang sesat.” (Quran 37: 27-32)
“Dan mereka semuanya (di padang
Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang
yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu
adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab
Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi
petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja
bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak
mempunyai tempat untuk melarikan diri." (Quran 14:21)
Dan ketika segalanya telah ditetapkan, yaitu soal siapa saja yang
ditakdirkan masuk Surga dan yang ditakdirkan masuk Neraka, penghuni neraka yang
paling terkenal, yaitu setan, akan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya.
Ini adalah kebenaran yang telah Allah jelaskan kepada kita dalam Al-Quran, tapi
banyak sekali orang yang tidak menanggapinya secara serius: Sebuah kebenaran
bahwa setan adalah pembohong. Janji setan tidak akan pernah dipenuhinya,
janji-janjinya kosong dan setan hanyalah menyesatkan kita.
“Dan berkatalah setan tatkala
perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
mendapat siksaan yang pedih." (Quran 14:22).
Penutup
Demikianlah bagaimana gambaran Surga dan Neraka dalam Qur’an dan
Hadits, khususnya mengenai ‘Percakapan
antara penghuni Surga dan Neraka’ yang
kini dapat Anda bayangkan dan rasakan dalam alam pikiran dan alam bathin hati yang
paling dalam setelah mengikuti paparan diatas.
Diberitahukannya dengan perantaraan firman-Nya dalam ayat
Al-Qur’an dan Hadits Rasul-Nya, hal itu
sebagai peringatan dan pengetahuan kita bersama bahwa hidup di Dunia mempunyai
konsekuensi-konsekuensi tertentu yaitu sebagai akibat pekerjaan yang kita
lakukan dan kemudian dibalasi-Nya terhadap pekerjaan-pekerjaan itu berupa
kepercayaan (paham dan iman yang dipegang), niat (tujuan dari melakukan sesuatu
pekerjaan), amalan-amalan ibadah kepada-Nya dan terhadap sesama manusia dan
lingkungan alam dan pekerjaan-pekerjaan lain yang kita lakukan di Dunia.
Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama bahwa Surga dan Neraka itu
sungguh benar adanya. Surga dapat diperoleh bagi yang beriman kepada-Nya dan
disertai berbuat kebaikan yang diridhai-Nya selagi berada di Dunia ini. Neraka
diperoleh bagi mereka yang tidak mempercayai-Nya bahkan ingkar atau masabodoh
terhadap peringatan, ajaran, dan perintah-Nya dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
buruk (yang tidak diridhai-Nya). Billahit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM
Sumber:
islamreligion.com; lampuislam.org□□□