Masa Depan
Adalah Milik Mereka
Yang Mempersiapkannya
Hari Ini
S
|
ewaktu Anda melihat budaya Eropa, salah satu hal pertama yang mungkin datang
ke pikiran Anda adalah ‘renaissance’
(kelahiran baru Eropa, to be born
anew Europe) menjadikan Eropa (Barat)
maju beberapa langkah setelah masa suramnya (the dark ages). Asal renaissance Eropa ini dapat ditelusuri kembali ke masa
kejayaan seni, ilmu
pengetahuan, perdagangan dan arsitektur sebelumnya
yang berada di semenanjung Iberia, Eropa
bagian selatan.
Tapi apakah Anda
tahu bahwa jauh sebelum renaissance Eropa
itu, ada budaya dan peradabannya berasal dari tempat ‘keindahan humanistik’ Al-Andalus? Yaitu nama yang diberikan bangsa yang
berasal dari Afrika Utara yang telah dibebaskan semasa pemerintahan Khalifah
Umar bin Khaththab ra menjadi negeri
muslim. Bangsa ini sering disebut oleh Eropa sebagai “Moors” atau “Berber”.
Demikianlah
sejarah telah mencatat, bahwa
sepeninggalnya Muhammad saw tentara Islam membebaskan Mesir pada tahun 640 CE dan kemudian melanjutkan untuk membebaskan
pula seluruh Afrika Utara. Berber
suku bangsa di Afrika Utara yang berkulit hitam bergabung dengan tentara Islam. Pada
tahun 711 CE.
Tentara Berber yang dipimpin oleh Jenderal Tariq bin Ziyad, mengadakan ekspedisi ke semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugis sekarang) atas permintaan penduduk asli yang tertindas
baik harkat dirinya maupun kehidupan ekonominya, tidak senang tanahnya diduduki
Visigoth. Kemudian tentara Berber ini berhasil mengalahkan tentara Visigoth. Visigoth (Goth Barat) adalah salah satu dari
dua cabang utama dari Goth, suku Jermanik Timur, selama masa hanya seratus tahun, telah bermigrasi dari Eropa Timur,
melalui Yunani, melalui Italia, dan akhirnya turun ke semenanjung Iberia.
◙ ◙ ◙
D
|
i semenajung
Iberia, Berber,
yang sekarang dikenal sebagai Moor atau Arab Muslim asal Maroko, menciptakan budaya dan peradaban yang sangat maju, yang terkenal dalam
seni, arsitektur, dan pusat-pusat pembelajaran
(universitas,
madrasah). Meskipun jumlah aslinya ‘Moor’ masih kecil, banyak penduduk asli Iberia masuk Islam. Menurut Ronald
Segal, tahun
1200 CE sekitar 5,6 juta dari 7 juta penduduk Iberia adalah Muslim, hampir semua dari mereka penduduk
asli. Menurut sejarawan Richard A. Fletcher, jumlah orang Arab yang menetap di
Iberia itu sangat kecil, yaitu sekitar 900.000 Berber dan sekitar 90.000 orang Arab.
Moor, sebagai
orang Spanyol Muslim, adalah warga penduduk Spanyol selama hampir 700 tahun. Seperti yang
akan Anda lihat, budaya peradaban mereka telah mencerahkan Eropa. Mereka membawa keluar Eropa dari zaman kegelapan (the
dark ages) dan mengantarkannya
ke renaissance (melahirkan
Eropah baru). Banyak dari
pengaruh budaya dan intelektual mereka masih tinggal diantara
orang Eropa sampai hari ini.
Budaya peradaban Al-Andalus inilah - tidak hanya yang bersifat - artistik, ilmiah dan industri dan perdagangannya (komersial)
yang maju, tetapi juga diperlihatkan perilaku akhlak bertoleransi dalam hubungan sosial kemasyarakatan
dan keagamaan yang luar biasa.
Begitu pula dalam imajinasi kesenian
dan puisi yang indah sekali.
◙
◙ ◙
B
|
alik kembali ke abad kedelapan, Eropa pada abad pertengahan
(the dark ages) masih terbelakang. Bukan itu saja, dalam bukunya “The Day The Universe Changed”, sejarawan James Burke menjelaskan bagaimana warga kota
Eropa hidup ketika itu. Penduduk membuang semua sampah mereka ke dalam saluran air pembuangan
yang berada di tengah
jalan-jalan yang sempit. Bau
busuk sungguh luar biasa.
Karena sudah biasa, hal seperti itu dibiarkan begitu saja. Campuran kotoran tinja dan urine dimana-mana. Alang-alang kotor dan jerami digunakan untuk menutupi
lantai tanah yang digenangi air. Masyarakat kumuh ini berada di bawah sistem pemerintahan feodal yang kurang memperhatikan pengembangan
kegiatan ekonomi perdagangan.
Seiring dengan
pembatasan-pembatasan lainnya, Gereja
Katolik melarang pinjaman uang, padahal perlu sebagai alat
memajukannya ekonomi. Anti Semitisme
(Yahudi), sebelumnya
jarang terjadi, sekarang mulai meningkat. Meminjam uang dilarang oleh Gereja, sebelumnya diizinkan di bawah hukum Yahudi. [Burke, 1985, hal. 32]. Yahudi bekerja untuk mengembangkan sebuah mata uang
meskipun mereka sangat dianiaya untuk itu. Eropa Abad Pertengahan,
banyak sengsaranya. Tingkat buta huruf tinggi, percaya takhayul, barbarism
(bahasa dan tingkah laku yang tidak sopan),
dan sampah
dimana-mana.
Dalam suasana seperti diatas, datanglah
orang-orang Arab Muslim memasuki Eropa dari Selatan yaitu
Afrika Utara, Maroko. Adul
Rahman, pelanjut keluarga Khalifah dari Kerajaan Arab, datang ke Spanyol pada pertengahan abad 7. Ia menjadi Khalifah pertama Al-Andalus, dan memerintah sebagian besar Semenanjung Iberia. Ia juga mendirikan
Dinasti Umayyah yang memerintah Al-Andalus selama lebih dari tiga
ratus tahun. (Grolier, Sejarah Spanyol).
Andalus -
adalah ucapan lidah Arab yang berasal dari kata Vandal. Al-Andalus artinya, “negeri orang Vandal”.
Pada awalnya, seluruh
tanah Eropa dalam keadaan miskin. Tapi dalam dua
ratus tahun Al-Andalus berkuasa telah berubah menjadi benteng kemajuan dalam kebudayaan, perdagangan dan keindahan. Sistem irigasi yang didatangkan dari Suriah dan Jazirah Arab (Saudi Arabia sekarang) berubah yang tadinya merupakan dataran kering, menjadi penghasil pertanian yang melimpah ruah. Zaitun dan gandum selalu tumbuh di sana. Namun
orang-orang Arab
Islam menambahkan dengan
buah delima, jeruk, lemon, terong,
artichoke, jinten, ketumbar, pisang, almon, ‘pams’, pacar (pewarna, henna),
‘woad’, ‘madder’, kunyit, gula tebu, kapas, beras, buah ara (figs), anggur, persik, aprikot dan nasi. [Burke, 1985, hal. 37].
Pada awal abad
kesembilan, Moor Spanyol Islam merupakan ‘permata’ Eropa dengan ibukotanya Cordova. Dibawah Pemerintahan Abdur Rahman III, sebagai Khalifah Cordova yang terkenal. Di bawah
kepemimpinannya, datang zaman
keemasan Al-Andalus. Cordova, Spanyol Islam merupakan pusat
intelektual Eropa ketika itu.
Pada saat
itu London merupakan sebuah desa berlumpur. Rumah-rumah berupa gubuk yang kecil. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Lampu jalanannya redup-redup. [Digest, 1973, hal. 622]. Sementara itu di Cordova,
Spanyol Islam ada setengah juta
penduduk.
Tinggal di rumah-rumah yang
baik sebanyak 113
ribu rumah. Ada 700 masjid
dan 300 pemandian umum yang tersebar di seluruh kota dan di
dua puluh satu pinggiran kota
lainnya. Jalan-jalan beraspal dan di terangi lampu yang
menyala. [Burke, 1985, hal. 38]. Rumah-rumah memiliki balkon marmer, untuk musim panas. Saluran udara panas di bawah lantai mosaik, untuk musim dingin. Mereka menghiasi tamannya dengan air mancur
buatan,
dengan dihiasi pula di sekitarnya pertamanan yang indah. [Digest, 1973, hlm. 622]. Kertas sebagai bahan untuk menulis atau
menggambar dan lainnya masih belum
diketahui di Barat, sementara
itu di Spanyol Islam kertas dan toko-toko buku
di mana-mana dan perpustakaan-buku lebih dari tujuh puluh banyaknya. [Burke, 1985, hal. 38].
Penduduk berpenghasilan tinggi ditengan masyarakat yang sophiscated seperti berperadaban tinggi, toleran terhadap agama-agama dan asal suku bangsa. Sementara itu toleransi tidak pernah terdengar di bagian Eropa lainnya saat itu. Tapi di Spanyol Islam Al-Andalus, ribuan orang Yahudi dan Kristen hidup dalam damai dan harmoni bersama ‘tuan’ Muslim mereka. [Burke, 1985, hal. 38]. Masyarakat memiliki pengetahuan yang baik disamping pengetahuan agama. Ekonomi kesejahteraan mereka tak tertandingi selama berabad-abad. Kekhalifan mendukung adanya kepemilikan tanah pribadi dan membolehkan orang-orang Yahudi melakukan usaha perbankan. Tidak ada paksaan dalam beragama bagi non Muslim untuk menjadi Muslim. Sebaliknya, warganya yang non Muslim membayar pajak tambahan!
Dalam buku James Burke
berjudul "Connections", ia menjelaskan bagaimana Muslim Spanyol mengeluarkan bangsa Eropa dari Abad Kegelapan (Dark Ages) menjadi tercerahkan. Jasa pemerintahan Muslim Spanyol
Al-Andalus telah begitu banyak untuk membangunkan kebangkitan intelektual dan keilmiahan bangsa Eropa. Ketika jatuhnya Toledo - salah satu daerah di Spanyol Al-Andalus ke tangan Kristen, pada tahun 1105, di Toledo orang Arab Muslim memiliki perpustakaan besar, buku-bukunya
dijarah. Buku-buku mana terdiri dari dari buku-buku karya orang-orang Yunani dan Romawi yang
telah diterjemahkan ke bahasa Arab dan buku-buku karya Arab Muslim dalam bidang filsafat, matematika dan lainnya. Kemudian setelah Andalusia di perintah
kembali oleh Spanyol, perpustakaan dibuka
dengan mengisi kembali buku-buku lama dan buku-buku karya Arab Muslim membuat
orang Kristen Eropa terhuyung-huyung, setelah membacanya karena kagum sangat
akan nilai isi buku tersebut, yang tadinya tidak disangka seperti itu”. [Burke, 1978, hal. 123].
Penjarahan karya
intelektual dalam buku-buku perpustaan di Toledo membawa para sarjana dari Eropa Utara seperti kebakaran jenggot
(karena ketertinggalannya). Kemudiannya
Orang-orang Kristen membuat program
besar-besaran menerjemahkan karya
buku-buku berbahasa Arab, menggunakan
orang-orang Yahudi sebagai penerjemahnya. Mereka
menerjemahkan kedalam bahasa Latin. Buku-buku ini termasuk sebagian besar karya-karya besar dari ilmu
pengetahuan dan filsafat Yunani bersama dengan banyak karya Sarjana
Arab Muslim. [Digest, hal. 622]. Masyarakat intelektual dan Sarjana Eropa ketika
membaca buku-buku yang ditemukan di
Spanyol
Al-Andalus begitu jauh lebih
unggul dari
buku-buku karya mereka
sendiri sehingga mereka merasa
iri kepada hasil peradaban dan budaya Arab
Muslim, yang mana telah mewarnai opini Barat selama berabad-abad.
[Burke, 1985, hal. 41].
Subjek yang
tercakup oleh teks buku-buku perpustakaan Spanyol
Al-Andalus termasuk topik-topik
dalam bidang obat-obatan
dan kedokteran, astrologi,
astronomi farmakologi, psikologi, fisiologi, zoologi, biologi, botani,
mineralogi, optik, kimia, fisika, matematika, aljabar, geometri, trigonometri,
musik, meteorologi, geografi, mekanik, hydrostatics, navigasi dan sejarah. [Burke, 1985, hal. 42]. Karya-karya pengetahuan dalam
buku-buku tersebut tidak akan dapat menyalakan api
yang akan mengakibatkan ‘renaissance’
– kebangkitan Eropah kalau tidak adanya peninggalan khasanah pengetahuan ilmiah
Arab Muslim di Spanyol Al-Andalus. Karya-karya
yang tertulis dalam buku-buku tersebut telah berjasa menambahkan pengetahuan orang Eropa, akan tetapi banyak dari mereka tidak menghargainya tanpa perubahan dalam cara orang
Eropa melihat
dunia. Billahit
Taufiq Wal-Hidayah. □ AFM
Daftar Kepustakaan:
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/08/islam-di-spanyol-dan-peninggalannya.html
James
Burke, Connections
James
Burke, The Day The Universe Change
https://www.youtube.com/embed/ySfhIcqesnA □□