Wednesday, May 2, 2018

Al-Andalus circa 711-1492




Masa Depan
Adalah Milik Mereka
Yang Mempersiapkannya
Hari Ini



S
ewaktu Anda melihat budaya Eropa, salah satu hal pertama yang mungkin datang ke pikiran Anda adalah renaissance’ (kelahiran baru Eropa, to be born anew  Europe) menjadikan Eropa (Barat) maju beberapa langkah setelah masa suramnya (the dark ages). Asal renaissance Eropa ini dapat ditelusuri kembali ke masa kejayaan seni, ilmu pengetahuan, perdagangan dan arsitektur sebelumnya yang berada di semenanjung Iberia, Eropa bagian selatan.

   Tapi apakah Anda tahu bahwa jauh sebelum renaissance Eropa itu, ada budaya dan peradabannya berasal dari tempat keindahan humanistik Al-Andalus? Yaitu nama yang diberikan bangsa yang berasal dari Afrika Utara yang telah dibebaskan semasa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab ra menjadi negeri muslim. Bangsa ini sering disebut oleh Eropa sebagai “Moors” atau “Berber”.

   Demikianlah sejarah telah mencatat, bahwa sepeninggalnya Muhammad saw tentara Islam membebaskan Mesir pada tahun 640 CE dan kemudian melanjutkan untuk membebaskan pula seluruh Afrika Utara. Berber suku bangsa di Afrika Utara yang berkulit hitam bergabung dengan tentara Islam. Pada tahun 711 CE.  Tentara Berber yang dipimpin oleh Jenderal Tariq bin Ziyad, mengadakan ekspedisi ke semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugis sekarang) atas permintaan penduduk asli yang tertindas baik harkat dirinya maupun kehidupan ekonominya, tidak senang tanahnya diduduki Visigoth. Kemudian tentara Berber ini berhasil mengalahkan tentara Visigoth. Visigoth (Goth Barat) adalah  salah satu dari dua cabang utama dari Goth, suku Jermanik Timur, selama masa hanya seratus tahun, telah bermigrasi dari Eropa Timur, melalui Yunani, melalui Italia, dan akhirnya turun ke semenanjung Iberia.


◙ ◙ ◙


D
i semenajung Iberia, Berber, yang sekarang dikenal sebagai Moor atau Arab Muslim asal Maroko, menciptakan budaya dan peradaban yang sangat maju, yang terkenal dalam seni, arsitektur, dan pusat-pusat pembelajaran (universitas, madrasah). Meskipun jumlah aslinya Moor masih kecil, banyak penduduk asli Iberia masuk Islam. Menurut Ronald Segal, tahun 1200 CE sekitar 5,6 juta dari 7 juta penduduk Iberia adalah Muslim, hampir semua dari mereka penduduk asli. Menurut sejarawan Richard A. Fletcher, jumlah orang Arab yang menetap di Iberia itu sangat kecil, yaitu sekitar 900.000 Berber dan sekitar 90.000 orang Arab.

   Moor, sebagai orang Spanyol Muslim, adalah warga penduduk Spanyol selama hampir 700 tahun. Seperti yang akan Anda lihat, budaya peradaban mereka telah mencerahkan Eropa. Mereka membawa keluar Eropa dari zaman kegelapan (the dark ages) dan mengantarkannya ke renaissance (melahirkan Eropah baru). Banyak dari pengaruh budaya dan intelektual mereka masih tinggal diantara orang Eropa sampai hari ini.

   Budaya peradaban Al-Andalus inilah - tidak hanya yang bersifat - artistik, ilmiah dan industri dan perdagangannya (komersial) yang maju, tetapi juga diperlihatkan perilaku akhlak bertoleransi dalam hubungan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang luar biasa. Begitu pula dalam imajinasi kesenian dan puisi yang indah sekali.


◙ ◙ ◙


B
alik kembali ke abad kedelapan, Eropa pada abad pertengahan (the dark ages) masih terbelakang. Bukan itu saja, dalam bukunya “The Day The Universe Changed”, sejarawan James Burke menjelaskan bagaimana warga kota Eropa hidup ketika itu. Penduduk membuang semua sampah mereka ke dalam saluran air pembuangan yang berada di tengah jalan-jalan yang sempit. Bau busuk sungguh luar biasa. Karena sudah biasa, hal seperti itu dibiarkan begitu saja. Campuran kotoran tinja dan urine dimana-mana. Alang-alang kotor dan jerami digunakan untuk menutupi lantai tanah yang digenangi air. Masyarakat kumuh ini berada di bawah sistem pemerintahan feodal yang kurang memperhatikan pengembangan kegiatan ekonomi perdagangan.

   Seiring dengan pembatasan-pembatasan lainnya, Gereja Katolik melarang pinjaman uang, padahal perlu sebagai alat memajukannya ekonomi. Anti Semitisme (Yahudi), sebelumnya jarang terjadi, sekarang mulai meningkat. Meminjam uang dilarang oleh Gereja, sebelumnya diizinkan di bawah hukum Yahudi.  [Burke, 1985, hal. 32]. Yahudi bekerja untuk mengembangkan sebuah mata uang meskipun mereka sangat dianiaya untuk itu. Eropa Abad Pertengahan, banyak sengsaranya. Tingkat buta huruf tinggi, percaya takhayul, barbarism (bahasa dan tingkah laku yang tidak sopan),  dan sampah dimana-mana.

   Dalam suasana seperti diatas, datanglah orang-orang Arab Muslim memasuki Eropa dari Selatan yaitu Afrika Utara, Maroko. Adul Rahman, pelanjut keluarga Khalifah dari Kerajaan Arab, datang ke Spanyol pada pertengahan abad 7. Ia menjadi Khalifah pertama Al-Andalus, dan memerintah sebagian besar Semenanjung Iberia. Ia juga mendirikan Dinasti Umayyah yang memerintah Al-Andalus selama lebih dari tiga ratus tahun. (Grolier, Sejarah Spanyol). Andalus - adalah ucapan lidah Arab yang berasal dari kata Vandal. Al-Andalus artinya, negeri orang Vandal”.

   Pada awalnya, seluruh tanah Eropa dalam keadaan miskin. Tapi dalam dua ratus tahun Al-Andalus berkuasa telah berubah menjadi benteng kemajuan dalam kebudayaan, perdagangan dan keindahan. Sistem irigasi yang didatangkan dari Suriah dan Jazirah Arab (Saudi Arabia sekarang) berubah yang tadinya merupakan dataran kering, menjadi penghasil pertanian yang melimpah ruah. Zaitun dan gandum selalu tumbuh di sana. Namun orang-orang Arab Islam menambahkan dengan buah delima, jeruk, lemon, terong, artichoke, jinten, ketumbar, pisang, almon, pams, pacar (pewarna, henna),woad, madder, kunyit, gula tebu, kapas, beras, buah ara (figs), anggur, persik, aprikot dan nasi. [Burke, 1985, hal. 37].

   Pada awal abad kesembilan, Moor Spanyol Islam merupakan ‘permata Eropa dengan ibukotanya Cordova. Dibawah Pemerintahan Abdur Rahman III, sebagai Khalifah Cordova yang terkenal. Di bawah kepemimpinannya, datang zaman keemasan Al-Andalus. Cordova, Spanyol Islam merupakan pusat intelektual Eropa ketika itu.

   Pada saat itu London merupakan sebuah desa berlumpur. Rumah-rumah berupa gubuk yang kecil. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Lampu jalanannya redup-redup. [Digest, 1973, hal. 622]. Sementara itu di Cordova, Spanyol Islam ada setengah juta penduduk. Tinggal di rumah-rumah yang baik sebanyak 113 ribu rumah. Ada 700 masjid dan 300 pemandian umum yang tersebar di seluruh kota dan di dua puluh satu pinggiran kota lainnya. Jalan-jalan beraspal dan di terangi lampu yang menyala. [Burke, 1985, hal. 38]. Rumah-rumah memiliki balkon marmer, untuk musim panas. Saluran udara panas di bawah lantai mosaik, untuk musim dingin. Mereka menghiasi tamannya dengan  air mancur buatan, dengan dihiasi pula di sekitarnya pertamanan yang indah. [Digest, 1973, hlm. 622]. Kertas sebagai bahan untuk menulis atau menggambar dan lainnya masih belum diketahui di Barat, sementara itu di Spanyol Islam kertas dan toko-toko buku di mana-mana dan perpustakaan-buku lebih dari tujuh puluh banyaknya. [Burke, 1985, hal. 38].

   Penduduk berpenghasilan tinggi ditengan m
asyarakat yang sophiscated  seperti berperadaban tinggi, toleran terhadap agama-agama dan asal suku bangsa. Sementara itu toleransi tidak pernah terdengar di bagian Eropa lainnya saat itu. Tapi di Spanyol Islam Al-Andalus, ribuan orang Yahudi dan Kristen hidup dalam damai dan harmoni bersama ‘tuan Muslim mereka. [Burke, 1985, hal. 38]. Masyarakat memiliki pengetahuan yang baik disamping pengetahuan agama. Ekonomi kesejahteraan mereka tak tertandingi selama berabad-abad. Kekhalifan mendukung adanya kepemilikan tanah pribadi dan membolehkan orang-orang Yahudi melakukan usaha perbankan. Tidak ada paksaan dalam beragama bagi non Muslim untuk menjadi Muslim. Sebaliknya, warganya yang non Muslim membayar pajak tambahan!

   Dalam buku James Burke berjudul "Connections", ia menjelaskan bagaimana Muslim Spanyol mengeluarkan bangsa Eropa dari Abad Kegelapan (Dark Ages) menjadi tercerahkan. Jasa pemerintahan Muslim Spanyol Al-Andalus telah begitu banyak untuk membangunkan kebangkitan intelektual dan keilmiahan bangsa Eropa. Ketika jatuhnya Toledo - salah satu daerah di Spanyol Al-Andalus ke tangan Kristen, pada tahun 1105, di Toledo orang Arab Muslim memiliki perpustakaan besar, buku-bukunya dijarah. Buku-buku mana terdiri dari dari buku-buku karya orang-orang Yunani dan Romawi yang telah diterjemahkan ke bahasa Arab dan buku-buku karya Arab Muslim dalam bidang filsafat, matematika dan lainnya. Kemudian setelah Andalusia di perintah kembali oleh Spanyol, perpustakaan dibuka dengan mengisi kembali buku-buku lama dan buku-buku karya Arab Muslim membuat orang Kristen Eropa terhuyung-huyung, setelah membacanya karena kagum sangat akan nilai isi buku tersebut, yang tadinya tidak disangka seperti itu”. [Burke, 1978, hal. 123].

   Penjarahan karya intelektual dalam buku-buku perpustaan di Toledo membawa para sarjana dari Eropa Utara seperti kebakaran jenggot (karena ketertinggalannya). Kemudiannya Orang-orang Kristen membuat program besar-besaran menerjemahkan karya buku-buku berbahasa Arab, menggunakan orang-orang Yahudi sebagai penerjemahnya. Mereka menerjemahkan kedalam bahasa Latin. Buku-buku ini termasuk sebagian besar karya-karya besar dari ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani bersama dengan banyak karya Sarjana Arab Muslim. [Digest, hal. 622]. Masyarakat intelektual dan Sarjana Eropa ketika membaca buku-buku yang ditemukan di Spanyol Al-Andalus begitu jauh lebih unggul dari buku-buku karya mereka sendiri sehingga mereka merasa iri kepada hasil peradaban dan budaya Arab Muslim, yang mana telah mewarnai opini Barat selama berabad-abad. [Burke, 1985, hal. 41].

   Subjek yang tercakup oleh teks buku-buku perpustakaan Spanyol Al-Andalus termasuk topik-topik dalam bidang obat-obatan dan kedokteran, astrologi, astronomi farmakologi, psikologi, fisiologi, zoologi, biologi, botani, mineralogi, optik, kimia, fisika, matematika, aljabar, geometri, trigonometri, musik, meteorologi, geografi, mekanik, hydrostatics, navigasi dan sejarah. [Burke, 1985, hal. 42]. Karya-karya pengetahuan dalam buku-buku tersebut tidak akan dapat menyalakan api yang akan mengakibatkan renaissance’ – kebangkitan Eropah kalau tidak adanya peninggalan khasanah pengetahuan ilmiah Arab Muslim di Spanyol Al-Andalus. Karya-karya yang tertulis dalam buku-buku tersebut telah berjasa menambahkan pengetahuan orang Eropa, akan tetapi banyak dari mereka tidak menghargainya tanpa perubahan dalam cara orang Eropa melihat dunia. Billahit Taufiq Wal-Hidayah. □ AFM


Video Sumber renaissance’ Eropa: ---klik---> Kelahiran baru Eropa, tobe born anew  Europe:



Daftar Kepustakaan:
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/08/islam-di-spanyol-dan-peninggalannya.html
James Burke, Connections
James Burke, The Day The Universe Change
https://www.youtube.com/embed/ySfhIcqesnA  □□

Blog Archive