Sunday, May 13, 2018

Keistimewaan Bulan Ramadhan




“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [Al-Baqarah 2:183]



PENDAHULUAN

D
ua hari lagi kita memasuki bulan Ramadhan, 1 Ramadhan 1439 Hijriyah yang pada tahun ini Insya Allah jatuh bertepatan tanggal 16 Mai 2018 Masehi. Dalam bulan Ramadhan tercantum disana untuk menjalankan kewajiban ibadah puasa sebagai seorang Muslim sebagaimana Firman Allah Ta’ala yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [Al-Baqarah 2:183]

Islam dibangun diatas lima perkara, salah satunya adalah puasa di bulan Ramadhan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya:

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara, (1) syahadat bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; (2) mendirikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) berhaji; dan (5) puasa Ramadhan.” [HR. Bukhari no. 7 dan Muslim no. 16]

Diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika Allah Ta’ala memerintahkan hal tersebut dalam firman-Nya yang artinya: “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. [QS Al-Baqarah 2: 85]

   Dengan dasar atau dalil diatas, maka Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang Allah Ta’ala wajibkan - dan dipertegas oleh sabda Rasul-Nya - bahwa kepada umat Islam untuk mengerjakannya. Dan selanjutnya telah pula diketahui dengan pasti bahwa puasa Ramadhan adalah bagian dari agama, serta berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin. Dengan itu barangsiapa yang mengingkarinya, maka dia telah  melanggar ketentuan. Ketidaktaatannya itu menjadikannya ia telah fasik. [1]

   Barangsiapa yang berada di negeri tempat tinggalnya (mukim atau tidak bepergian) dan sehat, maka wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” [QS Al-Baqarah 2:185]

Dan barangsiapa yang bepergian (musafir) atau sakit (yang dengan itu tidak berpuasa), maka wajib baginya mengganti puasa di bulan yang lain, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain”. [QS Al-Baqarah 2:185]

   Dari sini jelaslah bahwa berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan (bagi yang tidak melaksanakan dibulan tersebut dengan sebab seperti diuraikan itu) adalah wajib, kecuali bagi orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak atau belum diharapkan kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan maka sebagai penggantinya membayar fidyah [2] kepada fakir-miskin.

Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu”. [HR. Bukhari no. 1898, 1899 dan Muslim no. 1079]


   Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Muslim. Sangat disayangkan jika ada insan yang menyambut Ramadhan dengan persiapan yang biasa-biasa saja dan menyelaminya dengan aktivitas normal seperti bulan-bulan lain.

Sebagai seorang muslim amat disayangkan apabila ada yang belum mengetahui keistimewaan dari bulan Ramadhan. Karena, mereka akan kehilangan kesempatan dari setiap keutamaan yang ada dalam Ramadhan yaitu kerugian terbesar dalam rangkaian tahun yang dijalaninya.


KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN

I
badah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang banyak.

   Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi.” [Hadits Muttafaq ‘Alaih]


Adapun Keutamaan Yang Agung dan Keistimewaan itu antara lain sebagai berikut:

   (1). Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq ‘Alaih]

   (2). Pada bulan Ramadhan pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan para setan diikat.

   (3). Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq ‘Alaih].

   (4). Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, do’a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan do’a kita.

   (5). Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.

   (6). Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin atas  kaum musyrikin yang menjalankan kesyirikan.

   (7). Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.


SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KEISTIMEWAAN RAMADHAN

U
ntuk memperoleh ampunan dan surga dengan pengamal ibadah puasa Ramadhan dan amalan-amalan lainnya, harus ada dua syarat: (1). Mengimani dengan benar akan kewajiban ini dan melaksanakannya; (2). Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak seperti yang dikerjakan Nabi Muhammad, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq ‘Alaih]


PENUTUP

B
etapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan seperti yang telah diuraikan diatas. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih. Semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan mendapat keberuntungan pahala dari amal-amal yang dikerjakan. Dapat pula dibaca (--klik-->) Pahala Puasa dan Shalat Malam Ramadhan 1 (1 Ramadhan s/d 10 Ramadhan)

   Demikianlah uraian dari tema Keistimewaan Bulan Ramadhan ini. Semoga bermanfaatlah hendaknya bagi kita semua. Selamat berpuasa, semoga puasa dan amalan-amalan di bulan Ramadhan diterima-Nya yang dengan itu dosa-dosa kita diampuni; doa-doa kita diterima;  diselamatkanya kita baik di dunia dan di akhirat kelak, āmīn. Billāhit Taufiq wal-Hidayah. □ AFM


Catatan Kaki:
[1] Fasik, secara etimologi berarti "keluar dari sesuatu". Sedangkan secara terminologi berarti seseorang yang menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Dalam agama Islam, pengertian dari fasik adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
[2] Mengenai Fidyah: Pengertian dan Cara Melakukannya. Membayar fidyah ditetapkan berdasarkan jumlah hari yang ditinggalkan untuk berpuasa. Setiap 1 hari seseorang meninggalkan puasa, maka dia wajib membayar fidyah kepada seorang (1) fakir miskin. □□


Sumber:
Islampos.com
Muslim.or.id
Dan sumber-sumber lainnya. □□□

Blog Archive