“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [Al-Baqarah
2:183]
PENDAHULUAN
D
|
ua hari lagi kita memasuki bulan Ramadhan, 1
Ramadhan 1439 Hijriyah yang pada tahun ini Insya Allah jatuh bertepatan tanggal
16 Mai 2018 Masehi. Dalam
bulan Ramadhan tercantum disana untuk menjalankan kewajiban ibadah puasa sebagai
seorang Muslim sebagaimana Firman Allah Ta’ala yang
artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [Al-Baqarah 2:183]
Islam dibangun diatas
lima
perkara, salah satunya adalah puasa di bulan Ramadhan sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
artinya:
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara, (1) syahadat bahwasannya tidak
ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah; (2) mendirikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) berhaji; dan (5) puasa
Ramadhan.” [HR. Bukhari no. 7 dan Muslim no. 16]
Diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut kepada
umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ketika Allah Ta’ala memerintahkan hal tersebut dalam
firman-Nya yang artinya: “Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”. [QS Al-Baqarah
2: 85]
Dengan
dasar atau dalil diatas, maka Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam
yang Allah Ta’ala wajibkan - dan
dipertegas oleh sabda Rasul-Nya - bahwa kepada umat Islam untuk mengerjakannya.
Dan selanjutnya telah pula diketahui dengan pasti bahwa puasa Ramadhan adalah
bagian dari agama, serta berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin. Dengan
itu barangsiapa yang mengingkarinya, maka dia telah melanggar ketentuan. Ketidaktaatannya itu menjadikannya
ia telah fasik. [1]
Barangsiapa
yang berada di negeri tempat tinggalnya (mukim atau tidak bepergian) dan sehat,
maka wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebagaimana firman Allah
Ta’ala yang artinya: “Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” [QS Al-Baqarah
2:185]
Dan barangsiapa yang bepergian (musafir) atau
sakit (yang dengan itu tidak berpuasa), maka wajib baginya mengganti puasa di
bulan yang lain, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain”. [QS Al-Baqarah
2:185]
Dari
sini jelaslah bahwa berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di
bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan (bagi yang tidak melaksanakan
dibulan tersebut dengan sebab seperti diuraikan itu) adalah wajib, kecuali bagi
orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak atau belum diharapkan
kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan
Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan maka sebagai penggantinya membayar fidyah [2] kepada fakir-miskin.
Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah apa
yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam shahihain
dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah
pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu”. [HR.
Bukhari no. 1898, 1899 dan Muslim no. 1079]
Ramadhan
adalah bulan istimewa bagi umat Muslim. Sangat disayangkan jika ada insan yang
menyambut Ramadhan dengan persiapan yang biasa-biasa saja dan menyelaminya
dengan aktivitas normal seperti bulan-bulan lain.
Sebagai seorang muslim amat disayangkan apabila
ada yang belum mengetahui keistimewaan dari bulan Ramadhan. Karena, mereka akan
kehilangan kesempatan dari setiap keutamaan yang ada dalam Ramadhan yaitu kerugian
terbesar dalam rangkaian tahun yang dijalaninya.
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
I
|
badah puasa merupakan salah satu sarana penting
untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa,
pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan
di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang
banyak.
Allah
telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah
lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Puasa
itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua
kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika
berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari
pada aroma kesturi.” [Hadits Muttafaq ‘Alaih]
Adapun Keutamaan Yang Agung dan Keistimewaan itu
antara lain sebagai berikut:
(1). Dan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq
‘Alaih]
(2). Pada
bulan Ramadhan pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan para
setan diikat.
(3).
Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana
pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi
pada tahun itu ditentukan. Sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa
mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, dari
Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq ‘Alaih].
(4). Malam
ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam
ganjil lebih kuat daripada di malam-malam lainnya. Karena itu, seyogianya
seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya,
memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada
setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur’anul
Karim, dzikir, do’a, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya. Semoga Allah
menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan do’a kita.
(5).
Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan
berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan
yang bathil.
(6).
Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan
harinya Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah
Islam dan kaum muslimin atas kaum
musyrikin yang menjalankan kesyirikan.
(7).
Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah
memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan
berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme
(keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri
Islam.
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KEISTIMEWAAN RAMADHAN
U
|
ntuk memperoleh ampunan dan surga dengan pengamal
ibadah puasa Ramadhan dan amalan-amalan lainnya, harus ada dua syarat: (1). Mengimani
dengan benar akan kewajiban ini dan melaksanakannya; (2). Pada bulan ini
disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk
mengikuti jejak seperti yang dikerjakan Nabi Muhammad, para sahabat dan
Khulafaur Rasyidin sebagaimana Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa
mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah)
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [Hadits Muttafaq ‘Alaih]
PENUTUP
B
|
etapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat
dalam bulan Ramadhan seperti yang telah diuraikan diatas. Maka kita wajib
memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan
sebenar-benarnya dan beramal shalih. Semoga kita termasuk orang-orang yang
diterima amalnya dan mendapat keberuntungan pahala dari amal-amal yang
dikerjakan. Dapat pula dibaca (--klik-->) Pahala
Puasa dan Shalat Malam Ramadhan 1 (1 Ramadhan s/d 10 Ramadhan)
Demikianlah
uraian dari tema Keistimewaan Bulan Ramadhan ini. Semoga bermanfaatlah
hendaknya bagi kita semua. Selamat berpuasa, semoga puasa dan amalan-amalan di
bulan Ramadhan diterima-Nya yang dengan itu dosa-dosa kita diampuni; doa-doa
kita diterima; diselamatkanya kita baik di
dunia dan di akhirat kelak, āmīn. Billāhit
Taufiq wal-Hidayah. □ AFM
Catatan
Kaki:
[1] Fasik, secara
etimologi berarti "keluar dari sesuatu". Sedangkan secara terminologi
berarti seseorang yang menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya.
Dalam agama Islam, pengertian dari fasik adalah orang yang keluar
dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
[2] Mengenai Fidyah:
Pengertian dan Cara Melakukannya. Membayar fidyah ditetapkan berdasarkan
jumlah hari yang ditinggalkan untuk berpuasa. Setiap 1 hari seseorang
meninggalkan puasa, maka dia wajib membayar fidyah kepada seorang (1) fakir
miskin. □□
Sumber:
Islampos.com
Muslim.or.id
Dan sumber-sumber lainnya. □□□