- "Andai Islam Intoleran seperti yang mereka tuduhkan, tentu tidak akan satu pun Yahudi atau satu pun Kristen yang tersisa di tanah Andalusia, Turky, Mesir, Lebanon, Yordania dan sejumlah wilayah lainnya saat Islam berkuasa disana." [Sejarah, Ustadz Farid Okbah]
B
|
aik ketika Islam Minoritas dan ketika
Islam menjadi Adidaya, demikian sepenggal kata-kata yang diberikan oleh Ustadz
Farid Okbah. Kemudian ia menceritakan sejarah, mencontohkan bagaimana agama
Islam sesungguhnya tidak perlu diajari dalam bertoleransi. Hal ini ia ceritakan
untuk menghempaskan komentar-komentar orang diluar Islam yang acapkali menyebut
bahwa Islam tidak ada toleransi.
Penyerahan kunci Istana Al-Hambra
oleh Sultan Muhammad As-Shaghir kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 2 Januari
1492 menandai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Islam di Spanyol. Itu artinya
secara politik, Islam sama sekali tidak lagi menyelenggarakan pemerintahan di Spanyol.
Namun berakhirnya Kekuasaan Islam di Spanyol tidak serta merta mengakhiri kisah kaum Muslimin di negeri itu, penyerahan kekuasaan justru merupakan awal dari sejarah "kelam" kaum Muslimin disana. Piagam Granada yang menjanjikan kebebasan beragama bagi kaum muslimin rupanya tidak berumur panjang.
Pada tahun 1502 umat muslim diberi dua opsi, Kesatu. Memeluk Kristen atau, Kedua, Pergi meninggalkan bumi Spanyol. Artinya, menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam sama artinya dengan bunuh diri. Banyak kaum muslimin yang memilih meninggalkan Spanyol, namun tidak sedikit yang memilih pindah agama secara dzohir namun tetap beribadah secara Islami dengan sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kaum Moriscos [sebutan bangsa Spanyol bagi suku bangsa yang berasal dari Afrika Utara – Maroko].
Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah ancaman. Sehingga antara tahun 1508-1567 keluar sejumah peraturan yang melarang segala hal yang bernuansa Islam baik pakaian maupun nama.
Penggunaan bahasa Arab juga dilarang, anak-anak kaum muslimin juga dipaksa menerima pendidikan dari para Pendeta Kristen. Puncaknya pada tahun 1609-1614 tiga ratus ribu kaum Moriscos diusir dari Spanyol oleh Raja Philips III. Benar-benar sebuah kenyataan sejarah yang pahit dan menyedihkan.
Dari Spanyol mari kita pindah kebelahan bumi yang lain, tepatnya ke Turky tempat dimana Kekhalifahan Ottoman berpusat. Setelah mendengar penyiksaan yang dilakukan oleh Penguasa Spanyol terhadap kaum muslimin, Sultan Salim I marah besar, dia mengeluarkan Dekrit yang berisi perintah kepada seluruh penganut Yahudi dan Kristiani yang berada dibawah kekuasaannya untuk memilih satu dari dua opsi yaitu, Kesatu, Tinggal menetap tapi memeluk Islam atau, Kedua, Pergi meninggalkan tanah wilayah Kekhalifahan Ottoman.
Mendengar Dekrit tersebut, Syaikh Ali Afandi At-Tirnabyli selaku Mufti Kekhalifahan Ottoman saat itu menyampaikan penolakannya terhadap Dekrit Sultan. Mufti menjelaskan bahwa Dekrit tersebut tidak boleh dilaksanakan sekalipun kaum muslimin di 'sembelih' di negeri-negeri 'Salib'. Mufti juga menjelaskan bahwa selamanya tidak ada paksaan dalam beragama sebagaimana firman-Nya:
●”Tidak ada paksaan
untuk (masuk) agama Islam”, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang salah. Karena itu siapa saja yang ingkar kepada thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS
Al-Baqarah 2:256]
●“Kami turunkan
Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (menuruti aturan dan
perintah Allah Rabbul ‘Alamin).” [QS An-Nahl 16:89]
Akhirnya Sultan Salim menarik
keputusannya dan membiarkan penganut Yahudi dan Kristen tinggal dengan aman dan
damai dibawah Pemerintahan Kekhalifahan Islam Ottoman. Mereka yang Non Muslim semua tinggal dengan
aman dan damai, sementara disaat Pemerintah Spanyol pasca Andalusia menyembelih
ratusan ribu kaum muslimin.
Sikap Sultan Salim yang tunduk pada rambu-rambu Keislaman yaitu ajaran Islam dalam hal kemanusiaan sudah cukup sebagai jawaban bahwa Islam bukan teroris, namun sebagai “Rahmatan Lil ‘Ālāmin”. Dimana (dan bila) Islam menjalankan pemerintahan, dia akan (dan mesti) menjadi pengayom bagi semua.
Rupanya hal kekerasan terhadap umat Islam
sampai sekarang masih juga berlanjut di millennium ke-3 ini seperti terjadi di tanah Papua, ketika
umat Islam di sana sedang melaksanakan shalat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah di
Kabupaten Tolikara, Papua, Indonesia sebuah Masjid dilempar dan dibakar. Warga
Muslim setempat jadi terancam, dan kemudiannya menghindari dan mencari keselamatannya. Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jum’at
17 Juli 2015. Umat Islam ketika itu tengah melaksanakan shalat Id di halaman Koramil 1702 JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama,
tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak-teriak ditengah kaum
muslimin yang sedang berkhikmat melakukan ibadahnya.
Jemaah bubar dan membatalkan shalat Id untuk menyelamatkan diri ke
markas militer Koramil setempat. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Masjid Baitul Mutaqin
yang berada di sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya mereka membakar rumah
ibadah Islam tersebut. Selain Masjid, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi
sasaran amukan orang-orang itu. Dalam masalah ini umat Islam di seentero Indonesia dan para
pemimpin-pemimpin agama Islam tidak (memerintahkan untuk) membalasnya, melainkan diserahkan persoalannya kepada yang
berwajib untuk menyelesaikannya.
Firman Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang:
♥Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. [QS Al-Mā’idah 5:2]
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Betapa Agungnya Ajaran Islam. Betapa Agungnya Peradaban Islam sesuai dengan yang diajarkan-Nya. □AFM
Fakta
mengungkapkan Islam dan Muslim tidak merupakan ancaman besar bagi Amerika
bahkan Dunia! Mari kita cari tahu Siapa? Ikuti tayangan videonya dengan
mengklik tanda httpsnya:
Silahkan pula mengikuti sejarah Islam di Spanyol-Andalusia dalam blog kami seperti tersebut dibawah dengan mengklik tanda httpnya:
Bahan Bacaan:
voa-islam.com, islampos.com,
metronews.com, panjimas.com, tvmuh.com, sangpencerah.com,
afaisalmarzuki.blogspot.com. □□□