Monday, July 27, 2015

Kenyataan Sejarah Toleransi Dalam Islam




  • "Andai Islam Intoleran seperti yang mereka tuduhkan, tentu tidak akan satu pun Yahudi atau satu pun Kristen yang tersisa di tanah Andalusia, Turky, Mesir, Lebanon, Yordania dan sejumlah wilayah lainnya saat Islam berkuasa disana." [Sejarah, Ustadz Farid Okbah]


B
aik ketika Islam Minoritas dan ketika Islam menjadi Adidaya, demikian sepenggal kata-kata yang diberikan oleh Ustadz Farid Okbah. Kemudian ia menceritakan sejarah, mencontohkan bagaimana agama Islam sesungguhnya tidak perlu diajari dalam bertoleransi. Hal ini ia ceritakan untuk menghempaskan komentar-komentar orang diluar Islam yang acapkali menyebut bahwa Islam tidak ada toleransi.

Penyerahan kunci Istana Al-Hambra oleh Sultan Muhammad As-Shaghir kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 2 Januari 1492 menandai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Islam di Spanyol. Itu artinya secara politik, Islam sama sekali tidak lagi menyelenggarakan pemerintahan di Spanyol.

Namun berakhirnya Kekuasaan Islam di Spanyol tidak serta merta mengakhiri kisah kaum Muslimin di negeri itu, penyerahan kekuasaan justru merupakan awal dari sejarah "kelam" kaum Muslimin disana. Piagam Granada yang menjanjikan kebebasan beragama bagi kaum muslimin rupanya tidak berumur panjang.

Pada tahun 1502 umat muslim diberi dua opsi,  Kesatu. Memeluk Kristen atau, Kedua, Pergi meninggalkan bumi Spanyol. Artinya, menetap di Spanyol dengan tetap memeluk agama Islam sama artinya dengan bunuh diri. Banyak kaum muslimin yang memilih meninggalkan Spanyol, namun tidak sedikit yang memilih pindah agama secara dzohir namun tetap beribadah secara Islami dengan sembunyi-sembunyi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kaum Moriscos [sebutan bangsa Spanyol bagi suku bangsa yang berasal dari Afrika Utara – Maroko].

Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan kaum Moriscos dianggap sebagai sebuah ancaman. Sehingga antara tahun 1508-1567 keluar sejumah peraturan yang melarang segala hal yang bernuansa Islam baik pakaian maupun nama.

Penggunaan bahasa Arab juga dilarang, anak-anak kaum muslimin juga dipaksa menerima pendidikan dari para Pendeta Kristen. Puncaknya pada tahun 1609-1614  tiga ratus ribu kaum Moriscos diusir dari Spanyol oleh Raja Philips III. Benar-benar sebuah kenyataan sejarah yang pahit dan menyedihkan.

Dari Spanyol mari kita pindah kebelahan bumi yang lain, tepatnya ke Turky tempat dimana Kekhalifahan Ottoman berpusat. Setelah mendengar penyiksaan yang dilakukan oleh Penguasa Spanyol terhadap kaum muslimin, Sultan Salim I marah besar, dia mengeluarkan Dekrit yang berisi perintah kepada seluruh penganut Yahudi dan Kristiani yang berada dibawah kekuasaannya untuk memilih satu dari dua opsi yaitu, Kesatu, Tinggal menetap tapi memeluk Islam atau, Kedua, Pergi meninggalkan tanah wilayah Kekhalifahan Ottoman.

Mendengar Dekrit tersebut, Syaikh Ali Afandi At-Tirnabyli selaku Mufti Kekhalifahan Ottoman saat itu menyampaikan penolakannya terhadap Dekrit Sultan. Mufti menjelaskan bahwa Dekrit tersebut tidak boleh dilaksanakan sekalipun kaum muslimin di 'sembelih' di negeri-negeri 'Salib'. Mufti juga menjelaskan bahwa selamanya tidak ada paksaan dalam beragama sebagaimana firman-Nya:

●”Tidak ada paksaan untuk (masuk) agama Islam”, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu siapa saja yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS Al-Baqarah 2:256]

“Kami turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (menuruti aturan dan perintah Allah Rabbul ‘Alamin).” [QS An-Nahl 16:89]

Akhirnya Sultan Salim menarik keputusannya dan membiarkan penganut Yahudi dan Kristen tinggal dengan aman dan damai dibawah Pemerintahan Kekhalifahan Islam Ottoman.  Mereka yang Non Muslim semua tinggal dengan aman dan damai, sementara disaat Pemerintah Spanyol pasca Andalusia menyembelih ratusan ribu kaum muslimin.

Sikap Sultan Salim yang tunduk pada rambu-rambu Keislaman yaitu ajaran Islam dalam hal kemanusiaan sudah cukup sebagai jawaban bahwa Islam bukan teroris, namun sebagai “Rahmatan Lil ‘Ālāmin”. Dimana (dan bila) Islam menjalankan pemerintahan, dia akan (dan mesti) menjadi pengayom bagi semua.

Rupanya hal kekerasan terhadap umat Islam sampai sekarang masih juga berlanjut di millennium ke-3 ini seperti terjadi di tanah Papua, ketika umat Islam di sana sedang melaksanakan shalat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua, Indonesia sebuah Masjid dilempar dan dibakar. Warga Muslim setempat jadi terancam, dan kemudiannya menghindari dan mencari keselamatannya. Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jum’at 17 Juli 2015. Umat Islam ketika itu tengah melaksanakan shalat Id di halaman Koramil 1702  JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak-teriak ditengah kaum muslimin yang sedang berkhikmat melakukan ibadahnya.

Jemaah bubar dan membatalkan shalat Id untuk menyelamatkan diri ke markas militer Koramil setempat. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Masjid Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya mereka membakar rumah ibadah Islam tersebut. Selain Masjid, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan orang-orang itu. Dalam masalah ini umat Islam di seentero Indonesia dan para pemimpin-pemimpin agama Islam tidak (memerintahkan untuk) membalasnya, melainkan diserahkan persoalannya kepada yang berwajib untuk menyelesaikannya.

Firman Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)  kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. [QS Al-Mā’idah 5:2]

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Betapa Agungnya Ajaran Islam. Betapa Agungnya Peradaban Islam sesuai dengan yang diajarkan-Nya. AFM



Fakta mengungkapkan Islam dan Muslim tidak merupakan ancaman besar bagi Amerika bahkan Dunia! Mari kita cari tahu Siapa? Ikuti tayangan videonya dengan mengklik tanda httpsnya:

Silahkan pula mengikuti sejarah Islam di Spanyol-Andalusia dalam blog kami seperti tersebut dibawah dengan mengklik tanda httpnya:


Bahan Bacaan:
voa-islam.com, islampos.com, metronews.com, panjimas.com, tvmuh.com, sangpencerah.com, afaisalmarzuki.blogspot.com. □□□  

Blog Archive