Oleh: A. Faisal Marzuki
- Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari bumi dan menjadikan kamu (manusia) pemakmurnya.* [QS Hūd 11:61]
- Dalam memakmurkan bumi Allah Pencipta Manusia mengajarkan: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu): ●Berlaku adil dan ●Berbuat kebajikan, ●Memberi bantuan (perhatian, caring) kepada kerabat, Dia melarang (melakukan): ●Perbuatan keji, ●Kemungkaran, dan ●Permusuhan. Dia memberi: ●Pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS Surat An-Nahl 16:90]
M
|
anusia diciptakan oleh Tuhan Alam Semesta setelah Alam Raya di Raya ini ada lebih dahulu. Tubuhnya dibuat dari dzat (saripati)
tanah 1 yang berasal dari Bumi yaitu planet
biru yang indah permai diantara planit-planit lain dari sistim tatasurya
Matahari. Kehidupan makhluk biologis tumbuh subur di tanah Bumi ini berupa
segala jenis tanaman yang tegak berdiri dan merambat serta khewan yang melata,
berenang, terbang, maupun berkaki untuk berjalan. Semua itu ada lebih dulu, kemudian
barulah datang makhluk manusia.
Dalam diri manusia terdiri dari unsur tanah
(saripati) dan Ruh. Ruh ini ciptaan Allah dari langit 2 Oleh karena itu kalau umur
manusia hidup di Bumi sudah habis (masa hidup tubuhnya) yang disebut mati, maka
tubuhnya kembali ke tanah Bumi tempat dimana dia berasal, sementara Ruhnya
kembali ke alam langit tempat dimana dia berasal.
Samakah kedudukan manusia di Bumi
dengan makhluk lainnya seperti tumbuhan dan khewan? Jawabnya tidak. Kenapa?
Karena manusia diciptakan sebagai makhluk khalifah di Bumi sebagaimana firman
Allah ‘Azza wa Jalla menyatakan dalam firman-Nya:
- Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Susungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang khalifah di (planet) Bumi. [QS Al-Baqarah 2:30]
Apa yang dimaksud dengan kata khalifah
ini tidak lain adalah mandataris (wakil, pemegang amanat) Allah
di Bumi untuk memakmurkan bumi. Para keturunannya disebut juga khalifah sebagaimana
firman-Nya:
- Dan Dia-lah menjadikan kamu khalifah-khalifah di Bumi. [QS Al-An’ām 6:165]
●●●
Jadi Manusia di jadikan penghuni Bumi
untuk menguasai dan memakmurkan dunia sebagaimana firman-Nya menyebutkan:
- Dia telah menciptakan kamu dari Bumi dan menjadikan pemakmurnya [QS Hud 11:61]
- Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu (umur) yang telah ditentukan. [QS Al-A’rāf 7:24]
- (Allah) berfirman: “Di sana (bumi) kamu hidup, dan di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.” [QS Al-A’rāf 7:25]
Untuk melaksanakan kehidupannya
diperlukan makanan (pangan), tempat tinggal (papan), pakaian pelindung tubuh
dan penutup aurat (sandang). Artinya perlu usaha dan kerja untuk mendapatkanya.
Malah di zaman modern ini perlu pendidikan (sekolah umum dan madrasah tarbiyah
agama), pekerjaan, alat tranportasi, kesehatan dan seterusnya, sebagaimana
firman-Nya:
- Sungguh, Kami (Allah) telah menciptakan manusia (di bumi) berada dalam ‘susah payah’ (belajar, kerja, usaha, memelihara) [QS Al-Balad 90:4]
Untuk mendapatkan atau mencapai
keperluan hidup yang perlu ‘bersusah payah’ dulu itu mampukah manusia? Jawabnya
mampu (berkesanggupan) sebagaimana firman-Nya menegaskan agar yakin dan
perlunya suatu kerja atau usaha terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Kenapa
mampu? inilah uraiannya firman-Nya:
- Dan Kami (Allah) lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami (Allah) ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. [QS Al-Isrā’ 17:70]
Oleh karena itu walaupun manusia tidak
pandai terbang, tapi manusia mampu membuat alat untuk menerbangkannya seperti
kapal terbang (propeller atau jet). Tidak bisa seperti ikan yang hidup dalam
air, tapi mampu membuat alat yang bisa mampu seperti ikan berada dalam air
sepertihalnya kapal selam.
Kelebihan manusia ini terus
berkembang, sementara binatang sejak dari dulu sampai sekarang sama saja.
Seperti burung hidup di dahan pohon, sedang manusia membuat gedung apartmen
bertingkat tinggi, dan seterusnya.
Oleh karena manusia adanya
diciptakan-Nya, maka hidup kita perlu beribadah kepada-Nya sebagai tanda
kesadaran kita akan kekasihsayangan-Nya kepada kita. Untuk itu sebagaimana
dinyatakan-Nya dalam firman-Nya:
- Dan Aku (Allah) tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku” [QS Adz-Dzāriāt 51:56]
Apa arti beribadah itu? Gambaran dari
beribadah itu sebagaimana firman-Nya menyebutkan:
- Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku (pengabdianku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Seluruh Alam. [QS Al-An’ām 6:162]
Demikianlah bentuk keseluruhan ibadah kita,
salah satu pengertiannya boleh juga disebut sebagai bentuk dedikasi tertinggi kita
kepada-Nya yaitu melakukan ibadah kepada-Nya seperti yang terurai diatas.
Dalam bahasa lain (bahasa dunia dalam
bernegara) “Serve your country as a soldier”. “Be a hero”. Kalau kau mati dalam
perang, kamu adalah pahlawan bangsa. Janazahnya di kubur di tempat khusus,
namanya ‘taman pahlawan’.
Oleh karena itu manusia hidup bukan
sekedar untuk makan, khewan makan juga. Dari sini timbul pertanyaan kritis.
Manusia hidup untuk makan atau makan untuk Hidup? Artinya disini kalau jawaban
kita makan untuk hidup, tepat sekali. Tapi kalau manusia hidup untuk makan tidak bedalah dengan khewan.
Perbedaannya dengan khewan itu,
menjadikan manusia mulia dan tinggi hidupnya dibanding makhluk khewan, dan
dengan kemampuan beribadah kepada-Nya itulah manusia diangkat sebagai khalifah
di Bumi. Menjalankan amanahnya supaya memakmurkan bumi dimana dalam memakmurkan
bumi Allah berpesan dalam sebuah pengajaran yang dapat menjadi pelajarannya sebagaimana
yang disebutkan-Nya:
-
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu): ●Berlaku adil dan ●Berbuat kebajikan, ●Memberi bantuan (perhatian, caring) kepada kerabat, Dia melarang (melakukan): ●Perbuatan keji, ●Kemungkaran, dan ●Permusuhan. Dia (seperti hal-hal yang telah disebutkan-Nya itu) memberi: ●Pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS Surat An-Nahl 16:90]
Di surat dan ayat yang lain Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
-
Dan berbuat baiklah kepada: ●Kedua orang tua; ●Karib kerabat; ●Anak Yatim; ●Orang miskin; ●Tetangga dekat; ●Tetangga jauh; ●Teman Sejawat; ●Ibnu Sabil (orang dalam perjalan); ●Hamba sahaya. [QS An-Nisā’ 4:36]
-
Dan berbuat baiklah (kepada orang lain dan lingkungan) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. ●Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. [QS Al-Qashash 28:77]
Demikian mulianya ajaran Islam ini bagi kemanusiaan yang adil dan
beradab dibawah pengajaran Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
bagi kehidupan manusia sejagat. Wal-lõhu ‘alam bish-shawab. ©AFM
Bersambung ke: Kedudukan
Manusia di Bumi 5
Catatan
Kaki:
1Sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah [QS Al-Hajj 22:5]
2Kemudian Dia (Allah)
menyempurnakannya (perkembangan biologis cabang bayi) dan meniupkan ruh
(ciptaan)-Nya ke dalam tubuhnya (cabang bayi).. [QS As-Sajdah 32:9]
Note: Sebaiknya berkenaan dengan penciptaan manusia (proses penciptaan manusia) digambarkan lebih khusus lagi dan terperinci, ikuti pula blog ini dalam tema "Islam dan Ilmu Pengetahuan I".
Note: Sebaiknya berkenaan dengan penciptaan manusia (proses penciptaan manusia) digambarkan lebih khusus lagi dan terperinci, ikuti pula blog ini dalam tema "Islam dan Ilmu Pengetahuan I".