Friday, April 3, 2015

Kedudukan Manusia di Bumi 4



Oleh: A. Faisal Marzuki



  • Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari bumi dan menjadikan kamu (manusia) pemakmurnya.* [QS Hūd 11:61]
  • Dalam memakmurkan bumi Allah Pencipta Manusia mengajarkan: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu): Berlaku adil dan Berbuat kebajikan, Memberi bantuan (perhatian, caring) kepada kerabat, Dia melarang (melakukan): Perbuatan keji, Kemungkaran, dan Permusuhan. Dia memberi: Pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS Surat An-Nahl 16:90]


M
anusia diciptakan oleh Tuhan Alam Semesta setelah Alam Raya di Raya ini ada lebih dahulu. Tubuhnya dibuat dari dzat (saripati) tanah 1 yang berasal dari Bumi yaitu planet biru yang indah permai diantara planit-planit lain dari sistim tatasurya Matahari. Kehidupan makhluk biologis tumbuh subur di tanah Bumi ini berupa segala jenis tanaman yang tegak berdiri dan merambat serta khewan yang melata, berenang, terbang, maupun berkaki untuk berjalan. Semua itu ada lebih dulu, kemudian barulah datang makhluk manusia.

   Dalam diri manusia terdiri dari unsur tanah (saripati) dan Ruh. Ruh ini ciptaan Allah dari langit 2  Oleh karena itu kalau umur manusia hidup di Bumi sudah habis (masa hidup tubuhnya) yang disebut mati, maka tubuhnya kembali ke tanah Bumi tempat dimana dia berasal, sementara Ruhnya kembali ke alam langit tempat dimana dia berasal.

Samakah kedudukan manusia di Bumi dengan makhluk lainnya seperti tumbuhan dan khewan? Jawabnya tidak. Kenapa? Karena manusia diciptakan sebagai makhluk khalifah di Bumi sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla menyatakan dalam firman-Nya:

  • Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Susungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang khalifah di (planet) Bumi. [QS Al-Baqarah 2:30]


Apa yang dimaksud dengan kata khalifah ini tidak lain adalah mandataris (wakil, pemegang amanat) Allah di Bumi untuk memakmurkan bumi. Para keturunannya disebut juga khalifah sebagaimana firman-Nya:

  • Dan Dia-lah menjadikan kamu khalifah-khalifah di Bumi. [QS Al-An’ām 6:165]

●●●

   Jadi Manusia di jadikan penghuni Bumi untuk menguasai dan memakmurkan dunia sebagaimana firman-Nya menyebutkan:

  • Dia telah menciptakan kamu dari Bumi dan menjadikan pemakmurnya [QS Hud 11:61]

  • Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu (umur) yang telah ditentukan. [QS Al-A’rāf 7:24]

  • (Allah) berfirman: “Di sana (bumi) kamu hidup, dan di sana kamu mati, dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.” [QS Al-A’rāf 7:25]

Untuk melaksanakan kehidupannya diperlukan makanan (pangan), tempat tinggal (papan), pakaian pelindung tubuh dan penutup aurat (sandang). Artinya perlu usaha dan kerja untuk mendapatkanya. Malah di zaman modern ini perlu pendidikan (sekolah umum dan madrasah tarbiyah agama), pekerjaan, alat tranportasi, kesehatan dan seterusnya, sebagaimana firman-Nya:

  • Sungguh, Kami (Allah) telah menciptakan manusia (di bumi) berada dalam ‘susah payah’ (belajar, kerja, usaha, memelihara) [QS Al-Balad 90:4]

Untuk mendapatkan atau mencapai keperluan hidup yang perlu ‘bersusah payah’ dulu itu mampukah manusia? Jawabnya mampu (berkesanggupan) sebagaimana firman-Nya menegaskan agar yakin dan perlunya suatu kerja atau usaha terlebih dahulu untuk mendapatkannya. Kenapa mampu? inilah uraiannya firman-Nya:

  • Dan Kami (Allah) lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami (Allah) ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. [QS Al-Isrā’ 17:70]

Oleh karena itu walaupun manusia tidak pandai terbang, tapi manusia mampu membuat alat untuk menerbangkannya seperti kapal terbang (propeller atau jet). Tidak bisa seperti ikan yang hidup dalam air, tapi mampu membuat alat yang bisa mampu seperti ikan berada dalam air sepertihalnya kapal selam.

Kelebihan manusia ini terus berkembang, sementara binatang sejak dari dulu sampai sekarang sama saja. Seperti burung hidup di dahan pohon, sedang manusia membuat gedung apartmen bertingkat tinggi, dan seterusnya.

Oleh karena manusia adanya diciptakan-Nya, maka hidup kita perlu beribadah kepada-Nya sebagai tanda kesadaran kita akan kekasihsayangan-Nya kepada kita. Untuk itu sebagaimana dinyatakan-Nya dalam firman-Nya:

  • Dan Aku (Allah) tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku” [QS Adz-Dzāriāt 51:56]

Apa arti beribadah itu? Gambaran dari beribadah itu sebagaimana firman-Nya menyebutkan:

  • Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku (pengabdianku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Seluruh Alam. [QS Al-An’ām 6:162]

Demikianlah bentuk keseluruhan ibadah kita, salah satu pengertiannya boleh juga disebut sebagai bentuk dedikasi tertinggi kita kepada-Nya yaitu melakukan ibadah kepada-Nya seperti yang terurai diatas.

Dalam bahasa lain (bahasa dunia dalam bernegara) “Serve your country as a soldier”. “Be a hero”. Kalau kau mati dalam perang, kamu adalah pahlawan bangsa. Janazahnya di kubur di tempat khusus, namanya ‘taman pahlawan’.

Oleh karena itu manusia hidup bukan sekedar untuk makan, khewan makan juga. Dari sini timbul pertanyaan kritis. Manusia hidup untuk makan atau makan untuk Hidup? Artinya disini kalau jawaban kita makan untuk hidup, tepat sekali. Tapi kalau manusia hidup untuk makan tidak bedalah dengan khewan.

Perbedaannya dengan khewan itu, menjadikan manusia mulia dan tinggi hidupnya dibanding makhluk khewan, dan dengan kemampuan beribadah kepada-Nya itulah manusia diangkat sebagai khalifah di Bumi. Menjalankan amanahnya supaya memakmurkan bumi dimana dalam memakmurkan bumi Allah berpesan dalam sebuah pengajaran yang dapat menjadi pelajarannya sebagaimana yang disebutkan-Nya:

  • Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu): Berlaku adil dan Berbuat kebajikan, Memberi bantuan (perhatian, caring) kepada kerabat, Dia melarang (melakukan): Perbuatan keji, Kemungkaran, dan Permusuhan. Dia (seperti hal-hal yang telah disebutkan-Nya itu) memberi: Pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [QS Surat An-Nahl 16:90]

Di surat dan ayat yang lain Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

  • Dan berbuat baiklah kepada: Kedua orang tua; Karib kerabat; Anak Yatim; Orang miskin; Tetangga dekat; Tetangga jauh; Teman Sejawat; Ibnu Sabil (orang dalam perjalan); Hamba sahaya. [QS An-Nisā’ 4:36]

  • Dan berbuat baiklah (kepada orang lain dan lingkungan) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. [QS Al-Qashash 28:77]

   
   Demikian mulianya ajaran Islam ini bagi kemanusiaan yang adil dan beradab dibawah pengajaran Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang bagi kehidupan manusia sejagat. Wal-lõhu ‘alam bish-shawab. ©AFM


Catatan Kaki:
1Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah [QS Al-Hajj 22:5]
2Kemudian Dia (Allah) menyempurnakannya (perkembangan biologis cabang bayi) dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam tubuhnya (cabang bayi).. [QS As-Sajdah 32:9]

Note: Sebaiknya berkenaan dengan penciptaan manusia (proses penciptaan manusia) digambarkan lebih khusus lagi dan terperinci, ikuti pula blog ini dalam tema "Islam dan Ilmu Pengetahuan I".

Blog Archive