Sunday, April 5, 2015

Kedudukan Manusia di Bumi 5



Oleh: A .Faisal Marzuki


Karya Bersyukur Meraih Damai

Alam maghrib, nan memukau.
Karya manusia, jembatan penghubung.
Manfaat alam, kreasi Tuhan Pencipta.
Dan karya manusia, ciptaan-Nya.





  • Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS Al-Anfal 8:61)


B
oleh jadi gambar poster ini dapat menggambarkan bagaimana interaksi dan cara manusia menyikapi peristiwa dari lingkungan alam sekitarnya. Bermula boleh jadi mungkin dikiranya tidak menguntungkan bagi kehidupannya. Dari segi lain boleh jadi manusia mau belajar bagaimana makhluk lain hidup dalam lingkungan alam sekitarnya. Dari keadaannya itu semua boleh jadi pula dapat ditarik pelajaran dari para makhluk itu. Sebagai contoh nyata terpisahnya dua kelompok manusia karena ada daratan yang dipisahkan oleh kondisi alam yang tidak dapat menyatukannya. Bagi mereka yang berfikir kreatif yang membangun tidak menjadikannya pesimis (dari ulah kondisi alam atau kondisi-kondisi lain yang ada memang telah terpisah senyatanya), malah optimis (artinya tidak menyerah dengan keadaan begitu saja, melainkan dicari jalan keluarnya).


   Sebenarnya segala kondisi (karena) alam (maupun manusia) tidak menjadi hambatan. Seperti letak dua daratan yang terpisah (terlihat dalam gambar yang ada pada poster itu) apakah karena laut (air) atau tanah (jurang, lembah yang dalam). Kesudahannya, oleh manusia yang berfikir kreatif positif, dua lingkungan masyarakat yang letaknya berseberangan yang dipisahkan oleh kondisi ‘kejadian alam’ tadi bisa bertemu dan dipertemukan oleh adanya usaha membangun ‘jembatan’. Dengan dibangunnya jembatan manusia dengan kendaraan atau berjalan kaki bisa lalu lalang dengan bebasnya. Saling mengunjungi dan bertemu satu sama lainnya.

Demikianlah, sebenarnya kalaulah manusia mengerti dan mau berfikir lebih dalam lagi tentang kehidupan dan hikmah dari hidup ini semua. Kondisi seburuk apapun bisa diatasi dengan baik. Pandai bagaimana menyikapinya, yaitu bersyukur (berfikir positif yang membangun) dalam mengatasinya sebagaimana firman-Nya:

  • Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari bumi dan menjadikan kamu (manusia) pemakmurnya. [QS Hūd 11:61]

Makmur yaitu sejahtera bukan saja lahir tapi batinnya juga. Artinya hidup itu dibuat sejahtera oleh masyarakat itu sendiri bersama-sama di (masih) Dunia ini, dan sejahtera (kelak) di Akhirat bagi mereka yang beriman dan melakukan amal perbuatan baik disegala bidang kehidupan. Menjadi pemegang mandat-Nya (amanah-Nya). artinya menjalankan mandat sesuai dengan ketentuan-ketentuan-Nya yaitu bekerja dan mengatasi setiap persoalan yang ada dengan positif, bersama memberikan sharing kelebihan masing-masing atau apa yang ada dimasing-masing anggota masyarakat untuk berpartisipasi bersama memakmurkan kehidupan bersama untuk keluarganya masing-masing.

  Allah berfirman dalam surat An-Nahl surat ke-16 ayat ke-66:  “wa inna lakum fil an’āmi la’ibrah” artinya: “Dan sungguh, pada binatang (khewan) itu benar-benar terdapat pelajaran bagimu.” Dengan firman ini boleh sangat jadi inilah yang dimaksudkan Allah Maha Pencipta Nan Agung Lagi Mulia menjadikan manusia dengan jabatan dan gelar Khalifah (manusia Khalifah) itu sebagai Pemakmurnya di Bumi ini. Manusia khalifah berkemampuan seperti semut, kerja gotong royong tanpa lelah dalam ‘team’. Seperti lebah, yang menghasilkan manis dan lezatnya madu dan berguna bagi kesehatan hidup. Seperti bunga rose, yang indah dan cantik yang menyejukkan mata dalam memandangnya serta harum semerbak yang membuai kehidupan itu indah yang sebenarnya bagi mereka yang mengerti.   Seperti burung merpati, yang romantis dan damai.



   Demikianlah burung merpati sudah menjadi lambang perdamaian dalam bahasa manusia yang suka dan ingin berdamai. Untuk itu mari tegakkan perdamaian di Dunia. Berdamai, seperti hidup damainya burung merpati. Bekerja, seperti semut yang bergotong royong dan ber-’fastabikul khairat’ dengan masyarakat yang lain. Berproduksi, atau menghasilkan sesuatu seperti lebah yang manis, lezat dan menyehatkan. Berpergaulan, seperti bunga rose yang indah, cantik, anggun dan harum baunya. SubhanalLõh, walhamdulilLāh, walā ilāha ilalLõh, huwalLõhu Akbar. Allõh Karīm. ©AFM


Blog Archive