Tuesday, June 3, 2014

Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur'an (IV)





TATANAN MASYARAKAT
DALAM AL-QUR’AN (IV)
-----   Janji dan Sumpah  -----
Oleh: A. Faisal Marzuki


JANJI DAN SUMPAH

D
alam sebuah kehidupan Janji dan Sumpah merupakan bagian dari kehidupan. Ada empat macam perilaku tersebut. Pertama: Untuk diri sendiri. Maksudnya sebagai memperkuat suatu tekad. Dengan tekad itu menjadikan motivasi hidup ke depan menjadi kuat. Maka ia berjanji kepada dirinya sendiri: “Saya berjanji akan bekerja keras atau belajar keras”. Untuk itu ia bersumpah untuk dirinya sendiri. Kadang kala ia bernazar. Kalau berhasil ia akan memberi sedekah, atau naik haji dst; Kedua: Karena mendapat suatu amanah bekerja untuk kepentingan publik. Karena itu ia disumpah, dan setelah itu berjanji akan melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban yang ada pada jabatannya; Ketiga: Meminjam sesuatu dan berjanji akan mengembalikannya; Kempat: Menitipkan sesuatu kepada seseorang. Orang yang dititipi barang ini wajib menjaga amanah yang diberikan.

Dalam hal seperti itu sebagai pedomannya Allah swt berfirman:

● Wa awfū bi’ahdilLāhi idzā ‘āha(d)ttum ● wa lā tanqudhūl aymāna ba’da tawkīdihā ● wa qad ja’altumulLāha ‘alaykum kafīlā ● innalLāha ya’lamu mā taf’alūn.

Artinya:

● Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji, ● dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, ● sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). ● Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. [QS An-Nahl 16:91]


Mari kita dalami atau tadabburi firman Allah swt yang saling kait berkait satu sama lainnya (dari surat An-Nahl) itu dalam pembahasannya mengenai “Tatatan Masyarakat Dalam Al-Qur’an” yang dimulai dari surat An-Nahl ayat 89: “Kami turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk ● menjelaskan segala sesuatu ● dan petunjuk ● serta rahmat ● dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

Kemudian dilanjutkan ke ayat 90 penggal pertama yang berisikan 3 perintah Allah: “Sesungguhnya Allah menyuruh (memerintahkan kamu): ● Berlaku adil (adli) dan ● Berbuat ihsan (kebajikan), ● Memberi bantuan kepada kerabat (dzil qurbā, keluarga terdekat).

Penggal berikutnya (bagian tengah) dari ayat 90 dari surat An-Nahl yang berisikan 3 larangan Allah: Dia melarang (melakukan): ● Perbuatan keji (fahsyā-i), ● Kemungkaran (munkari, yang dibenci), dan ● Permusuhan (bagh-yī, aniaya).

Penggal terakhir (ujung dari ayat 90 dari surat An-Nahl yang berisi untuk memperhatikan, memahami dan mengambil pelajaran atas 3 perintah Allah yang mesti dikerjakan dan 3 larangan Allah yang mesti dijauhi, yaitu: “Dia (Allah swt) memberi: ● Pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (dapat kamu gunakan sebaik-baiknya, be smart)”.

Bahwa untuk mendirikan masyarakat yang adil yang buahnya akan menciptakan kebaikan yang berantai seperti dimulai dari: keamanan, (menjadi) kedamaian dan (berkembang menjadi) kemakmuran. Hal itu benar-benar menjadikan pelajaran penting dan berguna bagi diri, masyarakat, bangsa dan antar bangsa.


Bahwa kemakmuran tidak bisa dicapai bila tidak ada kedamaian sesama umat (dan sesama manusia lainnya). Kedamaian tidak ada jika tidak ada keamanan. Sedang keamanan tidak bisa terlaksana tanpa keadilan. Keadilan yang abadi tidak bisa terlaksana dengan baik, jika tidak adanya kejujuran dan integritas (moral akhlak). Nilai-nilai mana datangnya dari Yang Maha Adil itu, yaitu Allah (sumber dari segala kebaikan-kebaikan itu).



TEPATILAH JANJI

S
emua yang diatas itu telah dibahas dalam Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur’an Ke-1, Ke-2 dan ke-3. Sedang yang ke-4 sebagai lanjutan surat An-Nahl ayat 90 ialah surat An-Nahl ayat 91 penggal pertama yang berbunyi sebagai berikut: wa awfū bi’ahdillāhi idzā ‘āha(d)ttum. Artinya: Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji.

Artinya, apabila telah bersumpah dengan memakai nama Allah akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, atau tidak mengerjakan sesuatu, itu namanya telah berjanji dengan Allah sendiri. Janji kepada Allah ini sebenarnya janji yang kemanfaatannya bukan untuk Allah, melainkan berpulang untuk makhluk-Nya - yaitu, manusia itu sendiri. Maka kerjakanlah itu secara istiqamah (konsekwen dan konsisten).

Surat An-Nahl ayat 91 penggal berikutnya (penggal tengah) yang berbunyi sebagai berikut: ● wa lā tanqudhūl aymāna ba’da tawkīdihā ● wa qad ja’altumulLāha ‘alaykum kafīlā. Artinya: ● dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, ● sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu).

Manusia diciptakan sebagai khalifah-khalifah Allah yakni para mandataris Allah. Artinya mandataris ini mendapat amanah (mandat). Amanat mana, yaitu: akan melakukan 3 perintah-Nya (dilaksanakan mendapat manfaat) dan menjauhi 3 larangan-Nya (tidak dijauhi, melaksanakan larangan mendapat mudharat). Amanat ini menjadi tanggung jawab para mandataris. Akibat baik maupun buruk menjadi tanggung jawab manusia-manusia yang melaksanakannya, dimana Allah sebelumnya telah menunjukkan jalan-jalan tersebut. Jalan shirathal mustaqim, jalan selamat, bahagia, damai dan sejahtera. Jalan fasik (thaghut), jalan menuju kesengsaraan, kemelaratan, dan kehinaan hidup di dunia dan di akhirat, na’udzubilLahi min zalik!

Janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan. Orang atau bangsa yang maju adalah orang-orang yang mengutamakan integritas. Sedang integritas itu isinya meliputi kesadaran sejak dari akhlak, moral, kejujuran, amanat dan tanggung jawab. Walaupun tidak ada yang melihat dan belum ada undang-undang yang secara eksplisit menyebutkan namun janji yang telah diikrarkan (diucapkan didepan pejabat saksi sumpah dengan menggunakan kitab suci) akan melaksanakan tugas selama jabatannya akan melaksanakan dengan baik. Namun pada saat tertentu dia melanggar sumpah yang janjinya telah disebutkan dalam sumpahnya. Sadarkah mereka yang melanggar janji ini dari yang disebutkan dalam Surah An-Nahl ayat 91 ini, yaitu: ● dan janganlah kamu melanggar sumpah setelah diikrarkan, ● sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Artinya janganlah seenaknya saja melalaikan sumpah yang telah diteguhkan dalam sumpah jabatan dengan memakai nama Allah: ● Innallāha ya’lamu mā taf’alūn. Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”, seperti yang diutarakan pada ujung ayat 91 dari surat An-Nahl yang telah disebut diatas. [Bersambung]. □ AFM



Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur’an
(klik->)   (I)   (II)   (III)   (IV)   (V)   (VI)   (VII)



Bahan Bacaan: 
1. Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur'an (Di Bawah Naungan Al-Qur'an), Jilid 7, Gema Insani Press,  Jakarta, 2003.
2. Prof. Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (HAMKA), Juz 14, Penerbit Pustaka Panjimas, Jakarta 1987.
3. Tatanan Masyarakat Dalam Al-Qur’an Ke-1 s/d Ke-3, A. Faisal Marzuki. □□

Blog Archive