“Bila
engkau ingin berdo’a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu
dipenuhi beraneka ragam kebutuhan (hajat), maka jadikanlah seluruh doa’amu itu
permohonan ampun kepada Allah (istighfar). Sebab, bila Dia (Allah)
mengampunimu, maka semua hajatmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau
memintanya.” [Ibnu Qoyyim] [1]
KATA PENGANTAR
K
|
ebanyakan dari kita sudah mengenal kata ‘istighfar’
dan sering kali mendengarkannya, bahkan mudah di ucapkan. Saking sering kali
didengar atau diucapkan, boleh jadi (tanpa mengkaji ulang makna, guna dan manfaatnya) kehilangan makna
yang sesungguhnya, terutama yang tidak menggunakan bahasa Arab. Atau tahu, tapi
hanya sekedar ucapan atau ikut-ikutan saja. Dengan kata lain tidak mengenal
asal-usul bahasa tersebut, riwayatnya, maknanya, apa kekuatan lafal dan
manfaatnya dari istighfar tersebut.
Perlu diketahui bahwa: 'Manusia tidak dilahirkan dalam
dosa (kesalahan), tetapi kita dilahirkan dalam kelemahan.' Kelemahan inilah yang membuat kita bisa terjerembab ke dalam kubangan dosa (kasalahan). Insya Allah dengan 'istighfar' dan atau 'berkesadaran instighfar' kita dapat keluar atau terlindungi dari perbuatan dosa.
Nah, berikut ini adalah uraiannya yang
bertemakan: “Kekuatan Do’a Istighfar dan Manfaatnya”. Selamat menyimak, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua. Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
KEKUATAN DO’A ISTIGHFAR
DAN MANFAATNYA
DAN MANFAATNYA
Oleh: A. Faisal Marzuki
I
|
stighfar atau
beristighfar yang juga sering dikenal sebagai “Astaghfirullāh” adalah usaha manusia beriman untuk mencari pengampunan dari Allah atas
kesalahan dan kelalaiannya. Untuk itu manusia memohon
pengampunannya dari Allah SWT Sang Penciptanya dengan mengucapkan: “Astaghfirullāh”, yang artinya "Aku mohon ampun-Mu Ya Allah."
ARTI ISTIGHFAR
S
|
ecara etimologi istighfar berasal dari bahasa Arab atau tepatnya
bahasa Al-Qur’an Al-Karim yang telah menjadi bahasa dunia, dari akar “ghafr” (gh-f-r = غ-ف-ر), yang berarti menutupi sesuatu dengan apa yang akan
melindunginya dari “kotoran”. Dalam hal ini arti: "Istighfar"
adalah berdo’a atau
memohon kepada Allah agar Allah dapat melindungi pemohon dari konsekuensi kejahatan dan
pengaruh racun kejahatan atas dirinya. Tujuannya diciptakan manusia adalah untuk “beribadah” [2] dan
“khalifah [3] pemakmur [4] kehidupan di dunia” sebagai fitrah yang sebenarnya. Perbuatan baik atau buruknya yang dilakukan manusia akan mempunyai akibat langsung [5] terhadap
kehidupannya baik di dunia maupan di akhirat.
Astaghfirullāh secara
harfiah diterjemahkan menjadi "Aku mohon ampun
kepada Allah" yang diucapkan dalam sholat dan atau selesai
sholat. Maksud do’a
dengan pelafalan (ucapan) seperti itu adalah bahwa Allah yang Rahman
(Mahapenyasih) dan Rahim (Mahapenyayang) lebih
besar dari
pada kemurkaan-Nya (hukuman-Nya). Atau Allah
mendahulukan segala sesuatu kebaikan yang berasal dari Allah yang dimohonkan kepadanya.
Disamping itu, sebenarnya pengucapan atas 'do’a istighfar' ini adalah usaha manusia yang
beriman untuk mendapatkan pencegahahan
atau kekuatan dari Allah untuk dapat menahan diri dari perbuatan kesalahan atau dosa dan kejahatan. Dengan
do’a itu insya Allah akan dapat
menampilkan kekuatan untuk menahan diri dari perbuatan salah atau dosa dan kejahatan yang dilakukan baik dengan sengaja
(tidak mampu menahan diri) atau tidak sengaja - khilaf atau tidak tahu.
Istighfar adalah satu amalan yang mulia. Ia
memiliki kedudukan yang agung dan posisi yang utama dalam ajaran Islam yang
terdapat pada dīnullāh (agama Allah,
agama Islam). Istighfar adalah fondasi untuk memperoleh kebaikan dan
keberkahan, mendapatkan kenikmatan, dan menghilangkan hukuman. Istighfar
merupakan salah satu bentuk pengakuan kita sebagai manusia yang pernah salah
dan lupa, serta membimbing kita agar tidak berlaku sombong dan angkuh dan
penyalahgunaan kekuasaan atau rezeki yang diperoleh di dunia ini.
KEKUATAN DO’A ISTIGHFAR
O
|
rang-orang sering
melupakan pentingnya “Du’a Istighfar” yang kelihatannya sederhana,
namun sebenarnya
penuh daya kekuatan yang dahsyat dengan pelafalan
(ucapan atau do’a) "Astaghfirullāh". Do’a ini adalah
Sunnah Nabi SAW supaya kita selalu mengucapkan istighfar
100 kali sehari. Dalam Firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an, istighfar
dipandang menggambarkan kekuatan dan dukungan Allah yang mengarah pada
kedekatan dengan Allah dan penebusan kesalahan yang ada sebagaimana firman Allah SWT menyatakan
yang
artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di
dalam taman-taman (surga) dan mata air; mereka mengambil apa yang diberikan
Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah
orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan
pada akhir malam mereka memohon ampunan - yastaghfirūn (kepada Allah).” (QS Adz-Dzāriyat 51: 15-18)
Dari ayat di atas,
kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus selalu memohon pengampunan dan berusaha melakukan yang terbaik untuk
mendapatkan keridhaan Allah SWT
karena istighfar adalah salah satu perbuatan yang
haq dan merupakan penerima berkah yang tak
terhitung jumlahnya. Dalam ayat lain, Allah SWT
mengatakan yang artinya:
"…Sungguh,
Allah menyukai orang yang
bertobat, dan menyukai orang
yang menyucikan diri.” (QS
Al-Baqarah 2: 222)
Melakukan do’a istighfar tidak harus selalu setelah melakukan dosa atau tindakan ketidaktaatan kepada
Allah SWT, tetapi juga termasuk kekurangan yang
ada pada diri kita. Allah mencintai
orang-orang yang mencari pengampunan dan bertobat dan membuat mereka bersih
dari dosa dengan memohon pengampunan
kepada
Allah SWT. Istighfar juga merupakan sarana untuk membangun
kesadaran akan eksisnya Allah
dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya. Kita tidak berlindung kepada siapa pun, kecuali hanya kepada Allah dalam bertobat kepada-Nya. Kita mengakui
kesalahan, kekurangan, kegagalan, dan dosa yang ada pada diri kita kepada-Nya. Dan kita hanya meminta pengampunan kepada-Nya dengan melakukan istighfar.
MANFAAT ISTIGHFAR
D
|
ari uraian diatas
dapat kita pahami pentingnya ucapan
do’a istighfar itu. Sekarang
mari kita membahas beberapa kebajikan dan manfaat dari melafalkan permohonan
sederhana dan indah ini, yaitu
"Astaghfirullah".
• Mendapatkan Martabat (Rahmat) dari Allah SWT
Rahmat adalah sesuatu hal
yang paling penting yang perlu kita raih atau dapatkan yaitu dengan
cara melakukan beberapa amalan-amalan. Tanpa rahmat Allah, semua perbuatan kita tidak akan
diterima oleh Allah SWT dan tanpa
rahmat dari-Nya tidak akan berguna. Dalam
Al-Qur’an, firman Allah SWT
menyatakan yang artinya:
"Dan hendaklah kamu memohon ampunan
kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia (Allah) akan memberikan kenikmatan
yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia (Allah) akan
memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu
berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan di timpa azab pada hari yang besar
(kiamat).” (QS Hūd 11:3).
Dari ayat ini kita
menyimpulkan bahwa jika kita mencari pengampunan Allah dan melakukan perbuatan
baik maka kita mendapatkan rahmat-Nya jika tidak kita akan dihukum pada Hari
Pengadilan.
• Mengusir
Kesedihan, Melapangkan Kesempitan dan Mendapatkan Rezeki
Muslim yang selalu
melakukan istighfar akan bahagia
dalam hidupnya karena ada kesenangan dan rezeki yang akan datang kepadanya. Hidup akan menjadi lebih
mudah dan dia akan mendapati
setiap hari kebahagiaan. Istighfar membuka pintu rezeki. Rasulullah
SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa
yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari
setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan memberinya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan
Ahmad).
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa
yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari
setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan
Ahmad).
• Menghindari Hukuman
Seseorang yang
terus-menerus dan teratur melakukan istighfar akan dimaafkan oleh Allah SWT.
Allah tidak akan menghukum orang yang selalu melakukan istighfar. Istighfar akan
mampu menahan datangnya penderitaan dan kegagalan serta menghindari
hukuman. Allah SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang
artinya:
“Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad)
berada di antara mereka, dan tidaklah
(pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.”
(QS Al-Anfāl 8:33).
Jadi kita dapat
mengatakan bahwa istighfar membuka pintu belas kasihan.
• Dari Istighfar orang dapat memperbaiki
dirinya
Kita sebagai manusia
sering melakukan kesalahan, sering tergoda oleh hawanafsu syahwat dan
dunia, sering mengabaikan aturan yang
ditetapkan. Manusia harus dihukum karena kesalahan, tetapi Allah menunda
hukumannya di akhirat.
Sebelum batas waktu, yaitu
Hari Pembalasan.
Manusia
diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan bertobat. Pertama, perlu peningkatan diri melalui istighfar, yaitu
dengan mengucapkan lafal 'Astaghfirullāh'.
Dengan adanya kesadaran istighfar itu akan membantu kita untuk menahan diri dari segala bentuk
dosa. Mengucapkan istighfar secara
teratur mengingatkan kita bahwa Allah melihat dan mengetahui apa-apa yang kita lakukan. Dengan itu peluang-peluang sebesar atau sekecil apapun untuk melakukan tindakan yang salah akan dapat
dicegah, karena terasa diawasi-Nya. Jadi dari istighfar, kita dapat meningkatkan diri dengan menjauh dari perbuatan jahat dan
melakukan perbuatan baik dan benar.
• Menambah Kekayaan, Anak-anak dan
Kesenangan
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman yang
artinya:
“…Mohon
ampun kepada Tuhanmu. Sungguh Dia Maha Pengampun; niscaya Dia
akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu; Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS Nūh 71: 10-12).
Dalam ayat ini, Allah SWT menjanjikan kita bahwa kekayaan
datang bersama istighfar, seperti halnya harta, anak-anak, kebun-kebun yang subur karena adanya air
(sungai). Istighfar akan membuka
pintu-pintu yang telah ditutup hingga hari ini. Kekayaan,
kondisi alam, dan anak-anak datang dari
Allah karena
tidak berpaling dari-Nya. Melainkan kita bertaqwa kepada-Nya melalui 'Kesadaran Istighfar'. Jadi istighfar adalah pintu gerbang menuju
produktivitas.
• Tiket ke Surga (Firdaus)
Allah telah berjanji
dan menjamin tempat di surga (firdaus) bagi para hamba-Nya yang selalu
melakukan istighfar. Ini menunjukkan istighfar yang paling penting karena harapan setiap Muslim adalah mendapatkan surga setelah kematian.
• Memberikan kekuatan pada do’a
Allah menjanjikan
mereka yang melakukan istighfar secara teratur untuk memberikan kehidupan yang
baik secara terus menerus sepanjang kehidupan dunia sampai akhirat dan memberikan berbagai keuntungan dan manfaat bagi
mereka yang selalu istighfar dan memohon kepada-Nya. Kami akan mendapatkan lebih banyak semangat dan
kekuatan dengan mengatakan istighfar setiap hari.
Kita membutuhkan istighfar, yaitu terus memurnikan dan membersihkan hati kita dari
kesalahan atau dosa dan fasiq atau kejahatan. Kita tidak dilahirkan dalam
dosa, tetapi kita dilahirkan dalam kelemahan. Kita bersujud kepada-Nya
untuk mencegah dorongan, bisikan, angan-angan daya tarik hawanafsu syahwat dan dunia yang merupakan bagian dari ujian kita dalam kehidupan
ini. Dan ketika kita jatuh dalam bisikan-bisikan dan angan-angan tersebut
dan melakukannya (dosa)
itu membawa kita jauh dari Tuhan Pencipta kita. Tetapi ada harapan bagi mereka yang ingin mencari
pengampunan dari Allah SWT dan yang
terbaik adalah dengan melakukan istighfar. Orang yang melakukan istighfar dan
mengakui kelemahannya kepada Allah menjadi lebih dekat kepada-Nya. Semoga Allah
memberi kita kekuatan untuk mendapat
pengampunan atas dosa-dosa kita yang kita lakukan dan juga memberi kita
kekuatan untuk melakukan perbuatan yang di ridhoinya (perbuatan
yang haq).
PENUTUP
I
|
stighfar (adalah) menyucikan dosa dan menghapus
catatan kesalahan, mengangkat derajat, dan meninggikan kedudukan di sisi Allah SWT. Nabi SAW bersabda: “Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada
catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah)
Rasulullah SAW
adalah orang yang paling banyak istigfarnya, padahal beliau telah diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir
kepada Allah. Sesungguhnya aku beristighfar seratus kali dalam sehari.”
Dan dalam hadits lainnya dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata: “Kami pernah menghitung
bacaan dzikir Rasulullah SAW dalam
satu majelis. Beliau ucapkan Robbighfirlī
wa tub ‘alayya innaka anta tawwābul ghofūr”
Artinya: “Wahai Rabbku, ampunilah aku dan terimalah tobatku,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat dan ampunan”. Diucapkannya sebanyak 100
kali.
Lebih dari itu, ada sebuah riwayat yang membuat
kita lebih merasa bangga akan pribadi Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA,
ia berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang mengucapkan Astaghfirullah wa atubu ilaih (Aku
memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepadanya) lebih banyak dari
Rasulullah SAW.”
Kehidupan Nabi Muhammad SAW penuh dengan istighfar
setiap waktu sampai di akhir hayatnya beliau tutup dengan bertobat dan memohon
ampun kepada Allah. Dari Ummul Mukminin Aisyah RA, ia mengisahkan akhir hayat Nabi SAW. “Aku mendengar Nabi SAW
yang saat (menjelang wafat) bersandar kepadaku, beliau berkata: ‘Ya Allah
ampunilah aku, kasihanilah aku, dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang sholeh.’”
Sebagaimana kehidupan beliau SAW dipenuhi dengan istighfar dan
ketaatan, akhir hayatnya pun ditutup dengan istighfar. Hal ini sekaligus
memberikan pelajaran kepada kita tentang kedudukan istighfar yang begitu agung
di dalam agama Islam, dan betapa kita sangat membutuhkan istighfar.
Sudah sepantasnya dan seharusnya kita
memperbanyak istighfar di sepanjang waktu dan dalam setiap aktivitas yang kita
jalani. Terlebih lagi pada waktu-waktu yang memang ditekankan untuk beristighfar,
seperti selesai salat fardu, pada sepertiga malam terakhir bulan Ramadhan,
serta waktu-waktu lainnya.
Seandainya kita mau saja berenung diri -
muhasabah, maka terlihat betapa begitu banyak salah dan lupa yang kita
kerjakan. Begitu banyak kelalaian dalam memanfaatkan waktu yang diberikan Allah
SWT kepada kita, padahal Allah SWT telah memberikan segalanya - yang
tidak kita sadari. Banyak orang mengeluhkan kesempitan dalam mengarungi
kehidupan ini, karena sedikitnya tobat dan kurang beristighfar kepada Allah. Allah
SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang artinya:
“…Dan
Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya; (Yaitu) orang-orang yang berdo’a: ‘Wahai
Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan
peliharalah kami dari azab neraka.’; (juga) orang yang sabar, orang yang benar,
orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan
(beristighfar) pada waktu sebelum fajar.“ (QS Āli ‘Imrān 3:15-17).
Kita sangat membutuhkan istighfar dan senantiasa
memperbanyaknya, sebagaimna Rasulullah SAW
saja mengamalkannya - apatah lagi kita! Wallāhu
a’lam bis-Showab. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki:
[1] Siapa Ibnu Qoyyim?
Nama lengkap Ibnu Qoyyim
ialah Muhammad bin Abi Bakr (محمد بن أبي بکر), bin
Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi (الدمشقي),
bergelar Abu Abdullah Syamsuddin
(أبو عبد الله شمس الدین), atau
lebih dikenal dengan nama Ibnu Qoyyim
Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada atau menjadi penjaga (qayyim)
di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-Jauziyyah. Dalam Bahasa Arab
namanya tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم. Dilahirkan
di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23
September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang
hidup pada abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga
seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Qu’ran, ahli ilmu nahwu, ahli
ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
[2] “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [QS
Adz-Dzāriyāt 51:56]
[3] “Wa
idz qõla Robbuka lil-malāikati innī jā-‘ilun fil ardhi khalīfah” (QS
Al-Baqarah 2:30) Artinya, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Malaikat (para Malak): “Sesungguhnya Aku (Allah swt) hendak menjadikan seorang
khalīfah. Dan Dia-lah (Allah swt) yang menjadikan kamu
khalifah-khalifah di bumi.” [QS Al-An’ām 6:165].
Kata Arab khalīfah diartikan dalam
bahasa Indonesia sebagaimana juga bunyinya dalam bahasa aslinya yaitu khalifah.
Sedangkan oleh Abdullah Yusuf Ali, dalam bukunya “The Qur’an, Text, Translation
and Comentary” menyebutkan khalīfah dalam bahasa Inggris sebagai visegerent. Visegerent bentuk kata benda yang artinya adalah, a person appointed by another especially by
ruler. Yaitu orang yang mendapatkan tugas yang biasanya diberikan oleh
seorang penguasa (yang kekuasaannya lebih tinggi daripada yang mendapat tugas). Untuk apa? Untuk to exercise the latter’s power and authority. Demikianlah manusia khalifah diciptakan dan
diberi tugas untuk melaksanakan kekuasaan dan otoritas dari-Nya. Manusia
khalifah tersebut sebagai deputy atau wakil-Nya selaku mandataris untuk
mengelola kehidupan manusia di bumi. Latter
bentuk kata sifat yang artinya it
represents the original. Yaitu melakukannya sesuai dengan apa-apa yang di
perintahkan-Nya. Dari keterangan Abdullah Yusuf Ali tersebut, artinya disini
adalah kalaupun dia manusia berkuasa dan mempunyai otoritasnya itu dalam
melakukan tugasnya mesti dan sepantasnya sesuai dengan isi perintah dan
ketentuan-ketentuan dalam (cara) pelaksanaan dari pemberi mandatnya. [Yusuf
Ali, The Qur’an, Text, Translation and Comentary, Published by Tahrike Tarsile
Qur’an Inc. P.O. Box 1115 Corona-Elmhurst Station, Elmhurst, New York
11373-1115. hal. 24].
[4] “Dia telah menciptakan kamu
dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya”. [QS Hud 11:61] - (Dalam rangka beribadah
melalui perantaraan hidup di dunia dengan cara memakmurkan kehidupan di bumi).
[5] “…Dia (manusia) mendapat (pahala, kemajuan
peradaban) dari kebajikan yang dikerjakannya; dan dia (manusia) mendapat (siksa,
kerusakan peradaban) dari (kejahatan, dosa, fasik, kesalahan) yang
diperbuatnya. [QS Al-Baqarah 2:286]. □□
Sumber:
http://www.quranreading.com/blog/power-of-istighfar-and-its-benefits-from-quran/
https://en.wikipedia.org/wiki/Istighfar
https://www.beritasatu.com/ramadansatu/jalan-pulang/437757-keutamaan-istigfar.html
https://kitchenuhmaykoosib.com/keutamaan-istighfar/
Sumber terjemahan ayat-ayat
Al-Qur’an diambil dari ALFATIH Al-Qur’an Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari
Tafsier Ibnu Katsir. □□□