S
|
Syeikh Yasīn adalah ulama Mekkah berdarah
Indonesia yang dikagumi dunia karena keluasan ilmu dan karomah yang
dimilikinya. Banyak ulama memberinya gelar ‘almusnid dunya’ (pemilik sanad
terbanyak di dunia). Nama lengkapnya Syeikh Muhammad Yasin Bin Muhammad Isa
Al-Fadani. Lahir di Mekkah, Arab Saudi, 17 Juni 1915 dan wafat di Mekkah, 20
Juli 1990 pada usia 75 tahun. Dia adalah seorang ahli muhaddits (ahli sanad
hadits), ilmu falak, ahli tasawwuf, dan pendiri Madrasah Darul Ulum
al-Diniyyah, Mekkah.
Syeikh Yasin merupakan putra ulama terkenal
Syekh Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat, sehingga namanya
dijuluki Al-Fadani. Jumlah karyanya mencapai 97
kitab. Di antaranya 9 kitab tentang ilmu hadits, 25 kitab tentang ilmu dan
ushul fiqh, 36 kitab tentang ilmu astronomi (falak), dan sisanya tentang ilmu-ilmu
yang lain.
Buku-bukunya banyak dibaca para ulama dan
menjadi rujukan lembaga-lembaga Islam, pondok pesantren, baik itu di Arab Saudi
maupun di Asia Tenggara. Kitabnya yang paling terkenal Al-Fawaid al-Janiyyah,
menjadi materi silabus dalam mata kuliah ushul fiqih di Fakultas Syariah
Al-Azhar Kairo.
Syeikh Yasin dikenal sebagai ulama yang gigih
mengumpulkan sanad. Untuk mendapatkannya, dia rela bersafari ke berbagai
negara. Dia menemui lebih dari 700 guru dan ulama dari berbagai belahan dunia
seperti Suriyah, Lebanon, Palestina, Yaman, Mesir, Maroko, Irak, Pakistan,
Rusia, India, Indonesia dan Malaysia.
Sejak kecil, Al-Fadani mempelajari Islam dari
ayahnya Syekh Muhammad Isa. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Madrasah
Ash-Shauthiyyah. Karena guru-guru asal India merendahkan para pelajar
Indonesia, ia pun mendirikan Madrasah Darul Ulum al-Diniyyah, dan menamatkan
pendidikannya di sekolah tersebut.
Di samping menimba ilmu, ia aktif mengajar dan
memberi kuliah di Masjidil Haram dan madrasah yang didirikannya. Dia juga
dikenal sebagai seorang ulama yang kukuh pada ajaran ahlul sunnnah wal jamaah.
Sejak kecil Syekh Yasin sudah menunjukkan
kecerdasan yang luar biasa. Bahkan saat menginjak usia remaja, ia mampu
mengungguli rekan-rekannya dalam penguasaan ilmu hadist dan fiqih sehingga para
gurunya sangat mengaguminya. Selain belajar dari ayahnya, Syeikh Yasin juga
menimba ilmu kepada Syekh Muhktar Usman, Syekh Hasan Al-Masysath, Habib Muhsin
bin Ali Al-Musawa.
Keahliannya dalam hal periwayatan hadist membuat
banyak ulama-ulama dunia berbondong-bondong datang kepadanya. Bahkan
Al-‘Allamah Habib Segaf bin Muhammad Assegaf, salah seorang ulama dan
waliyulloh dari Hadromaut, Yaman, sangat mengagumi keilmuan Syekh Yasin
sehingga menyebut Syekh Yasin dengan ”Sayuthiyyuh Zamanihi”.
Kekaguman para ulama terhadap sosok Syeikh Yasin
tak hanya karena keluasan ilmunya semata, namun karena kesederhanaannya.
Meskipun seorang ulama besar, Syeikh Yasin tidak segan-segan keluar masuk pasar
memikul dan menenteng sendiri sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
Dengan memakai kaos oblong dan sarung, Syekh
Yasin juga sering nongkrong di warung teh sambil menghisap shisa. Tak ada
seorang pun yang berani mencelanya karena ketinggian ilmu yang dimilikinya.
Apabila musim haji tiba, Syekh Yasin mengundang ulama-ulama dunia dan pelajar
untuk berkunjung ke rumahnya untuk berdiskusi.
Tak sedikit dari para ulama yang meminta ijazah
sanad hadist dari Syekh Yasin. Namun, sekalipun musim haji sudah berlalu, rumah
Syeikh Yasin selalu ramai dikunjungi para ulama dan pelajar dari berbagai
negara.
Tak heran jika ulama kelahiran abad 20 ini
banyak dipuji para ulama dan gurunya. Seperti ahli hadist dari Maroko bernama
Sayyid Abdul Aziz Al-Qumari, yang menjulukinya sebagai ulama kebanggaan
Haromain (Mekkah dan Madinah).
Dr Ali Jum’ah, salah satu Mufti Mesir dalam
kitab Hasyiyah Al -mam Baijuri A’la Jawahirut Tauhid yang ditahqiqnya
mengatakan bahwa dia mendapat ijazah sanad dari Syekh Yasin Al Fadani. Assayyid
Abdurrahman bin Muhammad Al-Ahdal sebagai Mufti negeri Murawah Yaman sampai
mengarang sebuah syair khusus untuk memuji Syekh Yasin Al-Fadani. Berikut satu
bait syairnya:
“Engkau
tak ada taranya dalam ilmu dan hakekat,
Dibangun
orang kejayaan kaulah satu-satunya yang jaya”.
Selain itu, Doktor Yusuf Abdurrazzaq, dosen
Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo juga memuji Syeikh Yasin dengan perkataan
dan syair yang panjang. Salah satu bait syairnya bunyinya:
“Engkau
di tengah kami orang terpilih dari orang terhormat,
tak
pernah mata melihat manusia seumpama mereka.”
Kemudian, Assayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki,
Ulama besar Mekkah, Syekh M Mamduh Al-Mishri dan Al-Habib Ali bin Syekh
Bilfaqih Siun Hadramaut pernah memuji karangan-karangannya.
Doktor Yahya Al-Gautsani bercerita, ia pernah menghadiri
majlis Syekh Yasin untuk mengkhatam Sunan Abu Daud. Ketika itu hadir pula
Muhaddits Al-Magrib Syekh Sayyid Abdullah bin Asshiddiq Al-Gumari dan Syekh
Abdussubhan Al-Barmawi dan Syekh Abdul-Fattah Rawah.
Pujian juga tak hanya datang dari ulama Ahlussunnah.
Seorang ulama Wahabi Prof Dr Asy-Syaikh Abdul Wahhab bin Abi Sulaiman (Dosen
Dirasatul ‘Ulya Universitas Ummul Qura) di dalam kitab al-Jawahir ats-Tsaminah
fi Bayan Adillat ‘Alam al-Madinah berkata: “Syaikh Yasin adalah muhaddits,
faqih, mudir Madrasah Darul Ulum, pengarang banyak kitab dan salah satu ulama
Masjidil Haram.”
Di tengah banyaknya pujian kepadanya, Syekh
Yasin tak lupa dengan asal nenek moyangnya. Meskipun sibuk mengajar, dia masih
meyempatkan waktunya berkunjung ke berbagai negara terutama ke Indonesia.
Banyak ulama yang bertemu Syekh Yasin ingin
dianggap murid oleh beliau dan minta ijazah sanad hadist. Kejadian menarik
adalah ketika Syekh Yasin berkunjung ke Indonesia, banyak ulama dari berbagai
daerah ramai-ramai menemui Syekh Yasin untuk dianggap murid.
Salah satunya adalah KH Syafi’i Hadzmi. KH
Syafii datang menemui Syekh Yasin Al-Fadani untuk diangkat sebagai murid, namun
Syekh Yasin menolaknya, bukan karena tidak suka atau ada hal lain. Namun, Syekh
Yasin Menganggap bahwa dirinya tidak pantas menjadi guru dan dia mengatakan
bahwa dirinyalah yang pantas menjadi Murid KH Syafi’i Hadzami.
Begitulah kerendahan hati Syekh Yasin Al-Fadani
yang sangat menghargai para ahli ilmu. Tak heran jika keluasan ilmu dan
kerendahan hatinya membuatnya semakin mulia dan dihormati ulama di dunia.
Adapun murid-murid Syeikh Yasin antara lain,
Syaikh Muhammad Ismail Zain al-Makki al-Yamani, Prof DR Sayyid Muhammad bin
Alawi al-Maliki (Mekkah), Syaikh Muhammad Hamid Amin al-Banjari (Kalimantan),
Habib Umar bin Hafidz Tarim (Yaman), Habib Muhammad Hamid al-Kaf (Makkah),
Syaikh DR Ali Jum’ah (Mufti Mesir), Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni (Damaskus)
DR Muhammad Hasan ad-Dimyathi, DR Yahya al-Ghaustani, Sayyid Abdullah Shiddiq
al-Ghumari, Syaikh Abdus Shubhan al-Barmawi.
Ulama Indonesia yang menjadi muridnya antara
lain, Syaikh Ahmad Damanhuri al-Bantani (Banten), KH Abdul Hamid ad-Dari,
Syaikh Ahmad Muhajirin ad-Dari (Bekasi), KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru
Ijai) (Martapura), Syaikh Mu’allim KH M Syafi’i Hadzami, DR Burhanuddin Umar
Lubis, KH Maimoen Zubair (Rembang), KH Sahal Mahfudz (Pati), KH DR Abdul Muhith
Abdul Fattah, KH Zayadi Muhajir, KH Ahmad Junaidi, KH Idham Khalid, KH Thahir
Rahili, KH Ahmad Muthohar Mranggen, DR Muslim Nasution.
Kemudian, KH Yusuf bin Hasyim Asy’ari, Prof DR
Sayyid Agil Husain al-Munawwar, Prof DR Muhibbudin Wali al-Khalidi, Syaikh
Muhammad Nuruddin Marbu al-Banjari, Syaikh Abdul Fattah Rawah, Tuan Guru KH
Abdullah bin Abdurrahman Pondok Lubuk Tapah Kelantan, Tuan Guru KH Hasyim bin
Abubakar Pondok Pasir Tumboh Kelantan.
Itulah sekilas tentang sosok Syeikh Yasin yang
setelah sekian lama membaktikan dirinya dalam pengembangan ilmu agama.
Karya-Karya Tulisnya
Syaikh menulis sejumlah karya, beberapa di antaranya tidak
diterbitkan, yang lainnya dicetak dan digunakan oleh siswa di pusat
pembelajaran di seluruh dunia. Di antara karyanya adalah:
Buku-Buku Hadits
Al-Dur
al-Mandud Sharh Sunan Abi Dawud (20 volumes)
Fath
al-Allam Sharh Bulugh al-Maram (4 volumes)
Usul
al-Fiqh dan Qawaid al-Fiqh
Bughyah
al-Mushtaq Sharh Lum’ Abi Ishaq (2 Volumes)
Hashiyah
ala al-Ashbah wal-Nazair fi al-Furu al-Fiqhiyyah of al-Suyuti
Tatmim
al-Dukhul Taliqat ala Madkhal al-Wusul ila Ilm al-Usul
Al-Durar
al-Nadid Hawashi ala Kitab al-Tamhid of al-Isnawi
Al-Fawaid
al-Junniyah Hashiyah ala al-Mawahib al-Sunniyah ala Qawaid al-Fiqhiyyah
Taliqat
ala Lum’ al-Sheikh Abi Ishaq
Ida’ah
al-Nur al-Lami’ Sharh al-Kawkab al-Sati’ Nazm Jam’al-Jawami’
Hashiyah
ala al-Talatuf Sharh al-Tarruf fi Usul al-Fiqh
Nayl
al-Ma’mul Hashiyah ala Lub al-Usul and its commentary Ghayah al-Wusul
Berbagai
Ilmu-Ilmu Lainnya
Janni
al-Thamr Sharh Manzumah Manazil al-Qamr
Al-Mukhtasar
al-Muhadhab fi Istikhraj al-Awqat wal Qibliyyah bi Ribh alMujib
Al-Mawahib
al-Jazilah Sharh Thamarat al-Wasilah fil Falak
Tashnif
al-Sam’, Mukhtasar fi Ilm al-Wada’
Bulghah
al-Mushtaq fi Ilm al-Ishtiqaq
Manhal
al-Ifadah, Hawashi ala Risalah al-Bahth li Tash Kubrazadah
Husn
al-Siyaghah Sharh Kitab Durus al-Balaghah
Risalah
fil Mantiq
It-haf
al-Khallan Tawdih Tuhfah al-Ikhwan fi Ilm al-Bayan of al-Dardir
Al-Risalah
al-Bayaniyyah - dalam format tanya jawab
Ilmu Hadits dan Penjelasannya
Matmah
al-Wajdan fi Asanid al-Sheikh Umar Hamdan (3 large volumes)
It-haf
al-Ikhwan bi Ikhtisar Matmah al-Wajdan
Tanwir
al-Basirah bi Turuq al-Isnad al-Shahirah
Fayd
al-Rahman fi Tarjamah wa Asanid al-Sheikh Khalifah bin Hamd aal-Nabhan
Al-Qawl
al-Jamil bi Ijazah Samahah al-Sayyid Ibrahim Aqil
Fayd
al-Muhaimin fi Tarjamah wa Asanid al-Sayyid Muhsin
Al-Maslak
al-Jalli fi Tarjamah wa Asanid al-Sheikh Muhammad Ali
Al-Wasl
al-Rati fi Tarjamah wa Asanid al-Shihab Ahmad al-Mukhallalati
Asanid
Ahmad bin Hajar al-Haytami al-Makki
Al-Irshadat
al-Sawiyyah fi Asanid al-Kutub al-Nahwiyyah wal-Sarfiyyah
Al-Ujalah
fi al-Ahadith al-Musalsalah
Asma
al-Ghayat fi Asanid al-Sheikh Ibrahim al-Khuzami fi al-Qira’at
Asanid
al-Kutub al-Hadithiyyah al-Sab’ah
Al-Iqd
al-Farid min Jawahir al-Asanid
It-haf
al-Bararah bi Asanid al-Kutub al-Hadithiyah al-Asharah
It-haf
al-Mustafid bi Nur al-Asanid
Qurrat
al-Ain fi Asanid Alam al-Haramain
It-haf
Ulul Himamal-Aliyyah bi Kalam ala Hadith al-Musalsal bil Awwaliyyah
Al-Dur
al-Farid min Durar al-Asanid
Bughyah
al-Murid min Ulum al-Asanid
Al-Muqtataf
min It-haf al-Akabir bi Marwiyyat Abd al-Qadir al-Siddiqi al-Makki
Ikhtisar
Riyadh Ahl al-Jannah min Athar Ahl al-Sunnah of Ab al-Baqi al-Ba’li al-Hanbali
Fayd
al-Ilah al-Aliyy fi Asanid Abd al-Baqi al-Ba’li al-Hanbali
Arbaoon
Hadithan min arbaeen Kitaban an Arbaeen Sheikhan
Arbaoon
al-Buldaniyyah Arbaoon Hadithan an Arbaoon Sheikhan min Arbaeen Baladan
Arbaoon
Hadithan Musalsalah bi al-Nuhah ila Jalal al-Suyuti
Al-Salasil
al-Mukhtarah bi Ijazah al-Muarrikh al-Sayyid Muhammad bin Muhammad Zayarah
Tadhkar
al-Musafi bi Ijazah al-Fakhr Abdullah bin Abd al-Karim al-Jurafi
Al-Nafha
al-Makkiyahfi Asanid al-Makkiyah, Ijazah li Nabighah al-Qadi Muhammad bin
Abdullah al-Umari
Fath
Rab al-Majid fima al-Ashyakhi min Faraid al-Ijazat wal Asanid
Silsilah
al-Waslah Majmuah Mukhtarah min al-Ahadith al-Musalsalah, Ijazah lil Qadi
al-Sayyid Abu Bakr al-Habshi
Al-Kawakib
al-Durari bi Ijazah Mahmud Saeed Mamduh al-Qahiri
Fayd
al-Mubdi bi Ijazah al-Sheikh Muhammad Awd Munqash al-Zabidi
Al-Fayd
al-Rahmani bi Ijazah Samaha al-Allamah al-Kabir Muhammad Taqi al-Uthmani
Catatan-Catatan
Lainnya
Nihayah
al-Matlab Ala al-Arb fi Ulum al-Isnad wal Adab
Two
treatise upon al-Amirs thabat (i) Al-Dur al-Nadir (ii) Al-Rawd al-Nadir fi
Majmu al-Ijazat bi Thabat al-Amir
Two
treatise upon the al-Awail al-Sunbuliyyah (i) Al-Ujalah al-Makiyyah (ii) Al-Nafha
al-Miskiyyah
Waraqat
ala Al-Jawhar al-Thamin fi Arbaeen Hadithan min Ahadith Sayyid al-Mursaleen of
al-Ajluni
It-haf
al-Bahith al-Surri ala Thabat Abd al-Rahman al-Kuzbari
Taliqat
ala Kifayah al-Mustafid lil Sheikh Mahfuz al-Tarmasi
Tahqiq
al-Jami’ al-Hawi fi Marwiyyat al-Sharqawi
Penutup
Syeikh Yasīn
Al-Fādāni berpulang ke hadhirat-Nya pada Jumat shubuh 27 Dzulhijjah tahun 1410
H bertepatan tanggal 20 Juli 1990 dalam usia 75 tahun. Beliau meninggalkan satu
orang istri dengan empat orang putra yaitu Muhammad Nur ‘Arafah, Fahd, Ridha
dan Nizar.
Pantaslah Syeikh Yasīn yang berdarah Minang (Indonesia)
ini dipuji oleh Assayyid Abdurrahman bin Muhammad Al-Ahdal sebagai Mufti negeri
Murawah Yaman sampai mengarang sebuah syair khusus untuk memuji Syekh Yasīn
Al-Fādāni. Selain itu, Doktor Yusuf Abdurrazzaq, dosen Ushuluddin Universitas
Al-Azhar Kairo juga memuji Syeikh Yasīn dengan perkataan dan syair yang
panjang. Ini semua memberi pelajaran sekaligus tantangan bagi generasi muda
selanjutnya untuk dapat mengikuti jejaknya, Insya
Allah. Billahit Taufiq wal-Hidayah
□ AFM
Sumber
https://islamindonesia.id/siapa-dia/syeikh-yasin-ulama-mekkah-berdarah-indonesia-yang-dikagumi-dunia.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yasin_Al-Fadani
http://syeikhyasinalfadani.blogspot.com/2014/09/shaykh-muhammad-yasin-al-fadani.html □□