Saturday, April 16, 2016

Pencemaran Danau Maninjau Harus Ditangani Serius





Dalam bahasa Indonesia dan Inggris

K
epala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain meminta agar pencemaran Danau Maninjau di Sumatera Barat harus ditangani secara serius, karena plankton telah menjadi berkembang biak secara berlebihan yang menyebabkan kematian ikan.

Jika tidak ditangani secara serius, maka biota perairan tidak bisa hidup di danau vulkanik tersebut, dan air tidak dapat digunakan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari .

Ia menyampaikan hal itu dalam peresmian perubahan status Field Research Station LIPI untuk Danau Maninjau menjadi Unit Pelaksana Teknis Transfer Sanitasi Teknologi Danau di Bayur Tanjung Raya Kabupaten, Kamis.

            Dia menyesalkan kondisi danau yang tercemar oleh limbah pakan ikan, sehingga Danau Maninjau termasuk dalam salah satu dari 15 danau prioritas perhatian pada penanganan di Indonesia .

Pemerintah bersama dengan masyarakat harus mengambil tindakan dengan mengurangi jumlah keramba jaring apung, mengeluarkan buangan bekas kandang jaring apung yang tak terpakai, dan sisa kelebihan pakan sebagai sumber makanan ikan dari dasar danau.

Hal ini harus dilakukan untuk terpeliharanya danau dari polusi, sehingga  dapat digunakan oleh generasi berikutnya di masa depan , katanya .

            Perubahan status dilakukan berdasarkan beberapa indikator seperti kekayaan Danau Maninjau yang sejalan dengan pencemaran lingkungan, aspek pariwisata, pertanian dan perikanan.

Untuk mendukung penelitian ini, timnya akan menambah delapan personil dari LIPI untuk bekerja di Unit Pelaksana Teknis .

Saya berharap bahwa pemerintah dan masyarakat untuk saling membantu dalam melaksanakan tugas nanti, katanya.

Stasiun Penelitian Lapangan LIPI dari Danau Maninjau telah melakukan penelitian selama 13 tahun, sejak didirikan pada tahun 2003.



            Dalam penelitian, masalah yang paling serius yang ditemukan adalah pertumbuhan berlebihan dari plankton dan mempengaruhi kematian ikan.

Hal ini disebabkan ketidakseimbangan kondisi antara alam dan aspek ekonomi masyarakat yang berusaha sebagai petani ikan kandang dalam keramba jaring apung, sehingga danau dan lingkungan sekitarnya mendapatkan pencemaran , " tambahnya.


Pencemaran air danau di India.
Akan begitu pulakah nanti Danau Maninjau nantinya?

Polusi air adalah masalah serius di India belum kita berikan sangat kurang memperhatikan hal itu dan masih pencemaran air yang terjadi skala besar. Polusi  air adalah kontaminasi badan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer dan air tanah). Pencemaran air terjadi ketika zat-zat polusi secara langsung atau tidak langsung dibuang ke badan air tanpa perawatan (treatment plan) yang memadai untuk menghilangkan senyawa berbahaya.

Polusi air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup di badan air. Dalam hampir semua kasus efek merusak tidak hanya untuk spesies individu dan masyarakat sekitarnya, tetapi juga untuk lingkungan alam biologis alami.

Diperkirakan 580 orang di India mati akibat terkena penyakit yang disebabkan pencemaran air setiap hari. Pencemaran air merupakan masalah lingkungan utama di India. Sumber terbesar dari pencemaran air di India adalah akibat pembuangan limbah yang tidak diproses lebih dahulu. Sumber-sumber lain dari pencemaran termasuk limpasan pestisida dan pupuk buatan serta zat kimia lainnya untuk pertanian dan industri skala kecil tidak diatur. Kebanyakan sungai, danau dan air permukaan di India tercemar.

Sebuah studi 2007 menemukan bahwa pembuangan limbah yang tidak diobati (diproses lebih dulu - waste water treatment) adalah penyebab paling penting untuk pencemaran air permukaan dan air tanah di India.

Kalau persoalan Danau Maninjau tidak ditangani seserius mungkin dan terpadu, maka lama kelamaan akan menunggu seperti di India itu pulakah Danau Maninjau? Saksikan tayangan videonya berikut dibawah ini. □ AFM.  


Lihat videonya: https://youtu.be/vT_XNCXLaAQ dan video yang lainnya: https://youtu.be/IG3thzNUIdY



Dalam bahasa Inggris

Pollution of Maninjau Lake Should Be Handled Seriously

Head of Indonesian Institute of Science (LIPI), Iskandar Zulkarnain requests that pollution of Maninjau Lake in West Sumatra should be handled seriously, because plankton has breed excessively which causes death of fish.

If it is not seriously handled, then aquatic biota cannot live in such volcanic lake, and the water cannot be used by local community for daily needs.

He delivered it in inauguration of status change from LIPI’s Field Research Station of Maninjau Lake becomes Technical Implementation Unit of Sanitation Technology Transfer of Lake in Bayur Tanjung Raya District, on Thursday.

He deplores the condition of lake which is polluted by waste of fish feed, so Maninjau Lake is included in one of 15 lakes prioritized concern on its handling in Indonesia.

The Government along with community should take action by reducing number of floating net cages, throwing disused floating net cages, and taking leftover fish seed out of lakebed.

“This should be done to safe the lake from pollution, so can be used by the next generation in the future,” he said.

“The status change is done based on some indicators like wealth of Maninjau Lake which in line with environmental pollution, tourism aspect, agriculture and fishery.

To support the research, his team will add eight personnel of LIPI to work in the Technical Implementation Unit.

“I hope for the government and community to help each other in performing the task later,” he said.

LIPI’s Field Research Station of Maninjau Lake has conducted research for 13 years, since its establishment in 2003.

In research, the most serious problem found is the excessive growth of plankton and affects the death of fish.

“This is due to unbalance condition between the nature and economic aspect of community who work as floating net cage fish farmer, so the lake and surrounding environment get polluted," he added. [AntaraSumbar]

Sumber:

http://www.antarasumbar.com/en/news/13094/lipi-pollution-of-maninjau-lake-should-be-handled-seriously.html□□□

Blog Archive