Oleh
A.Faisal Marzuki
- Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shaleh (beriman dan beribadah, berpengetahuan, dan bekerja dengan baik). [QS Al-Anbiyā’ 21:105]
M
|
uslim
jangan ragu dan bimbang dalam menghadapi gelombang dan arus dahsyat informasi dari berbagai macam media informasi
dan dari berbagai sumber. Apakah itu dalam bentuk berita yang kelihatannya ilmiah
atau penuh sentimen negatif. Apakah itu datang dari kalangan sendiri maupun
luar. Baik dalam bentuk karikatur maupun video dan filem-filem yang melecehkan
(ajaran) Islam terselip disana secara halus maupun kasar. Yang jelas pesan
mereka yang tidak mengenal bagaimana (ajaran) Islam yang sesungguhnyalah merasa yang
benar dan selain darinya salah, ‘evil’, alias tidak pantas hidup di zaman abad
moderen atau post modern ini.
Islam adalah ajaran yang datang dari Maha Pencipta
sekalian alam dan manusia. Secara ‘garis-garis besar’ yang esensialnya telah diuraikan sebelumnya dalam 6 serial penulisan
Kedudukan di Bumi. Dan yang ke-7 ini sebagai penutup uraian dari tema ‘Kedudukan Manusia di Bumi’ ini.
●●●
Sebagai
methapornya (ajaran) Islam yang mesti dilakukan muslim adalah seperti kucing itulah.
Ia telah mantap memilih jalan hidupnya. Apa yang seharusnya diperbuat. Tanpa rasa
cemas sedikitpun. Terlihat dari wajah yang ‘pd’ (lihat poster). Ia yakin dan
mantap mengayunkan langkah kaki kehidupannya kedepan. Karena jalan waktu adalah
kedepan.
Ia tanpa
ragu sedikitpun. Walaupun harus menempuh jalan yang ada dan banyak hambatan
yang diperlihatkan oleh bebatuan yang malang melintang berjejeran. Sekalipun
ada penghalang seperti itu ia buktikan dapat menghadapinya. Dengan cara jurang-jurang
penghalang dilangkahinya dan diterjalnya. Karena ia yakin dan penuh percaya
diri dalam menatap kemuka masa depannya yang cemerlang itu. Baik bagi dirinya, dan
juga baik bagi yang lain, serta lingkungan hidup alam sekitarnya tetap lestari. Jalan
terus, pantarei seperti air yang terus mengalir tanpa henti.
Kata
orang bijak ‘No Pain, No Gain’. Sejarah telah mencatat bahwa kesudahannya
diperoleh juga yang baik itu. Karena membawa misi dan visi untuk hidup aman, selamat dan
sejahtera. Perolehan mana didasari dengan cara-cara yang fair, adil dan
beradab. Tujuannya mulia, yaitu membangun kemakmurkan di bumi bagi setiap
manusia dalam lingkungan hidupnya. Itu didapat dalam saling menghormati (artinya dalam suasana tidak bermusuhan), dan malah berlomba-lomba dalam membuat kebajikan walaupun berlainan keyakinan.
Dalam
catatan sejarah telah dicontohkan oleh Muhammad Rasul Allah Shalallahu ‘Alayhi Wasalam.
Ini telah diakui kebenarannya oleh Michael H. Hart dalam bukunya “100 Tokoh yang
mempengaruhi dunia. Dimana Muhammad SAW adalah peringkat pertama dari 99 tokoh
lainnya. Dia berkata: "Pilihan saya Muhammad memimpin
daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan pembaca (di dunia Barat) dan
dapat dipertanyakan oleh orang lain, tapi dialah satu-satunya manusia dalam
sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat ‘religious’ (agama) maupun ‘seculer’
(dunia)."
Dalam
ajaran Islam tidak ada pemisahan apa yang disebutkan oleh dunia Barat seperti
yang telah diuraikan diatas bahwa Rasul Allah Muhammad Shalallahu
‘Alayhi Wasalam satu-satunya manusia dalam sejarah yang
sangat berhasil baik dalam tingkat ‘religious’
(agama, dalam ajaran Islam disebut ‘habblum minalLah’) maupun ‘seculer’ (dunia, dalam ajaran Islam
disebut ‘habblum minannas’)." Itulah misi Rasul Allah. ‘Kaffah’ dalam mengajarkan hidup manusia yaitu baik hidup di Dunia dan baik hidup di
Akhirat. Itulah sebenarnya misi hidup manusia di Bumi yang dijalani oleh Muslim
yang mengerti bahwa (ajaran) Islam mengajarkan kehidupan 'Kaffah' 1 kepada manusia. Dalam hal ini, mesti dijalankan oleh Muslim
yang Kaffah.
●●●
Adapun
kenapa dalam dunia Barat terjadi pemisahan antara ‘agama’ dan ‘dunia’ insya
Allah akan dibahas tersendiri. Walaupun begitu sedikit saja disinggung disini bahwa sejarah perkembangan ‘keagamaan’
di dunia Barat yang Kristiani yang banyak cabang-cabang alirannya itu dengan
sejarah perkembangan Islam sangat beda. Karena isi ajaran Islam pekat
membicarakan hal tentang cara-cara hidup di ‘dunia’ (terminology Barat menyebut
‘seculer’), dan juga pekat membicarakan cara-cara bagaimana untuk mencapai ‘akhirat’
(terminology Barat menyebut ‘religious’).
Nah
kalau kehidupan kaffah dalam ajaran Islam dijalankan maka akan diperoleh
kebahagian hidup di Dunia yang bukan saja untuk Muslim tapi umat manusia
lainnya juga. Begitu pula apa yang diperbuatnya Muslim di Dunia dengan baik akan
berakibat langsung mendapatkan Akhirat, yaitu di Surga Adnan. Itu jaminan Allah
Maha Pencipta. Hal ini dapat didengar firman Allah bagaimana cara-cara
mencapainya sebagai berikut:
Diperintahkan berorganisasi dan menjalankannya
dengan manajemen yang baik:
- Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (bakat, keahlian) masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya [QS Al-Isrā’ 17:84]
- Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [QS Al-Mā’idah 5:2]
- Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (bekerja mencapai tujuannya) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (dalam management dan organisasi yang tertata dengan rapih dan solid dalam mencapai tujuannya). [QS Ash-Shaff 61:4]
- Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. [QS Al-Anbiyā’ 21:105]
Dan mohon dibimbing-Nya dalam melaksanakannya:
- Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (menyia-nyiakan, tidak dipelajari, tidak diolah, tidak dimanfaatkan, tidak ada “added value”-nya). [QS Al-Baqarah 2:152]
- Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (tangguh, berteguh hati). [QS Al-Baqarah 2:153]
Kalau dilaksanakan seperti itu maka Allah berjanji
akan meneguhkannya kehidupannya di Bumi sebagai ‘leading participation’ dengan umat manusia yang lain dalam
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di Bumi:
- Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. [QS Fāthir 35:39]
- Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shaleh (beriman dan beribadah, berpengetahuan, dan bekerja dengan baik). [QS Al-Anbiyā’ 21:105]
- Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanah Allah) dengan terang."
- Dan Allah telah berjanji 2 kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS An-Nūr 24:54-55]
Demikianlah
“Kedudukan Manusia di Bumi” yang mulia ini diterangkan sejelas-jelasnya untuk
apa, dan bagaimana seharusnya peran manusia dalam mengelola kehidupannya di
Bumi Allah yang indah permai ini. □AFM
Kembali ke: Kedudukan Manusia di Bumi 1
Kembali ke: Kedudukan Manusia di Bumi 1
Catatan Kaki:
1“Wahai orang-orang yang beriman,
masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian
mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar
bagi kalian.” [QS Al-Baqarah 2:208]
2Sifat
Allah adalah “Lā yukhliful mī ‘ād”, artinya Allah tidak pernah mengingkari
janji-Nya. 3 Allah sungguh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kalian dan beramal shalih, yaitu:
● Dia (Allah) pasti akan memberikan kepada
orang-orang beriman dan beramal shalih kekuasaan di muka bumi, yakni
Kekhilafahan di muka bumi.
● Dan Aku akan kokohkan posisi dan kedudukan
agama mereka, yakni Islam ini, yang telah Aku ridhai untuk mereka sebagai
agama. Sebagaimana firman-Nya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian
agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku
ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian ” [QS Al-Ma'idah 5:3]
● Dan pasti Aku akan menggantikan perasaan
takut, yakni kecemasan, ketidak tentraman yang menimpa mereka, dengan kondisi
yang aman, tentram, tidak saling mencurigai hidup dengan penuh keharmonisan.
3●Dengan
pertolongan Allah. Ditolong-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. (Karena) Dia Maha
Kuasa lagi Maha Mengayomi. ●(Itulah) janji Allah! Tidak pernah Allah mengingkari janji-Nya.
Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. ●Mereka
mengetahui yang lahir (saja) dalam kehidupan dunia. (Namun) terhadap akibat
kemudiannya tidak diperhatikan (dunia tidak dimengerti untuk apa, akhiratnya
lalai). [QS ar-Rum 30:5.6.7]
Perhatikan ayat ini dengan baik-baik.
Janji
yang akan Allah berikan adalah kekuasaan di muka bumi ini untuk kaum mu’minin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat ke-7 Al-A’raf ayat ke-96 “Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri
tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka pasti Kami (Allah) akan
bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi”. □