Sunday, May 17, 2015

Kedudukan Manusia di Bumi 7


Oleh A.Faisal Marzuki




  • Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shaleh (beriman dan beribadah, berpengetahuan, dan bekerja dengan baik). [QS Al-Anbiyā’ 21:105]


 
M
uslim jangan ragu dan bimbang dalam menghadapi gelombang dan arus dahsyat  informasi dari berbagai macam media informasi dan dari berbagai sumber. Apakah itu dalam bentuk berita yang kelihatannya ilmiah atau penuh sentimen negatif. Apakah itu datang dari kalangan sendiri maupun luar. Baik dalam bentuk karikatur maupun video dan filem-filem yang melecehkan (ajaran) Islam terselip disana secara halus maupun kasar. Yang jelas pesan mereka yang tidak mengenal bagaimana (ajaran) Islam yang sesungguhnyalah merasa yang benar dan selain darinya salah, ‘evil’, alias tidak pantas hidup di zaman abad moderen atau post modern ini.

    Islam adalah ajaran yang datang dari Maha Pencipta sekalian alam dan manusia. Secara ‘garis-garis besar’  yang esensialnya telah  diuraikan sebelumnya dalam 6 serial penulisan Kedudukan di Bumi. Dan yang ke-7 ini sebagai penutup uraian dari tema  ‘Kedudukan Manusia di Bumi’ ini.

●●●

   Sebagai methapornya (ajaran) Islam yang mesti dilakukan muslim adalah seperti kucing itulah. Ia telah mantap memilih jalan hidupnya. Apa yang seharusnya diperbuat. Tanpa rasa cemas sedikitpun. Terlihat dari wajah yang ‘pd’ (lihat poster). Ia yakin dan mantap mengayunkan langkah kaki kehidupannya kedepan. Karena jalan waktu adalah kedepan.

Ia tanpa ragu sedikitpun. Walaupun harus menempuh jalan yang ada dan banyak hambatan yang diperlihatkan oleh bebatuan yang malang melintang berjejeran. Sekalipun ada penghalang seperti itu ia buktikan dapat menghadapinya. Dengan cara jurang-jurang penghalang dilangkahinya dan diterjalnya. Karena ia yakin dan penuh percaya diri dalam menatap kemuka masa depannya yang cemerlang itu. Baik bagi dirinya, dan juga baik bagi yang lain, serta lingkungan hidup alam sekitarnya tetap lestari. Jalan terus, pantarei seperti air yang terus mengalir tanpa henti.

   Kata orang bijak ‘No Pain, No Gain’. Sejarah telah mencatat bahwa kesudahannya diperoleh juga yang baik itu. Karena membawa misi dan visi untuk hidup aman, selamat dan sejahtera. Perolehan mana didasari dengan cara-cara yang fair, adil dan beradab. Tujuannya mulia, yaitu membangun kemakmurkan di bumi bagi setiap manusia dalam lingkungan hidupnya. Itu didapat dalam saling menghormati (artinya dalam suasana tidak bermusuhan), dan malah berlomba-lomba dalam membuat kebajikan walaupun berlainan keyakinan.

   Dalam catatan sejarah telah dicontohkan oleh Muhammad Rasul Allah Shalallahu ‘Alayhi Wasalam. Ini telah diakui kebenarannya oleh Michael H. Hart dalam bukunya “100 Tokoh yang mempengaruhi dunia. Dimana Muhammad SAW adalah peringkat pertama dari 99 tokoh lainnya. Dia berkata: "Pilihan saya Muhammad memimpin daftar orang-orang paling berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan pembaca (di dunia Barat) dan dapat dipertanyakan oleh orang lain, tapi dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat ‘religious’ (agama) maupun ‘seculer’ (dunia)."

  Dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan apa yang disebutkan oleh dunia Barat seperti yang telah diuraikan diatas bahwa Rasul Allah Muhammad Shalallahu ‘Alayhi Wasalam satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil baik dalam tingkat ‘religious’ (agama, dalam ajaran Islam disebut ‘habblum minalLah’) maupun ‘seculer’ (dunia, dalam ajaran Islam disebut ‘habblum minannas’)." Itulah misi Rasul Allah. ‘Kaffah’ dalam mengajarkan hidup manusia yaitu baik hidup di Dunia dan baik hidup di Akhirat. Itulah sebenarnya misi hidup manusia di Bumi yang dijalani oleh Muslim yang mengerti bahwa (ajaran) Islam mengajarkan kehidupan 'Kaffah' 1 kepada manusia. Dalam hal ini, mesti dijalankan oleh Muslim yang Kaffah.

●●●

   Adapun kenapa dalam dunia Barat terjadi pemisahan antara ‘agama’ dan ‘dunia’ insya Allah akan dibahas tersendiri. Walaupun begitu sedikit saja disinggung disini bahwa sejarah perkembangan ‘keagamaan’ di dunia Barat yang Kristiani yang banyak cabang-cabang alirannya itu dengan sejarah perkembangan Islam sangat beda. Karena isi ajaran Islam pekat membicarakan hal tentang cara-cara hidup di ‘dunia’ (terminology Barat menyebut ‘seculer’), dan juga pekat membicarakan cara-cara bagaimana untuk mencapai ‘akhirat’ (terminology Barat menyebut ‘religious’).

 Nah kalau kehidupan kaffah dalam ajaran Islam dijalankan maka akan diperoleh kebahagian hidup di Dunia yang bukan saja untuk Muslim tapi umat manusia lainnya juga. Begitu pula apa yang diperbuatnya Muslim di Dunia dengan baik akan berakibat langsung mendapatkan Akhirat, yaitu di Surga Adnan. Itu jaminan Allah Maha Pencipta. Hal ini dapat didengar firman Allah bagaimana cara-cara mencapainya sebagai berikut:


Diperintahkan berorganisasi dan menjalankannya dengan manajemen yang baik:

  • Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (bakat, keahlian) masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya [QS  Al-Isrā’ 17:84]
  • Dan tolong-menolonglah  kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong  dalam  berbuat dosa dan pelanggaran. Dan  bertakwalah kamu  kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [QS Al-Mā’idah 5:2]
  •  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang (bekerja mencapai tujuannya) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (dalam management dan organisasi yang tertata dengan rapih dan solid dalam mencapai tujuannya). [QS Ash-Shaff 61:4]
  • Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. [QS Al-Anbiyā’ 21:105]


 Dan mohon dibimbing-Nya dalam melaksanakannya:

  • Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (menyia-nyiakan, tidak dipelajari, tidak diolah, tidak dimanfaatkan, tidak ada “added value”-nya). [QS Al-Baqarah 2:152]
  •  Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (tangguh, berteguh hati). [QS Al-Baqarah 2:153]

Kalau dilaksanakan seperti itu maka Allah berjanji akan meneguhkannya kehidupannya di Bumi sebagai ‘leading participation’ dengan umat manusia yang lain dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di Bumi:

  •  Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. [QS Fāthir 35:39]
  •  Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shaleh (beriman dan beribadah, berpengetahuan, dan bekerja dengan baik). [QS Al-Anbiyā’ 21:105]
  • Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanah Allah) dengan terang."
  •  Dan Allah telah berjanji 2 kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS An-Nūr 24:54-55]

   Demikianlah “Kedudukan Manusia di Bumi” yang mulia ini diterangkan sejelas-jelasnya untuk apa, dan bagaimana seharusnya peran manusia dalam mengelola kehidupannya di Bumi Allah yang indah permai ini. □AFM

Kembali ke: Kedudukan Manusia di Bumi 1


Catatan Kaki:

1“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [QS Al-Baqarah 2:208]

2Sifat Allah adalah “Lā yukhliful mī ‘ād”, artinya Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. 3 Allah sungguh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih, yaitu:

  Dia (Allah) pasti akan memberikan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih kekuasaan di muka bumi, yakni Kekhilafahan di muka bumi.

  Dan Aku akan kokohkan posisi dan kedudukan agama mereka, yakni Islam ini, yang telah Aku ridhai untuk mereka sebagai agama. Sebagaimana firman-Nya: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian ” [QS Al-Ma'idah 5:3]

  Dan pasti Aku akan menggantikan perasaan takut, yakni kecemasan, ketidak tentraman yang menimpa mereka, dengan kondisi yang aman, tentram, tidak saling mencurigai hidup dengan penuh keharmonisan.

3Dengan pertolongan Allah. Ditolong-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. (Karena) Dia Maha Kuasa lagi Maha Mengayomi. (Itulah) janji Allah! Tidak pernah Allah mengingkari janji-Nya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Mereka mengetahui yang lahir (saja) dalam kehidupan dunia. (Namun) terhadap akibat kemudiannya tidak diperhatikan (dunia tidak dimengerti untuk apa, akhiratnya lalai). [QS ar-Rum 30:5.6.7]


Perhatikan ayat ini dengan baik-baik.
Janji yang akan Allah berikan adalah kekuasaan di muka bumi ini untuk kaum mu’minin. Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat ke-7 Al-A’raf ayat ke-96 “Kalau seandainya penduduk-penduduk negeri tersebut mau beriman dan bertaqwa kepada Allah maka pasti Kami (Allah) akan bukakan untuk mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi”. □

Blog Archive