KATA PENGANTAR
“lahā mā kasabat wa 'alaihā
maktasabat.” Artinya: Dia (manusia) mandapat
(pahala, kebahagian hidup) dari kebajikan yang dikerjakan - sebagai agent of development, dan sebagai agent of change, dan dia (manusia) mendapat (dosa, kesengsaraan hidup) dari
(kejahatan, kerusakan) yang diperbuatnya. [QS al-Baqarah 2:286]
ubhanallah! Inilah Perjalanan Kehidupan Manusia sejak
dari Alam Ruh; Alam Kandungan; Lahir, artinya Hidup di Dunia. Untuk mengikuti bahasan
Penciptaan Manusia dari Ruh, Alam Kandungan, kemudian Lahir dapat diikuti (klik
-->) Penciptaan Manusia. Setelah itu meninggal dunia, kemudian di kubur.
Demikianlah kehidupan manusia dari tiada
kepada atau menjadi ada. Setelah itu jasadnya mati. Jasad dari tanah
kembali ke tanah. Ruh tetap hidup dari langit kembali ke langit. Baru disadari
bahwa ternyata kita baru menempuh tahapan kehidupan di Dunia yang berlanjut ke
dunia lain, Dunia Akhirat.
“…wabil
ākhiroti hum yūqinūn. Artinya: … dan mereka (umat Islam - khususnya mu’minin) yakin akan adanya hari
akhirat. [QS al-Baqarah 2:4]
Semoga kehidupan ‘Dunia Akhirat’ yang akan
digambarkan dan dijelaskan di bawah ini. Dengan itu kita bisa merenungi kembali
tentang tujuan dan kiprah kita hidup di dunia ini (sebelum meninggalkan
kehidupan di Dunia ini) sebelum terlanjur salah kaprah. Atau tidak tahu jalan
yang benar atau sesat, yang kemudiannya kelak 'menyesal' yang tidak berguna lagi (telat). Untuk itu mohonkanlah dengan berdo'a: "Ya Allah! Pimpinanlah kami
selalu kejalan yang Engkau Ridhoi - Jalan Shirotol Mustaqim, āmīn."
Tahap-tahap kehidupan setelah meninggal dunia
(mati jasad) itu adalah sebagai berikut: 1. Alam Kubur; 2. Peniupan Sangkakala;
3. Hari Kebangkitan; 4. Padang Mahsyar; 5. Syafa’at; 6. Hisab; 7. Pembagian
Catatan Amal; 8. Mizan; 9. Telaga; 10. Ujian Keimanan Seseorang; 11. Shirot; 12. Jembatan. Berikut ini adalah
uraian detail dari tahah-tahap tersebut.
PERJALANAN KEHIDUPAN MANUSIA
SETELAH MENINGGAL DUNIA
1. ALAM KUBUR
ara ulama salaf bersepakat tentang kebenaran
adzab dan nikmat yang ada di Alam Kubur, disebut juga Alam Barzakh. Di dalam alam kubur ini, kalau mendapatkan ‘nikmat’ merupakan
nikmat yang hakiki, begitu pula kalau mendapat adzabnya. Jadi bukan sekedar
bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah.
Pertanyaan bahwa (fitnah) kubur itu berlaku terhadap ruh dan jasad manusia baik
orang mu’min maupun kafir, tergantung amalnya selagi sebelum meninggal dunia.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah
Shallallāhu ‘Alaihi Wasallām selalu
berlindung kepada Allah Subhāna Wa
Ta’ala dari siksa kubur.
Dari Al-Barrak bin Azib Radhiyallāhu ‘anhu, beliau menceritakan, kami pernah mengiringi
jenazah orang Anshar bersama Rasulullah Shallallāhu
‘Alaihi Wasallām. Sesampainya di kuburan, dan menunggu liang lahatnya
dibenahi, Rasulullah duduk menghadap kiblat. Kamipun duduk di sekitar beliau
dengan khusyu’, seolah di kepala kami ada burung.
Di tangan Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wasallām ada ranting, beliau tusukkan ke tanah
kemudian beliau menengadah ke langit lalu beliau menunduk. Beliau ulang tiga
kali. Kemudian beliau bersabda yang artinya:
“Mintalah
perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau ulangi dua atau tiga kali.
Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.”
(do’anya tersebut diucapkan tiga kali).
Mayit Yang Beruntung
Kemudian beliau menceritakan proses perjalanan
ruh Mu’min dan kafir. Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya
putih, wajahnya seperti matahari. Mereka membawa kafan (pembungkus jasad yang
telah meninggal dunia) yang dibawanya dari surga beserta hanuth (minyak wangi). Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata
memandang. Kemudian datanglah ‘Malaikat Maut’ ‘Alaihis Salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan: “Wahai
jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridho-Nya.’ Keluarlah ruh
itu dari jasad, sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung
dipegang Malaikat Maut. Para Malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun
sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari Malaikat Maut.
Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau
parfum paling wangi yang pernah ada di Bumi. Para Malaikat inipun naik membawa
ruh itu. Setiap kali bertemu dengan Malaikat yang lain, mereka akan bertanya:
‘Ruh siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan” – dengan nama
terbaik yang pernah dia gunakan di Dunia, karena amalan baiknya. Hingga sampai
di langit Dunia. Mereka minta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan.
Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para Malaikat langit dunia.
Hingga sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah Subhāna Wa Ta’ala berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di
Illiyin.’
“Tahukah kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu)
kitab yang bertulis, disaksikan oleh para malaikat.” Setelah itu, “Kembalikan
hamba-Ku ke Bumi, karena dari Bumi Aku ciptakan mereka. Ke Bumi Aku kembalikan
mereka, dan dari Bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka
dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian Mayit mendengar suara sandal orang
yang mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.
Kemudian datanglah dua Malaikat yang keras gertakannya.
(dalam riwayat lain: warnanya hitam biru). Lalu mereka menggertaknya, dan
mendudukkan si Mayit.
Mereka bertanya: “Siapa Rabb-mu?” Si Mu’min
menjawab, “Rabb-ku Allah.” “Apa agamamu?” Tanya Malaikat. “Agamaku Islam” jawab
si Mu’min. “Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?” Si Mu’min menjawab, “Dia
Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi Wa Sallam.’
Sang Malaikat bertanya lagi: “Bagaimana amalmu?” Jawab Mu’min: “Saya membaca Kitab
Allah, saya mengimaninya dan membenarkannya.”
Pertanyaan Malaikat: ‘Siapa Rabb-mu? Apa
agamamu? Siapa Nabi-mu?’ Inilah ujian terakhir yang akan diterima seorang Mu’min.
Allah memberikan keteguhan bagi Mu’min untuk menjawabnya, seperti firman-Nya
yang artinya:
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat.” [QS Ibrāhīm 14:27]
Sehingga dia bisa menjawab: Rabb-ku Allah,
agamaku Islam, Nabi-ku Muhammad Shallallāhu
‘alaihi Wa Sallam.
Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar,
bentangkan untuknya Surga, beri Pakaian Surga, bukakan Pintu Surga untuknya.”
Diapun mendapatkan Angin Surga dan Wanginya Surga, dan kuburannya diluaskan
sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat
bagus, pakaiannya bagus, baunya wangi. Dia mengatakan: “Kabar gembira dengan
sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar gembira dengan ridho Allah dan Surga nan
penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan.” Si Mayit dengan
keheranan bertanya: “Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk Anda. Siapa Anda,
wajah Anda mendatangkan kebaikan?” Orang yang berwajah bagus ini menjawab: “Saya
amal sholehmu.” - Suhnahallāh, amal shaleh yang menemani kita di
kesepian, menemani kita di kuburan. Kemudian dibukakan untuknya Pintu Surga dan
Pintu Neraka. Ketika melihat ke Neraka, disampaikan kepadanya: “Itulah tempatmu
jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan kamu dengan tempat yang
itu.”
Kemudian si Mayit menoleh ke arah Surga. Melihat
janji Surga, si Mayit berdoa: “Wahai Rabb-ku, segerakanlah kiamat, agar aku
bisa berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.” Lalu disampaikan kepadanya: “Tenanglah.”
Mayit Yang Malang
Sementara hamba yang kafir, ketika hendak
meninggalkan Dunia dan menuju Akhirat, turunlah para Malaikat dari langit, yang
bengis dan keras, wajahnya hitam, mereka membawa masuh (kain yang tidak nyaman digunakan) dari Neraka. Mereka duduk
di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah Malaikat Maut, dan
duduk di samping kepalanya. Dia memanggil: “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah
menuju murka Allah.”
Ruhnya ketakutan, dan terpencar ke suluruh ujung
tubuhnya. Lalu Malaikat Maut menariknya, sebagaimana gancu bercabang banyak
ditarik dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang
tulang. Dan langsung dipegang Malaikat Maut. Para Malaikat yang lain tidak
meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari Malaikat Maut.
Kemudian diberi masuh yang mereka
bawa. Ruh ini keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau
bangkai yang pernah ada di muka Bumi. Merekapun naik membawa ruh ini. Setiap
kali mereka melewati Malaikat, Malaikat itupun bertanya, “Ruh siapah yang buruk
ini?” Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan.” – dengan nama yang paling buruk yang
pernah dia gunakan ketika di Dunia – hingga mereka sampai di Langit Dunia.
Kemudian mereka minta dibukakan, namun tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah Shallallāhu ‘Alaihi Wasallam membaca
firman Allah yang artinya:
(Orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk Surga,
hingga unta masuk ke lubang jarum. [QS Al-A’rāf 7:40]
Kemudian Allah Subhāna Wa Ta’ala berfirman: “Tulis catatan amal hamba-Ku di
Sijjin, di bumi yang paling dasar.” Kemudian dikatakan: “Kembalikan hamba-Ku ke
Bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari Bumi Aku ciptakan mereka, ke Bumi
Aku kembalikan mereka, dan dari Bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua
kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya. Kemudian
Rasulullah Shallallāhu ‘Alaihi Wasallam
membaca firman Allah yang artinya:
Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit
lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [QS Al-Hajj
22:31]
Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya,
sehingga dia mendengar suara sandal orang mengiringi jenazahnya ketika pulang
meninggalkan kuburan. Kemudian datanglah dua Malaikat, gertakannya keras.
Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabb-mu?’
Si Kafir menjawab: ‘Hah hah saya tak tahu.’ ‘Apa agamamu?’ Tanya malaikat: ‘Hah
hah saya tak tahu,’ jawab si Kafir. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah
kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya. Lalu dia digertak: “Namanya
Muhammad!” Si Kafir hanya bisa mengatakan: ‘Hah hah saya tak tahu’. Saya cuma
mendengar orang-orang bilang seperti itu. Diapun digertak lagi: “Kamu tidak
tahu dan tidak mau tahu.” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta,
bentangkan untuknya Neraka, bukakan Pintu Neraka untuknya.”
Diapun mendapatkan Panasnya Neraka dan Racun Neraka.
Kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan. Lalu datanglah orang
yang wajahnya sangat buruk, berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia
mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu kau dijanjikan.’ Si
mayit Kafirpun menjawab: ‘Kabar buruk juga untukmu, siapa kamu? ‘Wajahmu
mendatangkan keburukan.’ Orang ini menjawab: ‘Saya amalmu yang buruk.’ – Allāhul
musta’an, amal buruk itu semakin menyesakkan pelakunya di lahatnya – kemudian
dia diserahkan kepada makhluk yang buta, tuli, dan bisu. Dia membawa pentungan!
Andaikan dipukulkan ke gunung, niscaya akan jadi debu. Kemudian benda itu
dipukulkan ke mayit kafir, dan dia menjadi debu. Lalu Allah kembalikan seperti
semula, dan diapun memukulnya lagi. Dia berteriak sangat keras, bisa didengar
oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan untuknya Neraka dan
disiapkan tempatnya di Neraka. Diapun memohon: “Yā Rabb, jangan Engkau tegakkan
kiamat.”
Hadits ini diriwayatkan Ahmad #18543, Abu Daud #4753,
Syuaib Al-Arnauth menyatakan, Sanadnya shahih.
2. PENIUPAN SANGKAKALA
angkakala adalah terompet yang ditiup oleh
malaikat Israfil yang menunggu kapan diperintahkan Allah Subhāna Wa Ta’ala. Tiupan yang pertama akan mengejutkan
manusia Dan membinasakan mereka dengan kehendak Allah Subhāna Wa Ta’ala, seperti dijelaskan pada Al-Qur’an yang
artinya:
“Dan
sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di Langit dan di Bumi,
kecuali mereka yang dikehendaki Allah.”
[QS Az-Zumar 39:68]
Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan
guncangan yang keras Dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang
sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan,
matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam
semesta. Setelah itu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.
Allah Subhāna
Wa Ta’ala menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana
firman-Nya yang artinya:
“Wahai
manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada Hari
(ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui
anaknya dari anak yang disusuinya Dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” [QS Al-Hajj 22:1-2]
Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua
adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia sebagaimana firman-Nya
menyebutkan yang artinya:
“Dan
tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari
kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. [QS Yā Sīn 36:51]
Rasulullah Shallallāhu
‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya:
“Kemudian
ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan
dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang,
lalu tumbuhlah jasad manusia.Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, Dan
manusia pun bermunculan (bangkit) Dan berdiri”. [HR Muslim].
3. HARI KEBANGKITAN
“Pada
Hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan
itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala
sesuatu”. [QS Al-Mujādilah 58:6]
ada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan
dibangkitkan dalam 3 kelompok, yaitu: 1. Kelompok yang berkendaraan; 2. Kelompok
yang berjalan kaki; 3. Kelompok yang berjalan dengan wajahnya.
Ada salah seorang sahabat yang menanyakan,
bagaimana bisa sekelompok tersebut berjalan dengan wajahnya, kemudian Muhammad SAW
menjawab “Allah yang menjadikan mereka berjalan dengan kaki, pasti mampu
membuat mereka berjalan dengan wajah.”
Bentuk Umat Manusia Di hari Kebangkitan
Nabi Muhammad bersabda yang artinya: “Wahai
Muadz, sesungguhnya engkau bertanyakan sesuatu yang sangat besar. Ada 12
kelompok umatku akan dihalau ke Padang Mahsyar. Mereka semuanya itu Allah Maha
Kuasa tukarkan, tidak seperti mereka hidup ketika di dunia.” Golongan itu
adalah seperti berikut:
Pertama: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan tanpa bertangan dan berkaki. Mereka adalah orang yang
ketika di dunia dulu suka mengganggu tetangganya.
Kedua: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan berupa babi hutan. Mereka adalah orang yang ketika
hidupnya, meringankan malas dan lalai dalam shalat.
Ketiga: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan mereka seperti keledai. Sedangkan perutnya membesar
seperti gunung dan di dalamnya penuh dengan ular dan kalajengking. Meraka ini
adalah orang yang enggan membayar zakat.
Keempat: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan darah memancar keluar dari mulut mereka. Mereka ini
adalah orang yang berdusta di dalam jual beli.
Kelima: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan berbau busuk lebih daripada bangkai. Mereka ini
adalah orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi kerana takut dilihat
orang, tetapi tidak takut kepada Allah.
Keenam: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan leher mereka terputus. Mereka adalah orang yang
menjadi saksi palsu.
Ketujuh: Dibangkitkan
dari kubur tanpa mempunyai lidah. Dan dari mulut mereka mengalir keluar nanah
serta darah. Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas
kebenaran.
Kedelapan: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan terbalik yaitu kepala ke bawah dan kaki ke atas,
serta farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air. Meraka adalah
orang yang berbuat zina dan mati tanpa sempat bertaubat.
Kesembilan: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan wajah hitam gelap dan bermata biru serta perutnya
dipenuhi api. Mereka itu adalah orang yang memakan harta anak yatim dengan cara
zalim.
Kesepuluh: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. Mereka
adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya.
Kesebelas: Dibangkitkan
dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu
jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang
sampai ke perut. Perutnya pula menggelebeh hingga ke paha dan keluar beraneka
kotoran. Mereka adalah orang yang minum arak.
Keduabelas (Ini yang beruntung karena
amalannya): Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah yang bersinar-sinar
bercahaya laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirath (jembatan di Surga yang dibawahnya Neraka) seperti kilat
yang menyambar. Mereka adalah orang yang beramal sholeh dan banyak berbuat baik
(kepada sesama manusia), selalu menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat
lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat dan mendapat
ampunan, dan mendapat kasih sayang dan keridhoan Allah.
4. PADANG MAHSYAR
“(Yaitu)
pada Hari (ketika) ‘Bumi’ diganti dengan ‘Bumi Yang Lain’. Dan (demikian pula) Langit
Dan mereka semuanya di Padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang
Maha Esa lagi Maha Perkasa”. [QS Ibrāhim 14:48).
asr adalah
pengumpulan seluruh makhluk pada Hari Kiamat untuk dihisap (dihitung
amalan-amalannya) dan diambil keputusannya. Lamanya di Padang Mahsyar adalah
satu Hari yang berbanding 50.000 tahun di Dunia, Allah Subhāna Wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Malaikat-Malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000
tahun. [QS Al Ma’ārij 70:4]
Karena amat lamanya Hari itu, manusia merasa hidup mereka di Dunia ini hanya
seperti satu jam saja.
Dan
(ingatlah) akan Hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka
merasa di Hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali
hanya sesaat saja di siang Hari. [QS Yūnus 10:45]
“Dan
pada Hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa
mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja.” [QS Ar-Rūm 30:55]
Adapun orang yang beriman merasakan lama pada
Hari itu (di Padang Mahsyar sebentar saja) seperti waktu antara Dhuhur Dan Ashar
saja, Subhanallāh.
Keadaan
orang kafir saat itu sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Orang kafir ingin
seandainya ia dapat menebus dirinya dari adzab Hari itu dengan anak-anaknya,
dengan istri serta saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya ketika di
dunia, Dan orang-orang di atas Bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan
itu dapat menyelamatkannya”. [QS Al-Ma’ārij 70:11-14].
Di Padang Mashyar nanti bendera-bendera dipasang
oleh Pemimpin-Pemimpin Kebenaran dan di bawahnya terdapat barisan-barisan
pengikutnya. Bendera itu dipasang dan dikibarkan oleh:
Bendera Liwaus Shidqi (Kebenaran),
dikibarkan oleh Abu Bakar Al-Shiddiq bagi semua orang yang benar dan jujur akan
berada di bawah bendera tersebut. Bendera Fuqaha’,
untuk Mu’adz bin Jabal bagi semua orang yang alim fiqih akan berada dan
berbaris di bawah bendera panji-panji ini. Bendera
Zuhud, untuk Abu Dzar Al-Ghiffari bagi semua manusia yang menjiwai dan
membudi daya dengan zuhud akan berada di bawah bendera ini. Bendera Dermawan, untuk Utsman bin Affan bagi para
dermawan akan berada di bawahnya. Bendera Syuhada,
untuk Ali bin Abi Thalib bagi setiap orang yang mati syahid sama berbaris di
bawah bendera ini. Bendera Qurra’, untuk
Ubay bin Ka’ab bagi para qori’ sama berbaris di bawah bendera panji-panji ini. Bendera Mu’adzin, untuk Bilal bin Rabah bagi para
mu’adzin akan berada pada barisan di bawah bendera ini. Bendera orang-orang yang dibunuh dengan aniaya, untuk Husain
bin Ali bagi orang-orang yang dibunuh dengan aniaya akan berada di bawah
bendera ini.
5. SYAFA’AT
yafa’at ini khusus hanya untuk umat Muslim,
dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada kekafiran.
Adapun bagi orang musyrik, kafir Dan munafik, maka tidak Ada syafa’at bagi
mereka. Syafa’at ini diberikan Rasulullah Shallallāhu
‘Alaihi Wasallam kepada seluruh umat Islam (dengan izin dari Allah SWT).
Selain itu ada juga syafa’at yang diberikan
langsung oleh Allah, Ada 7 golongan manusia yang mendapatkan syafa’at khusus
dari Allah Subhāna Wa Ta’ala ini:
Penguasa atau pemimpin yang adil. Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan
beribadah kepada Allah. Seorang lelaki yang
hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid. Dua
orang yang saling cinta-mencintai karena Allah, yakni
yang keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah. Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan
lagi rupawan, lalu ia menjawab: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. Seorang yang mengeluarkan sedekah dan disembunyikan,
sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya
itu (artinya dia bersedekah dan tidak menceritakan sedekahnya itu kepada orang lain). Seorang
yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, sehingga kedua matanya
mencucurkan air mata.”
6. HISAB
ada tahap (fase) ini, Allah Subhāna Wa Ta’ala menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat
dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan
dunia baik berupa keimanan, keistiqomahan atau kekafiran.
Setiap
manusia berlutut di atas lutut mereka. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil
untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan
terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS Al-Jātsiah 45:28].
Umat yang pertama kali dihisab adalah umat
Muhammad Shallallāhu ‘Alaihi Wasallam,
kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang pertama kali dihisab
dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya, sedang yang pertama
kali diadili diantara manusia adalah urusan darah.
Allah
SWT mengatakan kepada orang kafir: “Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan
melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”. [QS Yūnus 10:61).
Seluruh anggota badan juga akan menjadi saksi.
Allah
bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia: “Maka
demi Rabbmu, kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke
kerjakan dahulu”[QS Al-Hijr 15:92-93).
Seorang hamba akan ditanya tentang hal: umurnya,
masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat yang ia
nikmati.
7. PEMBAGIAN CATATAN AMAL
anusia akan menerima buku catatan amal yang
telah dilakukan ketika di dunia. Amal-amal tersebut kemudian ditimbang di atas
mizan atau neraca. Barang siapa yang berat amal kebaikannya akan dimasukkan ke Surga
dan yang ringan kebaikannya akan dimasukkan ke Neraka. Apabila buku (catatan)
itu berat amal kebaikkannya akan diterima tangan kanan, sebaliknya bila buku
itu berat amal kejahatannya akan diterima tangan kiri. Sesuai dengan Firman
Allah Subhāna Wa Ta’ala dalam
Surah Al-Isrā’ yang artinya:
“Ingatlah
suatu hari yang saat itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya, dan barang
siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan
membaca kitab itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.” [QS Al-Isrā’ 17:71]
Firman Allah Subhāna
Wa Ta’ala dalam Al-Insyiqōq yang artinya:
“Maka
adapun orang yang diberi kitabnya dari arah kanannya, akan diperhitungkan amal
perbuatannya dengan mudah, dan kembali kepada ahlinya riang gembira. Adapun
orang yang diberikan kitab amalannya dari arah kirinya dia akan mengalami
kesengsaraan, dan dimasukakan kedalam Neraka Sa’ir.” [QS Al-Insyiqōq 84:7-12)
Pada detik-detik terakhir hari perhitungan,
setiap hamba akan diberi kitab (amal) nya yang mencakup lembaran-lembaran yang
lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan di dunia.
Al-Kitab di sini merupakan lembaran-lembaran
yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah Subhāna Wa Ta’ala.
Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan
menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya
akan menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri, seperti pada firman
Allah yang artinya sebagai berikut ini:
“Adapun
orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang
sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
belakang, maka ia akan berteriak: “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam
api yang menyala-nyala (neraka)”, [QS Al-Insyiqōq 84:8-12)
Adapun
orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:
“Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku
tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang
menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah dia
lalu belenggulah tangannya ke lehernya”, kemudian masukkanlah dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala”. [QS Al-Hāqqah 69:25 31]
8. MIZAN
izan adalah apa yang Allah letakkan pada hari
kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah Subhāna Wa Ta’ala berfirman
yang artinya:
“Dan
kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang
dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun
pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan”. [QS Al Anbiyā’ 21:47]
Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang kafir, dan
mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka. Sedangkan umat muslim
lainnya, akan melalui tahap selanjutnya yaitu Telaga.
9. TELAGA
mat Muhammad Shallallāhu
‘Ālaihi Wasallam akan mendatangi air pada telaga tersebut. Barang
siapa minum dari telaga itu maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi
mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah Shallallāhu ‘Ālaihi Wasallam lebih besar, lebih agung dan
lebih luas dari yang lain, sebagaimana sabdanya yang artinya:
Sesungguhnya
setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan
lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad mengharapkan
agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak. [HR Al-Bukhari Muslim].
Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap
selanjutnya yaitu tahap Ujian Keimanan Seseorang. Perlu dicatat bahwa orang
kafir dan orang yang berbuat syirik sudah masuk neraka (setelah tahap Mizan,
seperti dijelaskan di atas).
10. UJIAN KEIMANAN SESEORANG
elama di dunia, orang munafik terlihat seperti
orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah
kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka redup. Mereka
tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mu’min. Saat digiring,
orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan
menuntun jalannya. Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk
kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka.
Allah Subhāna
Wa Ta’ala berfirman yang artinya:
Pada
hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada
orang-orang beriman: “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu’. (Kepada
mereka) dikatakan: “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya
(untukmu)”. Lalu diantara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di
sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya
ada azab (siksa). [QS Al-Hadīd 57:13]
Setelah ini umat muslim yang lolos sampai tahap
Ujian Keimanan Seseorang ini, akan melalui Shirat.
11. SHIROT
hiroth adalah
jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam, untuk diseberangi
orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga). Beberapa Hadits tentang Shiroth
Sesungguhnya
Rasulullah Shallallāhu ‘Ālaihi Wasallam pernah
ditanya tentang Shiroth, maka beliau
berkata: “Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan
tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang
ada di Najd yang disebut pohon Sud’an.” [HR Muslim]
“Telah
sampai kepadaku bahwasanya shiroth
itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. [HR Muslim]
“Ada
yang melewati shiroth ini laksana
kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angin, ada
yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai
kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang
ditenggelamkan di neraka jahannam”. [HR Al-Bukhari Muslim]
Yang paling pertama menyebarangi shiroth adalah Nabi Muhammad Shallallāhu ‘Ālaihi Wasallam dan
para pemimpin umat beliau. Beliau bersabda:
“Aku
dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shiroth dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali
Rasul dan Rasul berdo’a Yā Allah selamatkanlah, selamatkanlah. [HR Al-Bukhari]
Jembatan yang menghubungkan Mahsyar dengan
Surga, menurut keterangan sahabat Abu Said, “Jembatan ini lebih kecil dari
rambut dan lebih tajam dari pedang.”
Rasulullah Shallallāhu
‘Ālaihi Wasallam pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah
menciptakan Shiroth yang berada di
atas neraka, yaitu jembatan yang terletak di tengah-tengah neraka Jahannam yang
sangat licin dan dapat menggelincirkan. Jembatan ini mempunyai 7 gardu (pos),
yang setiap gardu jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun, seribu tahun
berupa tanjakan yang tinggi, seribu tahun berupa dataran, dan seribu tahun berupa
lereng yang curam. Dia lebih kecil dan lembut dari pada rambut, lebih tajam
dari pada pedang, dan lebih gelap dibandingkan malam yang pekat. Setiap gardu
mempunyai 7 cabang, setiap cabang bentuknya bagai panah yang ujungnya tajam.
Duduklah setiap hamba di atas setiap gardu tersebut dan ditanyakan kepadanya
tentang perintah-perintah Allah.”
Manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya
di Shiroth adalah Muhammad Shallallāhu ‘Ālaihi Wasallam, dia akan
memimpin kumpulan-kumpulan umatnya. Kumpulannya terbagi menjadi 10 bagian,
yaitu:
Kumpulan Pertama, berhasil melintasi seperti
kilat yang memancar.
Kumpulan Kedua, melintasi seperti angin yang kencang.
Kumpulan Ketiga, melintasi seperti kuda yang baik.
Kumpulan Keempat, seperti burung yang pantas.
Kumpulan Kelima, berlari.
Kumpulan Keenam, berjalan.
Kumpulan Ketujuh, berdiri dan duduk karena
mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. Muhammad
berhenti di atas Shiroth. Setiap kali, Muhammad melihat seorang dari umatnya bergelayut
di atas Shiroth, kemudian ia akan
menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
Kumpulan Kedelapan, menarik muka-muka mereka
dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk,
mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad!” Muhammad kemudian berkata: “Tuhan!
Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka”!
Kumpulan Kesembilan dan Kesepuluh, tertinggal di atas Shirath, mereka tidak diizinkan untuk
menyeberang.
Dikatakan bahwa, di Pintu Surga, ada pokok yang
mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira hanya Allah saja yang
mengetahui. (perlu perhatian) anak anak yang mati belum baligh ada
sendiri tempatnya yaitu Al-A’rāf. Bagi umat
muslim yang berhasil melalui shiroth
tersebut, akan ke tahap selanjutnya Jembatan.
12. JEMBATAN
embatan disini, bukan shiroth yang letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini
dibentangkan setelah orang mu’min berhasil melewati shiroth yang berada di atas neraka jahannam.
Rasulullah Shallallāhu
‘Ālaihi Wasallam bersabda: “Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka,
lalu mereka diberhentikan di atas jembatan antara Jannah (surga) dan neraka,
mereka akan saling diqishash antara
satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia. Setelah mereka bersih dan
terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah.
Demi
Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal
tempat tinggalnya di Jannah daripada tempat tinggalnya di Dunia”. [HR Al-Bukhari]
Setelah melewati jembatan ini barulah orang mu’min
masuk Surga. Demikianlah Perjalanan Kehidupan Manusia Setelah Meninggal Dunia.
Ternyata Kita Baru (Sedang) Menempuh Tahapan Hidup di Dunia. Setelah
kematiannya (meninggal dunia) baru proses seperti yang dipaparkan itu akan di
alami.
PENUTUP
emikianlah paparan tajuk ini yang membuat
harap-harap cemas, takut-takut salah menempuh hidup yang disangka baik tapi, mungkin
tidak. Tulisan ini baik sebagai peringatan dan pelajaran bagi kita semua.
Dengan hal tersebut menjadi perhatian bagi kita untuk
memersiapkan sebaik-baiknya amalan baik yang diridhoi-Nya, sebagaimana
firman-Nya menyebutkan yang artinya:
Dan
berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai kerusakan. [QS Al-Qashash
28:77]
Dan meninggalkan segala amalan-amalan buruk, agar
jangan menjadi manusia yang merugi di kemudian hari, sebagaimana firman-Nya
menyebutkan dalam Surah Al-Baqarah:
“lahā mā kasabat wa 'alaihā
maktasabat.”
Artinya:
Dia (manusia) mandapat (pahala, kebahagian hidup) dari kebajikan
yang dikerjakan - sebagai agent of
development, dan sebagai agent of
change, dan dia (manusia) mendapat (dosa,
kesengsaraan hidup) dari (kejahatan, kerusakan) yang diperbuatnya. [QS
al-Baqarah 2:286]
Astaghfirullāhul
‘Ādzīm! Yā Allah! Jauhilah kami dari azhab Neraka. Semoga kita
semua selamat dunia akhirat, Āmīn
Allāhumma āmīn. Billāhit Taufiq
wal-Hidāyah. □ AFM
KEPUSTAKAAN:
1.
Hidup Sesudah Mati edisi terjemah oleh Syaikh Jasim Muhammad
2. Al-Yaum Al-Akhir, Juz I, II, III oleh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar
3. Syarah Lum’atul I’tiqad Al-Hadi Ila Sabilir Rasyad oleh Syaikh Utsaimin
4. Tahdzib Syarah Ath-Thahawiyah oleh Ibnu Abil Izz Al-Hanafi
5. Tadzkirah, Imam Qurthubi
6. At Takhwif Minan Nār oleh Ibnu rajab Al-Hambali
7. Hadiul Arwah Ila Biladil Afrah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
8. Nihayatul Bidayah wan Nihayah oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir
9. Ahwalun Nār oleh Muhammad Ali Al-Kulaib. □□
SUMBER:
KabarMakkah.Com
Faridan M. Dawam, Road to Jannah
https://peribadirasulullah.wordpress.com/2018/02/09/destinasi-pertama-alam-barzakh/
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-ilmu-pengetahuan-iii.html
Dan sumber lainnya. □□□