Memasuki
Kota Makkah
Kemudian, Nabi saw memasuki
kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah Azza wa
Jalla:
Innā fatahnā laka fatham mubinā
“Sungguh, Kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” [QS.
Al-Fath 48:1].
B
|
eliau mengumumkan kepada penduduk
Makkah, “Siapa yang masuk Masjid Al-Haram maka dia aman, siapa yang masuk rumah
Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka
dia aman.” Beliau terus berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau thawaf
dengan menunggang onta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk
menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah yang beliau lewati. Saat
itu, beliau membaca firman Allah:
Jā alhaqqu wazahaqal
bāthilu innal bāthila kāna zahūqā
“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sungguh yang
batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [QS Al-Isrā’ 17:81]
Jā alhaqqu wamā
yubdiul bāthilu wamā yu’īdu
“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak
(pula) akan mengulangi.” [QS Saba’ 34:49]
Kemudian, Nabi saw memasuki
Ka’bah. Beliau melihat ada gambar Ibrahim bersama Ismail yang sedang berbagi
anak panah ramalan.
Beliau bersabda: “Semoga Allah membinasakan
mereka. Demi Allah, sekali pun Ibrahim tidak pernah mengundi dengan anak panah
ini.”
Kemudian, beliau perintahkan untuk
menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka’bah. Kemudian, beliau shalat.
Seusai shalat beliau mengitari dinding bagian dalam Ka’bah dan bertakbir di
bagian pojok-pojok Ka’bah. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam Masjid
Al-Haram, menunggu keputusan Beliau saw.
Dengan memegangi pinggiran pintu
Ka’bah, beliau mengucapkan dzikir tahlil, takbir, tahmid dan bersabda:
Lā ilāha illallāhu wahdah
lā syarīkalah lahul mulku walahuhamdu wa huwa ‘alā kulli syay in qadīr
shadaqa wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzāba wahdah
“Wahai orang
Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan
pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”
Kemudian beliau
berkhutbah dengan mengutip ayat 13 dari surat Al-Hujurāt sebagai
berikut:
Yā
ayyunnāsu innā khalaqnākum mindzakariw waintsā waja’alnākum syu’ūbaw waqabāil lita’ārafū inna akramakum ‘indallāhi
atqākum innallāha ‘alīmun khabīr.
Artinya:
Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Mahamengetahui dan Mahateliti.
[QS al-Hujurāt 49:13]
“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan
aku lakukan terhadap kalian?” Merekapun menjawab, “Yang baik-baik,
sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.” Beliau bersabda,
“Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya:
‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha
penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!”
Pada hari kedua, Nabi saw berkhutbah
di hadapan manusia. Setelah membaca tahmid beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana.
Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi saw,
maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan Rasul-Nya saw dan
tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di
siang hari. Hari ini Keharaman (Kesucian) Makkah telah kembali sebagaimana
keharamannya (kesuciannya seperti) sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir
menyampaikan kepada yang tidak hadir (pesan Rasul saw ini).”
Nabi saw diizinkan
Allah untuk membebaskan dan berperang untuk mempertahankan diri di Makkah hanya
pada hari pembebasan kota Makkah dari sejak terbit matahari hingga Ashar,
sungguh perang kontak senjata masal tidak terjadi. Beliau tinggal di Makkah
selama sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak
berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan Ramadhan. Sejak saat
itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah
menuju Madinah.
Demikianlah kisah singkat kemenangan
yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah.
Suku-suku Arab berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah karunia besar yang
Allah berikan kepada kota Makkah dan penduduknya yang telah memeluk agama Islam
semuanya, baik laki-laki maupun perumpuan dari warga kota Makkah.
PENUTUP
Pada
proses pembebasan atau pembukaan kota Makkah untuk dikembalikan kepada
fungsinya semula yakni untuk tempat peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
bebas dari penyekutuan terhadap-Nya, yaitu Tauhid, untuk itu Nabi Muhammad saw melakukan suatu tindakan yang amat
bijak, yaitu memerintahkan kepada para shahabatnya untuk tidak merusak dan
mengotori kota Makkah dengan peperangan.
Kedatangan
pasukan Islam yang amat besar ini dipergunakan oleh Nabi saw sebagaimana yang disebut zaman kini strategi perang urat syaraf
dan hanya untuk memberi peringatan kepada orang-orang kafir Quraisy bahwa umat
Islam telah bangkit dan mereka akan menjadi masyarakat yang maju dan menghancurkan
tradisi jahiliyah mereka.
Sebelum
memasuki kota Mekkah, Nabi Muhammad saw
memerintahkan kepada para sahabat dan pasukannya untuk berkemah di diluar kota
Makkah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan dalam pembebasan
kota Makkah. Melihat kenyataan ini, paman Nabi yang bernama Abbas bin Abdul
Muthalib datang menemui Nabi saw dan
menyatakan keislamannya. Kemudian sesudah itu, Abu Sufyan juga datang menemui
Nabi saw dan menyatakan keislamannya
di hadapan Nabi Muhammad saw dan umat
Islam dari rombongan pembebas Makkah dari Madinah.
Setelah
Abu Sufyan menyatakan keislamannya, Nabi saw
memberikan kepercayaan kepada Abu Sufyan bin Harb (nama lengkapnya) untuk
menjadi perantara dengan masyarakat Quraisy lainnya, karena memang ia ditunjuk
sebagai wakil masyarakat Quraisy dalam persoalan keselamatan mereka dan kota Makkah
dari kemungkinan atau sangkaan terjadinya serangan yang akan mematikan
orang-orang Musyrik Makkah yang dilakukan umat Islam dari Madinah.
Dalam
hal ini, Nabi Muhammad saw memberikan
keamanan penuh kepada Abu Sufyan dan keluarganya dengan menyarankan bahwa siapa
yang masuk ke rumah Abu Sufyan akan selamat, orang yang masuk Masjid al-Haram
Makkah juga akan selamat, begitu juga mereka yang menutup pintu rumahnya
rapat-rapat akan selamat.
Sesampainya
di kota Makkah, Abu Sufyan menyampaikan pesan perdamaian kepada orang-orang
Quraisy dan langkah-langkah kebijaksaan Nabi saw yang dibawanya dari Nabi Muhammad saw dalam usaha pembebasan kota Makkah.
Oleh
karena kaum kafir Quraisy mengetahui bahwa Abu Sufyan telah masuk Islam,
akhirnya orang-orang Quraisy lainnya mengikuti jejak Abu Sufyan dan menyatakan
diri sebagai pengikut Nabi Muhammad saw
dan menjadi Muslim. Abu Sufyan kemudian menyampaikan pesan perdamaian yang
dibawanya dari Nabi saw dan
pasukannya ketika umat Islam memasuki kota Makkah.
Langkah
persiapan yang telah dilakukan Nabi saw
membuat Nabi saw dan pasukannya tiba
di Makkah tanpa perlawanan yang berarti. Nabi dan umat Islam masuk dengan
damai, tanpa menumpahkan darah yang berarti, tidak terjadi perang masal. Itu
adalah kemenangan besar umat Islam dalam sejarah.
Setelah
kota Makkah dibebaskan, Nabi saw
mengunjungi Ka’bah serta melakukan thawaf. Setelah itu, baru menghadapi
orang-orang yang telah berkumpul di dalam Masjid Al-Haram. Nabi memaafkan semua
kesalahan yang pernah mereka lakukan terhadap diri dan para sahabatnya.
Kemudian barulah Nabi Muhammad saw
menghancurkan berhala-berhala yang mengelilingi Ka’bah, tidak kurang 360
berhala dari yang terkecil hingga yang terbesar yang yang ada di dalam Ka’bah
maupun di luar dan sekitar Ka’bah.
Allah swt berfirman, “Dan katakanlah,
‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh yang batil itu
pasti lenyap,” [QS Al-Isrā’ 17:81]
Selesai
membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala pujaan kaum musyrikin Quraisy, Nabi Muhammad saw memerintahkan Bilal bin Rabbah untuk melakukan adzan di atas
Ka’bah. Kemudian umat Islam melakukan shalat berjamaah bersama Nabi saw.
Pada
hari itu tampaklah kemenangan umat Islam, karena sejak saat itu datang
berbondong-bondong penduduk Makkah, laki-laki, perempuan, tua, muda, semua
menyatakan keislamannya di hadapan Nabi saw.
Hal ini tertuang dalam Kitab Suci Al-Qur’an dalam surat An-Nashr ayat 1 sampai
dengan 3:
“Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama
Allah maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”
Di
antara pembesar Quraisy yang masuk Islam pada saat itu adalah Muawiyah bin Abi
Sufyan, Hindun binti Uthbah dan Muth’ib bin Abu Lahab, Ummu Haniy binti Abi
Thalib dan lain-lain.
Selama
penaklukan kota Makkah, Nabi Muhammad saw
tinggal selama 15 hari di kota Makkah ini. Dalam waktu yang sangat singkat itu,
beliau tidak saja mengatur dan menyiarkan ajaran Islam, juga memberi contoh kepada
kaum muslimīn dan muslimāt Makkah cara beribadah kepada Allah. Di samping juga
mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan.
Demikianlah
peristiwa-peristiwa penting dalam proses penaklukan kota Makkah. Langkah dan
kebijaksanaan Nabi saw dalam
pembebasan kota Mekkah patut menjadi contoh bagi manusia dan para pemimpin
dunia lainnya, bahwa penaklukan tidak harus dengan kekerasan dan peperangan,
tapi bisa juga dilakukan dengan cara damai. Ternyata cara-cara ini, hasilnya
cukup besar dengan banyaknya orang-orang Quraisy yang masuk Islam pada saat
itu. Allahu A’lam
Bish-Shawab. Wabillahi Taufiq
wal-Hidayah. □ AFM
Dapat
pula disaksikan dua video youtube Pembebasan Kota Makah dari tangan Kaum
Musyrikin Makah:
Kembali
ke: Pembebasan Kota Makkah 1
Bahan
Bacaan:
●Syaikh Shafiyyur Rahman
Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur.
●Sejarah
Kebudayaan Islam, Dr. H. Murodi, MA, Penerbit PT Karya Toha Putra, Semarang
●http://muslim.or.id/sejarah-islam/fathu-makkah-pelajaran-dari-penaklukan-kota-mekkah.html
●http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-kemanusiaan.html
●http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/09/makna-wukuf-arafah-ii.html
●https://www.islampos.com/dengan-cara-damai-itulah-langkah-politis-dan-strategis-yang-dilakukan-nabi-muhammad-saw-dalam-fathu-mekkah-129016/
●https://id.wikipedia.org/wiki/Pembebasan_Mekkah
●Terjemahan
dari bahasa Al-Qur’an ke bahasa Indonesia berpedoman kepada AlFatih – Al-Qur’an
Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka AlFatih. □□□