Tuesday, June 14, 2016

Pembebasan Kota Makkah 3





Memasuki Kota Makkah

Kemudian, Nabi saw memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah Azza wa Jalla:

Innā fatahnā laka fatham mubinā

“Sungguh, Kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. [QS. Al-Fath 48:1].


B
eliau mengumumkan kepada penduduk Makkah, “Siapa yang masuk Masjid Al-Haram maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.” Beliau terus berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau thawaf dengan menunggang onta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah yang beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah:

Jā alhaqqu wazahaqal bāthilu innal bāthila kāna zahūqā

“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sungguh yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [QS Al-Isrā’ 17:81]

 Jā alhaqqu wamā yubdiul bāthilu wamā yu’īdu

“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” [QS Saba’ 34:49]

Kemudian, Nabi saw memasuki Ka’bah. Beliau melihat ada gambar Ibrahim bersama Ismail yang sedang berbagi anak panah ramalan.

Beliau bersabda: “Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali pun Ibrahim tidak pernah mengundi dengan anak panah ini.”

Kemudian, beliau perintahkan untuk menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka’bah. Kemudian, beliau shalat. Seusai shalat beliau mengitari dinding bagian dalam Ka’bah dan bertakbir di bagian pojok-pojok Ka’bah. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam Masjid Al-Haram, menunggu keputusan Beliau saw.

Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau mengucapkan dzikir tahlil, takbir, tahmid dan bersabda:

Lā ilāha illallāhu wahdah lā syarīkalah lahul mulku walahuhamdu wa huwa ‘alā kulli syay in qadīr shadaqa wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzāba wahdah



“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”


Kemudian beliau berkhutbah dengan mengutip ayat 13 dari surat Al-Hujurāt sebagai berikut:

Yā ayyunnāsu innā khalaqnākum mindzakariw waintsā waja’alnākum syu’ūbaw  waqabāil lita’ārafū inna akramakum ‘indallāhi atqākum innallāha ‘alīmun khabīr.

Artinya:

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Mahamengetahui dan Mahateliti. [QS al-Hujurāt 49:13]

“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?” Merekapun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.” Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!”

Pada hari kedua, Nabi saw berkhutbah di hadapan manusia. Setelah membaca tahmid beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi saw, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan Rasul-Nya saw dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman (Kesucian) Makkah telah kembali sebagaimana keharamannya (kesuciannya seperti) sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir (pesan Rasul saw ini).”

Nabi saw diizinkan Allah untuk membebaskan dan berperang untuk mempertahankan diri di Makkah hanya pada hari pembebasan kota Makkah dari sejak terbit matahari hingga Ashar, sungguh perang kontak senjata masal tidak terjadi. Beliau tinggal di Makkah selama sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan Ramadhan. Sejak saat itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah menuju Madinah.

Demikianlah kisah singkat kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah. Suku-suku Arab berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah karunia besar yang Allah berikan kepada kota Makkah dan penduduknya yang telah memeluk agama Islam semuanya, baik laki-laki maupun perumpuan dari warga kota Makkah.


PENUTUP

Pada proses pembebasan atau pembukaan kota Makkah untuk dikembalikan kepada fungsinya semula yakni untuk tempat peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang bebas dari penyekutuan terhadap-Nya, yaitu Tauhid, untuk itu Nabi Muhammad saw melakukan suatu tindakan yang amat bijak, yaitu memerintahkan kepada para shahabatnya untuk tidak merusak dan mengotori kota Makkah dengan peperangan.

Kedatangan pasukan Islam yang amat besar ini dipergunakan oleh Nabi saw sebagaimana yang disebut zaman kini strategi perang urat syaraf dan hanya untuk memberi peringatan kepada orang-orang kafir Quraisy bahwa umat Islam telah bangkit dan mereka akan menjadi masyarakat yang maju dan menghancurkan tradisi jahiliyah mereka.

Sebelum memasuki kota Mekkah, Nabi Muhammad saw memerintahkan kepada para sahabat dan pasukannya untuk berkemah di diluar kota Makkah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan dalam pembebasan kota Makkah. Melihat kenyataan ini, paman Nabi yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib datang menemui Nabi saw dan menyatakan keislamannya. Kemudian sesudah itu, Abu Sufyan juga datang menemui Nabi saw dan menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad saw dan umat Islam dari rombongan pembebas Makkah dari Madinah.

Setelah Abu Sufyan menyatakan keislamannya, Nabi saw memberikan kepercayaan kepada Abu Sufyan bin Harb (nama lengkapnya) untuk menjadi perantara dengan masyarakat Quraisy lainnya, karena memang ia ditunjuk sebagai wakil masyarakat Quraisy dalam persoalan keselamatan mereka dan kota Makkah dari kemungkinan atau sangkaan terjadinya serangan yang akan mematikan orang-orang Musyrik Makkah yang dilakukan umat Islam dari Madinah.

Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw memberikan keamanan penuh kepada Abu Sufyan dan keluarganya dengan menyarankan bahwa siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan akan selamat, orang yang masuk Masjid al-Haram Makkah juga akan selamat, begitu juga mereka yang menutup pintu rumahnya rapat-rapat akan selamat.

Sesampainya di kota Makkah, Abu Sufyan menyampaikan pesan perdamaian kepada orang-orang Quraisy dan langkah-langkah kebijaksaan Nabi saw yang dibawanya dari Nabi Muhammad saw dalam usaha pembebasan kota Makkah.

Oleh karena kaum kafir Quraisy mengetahui bahwa Abu Sufyan telah masuk Islam, akhirnya orang-orang Quraisy lainnya mengikuti jejak Abu Sufyan dan menyatakan diri sebagai pengikut Nabi Muhammad saw dan menjadi Muslim. Abu Sufyan kemudian menyampaikan pesan perdamaian yang dibawanya dari Nabi saw dan pasukannya ketika umat Islam memasuki kota Makkah.

Langkah persiapan yang telah dilakukan Nabi saw membuat Nabi saw dan pasukannya tiba di Makkah tanpa perlawanan yang berarti. Nabi dan umat Islam masuk dengan damai, tanpa menumpahkan darah yang berarti, tidak terjadi perang masal. Itu adalah kemenangan besar umat Islam dalam sejarah.

Setelah kota Makkah dibebaskan, Nabi saw mengunjungi Ka’bah serta melakukan thawaf. Setelah itu, baru menghadapi orang-orang yang telah berkumpul di dalam Masjid Al-Haram. Nabi memaafkan semua kesalahan yang pernah mereka lakukan terhadap diri dan para sahabatnya. Kemudian barulah Nabi Muhammad saw menghancurkan berhala-berhala yang mengelilingi Ka’bah, tidak kurang 360 berhala dari yang terkecil hingga yang terbesar yang yang ada di dalam Ka’bah maupun di luar dan sekitar Ka’bah.

Allah swt berfirman, “Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh yang batil itu pasti lenyap,” [QS Al-Isrā’ 17:81]

Selesai membersihkan Ka’bah dari berhala-berhala pujaan kaum musyrikin  Quraisy, Nabi Muhammad saw memerintahkan Bilal bin Rabbah untuk melakukan adzan di atas Ka’bah. Kemudian umat Islam melakukan shalat berjamaah bersama Nabi saw.

Pada hari itu tampaklah kemenangan umat Islam, karena sejak saat itu datang berbondong-bondong penduduk Makkah, laki-laki, perempuan, tua, muda, semua menyatakan keislamannya di hadapan Nabi saw. Hal ini tertuang dalam Kitab Suci Al-Qur’an dalam surat An-Nashr ayat 1 sampai dengan 3:

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”

Di antara pembesar Quraisy yang masuk Islam pada saat itu adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, Hindun binti Uthbah dan Muth’ib bin Abu Lahab, Ummu Haniy binti Abi Thalib dan lain-lain.

Selama penaklukan kota Makkah, Nabi Muhammad saw tinggal selama 15 hari di kota Makkah ini. Dalam waktu yang sangat singkat itu, beliau tidak saja mengatur dan menyiarkan ajaran Islam, juga memberi contoh kepada kaum muslimīn dan muslimāt Makkah cara beribadah kepada Allah. Di samping juga mengatur urusan kenegaraan dan pemerintahan.

Demikianlah peristiwa-peristiwa penting dalam proses penaklukan kota Makkah. Langkah dan kebijaksanaan Nabi saw dalam pembebasan kota Mekkah patut menjadi contoh bagi manusia dan para pemimpin dunia lainnya, bahwa penaklukan tidak harus dengan kekerasan dan peperangan, tapi bisa juga dilakukan dengan cara damai. Ternyata cara-cara ini, hasilnya cukup besar dengan banyaknya orang-orang Quraisy yang masuk Islam pada saat itu.  Allahu A’lam Bish-Shawab. Wabillahi Taufiq wal-Hidayah. □ AFM


Dapat pula disaksikan dua video youtube Pembebasan Kota Makah dari tangan Kaum Musyrikin Makah:







Bahan Bacaan:

●Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur.
●Sejarah Kebudayaan Islam, Dr. H. Murodi, MA, Penerbit PT Karya Toha Putra,  Semarang
http://muslim.or.id/sejarah-islam/fathu-makkah-pelajaran-dari-penaklukan-kota-mekkah.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2014/05/islam-kemanusiaan.html
●http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/09/makna-wukuf-arafah-ii.html
●https://www.islampos.com/dengan-cara-damai-itulah-langkah-politis-dan-strategis-yang-dilakukan-nabi-muhammad-saw-dalam-fathu-mekkah-129016/
●https://id.wikipedia.org/wiki/Pembebasan_Mekkah
●Terjemahan dari bahasa Al-Qur’an ke bahasa Indonesia berpedoman kepada AlFatih – Al-Qur’an Tafsir Per Kata Di Sarikan Dari Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka AlFatih. □□□

Blog Archive